Share

Bab 7

Penulis: Ashley Abraham
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-18 09:03:57

"Heh, lo mau sampe kapan tidur di sini?"

Seperti mendengar suara seseorang, Irin perlahan membuka matanya.

Irin terpekik saat melihat Dante sedang berjongkok di hadapannya.

Menatapnya tajam,

"Gue pikir lo bunuh diri nyebur ke laut,"

Deggg

Irin hanya menahan napasnya saat Dante mengatakan hal itu, dia pun bangkit dari duduknya.

Ya, sejak sore Irin masih berada di bawah pohon kelapa, Irin tertidur di sana.

Irin merasakan kedamaian yang menyejukkan ya sesaat.

Dante merasa geram karena tanpa terimakasih, Irin justru meninggalkannya.

Dante melihat Irin berjalan sambil memeluk tubuhnya sendiri, Irin terlihat rapuh.

"Kenapa kamu jadi kurus," gumam Dante lirih, namun terbesit pikiran yang membuatnya merasa benci dengan Irin.

Dia kembali menatap geram padanya, Dante berjalan tergesa mengejar Irin.

"Ah, Dante!" Pekik dan ringis Irin saat Dante menarik tangannya kasar.

"Lo emang orang nggak tau terimakasih, lo malah pergi aja ninggalin gue. Lo harus gue beri pelajaran,"

"Dante, sa..kit," Irin mencoba untuk memberontak namun tak bisa.

Dante menariknya dengan kuat, hingga ia pun pasrah.

Irin pun mulai menangis.

Hingga sampailah mereka di dalam kamar hotelnya.

Dante melempar tubuh Irin ke atas ranjang.

"Dante, hiks… hiks.. ,"

Irin menatap takut pada Dante, ia tak mengerti mengapa Dante sangat membencinya.

"Gara-gara lo, gue gagal seneng-seneng sama Veve. Dan lo, buat gue takut. Takut karena nanti orang tua gue hancur karena ancaman orang tua lo," Irin menggelengkan kepalanya tak mengerti, Dante mencengkram erat rahangnya.

"M-maksud kamu apa, Dante. Aku nggak ngerti,"

Dante tertawa sinis,

"Gue yakin, orang tua gue maksa gue buat nerima perjodohan ini pasti karena ancaman orang tua lo, kan?"

"Aku nggak ngerti apa yang kamu maksud, Dante…"

"Gue muak sama omong kosong lo, dan Lo jangan berharap indah di pernikahan ini, gue nggak sudi punya anak dari lo,"

Deggg

Irin merasakan sesak, ia benar-benar tak mengerti apa maksud yang di ucapkan Dante.

Dante mendorong kasar tubuh Irin dan berlalu keluar dari kamar hotel yang seharusnya untuk mereka memadu kasih.

"Demi Tuhan, aku nggak tau apa maksud kamu, Dante." Lirih Irin yang kini mulai menangis.

Irin pun mengambil sesuatu di dalam tasnya, dan dia kembali lagi seperti hari-hari biasanya.

Sudah sekian lama Irin hidup seperti ini, hidup dalam rasa penyesalan.

Ia ingin lari sejauh mungkin, tapi ia tak mungkin membuat kedua orangtuanya hancur jika ia pergi.

***

Berbeda di tempat lain, Darius dan Emy sedang di interogasi oleh Arman ayah Irin.

"Kalian tidak lupa, bukan? Kalian harus terus mengawasi putra kalian," Arman berdiri di ruang kerjanya sembari menghadap ke luar jendela kaca besar.

Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Sedangkan sang istri, ia duduk manis di kursi kerja miliknya.

Bukan hal aneh jika Arman memperlakukan istrinya bak seorang ratu. Meskipun usia mereka sudah tak muda lagi, tapi kemesraan dan keharmonisan mereka sudah diketahui oleh publik.

"I-itu, kami sudah mengaturnya dan menyuruh seseorang untuk berangkat hari ini menyusul mereka di Bali," jawab Darius dengan gugup.

"Apa, kau mengatakan hari ini?" Arman yang sedari tadi fokus melihat pada keramaian kota di bawah sana, kini membalikkan badannya dan menatap tajam pada Arman.

