Share

Bab 23 Tekad Adam

Fanny membuka pintu kamarnya. Dia kemudian melangkah kembali ke arah Adam.

“Terima kasih, Pak Adam,” ucap Fanny kepadanya.

“Tetaplah di kamarmu sampai besok pagi! Aku akan menjemputmu, dengan memotong ongkos harianmu sata gajian nanti!” ucapnya sambil menunjuk ke arah kamar.

Fanny membisu, dia melihat raut wajah Adam yang sedang tidak main-main.

“Aku juga akan memotong ongkos taksi hari ini, masuklah!” ucap Adam sambil melengos.

Fanny meneguk salivanya dengan sangat kasar, diantara senyum dan juga bingung dia menatap punggung Adam yang kini semakin menjauh.

Rasa lega mulai menghampirinya, dia sungguh hanya ingin bekerja di Hussein Group tanpa tujuan lainnya. Dan kali ini Fanny berfikir jika Adam sudah mulai memahaminya. Semangat baru kembali menghampirinya.

Keesokan paginya, Fanny terbangun kesiangan.

“Apa? Bisa-bisanya aku kesiangan di awal pekan seperti ini?” ucap Fanny sambil bergegas mandi. Dia pun tak sarapan seperti biasanya.

Fanny sudah selesai dengan persiapannya, dia kemudia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status