Tring
Mas Rendy
Malam ini Mas nggak bisa peluk kamu
Pesan lebay Rendy dengan beberapa emot sedih membuat gadis yang berbaring di kamarnya, menjadi terkikik geli.
#Mas Rendy
Besok kan bisa peluk Lissa-nya
Wajah Melissa merona.
Tring
Mas Rendy
Kelamaan!
Maunya sekarang !
Atau Mas kesitu sekarang ya?
Gadis itu membelalakkan mata tak percaya membaca sederet pesan tunangannya.
#Mas Rendy
Please Mas! Jangan lebay deh
Sabar ya, tiga minggu lagi
“Gue pikir Lo nggak masuk lagi.” Bisik Mita lirih.Melissa memalingkan wajah ke arah sahabatnya yang kini berbisik padanya. “Fokus dulu deh, Mit. Nanti Lo dihukum sama Pak Wira.”Sepertinya bisik-bisik antara Melissa dan Mita tertangkap jelas di telinga dosen yang kini sedang mengajar dikelas mereka. Dosen yang kini menjelaskan gambar di layar proyektor itu pun beralih menatap ke arah Melissa yang tampak cantik dan bersinar.Deheman dari para mahasiswi dan mahasiswa menyadarkan keterpanaan sang Dosen yang tiba-tiba terdiam saat memandang ke arah Melissa. Mereka bukannya tahu kalau Dosen yang bernama Wira Utama, sering memperhatikan gadis yang kini tampak fokus menatap layar proyektor di depan.“Saudari Melissa dan Tiffani ada yang mau ditanyakan?” celetuk Wira Utama tiba-tiba.Para mahasiswa yang berada disana mengalihkan pandangan ke arah Melissa dan Mita yang duduk bersebelahan di bangku nomer tiga dari depan.
“Bagaimana Dokter?” Tanya Ningrum panik.Dokter pribadi yang baru saja memeriksa keadaan Melissa itu menjelaskan keadaan gadis yang kini masih terlelap.“Gadis ini mempunyai trauma yang cukup berat, Bu. Kalau saya melihat, Ibu bisa membawanya konsultasi ke Ahli Psikologi.” Kata Dokter bernama Lena.“A-apa sangat parah, Dok?” Tanya Ningrum panik.Dokter Lena tersenyum. “Menurut diagnosa saya, ini cukup mengkhawatirkan, Bu. Apalagi kalau tanpa pengawasan. Karena pasien seperti ini akan tiba-tiba pingsan jika dalam keadaan terguncang. Apakah ia sering mengalami hal seperti ini?”“Ah,, saya mendapati beberapa kali, Dok. Dia memang akan histeris dan langsung terlelap kemudian. Saya juga kurang tahu penyebabnya apa.” Jawab Ningrum jujur.“Mungkin dia pernah punya pengalaman yang membuatnya tertekan. Sehingga saat ia mengingat atau menemui hal yang membuatnya terpuruk, ia akan
“Sudah siap Mas antar pulang?”Gadis dengan penampilan lebih segar dan cantik itu mengangguk. Setelah adegan mesum Rendy dua puluh menit yang lalu, Melissa segera membersihkan diri agar otaknya tidak tertular virus mesum Rendy yang menggila akhir-akhir ini. Laki-laki itu semakin sering menciumnya atau melakukan hal-hal mesum lainnya.Sebenarnya perlakuan Rendy itu tak membuat Melissa keberatan. Entah mengapa, sensor di tubuh Melissa seakan mati saat Rendy di dekatnya. Rasa kenyamanan yang laki-laki itu berikan mampu membuat dirinya terlena.Kini mereka tampak saling bergandengan tangan menuruni tangga menuju ruang menonton. Ningrum yang mendengar derap langkah mereka segera bangkit dari posisinya. Wanita paruh baya itu tersenyum, menyambut calon menantu satu-satunya di Keluarga Pratama.Rendy melepaskan genggaman erat tangannya saat mendapati Ningrum merentangkan kedua tangannya kepada Melissa. Spontan, gadis itu berhambur ke arah Ningru