"M-maaf, itu karena ___ "

"Aku tidak akan memaafkan siapapun yang melukai putriku lebih jauh lagi, terlebih jika itu putramu. Manusia bodoh yang telah berani meracuni bahkan menghancurkan hidup putriku, tidakkah kalian sadar, sedang berhadapan dengan siapa?" Jelas Arman dan memperjelas seperti apa kekuasaannya di negara ini.

Darius dan Emy hanya terdiam dan menunduk,

"Aku bersumpah putramu akan menyesal seumur hidupnya, aku tak akan membiarkannya hidup tenang jika dia bertindak lebih jauh,"

"Dan aku tau, jika kemarin putriku sudah mendapatkan perlakuan kasar dari putramu, maka dari itu, aku akan mengubah waktu, memberi kesempatan pada kalian hanya dua bulan,"

"D-dua bulan, mas?" Pekik Emy mengulang ucapan Arman.

"Yah, karena aku tak ingin putriku sakit lebih jauh lagi jika putramu masih saja belum sadar apa kesalahannya,"

"Tapi, apa itu tidak terlalu cepat?"

"Bahkan itu terlalu lama untuk putriku, kalian bodoh atau bagaimana? Baru sehari menikah saja putriku sudah di perlakukan kasar, bagaimana jika sampai tiga bulan, enam bulan, setahun? Mungkin putriku sudah menjadi mayat karena putramu, beruntunglah kalian karena aku masih memberikan kesempatan, karena aku tahu jika putriku masih menyimpan rasa pada putramu,"

"B-baiklah, kami akan mencoba untuk membujuk Dante agar dia mengerti, agar dia sadar." Jawab Darius meyakinkan pada Arman.

"Ya, dan harus kalian tau, aku pun mengutus seseorang yang penting untuk selalu mengawasi putriku,"

"Dan sangat menjijikan, putramu membawa j*lang murahan di sana, aku ingin sekali membunuh putra kalian, namun masih ku tahan," ucap Arman panjang dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Secara tidak langsung aku membuat putriku jauh semakin terluka jika putra kalian masih tidak mengerti situasinya,"

Mereka pun terdiam, Arman memandang Rosmi dengan raut kesedihan.

"Irin adalah putri kita yang kuat, bunda yakin, dia bisa bertahan."

Arman pun mengangguk tipis pada sang istri,

"Kalian harus tetap rahasiakan hal ini, aku tak ingin putriku menggagalkan misiku untuk memberi hukuman pada putra kalian,"

***

Pukul dua pagi, Dante baru saja masuk ke dalam kamar hotelnya dengan Irin.

Ia dalam keadaan sedikit mabuk, namun ia masih sadar dengan keadaan.

"Apa ini?"

Dante berjongkok saat melihat setetes darah disana,

"Darah apa?" Gumam Dante lirih, lalu kamar mandi terbuka, terlihat Irin keluar dan dengan wajah yang sedikit pucat.

Entah itu perasaan Dante saja atau memang seperti itu adanya?

"Belum tidur, huh?"

Irin diam tak menjawab, ia hanya berlalu menuju ranjang.

Dibawah pengaruh obat-obatan miliknya, Irin pun langsung memejamkan matanya.

Dante mengernyit bingung, seingatnya dulu, Irin adalah gadis yang susah untuk tidur jika ada orang lain di kamarnya.

Lalu, mengapa sekarang? Ah, bukankah itu tidak penting.

Dante mendekati ranjang dan menatap Irin yang kini bernapas dengan teratur.

"Secepat itu?" Gumam Dante, lalu ia mengusap lembut pipi Irin.

"Andai aja lo nggak begitu, gue nggak mungkin sebenci ini sama lo,"

"Karena sikap lo, gue bener-bener kecewa, ini adalah takdir sialan yang buat gue nikah sama lo, gue benci situasi ini,"

"Dan gue, nggak akan nyentuh lo ataupun nges*x sama lo, gue nggak sudi punya anak dari lo, karena lo udah berlaku kejam, lo udah kecewain gue."

