Fanny pun sudah tak lagi bisa membendung air matanya yang mendadak mengumpul di bola matanya.“Tidak penting, itu bukan urusanku! Secara hukum aku tidak terlibat dengan masalah Anda tersebut, Pak CEO!”ucap Fanny dengan suara bergetar dan air mata yang siap terjun bebas dari sudut matanya.Adam memegangi kedua lengan Fanny, mendekatkan wajahnya hingga jarak mereka kini hanya sejengkal saja. Saking dekatnya hingga mereka bisa merasakan hembusan hangat dari nafas masing-masing.“Dengar! Itu sudah berlalu, dan aku melakukannya jauh sebelum kita bertemu,” ucap Adam berusaha menjelaskan kepada Fanny.“Sudah kubilang, itu bukan urusanku, Pak CEO!” jawab Fanny dengan suara parau mengatakannya.“Berhentilah sok kuat dan mengatakan semuanya secara hukum! Kau di sini bukan sebagai lawyer perusahaanku! Kau adalah calon istriku!” ucap Adam sambil mengunci pandangannya pada bola mata Fanny yang kini sudah basah oleh air mata.Jeda detik membungkam keduanya dalam diam, Adam merasa sangat terpukul mel
Wanita itu menjadi semakin kesal karena kini banyak mata yang menyorot aneh kepadanya.Tentu saja, mereka juga menjadi semakin bertanya-tanya dengan sikap Sharena yang tidak mencerminkan good attitude itu. Terlebih, berkaitan dengan sang CEO yang menurut mereka masih memiliki hak untuk menentukan pilihannya.“Tidak kusangka Bu Sharena se temperamen itu,” ucap seseorang.“Ya, pantas saja Pak CEO membatalkannya, kurasa tidak mungkin tanpa alasan,” ucap yang lainnya menimpali.“Lepaskan tanganku Pak,” ucap Fanny sambil menarik tangannya dari genggaman Adam.“Fanny,” ucap Adam.“Aku akan ke kamar mandi sebentar,” ucap Fanny sambil melengos pergi.Adam hanya berdiri diam, dia sangat mengetahui rasa sakit hati yang kini dirasakan oleh Fanny. Meski wanita itu tidak mengatakannya.Adam kemudian menelepon Jhon.“Jhon, bawakan pakaian wanita untuk tikusku ini, satu set lengkap tanpa kecuali!” “Apa? Semuanya? Aku tidak punya?” ucap Jhon menjawab dari seberang telepon.“Jhon! Kau memegang kartu
“Paparazzi? Dia membeli semua foto ini dari paparazzi?” ucap Fanny sambil meneguk salivanya dengan sangat kasar.Ya, tanpa siapapun ketahui. Adam selama ini terpaksa membeli semua fotonya yang berhasil lolos ke tangan para paparazzi dan hanya membiarkan beberapa diantaranya untuk dokumentasi publik.Hal ini jelas menguras banyak tabungannya. Karena Adam tak menggunakan uang perusahaan maupun uang keluarganya untuk ini.Fanny terduduk lemas, dia tidak menyadari jika dua minggu terakhir ini dia telah membuat banyak masalah di dalam hidup Adam. Semula dia berpikir jika Adam lah yang membuat kesulitan di dalam hidupnya, tapi saat mengetahui fakta ini … Fanny baru menyadari seberapa besar Adam menghargai dan memantaskan dirinya.Sejenak, Fanny memikirkan kelayakannya untuk bisa pantas menjadi seseorang disisi Adam.“Kamu memiliki predikat hebat, kompetensi unggul dan juga tidak buruk, kamu hanya tidak memiliki identitas, hanya itu saja!” ucap Fanny meyakinkan dirinya sendiri jika dia memang