Mas Rendy Pagi calon istriku yang paling cantik?Sudah siap-siap belum?Mas berangkat sekarang nih!Sebuah pesan dari Rendy yang baru saja masuk ke ponselnya membuat gadis yang baru selesai mandi tersenyum malu-malu. Kedua pipinya merona.Melissa mengambil kemeja panjang berwarna kuning dan celana panjang pas body. Perpaduan yang mampu menambah kadar kecantikan seorang gadis yang sedang dimabuk cinta.Seperti biasa Melissa hanya memulas sedikit bedak tabur pada wajahnya. Tak lupa ia memoleskan lip tint warna pink yang beraroma Cherry favorit Rendy.Selesai dengan penampilannya, Melissa mengambil beberapa buku untuk mata kuliahnya hari ini. Hari ini akan menjadi hari tersibuk baginya. Ada beberapa mata kuliah yang harus diikuti.Senyum manis tersungging di bibir Melissa tanpa malu-malu. Apalagi saat telinganya menangkap suara merd
Waktu sudah menunjukkan lebih dari pukul sepuluh malam. Namun gadis dengan kedua pipi merona belum juga bisa memejamkan mata. Ia masih memeluk erat ponsel sambil tersenyum malu. Ingatannya kembali pada insiden sore tadi. Kedua orang tuanya pulang saat ia masih terlelap dalam pelukan tunangannya. Memang Sang Ayah dan Bunda tidak memarahinya atau menggodanya. Namun ia merasa benar-benar malu. Bagaimana aku selalu terlelap di pelukan Mas Rendy? Bukan hanya Mama Ningrum saja yang tahu, sekarang Ayah dan Bunda pun sudah tahu. Tapi, aku memang tidak menyangkal jika pelukannya bisa membuatku nyaman dan merasa tenang. Tring ... Kak Riko Apa kabarnya Adik Kakak yang paling cantik? Mendengar satu notifikasi pesan di ponselnya, Melissa s
“Kamu mau berjanji sama aku?” Kedua bola mata Melissa mengerjap. Belum paham dengan arah pembicaraan laki-laki tampan yang kini menggenggam salah satu tangannya. “J-janji?” beo Melissa. “Iya, janji kalau kamu akan menceritakan semua yang akan Mas tanyakan sama kamu.” “Tanya apa, Mas?” Jujur saja, Melissa masih bingung dengan pertanyaan itu. “Semua tentang kamu. Boleh?” Belum sampai Melissa menjawab, ada satu panggilan yang membuat tubuh gadis itu membeku. Panggilan familiar yang telah lama tak ia dengar. “Elissa!” Seru laki-laki berwajah tampan yang berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk. “Kak Fery?” Gumaman lirih Melissa masih tertangkap jelas oleh Rendy. Laki-laki yang sejak tadi bersamanya. “Kamu kenal dia?” Tanya Rendy menuntut dengan nada datar. Membuat gadis itu terkesiap. Pasalnya baru kali ini ia mendengar Rendy mengeluarkan nada datar padanya. Biasanya laki-laki itu akan berkata penuh kelembuta
>> “Hallo?”“Boleh aku minta tolong sama kamu?”>> “Boleh. Ada apa?”“Awasi Melissa.”>> “OK! Serahkan semua padaku.”Rendy segera menaruh ponselnya. Ia meninggalkan parkiran ke kampus. Tujuannya adalah ke Perusahaan Pratama Corp . Ada sesuatu hal yang harus ia diskusikan dengan Sang Papa.Waktu menunjukkan pukul 12.30, Rendy telah kembali di parkiran kampus. Ia sedang menunggu Sang pujaan hati.Dari kejauhan ia melihat Melissa berjalan bersisihan dengan sahabatnya. Raut muka tunangannya masih sama seperti tadi pagi. Tampak muram dan tak bersemangat. Ia memulas senyum terbaiknya untuk turun dari mobil. Menyambut Melissa.“Eh, Kak Rendy udah dateng. Ehm, kalau gitu gue duluan ya, Mel. Soalnya ada janji sama Mama. Jangan murung terus! Tambah jelek tau!” Cibir Mita. “
“A-apa? Dua minggu lagi?!” Mita terkejut mendengar pengakuan sahabatnya. “Bu-bukannya kemarin Lo bilang tiga minggu ya?”“Di majukan sama Ayah dan Bunda. Ehm, sama kedua orang tua Mas Rendy juga.” Ringis Melissa. Tadi pagi gadis itu hanya bisa meneguk ludah saat Rendy mengatakan akan melamar secara resmi dua hari lagi.“Jadi ini yang bikin Lo galau sejak kemarin?” Mita menaikkan sebelah alisnya. Tapi Melissa menggeleng. “Lalu? Ahh ... apa tentang dia?”Melissa tersenyum kecut. Dan itu cukup sebagai jawaban bagi Mita.“Lo nggak usah mikir macem-macem deh! Kan ada Kak Rendy yang bakal mgejagain Lo. Ya kan? Dan gue juga selalu ada buat Lo.”“Thanks Mit. Lo emang satu-satunya sahabat rasa saudara yang gue miliki.” Ucapan itu membuat Mita tersipu. Membuat Melissa bergidik ngeri. “Nggak usah gitu juga kali.” Melissa menoyor Mita yang kini mengedipkan mata geni
