Ya, dua lelaki itu adalah mucikari Mayang yang juga memiliki sejumlah akun fenomenal di jejaring dunia maya yang bisa dengan mudah membuat Adam kembali dalam masalah jika sampai menolak Mayang.“Dia memanggilku Bu Mayang, sangat sweet,” ucap Mayang dengan sangat bangga.“Aku sedang memesan baju, jadi… kau pulanglah dulu dan datanglah ke apartemenku malam nanti, aku akan kesana sepulang dari JW Marriott Hotel,” ucap Adam akhirnya membuat janji.Mayang pun tersenyum.“Tentu, My Tomm,” ucap Mayang sambil melenggang pergi dengan tenang.Adam pun menjadi lega karena kini dia bisa lepas dari Mayang dan dua mucikarinya. Namun dia kehilangan Fanny sore ini“Sial!” umpatnya.“Nah, kurasa koleksi ini sangat …” ucap Jhulie sambil mencari Fanny.Namun bola mata Jhulie tak lagi bisa menemukan wanita tersebut, sehingga dia balik bertanya kepada Adam.“Kemana wanita berambut merah tadi?” ucap Jhulie kepada Adam.“Merah? Tidak ada wanita yang berambut merah!” ucap Adam dengan gurat kesal di wajahnya.
Pukul enam sore di kamar sewa Fanny.“Permisi,” ucap seseorang di luar kamarnya.“Ya, siapa?” jawab Fanny yang langsung bergegas menuju pintu untuk mencari tahu siapa yang bertamu kepadanya petang ini.“Ceklek!”Pintu terbuka lebar, dan kedua orang yang baru saja saling memandang ini langsung terkejut bersamaan“Pak John!”“Kamu Fanny!” “Bapak sedang apa disini?” ucap Fanny sambil segera menyambar handuk yang terjuntai pada kursi di dekatnya untuk menutupi paha mulusnya yang hanya mengenakan hotpants itu.Mata John masih melebar memandangi sosok berbeda di depannya.“Kau sangat berbeda Bu Fanny?” ucap John dengan suara yang tergagap sambil terus menelisik sosok Fanny dengan mata coklatnya.“Pak! ada perlu apa? Dan bagaimana Anda bisa mengetahui saya tinggal di sini?” tanya Fanny sambil mengedarkan pandangannya ke berbagai sudut halaman komplek kamar sewaannya itu untuk mencari tahu jika saja Jhon kesini tidak sendirian.Wanita ini menjadi lega saat menyadari jika Jhon hanya sendirian
Keberadaan Fanny yang duduk di sebelah Jhon sempat menarik perhatian Lucy. Wanita itu mengulaskan senyumannya kepada Fanny yang langsung menyambutnya dengan senyuman juga.Sejenak, Lucy mengagumi kecantikan dan paras Fanny yang terlihat cerdas juga elegan. Namun Sharena kemudian membuatnya sangat sibuk sehingga Lucy pun hanya bisa menurutinya. Acara makan malam yang mewah dan dipenuhi jepretan kamera wartawan ini,membuktikan jika kedua pihak yang kini berada di meja besar itu sama-sama memiliki pengaruh yang kuat.Namun bagi Fanny, semua ini hanyalah acara makan malam karena pekerjaan semata.“Tuan Hussein, kami dengar jika putera Anda akan segera melepas masa lajangnya?” tanya seorang jurnalis senior yang bekerja untuk sebuah majalah bisnis paling terpercaya di San Marine.“Seperti yang aku harapkan, semoga saja semuanya berjalan dengan baik,” ucap Abraham. Lelaki itu terlihat sangat berhati-hati dengan apa yang disampaikannya.Sementara Adam, lelaki itu pun tak terlalu antusias mem
“Adam! Apa yang kalian lakukan?” teriak Lucy dari depan pintu kamarnya.Adam tersentak kaget mendengar suara teriakan Sang Mama yang begitu kencang dari depan pintu kamarnya.“Mama, ini tidak seperti yang kau lihat!” ucap Adam sambil melangkah menuju kamar mandi.“Sharena! Kau tidak akan berhasil menjebakku!” ucap Adam kemudian.Sharena sendiri kini sudah memulai drama berikutnya. Dia tengah bersiap dengan skenario panjangnya sambil terisak di depan Lucy.Adam tak menghiraukannya, dia sangat yakin jika dia tidak melakukan apapun kepada wanita bernama Sharena itu. Dengan tetap dingin Adam mandi dan segera berpakaian.Sementara itu Lucy menjadi geram ketika melihat putranya dengan tenang tengah bersiap hendak bekerja.“Mama tidak mendidikmu menjadi lelaki pengecut, Adam!” ucap Lucy dengan intonasi yang ditekannya.Adam memilih diam tak menjawab, dia langsung melangkah pergi begitu saja.“Ibu akan melaporkannya saat Papamu pulang!” ucap Lucy kemudian.Namun Adam tak bergeming, dia mener