"Lo wanita terkejam, murahan dan menjijikan. Lo bakal hidup di neraka sejak lo menikah sama gue,"

Tbc

Bab terkait

  • My-Ex   Bab 8

    "Bunda, ayah, Irin minta maaf. Irin minta maaf sama kalian, Irin sudah kecewakan kalian.""Irin sayang kalian, Irin harus pergi, Irin harus pergi dengan Alya. Makamkan Irin di samping makam Alya, maafkan Irin…"Dante terduduk saat mendengar racauan Irin saat tidur. Dante benar-benar tak mengerti, mengapa Irin meracau seperti itu?Dan lagi, siapa Alya?Apakah adik Irin?Seingat Dante, Irin tak memiliki saudara, ia hanya anak tunggal di keluarganya.Dante menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, lalu terkejut saat ia baru menyadari jika di ranjang mereka sudah ada darah."Menjijikan, udah tau pms masih aja nggak pake pembalut,"Dante pun berdiri tepat di samping Irin tidur, ia pun dengan sengaja meraih air minum di atas nakas dan menyiramkan ke wajah Irin.Byurrr"Ahhh,

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 9

    Irin berteriak sekencang-kencangnya, ia sudah berada di batu karang dekat pantai.Ia berdiri dan menangis terisak, sesak sekali rasanya."Kamu yang br*ngsek, kamu yang buat aku kecewa, bukan aku hiks...hiks…""Aku juga tidak tau, kenapa ayah mau aku dijodohkan sama kamu, aku juga tidak mau, tapi itu sudah keputusan dari ayah,""Sulit untukku membantah keinginannya, karena selama ini aku banyak meminta padanya, ya Tuhan… kenapa rasanya sakit sekali, hiks… hiks..""Kamu kejam, Dante…""Menangislah sepuasmu, Irin.."Irin pun menoleh saat mendengar seseorang menyebut namanya,Irin langsung menghambur peluk padanya dan langsung dibalas pelukan hangat."A-alex, hiks… kenapa hidup aku begini hiks, kenapa aku nggak mati aja?""Ssst, kamu nggak boleh

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 10

    Tiga minggu kemudian, Dante sudah menjalani hari-hari seperti sebelumnya, ia harus pergi ke kantor untuk melakukan tugasnya.Irin pun berniat untuk pergi, namun sebelum itu, ia menghubungi Dante dan meminta izin padanya.Sebelum Dante membalas chat Irin, Irin sudah di jemput oleh Alex.Alex adalah orang kepercayaan ayah Irin, Alex pun adalah sahabat kecil Irin.Hanya saja, Alex adalah anak dari keluarga biasa saja."Aku nggak peduli kamu nggak balas, aku harus pergi." Gumam Irin sambil menatap ponselnya.Irin pun berjalan keluar, dan mendapati Alex sudah berdiri dan bersandar di mobilnya."Alex,""Hai, Nona manis… silahkan masuk," ucap Alex yang kini mulai membukakan pintu mobil untuk Irin."Terimakasih, pengawal…""Ck, pangeran gitu kek, masa dunia akting sama d

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 11

    Dante mencium aroma masakan dari dapur, ia pun mengikuti aroma wangi bumbu, dan ia terdiam saat melihat ibunya dan istrinya sedang masak berdua.Penuh dengan canda tawa, Dante menatap mereka dengan tatapan senang."Andai aja lo nggak buat gue benci, gue bakal sayang banget sama lo," gumam Dante melihat Irin yang sedang tertawa."Dante?" Panggil ibunya membuat Dante tersadar."Ibu?""Sejak kapan kamu di situ?""Ah, baru… ibu kapan datang?""Sejak tengah hari ibu udah di sini,""Oh ya? Ibu sendirian di sini sejak siang?""Kan ada menantu ibu yang cantik ini, masa kamu lupa?" Irin tersipu mendengar pujian dari ibu mertuanya."Bukannya Irin pergi?""Aku pergi cuma sebentar aja kok," jawab Irin membuat Dante sedikit bingung."Ya udah