“Mas, Lissa udah kebelet nih,” rengek Melissa yang sejak tadi tak dihiraukan oleh Rendy. Beberapa hari ini Rendy mendadak manja kepada Melissa.“Jangan lama-lama, ya?” Melissa mengangguk dengan cepat karena sudah tak tahan. Rendy mengurai pelukannya dan membiarkan Melissa turun dari tempat tidur mereka.“Hati-hati, Sayang,” pesan Rendy yang hanya dibalas gumaman oleh Sang istri.Beberapa hari ini, Rendy merasakan hal-hal aneh yang belum pernah ia rasakan pada kehamilan pertama Melissa. Jika dulu Melissa yang selalu ingin ditemani dan dipeluk, kali ini sebaliknya. Rendy akan uring-uringan jika Melissa sibuk dengan aktivitas hariannya. Termasuk mengurus putra pertama mereka.Rendy bak bayi besar yang suka merajuk tanpa alasan dan jelas. Bahkan makan pun ia minta disuapi, kalau tidak ia akan mogok makan seharian.Perubahan sikap Rendy tentu saja membuat Melissa pusing sekaligus geli. Bagaimana tidak! Rendy yang biasanya tampak cool dan berwibawa tiba-tiba berubah l
Seorang wanita dengan wajah merengut, membawa tiga buah alat tes kehamilan dengan dua garis merah yang terlihat jelas, menuju ruang kerja sang suami di sebelah kamarnya di lantai dasar.Laki-laki yang tadinya sibuk dengan dokumen yang berada di tangannya, tersenyum dan memundurkan kursi kerjanya, untuk menyambut wanita dengan bibir merengut yang baru saja masuk ke sana.Wanita yang tak lain adalah Melissa meletakkan tiga tes kehamilan itu di meja kerja sang suami.Rendy meraih tangan Melissa, dan membuat wanita itu jatuh di pangkuannya.“Mas?!” seru Melissa dengan mata membulat.Rendy terkekeh seraya melirik tes kehamilan yang berada di mejanya. Tangannya terulur meraih ketiga benda itu, dan dalam beberapa detik kemudian kedua matanya membulat dan berkaca-kaca.“S-sayang .... ini?” Rendy menatap Melissa yang masih merengut.Melissa mengangguk. “Lissa hamil, Mas.”Rendy langsung menarik teku
Rendy menyusuri lorong salah satu Rumah Sakit dengan terburu-buru dan mengumpat sesekali. Meeting yang ia perkirakan hanya sebentar, ternyata memakan waktu tiga kali lipat dari seharusnya. Membuatnya harus berlari agar segera tiba di ruang Dokter Kandungan, tempat Sang istri melakukan USG.Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat seorang wanita dengan perut yang membesar, memakai kemeja panjang berwarna biru dan celana bahan hitam khas ibu hamil, baru saja keluar dari ruangan dokter membawa buku pemeriksaan kehamilan.Rendy dengan dada berdebar kencang berjalan menghampiri wanita yang sudah menjadi istrinya sejak sembilan bulan yang lalu.“Hai Sayang?” Rendy meraih buku pemeriksaan dan tas kecil yang dibawa Melissa. “Maaf ya, Mas telat lagi,” ucap Rendy dengan sedikit gugup.“Hm, Lissa mau pulang. Capek!” ucapnya dengan nada ketus dan raut muka tak bersahabat.Rendy hanya mendesah pasrah. Bagaimanapun juga ini
