Beranda / Urban / My Hot Boss / BAB 3 Ternyata Dia?

Share

BAB 3 Ternyata Dia?

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-07 08:22:00

Setelah mengetahui jika Fanny itu adalah benar-benar calon kuasa hukum perusahaannya. Adam pun memutuskan melepaskan Fanny.

“Antarkan dia dengan barang-barangnya, ke tempat yang dia mau dan jangan lupa untuk menuliskan alamatnya!” ucap Adam kepada Jhon.

Lelaki itu memilih langsung berangkat ke perusahaan dan membiarkan Jhon mengurusi Fanny.

“Kau benar-benar akan mengantarkanku ke alamat yang aku tuju bukan? Jika tidak, tidak masalah aku bisa memesan taksi,” ucap Fanny dengan ketakutan yang besar.

“Nona, tidak ada taksi di tempat ini meski kau akan menunggu berjam-jam, silahkan naik,” ucap Jhon dengan raut ramahnya.

Fanny pun mengangguk dan segera melangkah masuk menuju mobil.

Setelah menyerahkan secarik alamat kepada Jhon, wanita itu pun duduk manis di kursinya tanpa pembicaraan sepatah kata pun.

“Menarik,” gumam Jhon yang melihat ada hal khusus yang dimiliki Fanny.

Wanita itu bahkan tidak menggunakan make up, tapi pancaran kecantikannya begitu mempesona. Begitulah Jhon mulai mengerti perubahan sikap dari atasannya tadi.

“Anda yakin berhenti di sini?” tanya Jhon.

“Tentu, terima kasih sudah mengantarkan, oh ya Tuan ... tetaplah seramah itu ... Anda lebih keren dari bos Anda itu, sangat menyeramkan,” ucap Fanny sambil bergegas pergi setelahnya.

Jhon nyaris saja terpingkal-pingkal mendengarnya, namun sebuah motor yang terhenti di belakang mobil membuat Jhon berpikir ribuan kali.

“Sialan! Dia bilang aku menyeramkan?” ucap Adam yang langsung melangkah turun dari motornya itu.

“Tuan, Anda menyusul?” tanya Jhon yang bingung.

Namun mata Adam terus mengikuti sosok Fanny yang kini tengah berjalan di gang sempit di depan mereka.

“Aku bisa mengikutinya jika Anda mau,” ucap Jhon yang melihat Adam terus mengawasi Fanny.

“Tidak perlu! Rumah tikus dara ya … pasti gang kecil seperti ini! Ayo kembali ke perusahaan!” ucap Adam yang kembali menaiki motornya lalu menikung cepat berbalik arah ke perusahaan.

Jhon tersenyum lebar melihat atasan nya itu.

Sesampainya di perusahaan.

“Kenapa dia tak juga datang?” ucap Adam yang terus menunggu kedatangan Fanny dengan gelisah.

Laki-laki ini berjalan mondar-mandir di dalam ruangannya.

TAPP TAPP

Suara langkah sepatu heels khas wanita terdengar di telinganya.

Adam yang berpikir jika itu Fanny pun bergegas duduk di kursi kerjanya dan mengatur posisi terbaiknya untuk terlihat sibuk.

“Tuan,” ucap Sharena.

“Kau?” jawab Adam yang sangat kecewa karena yang datang bukanlah Fanny melainkan Sharena.

“Maaf Tuan, Nona Fanny- calon kuasa hukum legal Anda mengkonfirmasi dan meminta waktu sampai besok untuk datang,” ucap Sharena kepadanya.

“Tidak bisa, dia tetap harus datang hari ini atau tidak sama sekali, kita sudah lama menunggunya tapi dia seenaknya saja datang dan menunda-nunda, dipikirnya ini perusahaan moyangnya!” ucap Adam panjang lebar membuat Sharena pun terperangah.

“Cepat telpon dia dan suruh dia datang dalam tiga puluh menit!” ucap Adam menambahkan.

“Baik Tuan,” jawab Sharena dengan tatapan yang masih melongo karena bingung juga terkejut.

Bagaimana tidak, sudah dua tahun Sharena bekerja di sini dan baru kali ini dia mendengar Adam bicara sangat panjang lebar kepadanya. Mengingat biasanya hanya tidak perlu,baiklah, terima kasih, dan kata kata standar lainnya saja yang diucapkan lelaki tersebut.

