“Kalian sudah siap?” ucap Adam saat dia baru saja melangkah masuk ke dalam ruangan kerjanya.Mata Fanny dan Jhon pun langsung mengarah kepada Adam. Mereka melihat raut wajah Adam yang sangat dingin. Sehingga keduanya tak berani lagi untuk membantah.“Kami siap,” ucap Fanny sambil membereskan berkas yang akan diperlukannya hari ini.“Kami datang” suara seseorang dari pintu kembali menarik perhatian.“Pak Ardian?” ucap Adam dengan kening mengerut.“Hallo, Pak Adam,” ucap Ardian sambil melenggang masuk.“Aku ingin kita menjadi lebih dekat, karena itu aku berinisiatif untuk menjemput kalian supaya kita bisa bersama-sama ke New Zetta,” ucap Ardian sambil mengedarkan pandangannya sekilas ke arah Fanny.Dada Adam langsung memanas, ingatannya terkait permintaan yang dikirimkan Ardian untuk mencari seseorang bernama Fanny Cesa membuatnya dilanda rasa tak nyaman. Meski demikian, Adam tak bisa menunjukkannya karena bagaimanapun kinerja ReSearchLy sangat rahasia dan bersifat intelijen sehingga d
Acara di New Zetta berlangsung dengan sangat lancar. Kedua belah pihak sangat antusias dengan keberhasilan New Zetta sebagai icon baru kota yang modern dan juga terintegrasi ini akan sukses.Pukul lima sore,kunjungan mereka dijadwalkan berakhir. Dan Adam pun segera mencari Fanny yangsedari tadi tidak pernah muncul di hadapannya.“Kau melihatTikus itu?” tanya Adam kepada Jhon yang baru saja merapikan barang-barangnya.“Tikus?Mungkinkah ada tikus berkeliaran di sore seperti ini?” ucap Jhon dengan rautwajah yang sangat bingung.Mendengar haltersebut, Adam pun mendaratkan bogemnya perlahan ke arah pundak kanan Jhon.“Kau ini sulitsekali diajak bicara!” ucap Adam sambil melengos pergi.Langkah lelakiitu menuju ke bagian kantor utama, Adam memperkirakan jika Fanny tengah bersamadengan Ardian. Namun saat melihat Fanny tidak ada di sana, kecemasan pun menghampirinya. Adam merasa bingung kemana harus mencari Fanny saat ini.“Bukankah Anda sudah mau pulang?” tanya Ardian dengan mata ya
“Itu lumpur setan! Jika kalian tetap membangunnya, maka semburannya tidak akan lagi tertahankan! Alam akan sangat murka dan keseimbangan akan musnah!” ucap seseorang dengan suara parau membuat Fanny sangat terkejut.“Siapa itu?” ucap Fanny dengan suara yang gemetaran sambil menoleh ke arah suara.Samar-samar terlihat sosok kakek tua tengah berdiri di sana dengan cangkul dan juga ubi jalar di tangannya.Fanny yang awalnya sangat terkejut pun akhirnya menghampiri si kakek sambil menyapanya dengan ramah.“Namaku Fanny, apakah Kakek tinggal di sekitar sini?” ucap Fanny kepada kakek tua itu.“Aneh sekali, kau sangat berbeda dengan wanita-wanita tadi yang bahkan tidak sudi sekedar melihatku,” ucap Kakek itu sambil mendaratkan tubuhnya di tanah yang sedikit lebih tinggi dan duduk di sana.Fanny kemudian mendekatinya dan ikut duduk di sengkedan tanah tersebut.“Mereka akan membangun istana di atas tanah dari neraka, jika mereka terus melakukannya, sudah dipastikan bukan hanya New Zetta dan ju
“Kau dimana?” tanya Adam melalui sambungan teleponnya kepada Jhon.“Aku di rumah dong, kan udah balik,” ucap Jhon.“Tikus itu ketemu?” tanya Adam.“Dia pulang bareng Pak Ardian,” jawab Jhon.“Kau membiarkan tikusku pulang dengan Ardian? Kau pakai otak tidak?” ucap Adam dengan suara yang sangat lantang.Jhon hanya diam, dia tak menyangka jika Adam akan semarah itu kepadanya.“Argh! Kenapa dia bisa bersama Ardian?” ucap Adam sambil memukul setir kemudinya.Lelaki ini masih berada di jalanan kota New Villa, selesai dari JW Marriot tadi dia ditelepon oleh salah satu koleganya yang lain dan mereka pun bertemu sambil makan malam.“Baiklah,apa boleh buat, aku akan menyusulnya!” ucap Adam sambil menikungkan kemudinya ke arah kosan Fanny.“Terima kasih,” ucap Fanny kepada Ardian.“Sama-sama, aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih karena Anda bersedia menemani kami makan malam,”ucap Ardian kepada Fanny.“Anda sangat baik, sampai jumpa lagi,” ucap Fanny sambil melangkah pergi.Ardian terus
