Home / Romansa / My-Ex / Bab 6

Share

Bab 6

last update Last Updated: 2021-03-18 09:03:14

Darren membawa Irin ke Timezone, mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang baru saja jatuh cinta.

Namun, siapa tahu jika mereka adalah saudara ipar, Irin adalah istri dari adik Darren.

"Aku pikir, kak Darren mau ajak makan nasi Padang di pinggir jalan, ternyata ada juga ya restoran khusus masakan Padang di kota ini,"

Darren pun terkekeh,

"Jelas ada lah, Rin. Kamu haus?"

"Dikit sih, capek juga ni habis main loncat-loncat sama kakak," jawab Irin dengan kekehan kecilnya.

"Ya udah ayo, kita cari minum." Darren menarik tangan Irin, dan Irin hanya mengikutinya.

"Dari dulu loh Irin mau punya kakak, eh malah jadi anak tunggal," keluh Irin dengan imut.

Darren terkekeh,

"Sekarang aku kakakmu, kan?"

"Iya kakak ipar,"

"Kamu mau minum apa?"

"Irin mau air mineral dingin aja, kak?"

"Okay,"

Saat mereka sedang duduk di kursi depan area bermain game, seorang wanita cantik memanggil nama Darren dan menghampiri mereka berdua.

"Darren?"

Darren dan Irin pun menoleh, Darren sedikit terkejut melihat siapa yang memanggilnya.

"Felice?"

Wanita yang bernama Felice itu menatap Irin dengan tatapan menyelidik, Irin jauh lebih cantik dibanding Felice.

"Dia siapa?" Tunjuk Felice pada Irin,

"Bukan urusan kamu, kamu ngapain di sini?"

"Ah, okay. Velove ngajak main game,"

"Mana Velove nya?"

"Itu, sama ayahnya," tunjuk Felice pada seorang laki-laki yang lumayan tampan sambil menggendong putri kecil, yang berumur sekitar 4 tahunan.

"Darren?"

"Hai," Darren membalas dengan jawaban singkat.

"Kebetulan ketemu disini, lo apa kabar?"

"Seperti yang lo liat,"

"Ini calon istri lo?"

"Ini bukan urusan kalian, gue permisi dulu," tanpa aba-aba Darren menarik kembali tangan Irin.

Irin hanya terdiam dan hanya mengikuti langkah kaki Darren.

Hingga sampailah mereka di basement mall,

"Kak Darren nggak papa?"

Darren tersadar, ia pun segera melepaskan pegangannya di tangan Irin,

"Astaga, Irin… maaf, maaf banget…"

"Untuk apa minta maaf, kak Darren kan nggak punya salah sama Irin?"

"Huh, ngajak kamu pergi tanpa aba-aba,"

"Irin," teriak seseorang tak jauh dari tempat mereka berada.

Darren dan Irin pun menoleh, kali ini Irin terkejut karena suaminyalah yang memanggilnya.

"D-dante?" Irin merasa takut saat melihat Dante menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

Dante berjalan tergesa menghampiri mereka, dan Dante segera menarik kasar lengan Irin.

"Dante, jangan kasar!" Ucap Darren mengingatkan.

"Lo diam, dia istri gue. Lo nggak ada hak ikut campur urusan rumah tangga gue,"

"Sialan," umpat Darren setelah Dante menarik Irin dan membawanya pergi dari sana.

Di dalam mobil, Irin merasa takut namun ia mencoba untuk bersikap biasa saja.

"Sekali wanita j*lang tetap aja j*lang,"

"Dante, aku bukan wanita seperti itu," lirih Irin dengan nada pilu.

"Tidak ada wanita baik yang ___ "

"Dante, please…" ucap Irin dengan nada bergetar.

Dante hanya mendecih dan tak melanjutkan ucapannya.

Wanita murahan, lagi-lagi gue nggak bisa berbuat jahat sama lo, sialan! Batin Dante mengumpat.

Tak lama kemudian, mobil yang mereka tumpangi telah sampai dan berhenti di jalan parkir rumah baru mereka.

"Keluar lo, beresin semua barang penting kita,"

"Diberesin untuk apa, Dante?"

"Lo lupa, nyokap bokap lo ngasih hadiah bulan madu ke Bali,"

"Ah, iya… gue lupa,"

Dante memutar bola mata jengah, jika mode lebay, Irin akan menggunakan kata aku dan kamu.