Tatapan Sharena pun mengunci Jhon yang juga menatapnya penuh arti.

Sesampainya di ruangannya, Sharena kembali menghubungi Fanny.

“Nona Fanny, mohon maaf tapi CEO kami ingin Anda datang dalam tiga puluh menit atau penawaran kami akan dibatalkan,” ucapnya kepada Fanny.

Sharena menutup teleponnya. Wanita ini masih memutar otaknya seraya memandangi bioprofil seorang wanita di depannya.

FANNY CESA?

“Kenapa aku merasa akan mendapat masalah dengan kehadiran wanita seculun ini?” ucap Sharena sambil memandangi foto kusam Fanny di depannya yang berambut coklat dan juga berkacamata tebal ini.

Bagi Sharena, foto ini jelas tidak menarik sedikitpun, tapi dari perubahan Adam tadi Sharena menjadi khawatir jika saja wanita ini akan menjadi masalah yang mengancam perjuangannya menaklukkan Adam.

“Tidak mungkin, Adam lelaki normal dan juga sangat tampan ... dia pasti akan lebih memilih wanita sepertiku,” ucap Sharena menambah rasa percaya dirinya.

Sementara itu di salah satu kamar kost Lotus. Fanny tengah menyisir rambut coklatnya itu dengan perlahan.

“Aku harus mengecat rambut merah ini lagi,” ucapnya sambil memperhatikan sebagian dari ujung rambutnya yang telah kembali menunjukan warna aslinya yang merah setelah beberapa minggu tak di cat ulang.

Fanny juga kembali mengenakan kaca matanya.

“Sudah cukup,”ucapnya.

Fanny memang telah satu tahun ini rajin menutupi identitas aslinya dengan warna rambut coklat dan juga kacamata besarnya. Bukan apa-apa, dia tidak mau membuat lelaki di sekitarnya memandangnya lebih hanya karena rambut merah yang dipercaya sangat disukai kaum adam mengingat katanya wanita berambut merah cenderung memiliki gairah yang sangat besar dan sangat pandai melayani ranjang lelakinya.

Inilah yang membuat Fanny tidak nyaman sehingga dia memutuskan untuk menyembunyikan identitasnya itu.

Melangkah ke perusahaan Hussein Group, adalah mimpi terbesarnya. Setelah lama hidup di panti asuhan dan dengan beasiswa murni dia bisa masuk di Fakultas Hukum Oxford University, bekerja di Hussein Group yang merupakan salah satu raksasa bisnis di negaranya ini adalah mimpi terakhirnya.

“Nona, saya akan menemui Tuan Adam Zayyid Hussein,” ucap Fanny kepada staff di lobi.

“Identitas Anda?”tanya staff tersebut.

Fanny pun menyerahkan kartu identitasnya itu kepadanya.

“Nona, silahkan ikut dengan saya,” ucap staff tersebut sambil terus melangkah.

Fanny mengikutinya dengan antusias. Matanya mengitari seluruh ruangan lobi yang sangat besar ini.

“Hussein Group, i am coming” ucap Fanny sambil terus melangkah.

Sesampainya di depan pintu ruangan bertanda CEO ROOM, staff tersebut mempersilakan Fanny untuk masuk.

“Terima kasih,”ucap Fanny.

Dengan langkah yang mendadak gemetaran, Fanny melangkah masuk ke dalam ruangan luas yang sangat lengang dan sepi itu.

“Kau terlambat datang di hari pertama mu bekerja! Bagaimana seorang kuasa hukum bisa melakukannya?” ucap seseorang yang sangat dikenalnya itu terdengar dari arah sudut ruangan.

“Kau? Sedang apa kau di sini? Apa urusanmu mengomentariku, aku kesini untuk menemui Tuan Adam Zayyid Hussein, bukan lelaki tak bermoral sepertimu!” ucap Fanny sangat kesal.

“Aku tidak percaya akan mempekerjakan seorang ahli dengan kelakuan brutal sepertimu!” ucap Adam sambil melangkah dan segera duduk di kursi kerjanya.

“Siapa juga yang akan bekerja sama kamu!” ucap Fanny sambil mendelik kesal.

Namun semakin menolaknya, Adam justru semakin tertarik kepada Fanny.

“Ini namaku, lihat foto itu? Akulah Adam Zayyid Hussein!” ucap Adam sambil mengetuk-ngetukan jari tangannya di meja.