Keesokan hari di perusahaan, Adam sudah datang jauh lebih pagi dari biasanya. Lelaki ini membuat kesan berbeda dengan tampilannya hari ini yang jauh lebih casual dan simple. Dengan balutan kemeja berwarna biru langit dengan celana navy yang tampil lebih kasual dengan sepatu sneaker putih yang dikenakannya.Adam terlihat jauh lebih kasual dari biasanya, membuat banyak mata staf di sana terbelalak bingung melihat hal jauh berbeda dari biasanya. Seorang Adam yang selalu nechis dengan tampilannya itu kini membuat banyak mata kaum hawa semakin berfantasi dengan tampilan barunya ini.Fanny yang baru saja datang, sejenak melihat ke arah Adam.“Apa yang kamu lihat?” tanya Adam dengan tatapan menyelidik kepada Fanny.“Ti .. tidak ada!” jawab Fanny sambil melengos pergi ke meja kerjanya.Fanny tersenyum di dalam hatinya melihat penampilan baru Adam tersebut yang sangat ringan tidak seperti biasanya.“Ayo, kita berangkat ke New Zetta!” kata Adam kepada Fanny.“Pak Jhon belum datang, Pak!” ucap Fa
“Sini aku gendong,” ucap Adam kepada Fanny.“Pak, jangan macam-macam!”ucap Fanny semakin kesal.“Ayolah, aku hanya ingin menunjukkan sisi romantisku,” ucap Adam sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.Fanny terkekeh sendiri.“Tidak perlu di jam kerja juga kan Pak!” ucap Fanny.“Baiklah, jika begitu berarti di luar jam kerja boleh kan?” ucap Adam sambil melirik ke arahnya.“Hahh?” tukas Fanny sambil mendengus.Adam terkekeh. Sementara di belakang sana, Sharena terus memandanginya dengan sangat tajam.“Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu!” ucap Sharena sambil menelepon seseorang setelahnya.Adam dan Fanny sangat sibuk sore ini dengan semua pemeriksaannya. Dia memilih untuk melakukan investigasi langsung dengan menemui sejumlah penduduk lokal untuk memastikan apa yang didapatkan oleh Fanny itu adalah benar.Ardian sendiri terpaksa mengikuti keduanya dalam investigasi mandiri ini.“Aku tidak menemukan kakek yang kemarin, entah kenapa tapi sepertinya kakek itu tahu betul mengena
Meski begitu, Sharena dengan tenangnya duduk manis di sana.Adam langsung merapikan pakaiannya, benaknya berkecamuk setelah mengingat jika terakhir kali dia berada di pestanya Hino, dan disana dia bertemu dengan beberapa teman lainnya termasuk Sharena yang membawakan minuman untuknya.“Jangan sampai kau berbuat ulah lagi, Sharena!” ucap Adam kepada wanita itu sambil melangkah pergi.Sharena hanya diam saja, wanita itu sudah cukup puas dengan tayangan live streamingnya yang menuai komentar bejibun itu.Yaa, otak licik Sharena dengan mudah merekam kebersamaannya dengan Adam itu dengan menayangkan live streaming di akun media sosialnya.Sharena sudah kehabisan cara untuk mendapatkan hatinya Adam hingga kini dia meminta opini publik untuk membantunya.Sementara itu di salah satu kediaman keluarga kelas atas lainnya di kota ini.“Dia benar-benar menguras habis kesabaranku! Papa, aku harus mendapatkan Adam!” ucap Illona kepada sang ayah.“Illona, sadarlah dengan yang kau katakan?” ucap Jimm
Fanny pun sudah tak lagi bisa membendung air matanya yang mendadak mengumpul di bola matanya.“Tidak penting, itu bukan urusanku! Secara hukum aku tidak terlibat dengan masalah Anda tersebut, Pak CEO!”ucap Fanny dengan suara bergetar dan air mata yang siap terjun bebas dari sudut matanya.Adam memegangi kedua lengan Fanny, mendekatkan wajahnya hingga jarak mereka kini hanya sejengkal saja. Saking dekatnya hingga mereka bisa merasakan hembusan hangat dari nafas masing-masing.“Dengar! Itu sudah berlalu, dan aku melakukannya jauh sebelum kita bertemu,” ucap Adam berusaha menjelaskan kepada Fanny.“Sudah kubilang, itu bukan urusanku, Pak CEO!” jawab Fanny dengan suara parau mengatakannya.“Berhentilah sok kuat dan mengatakan semuanya secara hukum! Kau di sini bukan sebagai lawyer perusahaanku! Kau adalah calon istriku!” ucap Adam sambil mengunci pandangannya pada bola mata Fanny yang kini sudah basah oleh air mata.Jeda detik membungkam keduanya dalam diam, Adam merasa sangat terpukul mel