Jika sedang garang, dia akan kembali menggunakan kata lo dan gue.

"Ya udah, cepet beresin, gue nggak mau nunggu lama,"

Irin pun mengangguk, ia segera berjalan masuk ke dalam kamar.

Irin segera menyiapkan keperluannya dan juga Dante.

Hanya barang penting yang akan ia bawa, jujur saja, Irin sudah paham segala yang Dante butuhkan.

Bukan waktu singkat mereka menjalin hubungan, mereka menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih selama dua tahun dan mengenal sejak masa sekolah.

Mereka dekat sudah lama, namun mereka terpisah karena suatu masalah.

Dengan gerakan secepat kilat, Irin telah siap.

Ia pun menarik satu koper miliknya begitu juga dengan Dante.

"Lama banget si lo,"

"Nggak sadar ya, lo yang buat gue lama,"

"Nggak pantes lo ngomong lo gue,"

"Bukan urusan lo," Irin berjalan mendahului Dante.

Dante hanya tersenyum sinis menatap punggung Irin.

"Lo bakal liat kejutan indah dari gue nanti,"

Di dalam mobil menuju bandara, mereka saling diam seperti orang yang tak saling mengenal.

Hanya memakan waktu kurang lebih dua jam, mereka telah sampai di kota Denpasar, Bali.

Mereka menaiki taksi menuju hotel.

Dan saat mereka sampai di hotel, mereka pun langsung di sambut hangat oleh pegawai hotel, mereka langsung diberi kunci kamar yang berkelas VVIP.

Saat mereka berjalan menuju kamar, seseorang memanggil nama Dante.

"Dante,"

Dante dan Irin menoleh,

"Veve," balas Dante,

Irin terdiam menatap wanita yang berada di hadapannya, dia tersenyum manis pada Dante dan hanya melirik sinis padanya.

Wanita bernama Veve itu mendekati Dante dan seperti menganggap tak ada Irin di sana.

"Aku kangen," peluk Veve manja pada Dante.

Irin memejamkan matanya sejenak saat melihat Dante dan Veve berciuman saling melumat, Irin berjalan masuk ke dalam kamar hotel yang di pesan oleh kedua orang tuanya untuk bulan madu dirinya dengan Dante.

Irin merebahkan tubuhnya di ranjang yang sudah tersiap rapi dan juga bernuansa romantis.

Irin terkekeh kecil, ia merasa seperti orang bodoh.

Irin tahu betul siapa wanita bernama Veve itu.

"Ternyata masih ya,"

Irin pun mulai mengganti pakaiannya dengan dress santai lengan panjang.

Ya, sudah tak pernah lagi Irin memakai dres ataupun pakaian dengan lengan pendek. Ia selalu memakai pakaian berlengan panjang.

Irin berjalan keluar, ia menatap kamar hotel di hadapan pintu kamarnya.

Sepertinya Dante masuk ke dalam kamar itu, dan benar saja…

Saat Irin menatap pintu kamar itu, Dante keluar dengan sambil mengecup ringan bibir wanita bernama Veve itu.

"Nanti malam aku tunggu ya, sayang.."

"Iya, sayang."

Mereka bermesraan tanpa peduli jika Irin ada di sana.

Veve masuk ke dalam kamar hotelnya dan sebelum itu ia menatap tajam pada Irin.

Berbeda dengan Irin, ia hanya menatap tanpa ekspresi.

"Gimana kejutan dari gue, lo suka nggak?"

"Makasih," hanya itu jawaban dari Irin. Ia berjalan keluar dari hotel.

Ia berjalan menuju pesisir pantai, hari sudah mulai mendekati petang.

Irin terduduk di bawah pohon kelapa, menatap ombak yang terlihat sangat indah bergelombang.

Irin menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya secara halus.

"Aku harus kuat, aku harus bisa."

Irin tersenyum lebar saat melihat matahari mulai terbenam, ia tak peduli jika Dante berlaku kejam padanya.

Toh, Irin juga sudah menyiapkan diri, ia pun akan meminta pisah jika Dante tak bisa berubah.