Adam menunggu dengan harap-harap cemas, lelaki itu masih membiarkan dokter Viona memeriksa Fanny.“Dia hanya syok, tidak ada masalah serius, tunggu beberapa saat nanti akan segera siuman,” ucap dokter Viona menjelaskan.“Syukurlah, terima kasih dokter,” ucap Adam kepada dokter yang juga adalah teman kuliahnya itu sambil mengantarkan Viona hingga menuju pintu lift.“Dam, dia gadis yang sangat unik, aku yakin itu, jangan lupa mengundangku ya!” ucap Viona sambil menutup pintu liftnya.Adam tersenyum sembari mengangguk mengiyakannya.Dirinya merasa sangat lega karena Fanny tidak kenapa-kenapa. “Aku di mana?” tanya Fanny dengan sangat kaget.“Kamu di sini bersamaku,” ucap Adam sambil membelai lembut wajahnya.Fanny segera beringsut bangun dari tidurnya, wanita itu melihat ke sekeliling dan kini dia sudah berada di rooftop fenomenal yang hanya dilihatnya sesekali di laman berita televisi saja selama ini.Deretan bunga indah berwarna-warni yang membingkai setiap sudut tempat ini membuat mat
Konferensi pers yang seharusnya menjelaskan insiden yang terjadi menimpa Adam dan Fanny di Tower Of Royal malah berlanjut pada pengakuan Adam yang sudah melamar gadis cantik yang akan menjadi pendamping hidupnya.Tentu saja kabar tersebut membuat publik heboh dan ikut mencari tahu siapa gerangan perempuan yang beruntung dan meluluhkan hati seorang Adam Zayyid Hussein yang dikenal bak dewa dingin.Tidak hanya itu seluruh media berbondong-bondong mencari tahu kelanjutan kabar tersebut, seperti kapan acara pernikahan akan berlangsung, di mana pasangan tersebut akan menggelar pernikahan dan segala hal tentang Adam menjadi kabar utama di seluruh negeri.Dan ini juga yang membuat Lucy—Ibu Adam—yang melihat secara langsung anaknya mengumumkan acara lamaran di televisi, masih sangat terkejut, pasalnya Adam tidak pernah memberitahu perihal lamaran tersebut kepada mereka sebagai orang tua. Apalagi memberitahu mereka perempuan yang sedang dekat dengannya“Hubungi Adam, bagaimana bisa anak itu ti
Sejak awal Sharena sadar bahwa bagaimanapun cara yang ia siapkan untuk menghancurkan pesta pernikahan Adam dan Fanny, ia tidak akan pernah berhasil melakukannya. Namun, memang kebencian yang teramat dalam pada Fanny membuat perempuan itu melupakan kesadarannya akan hal tersebut. Tidak ada yang bisa menghancurkan setiap momen yang terjadi pada pasangan pengantin baru yang tengah diberikan kebahagiaan oleh semesta. Termasuk cara yang direncanakan Sharena.Sharena pikir semuanya akan berjalan dengan lancar, ia tinggal menunggu saja kekacauan yang akan terjadi pada acara resepsi yang berlangsung penuh bahagia ini. Ia akan berdiri dengan wajah penuh keangkuhan menatap betapa menyedihkannya sang pengantin perempuan yang telah menonton tayangan di mana suaminya memadu kasih dengan perempuan lain.Tetapi, semua yang berada dalam bayangan Sharena tidak terjadi sama sekali. Bahkan perempuan itu sudah sangat siap untuk menyaksikan semuanya, yang terjadi adalah pemutaran video di mana A
Maldives. Siapa yang tidak ingin berlibur ke pulau yang terkenal dengan keindahannya, setiap orang pasti memimpikan untuk bisa berkunjung dan menikmati keindahan pulau tersebut. Pun dengan Fanny yang menarik Maldives sebagai destinasi wisata impiannya sejak dulu dan sekarang ia masih tidak menyangka bisa datang ke pulau cantik ini bersama dengan lelaki yang ia cintai, bersama dengan Adam yang sekarang menjadi suaminya.Maldives atau Maladewa merupakan destinasi yang didambakan para turis asing karena menawarkan berbagai pemandangan pantai dan laut yang indah.Tidak ada yang paling membahagiakan selain bisa mengunjungi tempat impian setiap turis asing, menikmati keindahan pulau yang tentu saja memiliki julukan pulau paling indah di dunia ini. Fanny benar-benar sangat beruntung bisa datang ke sini, mimpinya benar-benar bisa diwujudkan karena Adam.Perjalanan menuju ke pulau ini memang melelahkan, tetapi semua seolah terbayar dengan pemandangannya yang indah saat tiba