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 12

    "Dante, aku nggak bisa tidur…" lirih Irin saat ia sudah di ranjang bersama Dante."Tinggal tidur aja, pejamin mata lo. Nggak usah ganggu gue, gue ngantuk.."Irin menahan tangisnya, ia benar-benar merasa sangat lelah.Ia sudah mencoba untuk tidur, namun tak bisa.Irin menatap jam di ponselnya, dan sudah menunjukkan pukul setengah satu malam.Irin pun memilih bangkit, ia berjalan keluar dari kamar Dante.Ia merasa gelisah, ia akan sulit tidur jika tak meminum obat tidurnya."A-alya.." lirih Irin, ia pun tersentak saat tangan besar menepuk bahunya.Irin mengatur napasnya agar stabil,"It's okay, Rin.. semua baik-baik aja, hm?" Ucapnya dan perlahan Irin pun merasa rileks."Kak Darren," Darren pun tersenyum."Kenapa belum tidur?""A-

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 13

    Mobil yang mereka tumpangi pun terhenti di area parkiran rumah Irin.Dante baru tahu jelas jika rumah Irin jauh lebih mewah dan besar dari rumah kedua orang tuanya.Dante memarkirkan mobilnya di parkiran rumah milik kedua orang tua Irin.Untuk pergi dari gerbang ke parkiran saja harus menggunakan mobil atau motor jika tak ingin kelelahan.Dante menepuk pelan pipi Irin, hingga Irin pun menggeliat.Dante pun terkekeh, ia melihat Irin seperti kucing yang baru bangun tidur."Kamu kok ketawa sih?""Kamu kaya kucing baru bangun tidur,""Ish," Irin mencebikkan bibirnya."Turun, udah sampe nih,"Irin pun mengedarkan pandangannya, dan benar saja, mereka telah sampai di rumah orang tua Irin."Ayo, Dante… kita masuk, aku udah kangen sama bunda." Ucap Irin gira

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 14

    Dante mencium aroma masakan gosong dari dapur, ia mulai membuka matanya dan berjalan ke arah dapur."Irin?""D-dante,""Kenapa?""M-maaf, tadi aku niatnya mau bikin sarapan buat kamu, tapi aku lupa,""Lupa?""Lupa kalo aku nggak bisa masak," cicit Irin pelan yang membuat Dante terbahak."Udah, udah. Nanti makan di kantor aja,""Eh, terus aku gimana?""Kamu ya urus sendiri,""Eh?" Irin menatap Dante, memerjapkan matanya pelan.Dante pun terkekeh dan mencubit hidung Irin,"Aw, sakit…""Bercanda,""Ah, kirain kamu sengaja mau bikin aku mati kelaparan,""Ya, kalo bisa.""Huh?"Dante tersenyum miring,"Mendingan kamu siap-siap, ikut aku ke kantor.""Eh, beneran?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-29
  • My-Ex   Bab 15

    Dante membawa Irin ke sebuah mall."Dante, kenapa kita kesini?""Ya, kamu harus ikut aku nanti malam,""Eh, kemana?""Aku mendapatkan undangan pernikahan dari kolega ku,""Ho, baiklah.""Kamu cari dress sesuai keinginan mu dan setelah itu kita ke salon,""Kenapa ke salon?""Kamu nggak ada make up, selama ini aku cuma liat parfum, dan polesan bibir aja,"Irin tersenyum tipis,"Aku nggak suka make up sekarang,""Kenapa? Ada apa?""Udah deh, nggak usah banyak tanya. Ayo, cepat cari dress buat aku.""Kamu cari yang gimana?""Hm, lengan panjang dan terusan panjang.""Ini?"Irin menoleh dan menatap Dante yang sudah menegang dress terusan panjang berwarna peach, yang di hiasi oleh berlian-berlian kecil dibagika

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-30

Bab terbaru

  • My-Ex   Bab 67

    "Epilog."Beberapa hari kemudian setelah kepergian Irin.Tampak Irin, terlihat berjalan di dalam suatu gedung bersama Reylan dan kemudian menaiki sebuah Lift.Ketika Lift itu terbuka, terlihat dengan cepat seluruh karyawan yang ada di dalam ruangan tersebut menyambut dengan memberikan salam kepada dirinya."Selamat pagi, Ketua Komisaris." Teriak seluruh para Karyawan menyambut Irin.Irin, hanya terlihat tersenyum lalu berjalan menuju ke dalam ruangannya diikuti oleh Reylan di belakang dirinya.Terdengar Irin, berkata kepada Reylan."Apakah semua para Investor telah hadir?" Tanya Irin."Sudah, mereka telah menunggu anda di ruangan rapat sekarang." Jawab Reylan."Bagus sekali, Kita akan selesaikan ini semua dengan cepat." Sahut Irin.&he