Tbc.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nani Lestari
Lemah bener, jadi cewek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My-Ex   Bab 7

    "Heh, lo mau sampe kapan tidur di sini?"Seperti mendengar suara seseorang, Irin perlahan membuka matanya.Irin terpekik saat melihat Dante sedang berjongkok di hadapannya.Menatapnya tajam,"Gue pikir lo bunuh diri nyebur ke laut,"DegggIrin hanya menahan napasnya saat Dante mengatakan hal itu, dia pun bangkit dari duduknya.Ya, sejak sore Irin masih berada di bawah pohon kelapa, Irin tertidur di sana.Irin merasakan kedamaian yang menyejukkan ya sesaat.Dante merasa geram karena tanpa terimakasih, Irin justru meninggalkannya.Dante melihat Irin berjalan sambil memeluk tubuhnya sendiri, Irin terlihat rapuh."Kenapa kamu jadi kurus," gumam Dante lirih, namun terbesit pikiran yang membuatnya merasa benci dengan Irin.Dia kembali menata

    Last Updated : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 8

    "Bunda, ayah, Irin minta maaf. Irin minta maaf sama kalian, Irin sudah kecewakan kalian.""Irin sayang kalian, Irin harus pergi, Irin harus pergi dengan Alya. Makamkan Irin di samping makam Alya, maafkan Irin…"Dante terduduk saat mendengar racauan Irin saat tidur. Dante benar-benar tak mengerti, mengapa Irin meracau seperti itu?Dan lagi, siapa Alya?Apakah adik Irin?Seingat Dante, Irin tak memiliki saudara, ia hanya anak tunggal di keluarganya.Dante menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, lalu terkejut saat ia baru menyadari jika di ranjang mereka sudah ada darah."Menjijikan, udah tau pms masih aja nggak pake pembalut,"Dante pun berdiri tepat di samping Irin tidur, ia pun dengan sengaja meraih air minum di atas nakas dan menyiramkan ke wajah Irin.Byurrr"Ahhh,

    Last Updated : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 9

    Irin berteriak sekencang-kencangnya, ia sudah berada di batu karang dekat pantai.Ia berdiri dan menangis terisak, sesak sekali rasanya."Kamu yang br*ngsek, kamu yang buat aku kecewa, bukan aku hiks...hiks…""Aku juga tidak tau, kenapa ayah mau aku dijodohkan sama kamu, aku juga tidak mau, tapi itu sudah keputusan dari ayah,""Sulit untukku membantah keinginannya, karena selama ini aku banyak meminta padanya, ya Tuhan… kenapa rasanya sakit sekali, hiks… hiks..""Kamu kejam, Dante…""Menangislah sepuasmu, Irin.."Irin pun menoleh saat mendengar seseorang menyebut namanya,Irin langsung menghambur peluk padanya dan langsung dibalas pelukan hangat."A-alex, hiks… kenapa hidup aku begini hiks, kenapa aku nggak mati aja?""Ssst, kamu nggak boleh

    Last Updated : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 10

    Tiga minggu kemudian, Dante sudah menjalani hari-hari seperti sebelumnya, ia harus pergi ke kantor untuk melakukan tugasnya.Irin pun berniat untuk pergi, namun sebelum itu, ia menghubungi Dante dan meminta izin padanya.Sebelum Dante membalas chat Irin, Irin sudah di jemput oleh Alex.Alex adalah orang kepercayaan ayah Irin, Alex pun adalah sahabat kecil Irin.Hanya saja, Alex adalah anak dari keluarga biasa saja."Aku nggak peduli kamu nggak balas, aku harus pergi." Gumam Irin sambil menatap ponselnya.Irin pun berjalan keluar, dan mendapati Alex sudah berdiri dan bersandar di mobilnya."Alex,""Hai, Nona manis… silahkan masuk," ucap Alex yang kini mulai membukakan pintu mobil untuk Irin."Terimakasih, pengawal…""Ck, pangeran gitu kek, masa dunia akting sama d