Bulan madu mereka berakhir, tentu saja setelah menjalani bulan madu yang begitu panjang mereka akan mendapatkan kabar bahagia setelah ini, seperti kehamilan anak pertama mereka, misalnya. Doa yang tentu saja selalu dipanjatkan bagi setiap pasangan suami-istri.Fanny sangat senang sekali karena mereka bisa menikmati waktu berdua dengan berbulan madu, bahkan sampai dua minggu lamanya dan tentu saja banyak momen yang Fanny abdikan.Di pesawat dalam perjalanan pulang mereka tadi, Fanny bahkan tidak bosan melihat-lihat hasil foto yang mereka ambil bersama maupun foto candid milik Fanny yang diambil oleh suaminya.Fanny harap mereka bisa memiliki waktu untuk liburan di lain kesempatan, apalagi kalau Tuhan segera berkehendak memberikan mereka momongan, kelak mereka akan pergi berlibur dengan anak mereka. Pasti akan dua kali lebih bahagia dari pergi hanya berdua saja.Kepulangan mereka tentu saja menjadi kabar bahagia untuk keluarga, terutama orang tua Adam. Bahkan Abraham—ayah Adam—nampaknya
Di tengah perjuangan mempertahankan proyek New Vallend, bencana datang tanpa terduga. Malam itu, hujan turun dengan deras disertai angin kencang. Fanny sudah mendengar peringatan akan adanya badai, tapi tidak ada yang menyangka bahwa angin beliung akan menghantam langsung wilayah proyek mereka. Saat pagi tiba, kabar buruk mulai berdatangan satu per satu.Proyek New Vallend mengalami kerusakan parah. Struktur bangunan yang hampir selesai porak poranda, beberapa material rusak dan terhambur, bahkan sebagian tanah longsor akibat hujan deras yang merendam area sekitar. Fanny yang sedang di kantor langsung mendapat panggilan darurat dari manajer proyek.Dengan perasaan campur aduk antara cemas dan marah, Fanny memutuskan untuk segera menuju lokasi proyek. Adam, yang melihat kegelisahan di wajah Fanny, ikut menemaninya. Dalam perjalanan, Fanny hanya bisa terdiam, mencerna skala kerusakan yang mungkin harus dihadapi. Namun, di kepalanya sudah terbayang skenario terburuk dan ancaman biaya yan
Fanny duduk termenung di ruang kerjanya setelah percakapan menegangkan dengan Sharena. Setiap kata dari wanita itu bergaung dalam pikirannya, menambah tekanan di hatinya. Ia menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sebelum melanjutkan tugasnya. Fanny memutuskan untuk memperkuat strategi perlindungannya, tidak hanya terhadap proyek New Vallend, tetapi juga untuk menjaga keluarganya dari ancaman yang semakin dekat.Pagi berikutnya, Fanny menyusun rencana pertemuan dengan tim manajemennya untuk membahas langkah-langkah lebih lanjut terkait audit Firman dan ancaman dari Sharena. Ia ingin memastikan bahwa semua orang di timnya memahami situasi dan bersiap untuk mengambil tindakan jika diperlukan. Fanny tidak bisa membiarkan ketakutan menghantuinya; sebaliknya, ia harus menjadi penggerak perubahan untuk keluarganya.Di tengah persiapan rapat, Fanny mengingat kembali setiap detail yang ia temukan mengenai Firman. Ia mengumpulkan semua informasi yang ada dan menyusun sebuah prese