Adam hanya diam, dia memeriksa dokumen di tangannya itu dengan sangat seksama. Matanya seakan tidak berkedip membacanya.Jhon hanya memperhatikannya, tanda tanya yang jauh lebih besar semakin membuat Adam penasaran dengan hubungan antara Schwaley dengan Fanny.“Kenapa dia mencarinya?” tanya Adam memonolog dirinya sendiri.Jhon hanya diam, dia tidak bisa menjawabnya kecuali dengan gelengan kepala saja. Lelaki itu tidak memiliki jawaban untuk membantu Adam.“Temukan hubungan Schwaley dengan Fanny!” perintah Adam kepada Jhon.Adam segera duduk di meja kerjanya, dia tidak mau melewatkan sedikit saja. Sementara Jhon segera menyiapkan sejumlah personel untuk menangani kasus ini.Empat orang ReSearchLy kemudian dibentuk sebuah tim untuk kasus ini. Hanya saja prosedur ganda kini diberlakukan di mana Adam meminta pencarian terhadap masa lalu Fanny dan juga Schwaley ini diutamakan lebih awal sebelum pencarian Fanny.Mood Adam hari ini benar-benar tidak baik.Seorang anggota yang tengah menanga
Keberadaan Adam yang terus mengetuk pintu kamar Fanny membuat banyak pasang mata yang sedari tadi menyudutkan Fanny menjadi kepanasan.Sosok Adam dengan setelan formalnya yang eksklusife itu tentu saja membuka mata mereka semua. Sementara itu suara panggilan Adam yang terus memohon kepada Fanny, baru saja membuktikan sebuah fakta sebaliknya mengenai Fanny.“Fann! Fanny! buka pintunya, aku ingin bersamamu!” ucap Adam sambil terus menggedor pintu kamar Fanny.Namun Fanny bungkam seribu bahasa. Dia tak bicara apapun lagi.Adam yang memang tak mau pergi, dia memilih duduk di teras kecil yang ada di depan pintu kamar Fanny. Lelaki itu tak mempedulikan banyaknya mata yang sedari tadi menatap ke arahnya.Dia kemudian mengirimkan sebuah pesan kepada Fanny. tulis Adam.Namun tentu saja Fanny hanya membacanya saja tanpa membalasnya.“Kenapa kamu menyulitkanku Pak,” ucap Fanny sambil melangkah menjauhi pintu.Sementara itu, di luar sana. Sharena tengah kebakaran jenggot saat sejumlah foto Ada
Fanny benar-benar sangat emosional, wanita itu terus melangkah meninggalkan kediaman Hussein. Berniat untuk kembali ke kosannya.Sementara itu Adam, dia masih berdiri di depan mobilnya. Mencoba untuk menemukan cara supaya bisa meyakinkan Fanny mengenai perasaannya.Melihat putranya demikian terpukul, Ibu mana yang akan diam saja. Lucy pun melangkah menghampiri Adam.Dengan sangat hati-hati, Lucy menyentuh pundak Adam.“Mama,” ucap Adam sambil menoleh ke arah Lucy.“Ayo masuk, di luar sini panas sekali,” ucap Lucy kepadanya.“Tidak Ma, aku akan menyusulnya … Tidak ada angkutan umum yang akan lewat kesini? Dia harus berjalan kaki sampai tiga kilometeran!” ucap Adam sambil bergegas masuk ke dalam mobilnya.“Adam! Adam!” ucap Lucy memanggil putranya namun jelas tak didengarkan oleh lelaki tersebut.Sementara itu, Abraham yang tengah menuruni anak tangga di halaman rumahnya itu langsung menghampiri Lucy.“Putra kita sedang jatuh cinta dengan cinta yang sebenarnya tenanglah Lucy,” ucap Abra
Fanny membuka pintu kamarnya. Dia kemudian melangkah kembali ke arah Adam.“Terima kasih, Pak Adam,” ucap Fanny kepadanya.“Tetaplah di kamarmu sampai besok pagi! Aku akan menjemputmu, dengan memotong ongkos harianmu sata gajian nanti!” ucapnya sambil menunjuk ke arah kamar.Fanny membisu, dia melihat raut wajah Adam yang sedang tidak main-main.“Aku juga akan memotong ongkos taksi hari ini, masuklah!” ucap Adam sambil melengos.Fanny meneguk salivanya dengan sangat kasar, diantara senyum dan juga bingung dia menatap punggung Adam yang kini semakin menjauh.Rasa lega mulai menghampirinya, dia sungguh hanya ingin bekerja di Hussein Group tanpa tujuan lainnya. Dan kali ini Fanny berfikir jika Adam sudah mulai memahaminya. Semangat baru kembali menghampirinya. Keesokan paginya, Fanny terbangun kesiangan.“Apa? Bisa-bisanya aku kesiangan di awal pekan seperti ini?” ucap Fanny sambil bergegas mandi. Dia pun tak sarapan seperti biasanya.Fanny sudah selesai dengan persiapannya, dia kemudia