Fanny terdiam, wanita itu mendadak bungkam ketika melihat apa yang ditunjukkan Adam kepadanya.

Wanita hanya bisa melongo sambil memperhatikan kembali nama lengkap yang terukir pada meja yang bertuliskan nama CEO Hussein Group sesuai dengan yang tertera pada surat kontrak kerjanya.

"Gila? Ini tak masuk akal! Bagaimana seorang bodoh dan omesh seperti dia menjadi pimpinan Group sehebat ini? Ahhh... Bagaimana ini?" batin Fanny.

Bab terkait

  • My Hot Boss   BAB 4 Hari Pertama Bekerja

    “Maafkan aku,” ucap Fanny mencoba mengakhiri sikap buruknya.Adam tersenyum penuh kemenangan. Namun dia tidak puas dengan pengakuan Fanny tersebut, dia tertarik untuk semakin membuat wanita itu kesal dan sangat ingin menggodanya.“Kau akan langsung bekerja hari ini juga! Tanda tangani ini dan bagian personalia akan menyelesaikannya nanti!” ucap Adam sambil menyodorkan sebuah surat kontrak kepada Fanny.“Dua puluh ribu dollar?” ucap Fanny terbelalak.“Tanda tangani sekarang sebelum aku berubah pikiran!” bentak Adam kemudian.Tanpa menunda, dan bahkan tanpa membacanya lagi Fanny langsung menandatanganinya. Sebuah kecerobohan yanga kan disesalinya nanti.“Jhon, tunjukan tikus ini meja kerjanya!” ucap Adam yang tidak ingin kehilangan dominasinya menunjuk Jhon untuk mengantarkan Fany ke meja kerjanya.“Baik Tuan,” jawab sang ajudan dengan sigapnya.“Nona Fanny, di sini meja kerja Anda,” ucap Jhon sambil membuka pintu di belakang meja kerja Adam.“Di sini? ruangan ini satu ruangan dengannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • My Hot Boss   BAB 5 Perjodohan Adam

    “Beginilah karena kamu terlalu sibuk menangani perusahaan dan bersenang-senang, maafkan kami Tuan Carltzon, dia memang masih seperti itu,” ucap Abraham kepada pasangan di depannya.“Kami mengerti, Sharena juga masih sangat manja,” ucap Carltzon menimpali.Adam jelas tidak mengetahui jika kedua orang tuanya itu baru saja menyepakati tanggal pertunangan dan tanggal pernikahannya dengan Sharena.Dia tak bisa berkutik, terlebih semua itu dilandaskan oleh kepentingan bisnis dimana Hussein Group dengan Carltzon Group dipastikan akan membangun afiliasi dagang dalam satu brand fashion baru yang kini tengah dirintisnya itu.“Ibu, kenapa kau tidak membicarakannya lebih dulu kepadaku?” ucap Adam kepada sang mama.Lucy hanya tersenyum menatapnya.“Usiamu sudah 35 tahun dan belum ada satu wanita pun yang kau kenalkan kepada kami, apa menurutmu kami tidak mencemaskanmu?” ucap Lucy saat mereka kembali menuju mobil.“Dengar Nak, Ayah sudah membuat keputusan dan tanggal itu tidak bisa lagi kau tolak!

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • My Hot Boss   Bab 6 Berapa Hargamu Per Menitnya?

    Malam ini, semangkuk mie instan mengenyangkan perut kecilnya Fanny yang juga sudah sangat letih itu.Dia langsung terlelap tak lama sesudahnya.Sementara itu di rumah mewah keluarga Hussein, Adam masih tak bisa memejamkan matanya sedikitpun.“Kenapa dia terus mengisi otakku?” ucap Adam sambil berguling bolak balik di ranjangnya.Adam kemudian bangun dari tidurnya, dia segera duduk dan melangkah turun setelahnya. Dia kini berjalan menuju balkon kamarnya, lalu membuka pintu dan melangkah ke luar kamar.Pandangan Adam tertuju ke arah pusat kota di bawah sana. Ya,kediaman Hussein berada di sebuah bukit pribadi yang memang hanya bisa diakses oleh keluarga tersebut. Pusat Kota San Marine sendiri memang memiliki sejumlah kenampakan alam yang eksotis di mana wilayahnya terdiri dari dataran berbukit-bukit yang sangat indah.Jari tangannya kemudian menekan dial khusus yang akan langsung menghubungkannya dengan John.Cukup lama, John pun akhirnya mengangkat teleponnya itu. “Ke rumahku sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • My Hot Boss   Bab 7 Limited Not For Sale