Di hari-hari berikutnya, Fanny semakin waspada, terutama ketika melihat upaya Sharena yang kian terang-terangan mendekati Adam dengan berbagai dalih bisnis. Ia tahu, satu-satunya cara untuk melindungi pernikahannya adalah dengan mengambil langkah proaktif. Fanny mulai mencari tahu lebih dalam mengenai latar belakang Sharena dan hubungan wanita itu dengan sejumlah tokoh berpengaruh di kota mereka. Tidak mudah, tetapi demi menjaga keluarganya, Fanny tak segan-segan menyelidiki lebih jauh.Sementara itu, Adam, yang semakin menyadari betapa terganggunya Fanny oleh situasi ini, berusaha lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga. Dia bahkan mengurangi beberapa proyek bisnis yang membutuhkan keterlibatannya di luar kota. Namun, kesibukan di New Vallend tak bisa dihindari, dan ada banyak keputusan penting yang membutuhkan perhatian Fanny dan Adam.Suatu sore, saat Fanny tengah mempersiapkan proposal baru untuk proyek New Vallend, sebuah pesan masuk di ponselnya. Dari nomor tak dikenal,
Fanny mencoba menenangkan dirinya setelah membaca pesan dari Sharena. Dia tahu bahwa Sharena selalu mencari-cari alasan untuk mendekati Adam, dan itu membuatnya tidak nyaman. Meski demikian, Fanny berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia menyadari bahwa rasa cemburunya hanya akan merusak kepercayaan yang telah dibangun dalam pernikahannya."Sayang, kau baik-baik saja?" tanya Adam yang baru saja selesai menidurkan si kembar.Fanny tersenyum lembut. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah setelah perjalanan panjang."Adam duduk di sebelah Fanny dan merangkul bahunya. "Aku mengerti, kau pasti sangat lelah. Bagaimana kalau kita istirahat saja malam ini? Kita bisa membicarakan semua hal besok pagi."Fanny mengangguk setuju, tapi pikirannya masih terusik oleh pesan Sharena. "Adam, kau pernah mendengar sesuatu tentang Shwan?"Adam terlihat sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Shwan? Anak angkat Sharena? Tentu saja, aku tahu dia. Tapi, kenapa kau menanyakannya?""Aku hanya ingin t
Kehangatan pernikahan Fanny dan Adam kini semakin HOT. Hari ini. Pertemuan dengan salah satu lawyer dari perusahaan Schwaley yang dijadwalkan pada Selasa ini membuat Fanny cukup gugup. Sehingga dia sampai lupa bahwa ini adalah akhir pekan.“Fanny sayang, kau terlalu banyak memikirkan pekerjaan. Hingga saat kau mengatakan bekerja dari rumah pun kau tetap saja memikirkannya,” ucap Adam sambil menggendong Fanny ala bridal menuju ke sebuah sofa bulat di dekat pintu menuju balkon kamarnya.Matahari pagi bersinar sangat terang di sana.“Mana bayi kita?” tanya Fanny terperanjat.Dia sangat kaget melihat box bayi kedua bayinya kembarnya itu sudah kosong.“Nurse sedang memandikannya, mereka tidak boleh pemalas seperti ibunya!” ucap Adam menyindir.“Aku kesiangan dan kau yang tidak membangunkanku, kenapa kau bilang aku pemalas?” ucap Fanny sambil tersenyum.Fanny langsung duduk meringkuk dengan masih sangat mengantuk. Dia tidak menolak ketika Adam menyodorkan susu hangat kepadanya.“Minum yan
Fanny melajukan mobilnya menuju ke sebuah alamat restoran yang diberikan oleh Sharena. Dia berangkat dengan menggunakan piyama tidurnya saja dibalut dengan cardigan olive selutut dan rambut yang dicepol ringkas.Sederhana namun tetap anggun nan berkelas, seperti itulah Fanny selalu memukau di setiap penampilannya.Flat shoes yang dikenakannya berwarna olive juga, senada dengan tas yang ditentengnya semakin membuat wanita itu nampak rapi dan juga elegan.Fanny melangkah masuk ke restoran yang lumayan mewah ini. Meski berada di ujung kota, namun pelayanan disini cukup baik dan Fanny merasa nyaman dengan situasi penyambutannya.Tanpa Fanny ketahui, diam-diam Adam mengikutinya di jarak yang cukup jauh sehingga wanita itu tidak menyadarinya.Fanny mengamati sekelilingnya dan melihat ruangan di bagian lantai dua tempat mejanya berada sangat sepi.“Aku disini,” ucap Sharena sambil melambaikan tangannya kepada Fanny.Tanpa menjawab, Fanny segera melangkah mendeka