    Last Updated : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 11

    Dante mencium aroma masakan dari dapur, ia pun mengikuti aroma wangi bumbu, dan ia terdiam saat melihat ibunya dan istrinya sedang masak berdua.Penuh dengan canda tawa, Dante menatap mereka dengan tatapan senang."Andai aja lo nggak buat gue benci, gue bakal sayang banget sama lo," gumam Dante melihat Irin yang sedang tertawa."Dante?" Panggil ibunya membuat Dante tersadar."Ibu?""Sejak kapan kamu di situ?""Ah, baru… ibu kapan datang?""Sejak tengah hari ibu udah di sini,""Oh ya? Ibu sendirian di sini sejak siang?""Kan ada menantu ibu yang cantik ini, masa kamu lupa?" Irin tersipu mendengar pujian dari ibu mertuanya."Bukannya Irin pergi?""Aku pergi cuma sebentar aja kok," jawab Irin membuat Dante sedikit bingung."Ya udah

    Last Updated : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 12

    "Dante, aku nggak bisa tidur…" lirih Irin saat ia sudah di ranjang bersama Dante."Tinggal tidur aja, pejamin mata lo. Nggak usah ganggu gue, gue ngantuk.."Irin menahan tangisnya, ia benar-benar merasa sangat lelah.Ia sudah mencoba untuk tidur, namun tak bisa.Irin menatap jam di ponselnya, dan sudah menunjukkan pukul setengah satu malam.Irin pun memilih bangkit, ia berjalan keluar dari kamar Dante.Ia merasa gelisah, ia akan sulit tidur jika tak meminum obat tidurnya."A-alya.." lirih Irin, ia pun tersentak saat tangan besar menepuk bahunya.Irin mengatur napasnya agar stabil,"It's okay, Rin.. semua baik-baik aja, hm?" Ucapnya dan perlahan Irin pun merasa rileks."Kak Darren," Darren pun tersenyum."Kenapa belum tidur?""A-

    Last Updated : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 13

    Mobil yang mereka tumpangi pun terhenti di area parkiran rumah Irin.Dante baru tahu jelas jika rumah Irin jauh lebih mewah dan besar dari rumah kedua orang tuanya.Dante memarkirkan mobilnya di parkiran rumah milik kedua orang tua Irin.Untuk pergi dari gerbang ke parkiran saja harus menggunakan mobil atau motor jika tak ingin kelelahan.Dante menepuk pelan pipi Irin, hingga Irin pun menggeliat.Dante pun terkekeh, ia melihat Irin seperti kucing yang baru bangun tidur."Kamu kok ketawa sih?""Kamu kaya kucing baru bangun tidur,""Ish," Irin mencebikkan bibirnya."Turun, udah sampe nih,"Irin pun mengedarkan pandangannya, dan benar saja, mereka telah sampai di rumah orang tua Irin."Ayo, Dante… kita masuk, aku udah kangen sama bunda." Ucap Irin gira

    Last Updated : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 14

    Dante mencium aroma masakan gosong dari dapur, ia mulai membuka matanya dan berjalan ke arah dapur."Irin?""D-dante,""Kenapa?""M-maaf, tadi aku niatnya mau bikin sarapan buat kamu, tapi aku lupa,""Lupa?""Lupa kalo aku nggak bisa masak," cicit Irin pelan yang membuat Dante terbahak."Udah, udah. Nanti makan di kantor aja,""Eh, terus aku gimana?""Kamu ya urus sendiri,""Eh?" Irin menatap Dante, memerjapkan matanya pelan.Dante pun terkekeh dan mencubit hidung Irin,"Aw, sakit…""Bercanda,""Ah, kirain kamu sengaja mau bikin aku mati kelaparan,""Ya, kalo bisa.""Huh?"Dante tersenyum miring,"Mendingan kamu siap-siap, ikut aku ke kantor.""Eh, beneran?"

    Last Updated : 2021-03-29

Latest chapter

  • My-Ex   Bab 67

    "Epilog."Beberapa hari kemudian setelah kepergian Irin.Tampak Irin, terlihat berjalan di dalam suatu gedung bersama Reylan dan kemudian menaiki sebuah Lift.Ketika Lift itu terbuka, terlihat dengan cepat seluruh karyawan yang ada di dalam ruangan tersebut menyambut dengan memberikan salam kepada dirinya."Selamat pagi, Ketua Komisaris." Teriak seluruh para Karyawan menyambut Irin.Irin, hanya terlihat tersenyum lalu berjalan menuju ke dalam ruangannya diikuti oleh Reylan di belakang dirinya.Terdengar Irin, berkata kepada Reylan."Apakah semua para Investor telah hadir?" Tanya Irin."Sudah, mereka telah menunggu anda di ruangan rapat sekarang." Jawab Reylan."Bagus sekali, Kita akan selesaikan ini semua dengan cepat." Sahut Irin.&he