    “Kau tidak bisa mendengarku? Heyy! Tikus!” teriak Adam semakin lantang.Suaranya yang menggelegar membuat banyak orang di dekatnya langsung menoleh ke arah Adam.Namun saat mereka menyadari jika si pemilik suara tersebut adalah CEO mereka, maka mereka pun langsung kembali meneruskan langkahnya meski segudang tanya menumpuk di benaknya.Berbeda dengan Fanny, wanita itu justru menjadi tak berkutik karena kini semua mata menyorot ke arahnya.“Maaf, aku lupa jika tikus hanya pandai mengendus bukan mendengar,” ucap Adam sambil berlalu melewati Fanny begitu saja.Di belakangnya, John nampak menempelkan kedua telapak tangannya di dada sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Fanny.Fanny sudah hampir meledak pagi ini, dia hanya bisa menahan diri karena tidak ingin kehilangan pekerjaannya ini bahkan sebelum dia bisa mencicipi gaji fantastisnya itu.Wanita itu kemudian meneruskan langkahnya menuju ruangannya. Adam kemudian semakin memperlambat langkahnya, untuk menunggu Fanny. Namun wanit

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • My Hot Boss   Bab 8 Menguji Fanny

    “Baiklah, hanya demi Mama,” ucap Adam sambil bangun dari duduknya.“Tentu sayang,” ucap Lucy sangat senang.“Sharena, kalian bisa berangkat, karena Tante ada janji dengan teman-teman Tante, tidak apa-apa kan kalian berangkat tanpa Tante?” tanya Lucy kepada Sharena.“Tentu saja tidak apa-apa Tan,” jawab Sharena sambil mengembangkan senyuman bangganya.Wanita ini tengah memikirkan betapa bangganya saat nanti dia akan dikukuhkan menjadi calon menantu dari keluarga Hussein.Sementara Lucy sibuk dengan ponselnya, Adam justru menghampiri Fanny yang tengah mempelajari pengajuan kerja sama dari sebuah perusahaan asing kepada Hussein Group.“Ikut denganku sekarang juga! Kau harus menemaniku,” ucap Adam sambil menarik lengan kanan Fannya.“Itu bukan pekerjaanku Pak,” ucap Fanny terdengar cukup nyaring sambil menarik lengannya yang kini tengah di genggam Adam.“Aku atasanmu, kau dipekerjakan di sini karena aku, jadi apapun perintahku kau harus menurutinya! Temani aku sekarang juga tikus dara!”

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • My Hot Boss   Bab 9 Insiden di Diamond Apartment

    “Tapi Pak, seharusnya kita ke kantor?” ucap Fanny sambil berusaha mengimbangi langkah Adam yang kini semakin menariknya masuk ke dalam apartemen tersebut.“Kamu ikut saya saja apa susahnya sih?” ucap Adam yang mulai kerepotan karena tangan kiri Fanny terus memberontaknya.Sesampainya di dekat lift, ulah Fanny benar-benar membuat Adam menghentikan langkahnya.“Saya bukan jalang yang bisa diperlakukan dengan seenaknya!” ucap Fanny dengan sangat lantang.Suara lantang wanita itu membuat Adam melepaskan tangannya yang tengah menggenggam lengan Fanny.“Jangan membuat kegaduhan! Aku tidak akan pernah memaafkan orang yang menghancurkan reputasiku!” ucap Adam sambil melangkah pergi.“Jika saja saya tidak butuh pekerjaan ini, saya juga tidak sudi bekerja dengan atasan seperti Anda,” ucap Fanny sambil membalikkan tubuhnya dan segera pergi tanpa menoleh lagi ke belakang.Adam mendengar dengan jelas semua kalimat yang meluncur dari mulutnya Fanny barusan, dia kemudian memutar tubuhnya dan tanpa d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • My Hot Boss   Bab 10 Pengakuan