“Apalagi masalah yang harus kita hadapi?”ucap Fanny mengeluhkan hidupnya lagi.Wanita ini merasa sangat bingung dengan apa yang kini harus dihadapinya setelah Ardian pergi.Alih-alih merasa senang karena baby Lilac dan baby Abigail mendapatkan wasiat besar sebagai pewaris dari Schwaley Corp. Fanny kini justru merasakan kecemasan lebih hebat karenanya.Fanny tidak ingin kedua buah hatinya akan merasakan bullying dari seluruh pihak yang menyudutkannya tidak profesional.Kesaksian Dipo terkait dengan surat wasiat itu pun memang menguatkannya secara hukum. Namun tentu saja itu tidak serta merta menyelesaikan konflik yang terjadi di internal Schwaley Corp.Pengesahan baby Abigail dan baby Lilac sebagai pewaris utama berikutnya dari Schwaley Corp nyatanya memang berjalan dengan lancar. Namun hal ini menuai dendam dari para petinggi Schwaley Corp yang sudah mengabdikan dirinya puluhan tahun di perusahaan tersebut.Beberapa dari mereka kemudian berupaya untuk mengges
Dengan jetlag sekitar delapan jam, mereka harus sedikit menyesuaikan waktu terlebih dahulu.Senyuman akhirnya mengembang di wajah Fanny saat keluar dari pesawat dan menghirup udara segar kota London dengan sangat tenang. Kedua buah hatinya pun bisa mendarat dengan selamat di sana, ini adalah sebuah berkah tersendiri untuk Fanny.Di bagian luar bandara, Dipo dan juga beberapa staf dari Schwaley Corporation sudah menunggunya.“Adam, bisakah kau mengatakan padaku apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Fanny kepada Adam dengan memaksa.Adam menghentikan langkahnya, dia merasa tidak tega untuk mengatakannya sendiri kepada Fanny. Meski riwayat panjang kehidupannya bersama Ardian mengalami pasang surut; tapi Adam merasa bahwa Ardian pun memiliki sangat banyak sekali jasa dalam pernikahannya dengan Fanny.“Sayang, sebaiknya kita berangkat! Kasihan mereka terlalu lama menunggu,” ucap Adam kepada istrinya. Fanny pun menurut. Rombongan ini pun tak menunggu waktu lama lagi
Setelah dua minggu, renovasi rumah akhirnya selesai. Di berbagai bagian masih terdapat banyak puing-puing bangunan di sana yang berceceran. Pagi ini sejumlah petugas kebersihan sedang menyelesaikan finishing dari renovasinya itu.Adam benar-benar tidak ingin kecolongan setelah insiden pemecahan kaca yang dilakukan oleh orang tak dikenal ke rumahnya tengah malam itu dan juga insiden racun yang nyaris saja mencelakai keluarganya.Kini, Adam benar-benar menjadi semakin ekstra dalam pengawalan dan juga penjagaan rumahnya. Pagi yang cerah di New Filla, mentari menyembul dengan sangat hangat dari balik jendela rumah memberikan energi yang lebih cerah.Adam tengah menikmati sarapan bersama Fanny. Keduanya kini sudah memulai hidup normalnya tanpa ada lagi kerepotan para penjaga dan juga pekerja di rumahnya. Insiden mengenai percobaan untuk meracuni yang dilakukan oleh orang tak dikenal yang menyamar di antara para pekerja pun akhirnya ditangani oleh pihak kepolisian. M