  • My-Ex   Bab 66

    "Kenangan Reylan Bagian Akhir."Semua mata pun menatap terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Aslan, lalu terdengar Reylan dan Andressa sedikit menahan tawa,"Ckckck…" suara tawa.Reylan sambil menepuk bahu Andressa berkata,"Sungguh lucu sekali adikmu ini sobat. Ckckck…" Ujar Reylan."Ckckck… Aslan, Dia ini masih saja sama seperti dahulu. Pandai sekali berbicara yang tidak masuk akal." Sahut Andressa."Dia itu konyol dan cerdas. sama sekali seperti dirimu sobatku, ckckck…" Ucap Reylan.Mike dan Veve pun, terlihat sedikit menahan tawa dan terdengar berkata,"Pacarku, teman kamu ini sungguh sungguh unik, ya! Hahaha…" Ujar Veve."Begitulah, Aslan. Ternyata dia masih saja tetap sama seperti dahulu, hahaha…" Sahut Mike.&nbs

  • My-Ex   Bab 65

    "Kenangan Reylan Bagian IX." Masih di dalam sebuah Cafe. Beberapa waktu yang lalu kembali terdengar perdebatan antara mereka. "Cukup, kalian semua diamlah!" Teriak Ayahnya Bos Alex. Mereka semua pun dengan seketika tertunduk diam ketika mendengar teriakan dari ayahnya Bos Alex. "Tuan, baiklah kami akan melakukannya." Ucap Ayahnya Bos Alex. Seketika mereka, Bos Alex dan kawan kawan terkejut dengan keputusan tersebut. "Ayah, apa yang telah kamu katakan, kenapa kamu terlalu mengikuti kemauan mereka! biar bagaimanapun kita adalah orang terkaya di kota ini! Tidak cukupkah dengan permintaan maaf kami ini!" Sergah Bos Alex. "Benar, Paman!" Sahut salah satu dari teman Bos Alex, tidak setuju. Dengan cepat wajah Bos Alex, terkena tamparan dari a

  • My-Ex   Bab 64

    "Kenangan Reylan Bagian VIII."Tampak senang dari raut wajah Bos Alex, lalu terdengar beberapa orang bersuara,"Mampus kau! Rasakanlah jika berani berurusan denganku, maka kehancuran yang akan kau terima, bedebah!" Teriak Bos Alex."Hahaha… akhirnya akan mati juga bocah ini, kita lihat saja sehebat apa dia atau hanya mampu membual saja!" Ujar teman Bos Alex."Palingan nanti dia akan merengek dan memohon belas ampun dari kita semua. Namun, semua itu sudah terlambat." Ucap teman Bos Alex, lainnya."Hei, Nak! Kita lihat apakah gayamu itu seimbang dengan kemampuanmu. Kalian semua serang dia sekarang!" Sahut Ayahnya Bos Alex.Dari jauh Reylan melihat Aslan yang sedang dikepung oleh beberapa orang, lalu memberitahu kepada Andressa,"Teman, lihatlah! Disana adikmu sedang dalam masalah." Ucap Reylan kepada Andre

  • My-Ex   Bab 63

    "Kenangan Reylan Bagian VII."Beberapa waktu kemudian.Terlihat dari arah jalanan di luar cafe tersebut, tampak beberapa mobil sedan berdatangan dan keluarlah segerombol orang dari dalam mobil itu, lalu berjalan masuk menuju cafe.Terdengar Andressa bertanya kepada Reylan,"Ada apa ini? Sebenarnya apa yang telah terjadi, hingga banyak sekali orang yang datang ke dalam cafe?" Tanya Andressa, pelan.Reylan dengan wajah sedikit terkejut seperti orang berpikir dia lalu menjawab,"Oh ya, bukankah Aslan, adikmu saat ini juga sedang ada di dalam cafe tersebut, Andressa! Sebaiknya kita segera melihat ke dalam, aku seperti merasa sesuatu hal buruk akan terjadi padanya." Jawab Reylan."Apa maksudmu itu, Teman?" Tanya Andressa, kembali."Sudahlah, sebaiknya kita sekarang cepat bergegas masuk ke dalam