    “Kau sungguh memalukan!” dengus Abraham dengan kemarahan paripurna di wajahnya.Lelaki itu duduk di kursi utama ruangan keluarga ini. Ya, sosok Abraham Hussein adalah lelaki yang sangat dingin dan juga tegas. Sebagai sulung dari lima bersaudara. Abraham yang merupakan anak lelaki satu-satunya di dalam keluarga Hussein ini pun menjadi Kepala Keluarga menggantikan mendiang sang ayah yang wafat di usia Abraham yang baru saja dua puluh lima tahun saat itu.“Adam, katakan kepada kami siapa wanita ini?” ucap Lucy kepada putra semata wayangnya.Adam bungkam seribu bahasa. Lelaki ini mengalihkan pandangannya kepada Fanny yang juga tengah menusuknya dengan sangat tajam dengan bola mata hazelnya.“Aku mencintai Fanny, tidak masalah bukan?” ucap Adam dengan tenangnya.“Pak Adam!” sanggah Fanny tak menerima dengan pengakuan Adam tersebut yang justru akan semakin menyudutkannya.Fanny merasakan semua tatapan wajah-wajah di ruangan itu kini mengarah kepadanya. Dan ini membuatnya sangat geram. Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • My Hot Boss   Bab 11 Siasat Keluarga Carltzon

    Pagi harinya, Fanny kembali siap dengan seragam rapi untuk kembali bekerja. Setelah membeli soto ayam hangat dengan porsi yang sangat mengenyangkannya, wanita ini akhirnya melangkah mengikuti gang kecil menuju kantornya.Lalu lintas di kota ini sangat padat di pagi hari seperti saat ini. Bukan hanya lalu lintas jalan raya yang padat merayap, melainkan lalu lalang pejalan kaki pun sama padatnya.Tidak ada obrolan dan saling sapa sesama pejalan kaki, seolah menjadi ciri khas yang melekat pada budaya jalanan di kota-kota besar belahan dunia manapun. Demikian juga dengan kota ini yang penduduknya beragam dengan berbagai struktur sosial yang juga beragam.Sekitar lima belas menit berjalan kaki, Fanny akhirnya tiba di halaman Hussein Group.Sesampainya di pintu masuk utama, wanita ini barulah menyematkan pin khusus miliknya.Ya, sebuah lencana khusus untuk para petinggi perusahaan besar ini memang dimilikinya berkat posisinya saat ini.“Harus aku katakan, jika kau terlalu percaya diri denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24

Bab terbaru

  • My Hot Boss   Ending

    Setelah kemenangan besar itu, tim Fanny kembali ke markas mereka yang tersembunyi, tempat di mana mereka mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk memastikan bahwa dunia yang baru mereka selamatkan tetap aman. Fanny duduk di meja pertemuan bersama Adam dan anggota tim lainnya, masing-masing merenung tentang apa yang baru saja terjadi.“Zero memang sudah runtuh, tapi kita tahu ini bukan akhir,” ujar Fanny, suara tegasnya mengisi ruangan. “Ada banyak kelompok lain yang mungkin sudah menunggu kesempatan untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan Zero. Kita harus memantau semuanya dengan lebih ketat.”Adam mengangguk. “Aku setuju. Ini hanya langkah pertama. Kita telah menghentikan mereka, tapi mereka bukan satu-satunya yang memiliki agenda tersembunyi.”Mason yang duduk di sudut meja dengan ekspresi serius menambahkan, “Selama sistem Zero masih ada jejaknya, akan ada orang-orang yang mencoba memanfaatkan teknologi yang tertinggal. Mereka tahu betul bagaimana memanipul

  • My Hot Boss   Reaksi Publik

    Ketegangan di markas Quantum Grid semakin memuncak. Serangan dari Zero semakin menggila, dan setiap detik yang berlalu semakin menambah rasa takut dan kecemasan. Fanny tidak hanya harus menghadapi ancaman dari dunia maya, tetapi juga dari serangan fisik yang menghantui di luar markas mereka.Mason, yang memimpin pertahanan fisik, berlari ke ruang kontrol dengan wajah penuh kecemasan. "Fanny, kami butuh lebih banyak waktu! Mereka mulai menguasai distrik utama, dan orang-orang di luar mulai panik! Kami harus menghentikan serangan fisik ini—segera!"Fanny menarik napas panjang, meskipun rasa cemas hampir menghancurkannya. "Adam, kita harus membuka akses ke data utama mereka lebih cepat! Semakin lama kita menunggu, semakin banyak nyawa yang terancam."Adam menatap layar dengan tatapan yang tajam. "Sistem Zero semakin rumit. Mereka memperkuat firewall mereka saat kita semakin mendekat. Tapi aku bisa melakukannya, Fanny. Cuma perlu sedikit waktu."Fanny menoleh ke Gavin dan Mason yang tampa