  • My-Ex   Bab 66

    "Kenangan Reylan Bagian Akhir."Semua mata pun menatap terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Aslan, lalu terdengar Reylan dan Andressa sedikit menahan tawa,"Ckckck…" suara tawa.Reylan sambil menepuk bahu Andressa berkata,"Sungguh lucu sekali adikmu ini sobat. Ckckck…" Ujar Reylan."Ckckck… Aslan, Dia ini masih saja sama seperti dahulu. Pandai sekali berbicara yang tidak masuk akal." Sahut Andressa."Dia itu konyol dan cerdas. sama sekali seperti dirimu sobatku, ckckck…" Ucap Reylan.Mike dan Veve pun, terlihat sedikit menahan tawa dan terdengar berkata,"Pacarku, teman kamu ini sungguh sungguh unik, ya! Hahaha…" Ujar Veve."Begitulah, Aslan. Ternyata dia masih saja tetap sama seperti dahulu, hahaha…" Sahut Mike.&nbs

  • My-Ex   Bab 65

    "Kenangan Reylan Bagian IX." Masih di dalam sebuah Cafe. Beberapa waktu yang lalu kembali terdengar perdebatan antara mereka. "Cukup, kalian semua diamlah!" Teriak Ayahnya Bos Alex. Mereka semua pun dengan seketika tertunduk diam ketika mendengar teriakan dari ayahnya Bos Alex. "Tuan, baiklah kami akan melakukannya." Ucap Ayahnya Bos Alex. Seketika mereka, Bos Alex dan kawan kawan terkejut dengan keputusan tersebut. "Ayah, apa yang telah kamu katakan, kenapa kamu terlalu mengikuti kemauan mereka! biar bagaimanapun kita adalah orang terkaya di kota ini! Tidak cukupkah dengan permintaan maaf kami ini!" Sergah Bos Alex. "Benar, Paman!" Sahut salah satu dari teman Bos Alex, tidak setuju. Dengan cepat wajah Bos Alex, terkena tamparan dari a

  • My-Ex   Bab 64

    "Kenangan Reylan Bagian VIII."Tampak senang dari raut wajah Bos Alex, lalu terdengar beberapa orang bersuara,"Mampus kau! Rasakanlah jika berani berurusan denganku, maka kehancuran yang akan kau terima, bedebah!" Teriak Bos Alex."Hahaha… akhirnya akan mati juga bocah ini, kita lihat saja sehebat apa dia atau hanya mampu membual saja!" Ujar teman Bos Alex."Palingan nanti dia akan merengek dan memohon belas ampun dari kita semua. Namun, semua itu sudah terlambat." Ucap teman Bos Alex, lainnya."Hei, Nak! Kita lihat apakah gayamu itu seimbang dengan kemampuanmu. Kalian semua serang dia sekarang!" Sahut Ayahnya Bos Alex.Dari jauh Reylan melihat Aslan yang sedang dikepung oleh beberapa orang, lalu memberitahu kepada Andressa,"Teman, lihatlah! Disana adikmu sedang dalam masalah." Ucap Reylan kepada Andre

  • My-Ex   Bab 63

    "Kenangan Reylan Bagian VII."Beberapa waktu kemudian.Terlihat dari arah jalanan di luar cafe tersebut, tampak beberapa mobil sedan berdatangan dan keluarlah segerombol orang dari dalam mobil itu, lalu berjalan masuk menuju cafe.Terdengar Andressa bertanya kepada Reylan,"Ada apa ini? Sebenarnya apa yang telah terjadi, hingga banyak sekali orang yang datang ke dalam cafe?" Tanya Andressa, pelan.Reylan dengan wajah sedikit terkejut seperti orang berpikir dia lalu menjawab,"Oh ya, bukankah Aslan, adikmu saat ini juga sedang ada di dalam cafe tersebut, Andressa! Sebaiknya kita segera melihat ke dalam, aku seperti merasa sesuatu hal buruk akan terjadi padanya." Jawab Reylan."Apa maksudmu itu, Teman?" Tanya Andressa, kembali."Sudahlah, sebaiknya kita sekarang cepat bergegas masuk ke dalam