  • My-Ex   Bab 62

    "Kenangan Reylan Bagian VI."Terlihat Aslan, berjalan menuju orang orang yang sedang berdebat itu.Hingga akhirnya dia Aslan, berada di belakang pria besar itu lalu berkata, "Mike."Perlahan pria besar itu pun menoleh ke arah Aslan yang berada di belakang.Dengan mata yang membesar pria itu tampak terlihat terkejut dan berkata, "Aslan!""Hey… apakah kau ini beneran, Aslan?" Teriak Pria besar yang dipanggil Mike itu sambil kedua tangannya menggenggam kedua bahu Aslan."Bodoh… memang kau pikir siapa aku ini! Apakah kamu tidak yakin bahwa aku ini adalah Aslan?" Tanya Aslan."Hahaha… kapan kau kembali, ketua? Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Jawab Mike."Sekarang sudah yakin kau, bahwa aku ini adalah Aslan. Hahaha… baru saja aku datang ke kota ini pria bodoh. Oh iya ada apa

  • My-Ex   Bab 61

    "Kenangan Reylan Bagian V."Di Suatu tempat yang ramai.Tampak Aslan, terlihat baru saja datang lalu memarkirkan sepeda motornya di depan cafe.Terlihat Reylan muda bersama Andressa duduk bersama menoleh ke arah Aslan yang berjalan ke arah mereka berdua.Terdengar Aslan berkata,"Maaf, aku terlambat." Ujar Aslan, sambil tersenyum berjalan ke arah Andressa yang langsung berdiri dan menyambutnya."Tidak masalah adikku, selamat datang." Sahut Andressa, langsung berpelukan menyambut Aslan."Perkenalkan ini adalah Eko, teman kecilku waktu di asrama. Namun, kini telah berganti nama setelah bersama keluarga barunya." Ujar Andressa kepada Aslan."Lalu sobatku, perkenalkanlah dia adalah adikku, Aslan." Ucap Andressa, memperkenalkan.Langsung saja terlihat Reylan/Eko mengulurkan salah satu tan

  • My-Ex   Bab 60

    "Kenangan Reylan Bagian IV."Di Tempat yang lain Pria Botak berbadan besar bersama pria berambut dikuncir dan Pria Tampan berdasi sedang mengadakan suatu pertemuan bersama di sebuah Cafe tempat makan yang sangat mewah."Apakah kalian berdua telah mendengar informasinya" Tanya Pria Tampan Berdasi."Apa maksudmu Leon, Apa kau fikir hanya kau saja yang mempunyai mata mata" Ucap Pria berkuncir."Bukan begitu maksud aku Bob" Ucap Pria Tampan Berdasi yang diketahui bernama Leon."Lalu apa maksudmu" Ucap Pria berkuncir yang telah diketahui bernama Bob."Sudahlah kalian selalu saja bertengkar dengan hal kecil, Apakah kalian telah lupa dengan pesan ketua selama ini coba untuk kali ini saja kita kita meributkan hal kecil seperti itu" Ucap Pria Botak berbadan besar yang bernama Doski.Tampak Bob dan Leon terdiam tanda paham dengan apa

  • My-Ex   Bab 59

    "Kenangan Reylan Bagian III."Di dalam ruangan rumah Arman, keadaan masih terlihat tegang.Terlihat Reylan, kembali tersadar. Kemudian terdengar suara orang berbicara,"Apa maksudmu! Jangan kamu membawa terus menerus nama, Tuan Muda Omega!" Teriak Kira, membentak Irin."Benar, itu lain urusannya! Beginikah balasanmu untuk keluarga yang telah membesarkanmu! Dasar wanita tidak tahu diuntung!" Sahut Mike."Bukan begitu, bibi. Aku bukan bermaksud melawanmu atau kalian semua. Hanya saja, aku berpikir ini adalah masalahku sendiri. Tak layak, jika kalian semua terus saja selalu mencampuri kehidupanku dengan Dante!" Jawab Irin."Apa! Kamu bilang kami, mencampuri hidupmu dan Dante. Suami bodoh yang sudah mencoreng nama baik keluarga besar kita ini!" Ujar Kira, kembali melanjutkan."Apakah kamu pikir, kami semua melakukan ini semata-m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status