  • My Hot Boss   Sisa Waktu

    Waktu terus berjalan, dan suasana semakin mencekam. Setiap detik yang berlalu terasa begitu lama. Tim Quantum Grid melangkah lebih jauh ke dalam dunia yang mereka coba taklukkan. Fanny, dengan tekad yang tak tergoyahkan, tetap memimpin timnya dengan penuh keyakinan, meski hatinya penuh kecemasan.Di layar besar, data yang mengalir semakin cepat. Adam memimpin peretasan ke pusat server Zero dengan keterampilan yang luar biasa, tetapi setiap langkah mereka semakin terdeteksi. "Mereka semakin dekat," kata Adam dengan tenang, meskipun keringat dingin mulai mengalir di dahinya.Fanny mengangguk, matanya fokus pada layar yang menunjukkan titik-titik merah di seluruh dunia, tempat di mana Zero mulai melancarkan serangan. "Kita tidak punya banyak waktu," katanya dengan suara yang terdengar lebih tajam. "Kita harus mengakhiri ini sebelum mereka menguasai semuanya.""Satu jam lagi," ujar Gavin dengan wajah tegang. "Jika kita tidak bisa menembus jaringan mereka dalam satu jam, Zero akan memutusk

  • My Hot Boss   Berharap

    Fanny memandang Adam dengan penuh keyakinan, namun di balik tatapan itu, ada rasa khawatir yang dalam. Zero bukanlah ancaman biasa. Mereka telah menginfiltrasi setiap sektor penting, memanfaatkan ketidakstabilan global dengan sangat rapi. Adam mengerti betul betapa besar ancaman itu, tetapi dia juga tahu bahwa tidak ada pilihan lain selain berjuang untuk menghentikan mereka."Adam, apa yang harus kita lakukan?" Fanny bertanya, suaranya terdengar lebih tenang meskipun dunia di sekitarnya terasa semakin genting.Adam mengangguk pelan, menatap layar yang menampilkan peta digital global dan data yang bergerak cepat di sana. "Zero telah menciptakan jaringan komunikasi yang hampir tak terlihat. Mereka mengontrol hampir setiap aliran informasi dan ekonomi. Jika kita ingin menghentikan mereka, kita harus meretas jantung sistem mereka. Saya tahu di mana mereka bersembunyi, tapi kita butuh lebih dari sekadar serangan cyber."Fanny melangkah mendekat, menatap layar yang menunjukkan sebuah lokasi

  • My Hot Boss   Akhirnya

    Tim Quantum Grid bekerja tanpa henti, mempersiapkan segala kemungkinan untuk menghadapi ancaman Zero dan memastikan keselamatan Adam. Fanny mengarahkan perhatiannya sepenuhnya pada pencarian suaminya. Setiap informasi yang mereka dapatkan tentang pulau terpencil itu semakin mempertegas keyakinannya: Adam adalah satu-satunya yang bisa mengakhiri ancaman Zero.Di tengah kesibukan tim, Fanny tidak bisa menahan diri untuk teringat akan kenangan mereka berdua. Adam adalah sosok yang kuat, cerdas, dan penuh perhitungan. Dia bukan hanya seorang pengusaha yang sukses, tapi juga seorang pemikir yang selalu melihat gambaran besar. Hanya dengan kekuatan pikirannya yang luar biasa, Zero dapat dihentikan.Namun, di balik keyakinannya, ada keraguan. Fanny tahu bahwa dunia telah berubah. Zero tak hanya bermain dengan teknologi, tetapi juga dengan kekuatan finansial yang mengancam kesejahteraan seluruh dunia. Setiap detik yang berlalu semakin menambah ketegangan di dalam dirinya. Waktu yang mereka mi