  • My-Ex   Bab 62

    "Kenangan Reylan Bagian VI."Terlihat Aslan, berjalan menuju orang orang yang sedang berdebat itu.Hingga akhirnya dia Aslan, berada di belakang pria besar itu lalu berkata, "Mike."Perlahan pria besar itu pun menoleh ke arah Aslan yang berada di belakang.Dengan mata yang membesar pria itu tampak terlihat terkejut dan berkata, "Aslan!""Hey… apakah kau ini beneran, Aslan?" Teriak Pria besar yang dipanggil Mike itu sambil kedua tangannya menggenggam kedua bahu Aslan."Bodoh… memang kau pikir siapa aku ini! Apakah kamu tidak yakin bahwa aku ini adalah Aslan?" Tanya Aslan."Hahaha… kapan kau kembali, ketua? Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Jawab Mike."Sekarang sudah yakin kau, bahwa aku ini adalah Aslan. Hahaha… baru saja aku datang ke kota ini pria bodoh. Oh iya ada apa

  • My-Ex   Bab 61

    "Kenangan Reylan Bagian V."Di Suatu tempat yang ramai.Tampak Aslan, terlihat baru saja datang lalu memarkirkan sepeda motornya di depan cafe.Terlihat Reylan muda bersama Andressa duduk bersama menoleh ke arah Aslan yang berjalan ke arah mereka berdua.Terdengar Aslan berkata,"Maaf, aku terlambat." Ujar Aslan, sambil tersenyum berjalan ke arah Andressa yang langsung berdiri dan menyambutnya."Tidak masalah adikku, selamat datang." Sahut Andressa, langsung berpelukan menyambut Aslan."Perkenalkan ini adalah Eko, teman kecilku waktu di asrama. Namun, kini telah berganti nama setelah bersama keluarga barunya." Ujar Andressa kepada Aslan."Lalu sobatku, perkenalkanlah dia adalah adikku, Aslan." Ucap Andressa, memperkenalkan.Langsung saja terlihat Reylan/Eko mengulurkan salah satu tan

  • My-Ex   Bab 60

    "Kenangan Reylan Bagian IV."Di Tempat yang lain Pria Botak berbadan besar bersama pria berambut dikuncir dan Pria Tampan berdasi sedang mengadakan suatu pertemuan bersama di sebuah Cafe tempat makan yang sangat mewah."Apakah kalian berdua telah mendengar informasinya" Tanya Pria Tampan Berdasi."Apa maksudmu Leon, Apa kau fikir hanya kau saja yang mempunyai mata mata" Ucap Pria berkuncir."Bukan begitu maksud aku Bob" Ucap Pria Tampan Berdasi yang diketahui bernama Leon."Lalu apa maksudmu" Ucap Pria berkuncir yang telah diketahui bernama Bob."Sudahlah kalian selalu saja bertengkar dengan hal kecil, Apakah kalian telah lupa dengan pesan ketua selama ini coba untuk kali ini saja kita kita meributkan hal kecil seperti itu" Ucap Pria Botak berbadan besar yang bernama Doski.Tampak Bob dan Leon terdiam tanda paham dengan apa

  • My-Ex   Bab 59

    "Kenangan Reylan Bagian III."Di dalam ruangan rumah Arman, keadaan masih terlihat tegang.Terlihat Reylan, kembali tersadar. Kemudian terdengar suara orang berbicara,"Apa maksudmu! Jangan kamu membawa terus menerus nama, Tuan Muda Omega!" Teriak Kira, membentak Irin."Benar, itu lain urusannya! Beginikah balasanmu untuk keluarga yang telah membesarkanmu! Dasar wanita tidak tahu diuntung!" Sahut Mike."Bukan begitu, bibi. Aku bukan bermaksud melawanmu atau kalian semua. Hanya saja, aku berpikir ini adalah masalahku sendiri. Tak layak, jika kalian semua terus saja selalu mencampuri kehidupanku dengan Dante!" Jawab Irin."Apa! Kamu bilang kami, mencampuri hidupmu dan Dante. Suami bodoh yang sudah mencoreng nama baik keluarga besar kita ini!" Ujar Kira, kembali melanjutkan."Apakah kamu pikir, kami semua melakukan ini semata-m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status