  • My Hot Boss   Zero Mendominasi Bisnis

    Fanny berdiri di depan peta digital yang terpasang di dinding markas, matanya penuh tekad dan kecemasan. Informasi yang baru saja didapatkan Gavin mengenai keberadaan Adam di pulau terpencil itu hanya memperkuat keyakinannya—suaminya adalah satu-satunya yang bisa menghentikan Zero. Dia tahu bahwa Zero tak hanya mengancam dunia maya, tetapi mereka juga merusak pasar bisnis global dengan arogansi mereka yang tak terkendali."Jika kita tidak segera menghentikan Zero, pasar bisnis global akan semakin terpuruk," Fanny berkata dengan suara tegas, walau matanya penuh kecemasan. "Mereka sudah mengendalikan sebagian besar sektor penting dan memanipulasi harga saham. Negara-negara besar terjebak dalam ketidakpastian ekonomi. Jika Zero terus menguasai ekonomi dunia, kita semua akan berada dalam cengkeraman mereka."Gavin, yang sedang memantau layar besar di sisi lain ruangan, mengangguk setuju. "Mereka mulai mengendalikan lebih dari sekadar dunia maya. Zero sudah terlibat dalam perdagangan ilega

  • My Hot Boss   Adam Kuncinya

    Fanny menatap layar besar di depan mereka dengan ekspresi serius. Matanya penuh tekad, dan suara lantangnya menggema di ruangan yang sunyi. "Kita sudah bertahan dari serangan mereka, tapi ada satu hal yang masih menggantung di udara—Adam. Kita tahu bahwa dia masih hidup, dan kita tahu bahwa Zero tidak akan berhenti mencari cara untuk mengendalikannya. Semua orang, bersiaplah. Kita akan menemukan Adam, apapun caranya."Tim Quantum Grid, yang telah terbiasa menghadapi rintangan berat, saling berpandangan. Mereka tahu ini bukanlah tugas yang mudah. Adam bukan hanya figur kunci dalam pertempuran ini, tetapi dia juga seseorang yang sangat dicari oleh Zero—sebuah ancaman yang bahkan lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan. Fanny tahu betul bahwa Zero berusaha menggunakan Adam sebagai senjata dalam rencana besar mereka.Gavin berdiri pertama kali, mengangguk. "Fanny, kita sudah mendapatkan beberapa petunjuk dari jaringan yang lebih dalam. Adam sudah menghilang selama berbulan-bulan, tetap

  • My Hot Boss   Jalan Menemukan Adam

    Perjuangan mereka semakin menguatkan tekad untuk menghadapi ancaman yang terus-menerus datang. Fanny dan tim Quantum Grid tidak hanya berfokus pada pertahanan, tetapi juga pada pemulihan dunia yang telah lama terpecah. Mereka tahu bahwa Zero mungkin telah mundur untuk sementara waktu, tetapi ancaman mereka masih ada di balik layar, siap untuk menyerang ketika mereka merasa cukup kuat.Namun, meskipun ancaman itu tetap ada, Fanny merasa bahwa ada perubahan yang signifikan. Dunia tidak lagi berada di bawah bayang-bayang Zero. Perubahan ini tidak datang dalam bentuk pertempuran fisik atau serangan dunia maya saja, tetapi juga dalam bentuk kesadaran baru yang tumbuh di kalangan masyarakat."Ini lebih dari sekadar perang teknologi atau narasi," kata Gavin, yang kembali ke markas setelah bertemu dengan beberapa pemimpin dunia. "Ini adalah tentang membangun kembali apa yang telah dihancurkan. Orang-orang mulai melihat bahwa mereka tidak bisa lagi menjadi penonton dalam permainan ini. Mereka

  • My Hot Boss   Berat

    Perjuangan yang mereka hadapi belum berakhir, dan meskipun Zero telah mundur, dampaknya masih terasa. Banyak lapisan organisasi yang belum sepenuhnya dihancurkan, dan ada celah-celah yang harus mereka tutup. Fanny tahu, kemenangan ini hanyalah awal dari proses panjang untuk merestrukturisasi dunia yang telah rusak oleh manipulasi Zero."Zero mungkin telah mundur untuk sementara, tapi mereka pasti akan mencoba bangkit lagi," kata Fanny pada timnya, yang kini berada di ruang utama markas mereka yang aman. "Kita perlu mempersiapkan diri untuk apa yang akan datang. Mereka tidak akan mudah menyerah."Mason, yang selalu tenang dalam situasi sulit, menatap layar dengan penuh fokus. "Kita sudah memutuskan sebagian besar rantai mereka, tapi mereka masih punya kaki panjang. Kita harus bergerak cepat sebelum mereka bisa mengatur kembali barisan mereka."Irene, yang sebelumnya selalu fokus pada dunia maya, kini merapatkan kembali jaringan informasi yang telah rusak. "Saya sudah menyiapkan beberap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status