Dua bulan kemudian ....Seorang laki-laki berpakaian formal, kemeja biru dengan jas dan celana bahan senada, sabuk hitam dan dasi biru polkadot, disempurnakan oleh sepatu pantofel dan jam tangan mewah di pergelangan tangan kanannya, telah siap untuk pergi ke kantor. Menjalankan rutinitas yang telah berjalan dalam satu minggu ini.Namun sebelum benar-benar berangkat, ia harus memastikan istrinya untuk bangun dan sarapan. Laki-laki itu tak ingin Sang istri kembali merajuk seperti dua hari yang lalu, dan mengakibatkan dirinya tidak bisa pergi ke mana-mana.“Ayo Sayang, bangun dulu. Mas udah siap mau ke kantor loh,” ucap Rendy dengan nada selembut mungkin sambil merapikan anak rambut Melissa yang berantakan.Melissa mengerjapkan kedua bola matanya untuk melihat ke arah Rendy yang benar-benar sudah rapi. Tiba-tiba perut Melissa bergejolak mencium aroma parfum Rendy yang menguar tajam
“Selamat pagi, Baby.”Laki-laki yang kini telah siap dengan kemeja putih panjang dan celana bahan berwarna hitam, dengan rambut yang tertata rapi dan sepatu pantofel hitam yang membalut kedua kakinya, menghampiri wanita yang masih terlelap dengan tubuh polos, di atas tempat tidur yang berada di kamarnya.Wanita yang lelah akibat percintaan panas dengannya semalam, menggeliat pelan ketika ia merasakan sentuhan lembut di punggungnya.“Mas Rendy sudah mau berangkat?” tanya Melissa dengan parau.“Iya. Hari ini Mas ada bimbingan untuk menyelesaikan skripsi. Mungkin sampai jam tiga sore Mas baru bisa pulang.”Melissa mengerjapkan kedua matanya, ia tersenyum melihat penampilan Rendy yang tampak begitu tampan. “Lissa mau tidur aja hari ini. Mas Rendy hati-hati.”Rendy tersenyum. Laki-laki itu melabuhkan kecupan di bibir Melissa sebelum benar-benar beranjak dari sana. Tak lupa ia menarik selimut untuk m
Warning 21++Melissa menggerakkan kedua bola matanya. Mengerjap berulang kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang menerangi seluruh sudut kamar hotel yang ditempatinya.Setelah percintaan panasnya siang tadi, Melissa langsung terlelap. Mengingat betapa kuatnya Rendy menerobos pertahanannya.Mendapati dirinya masih dalam keadaan polos, Melissa melirik ke kanan kirinya. Berharap ada pakaian yang bisa dipakai. Namun hingga ia duduk terbangun pun tak ada selembar pakaian yang berada di sekitarnya. Begitu juga dengan Sang suami.Melissa memutuskan untuk melilitkan selimut di tubuhnya dari pada berjalan dengan tubuh polos. Ia berniat ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi kandung kemihnya.Tapi saat ia menginjakkan kaki di lantai, ada rasa mengganjal di kewanitaannya. Ingatannya kembali pada kegiatannya dan Rendy siang tadi. Sesuatu yang membuat mereka bermandikan keringat dan bisa terlelap setelahnya. Kedua pipi Melissa meme
Warning mature content 21++Bab ini mengandung adegan dewasa yang begitu mendetail. Kalau tidak suka bisa dilewati. Tapi aku rasa tidak akan lengkap kalau tidak membaca part ini.Sinar matahari pagi yang terang menerobos kain tebal penutup dinding kaca di salah satu kamar hotel, di mana sepasang pengantin baru masih terlelap dengan posisi saling memeluk.Rendy yang baru saja mengumpulkan kesadarannya tersenyum melihat Sang istri masih terlelap di dalam pelukannya. Perlahan ia melabuhkan kecupan dalam di puncak kepala Sang istri dan menghirup aroma Cherry yang menjadi candu baginya.Melissa menggeliat pelan saat merasakan kecupan berulang-ulang di puncak kepala dan usapan lembut di punggungnya. Ia masih enggan membuka mata karena terlalu nyaman berada dalam dekapan hangat Sang suami. Melissa semakin membenamkan wajahnya di dada Rendy dan sesekali memberikan kecupan nakal di sana.Rendy menggeram
PERNIKAHAN PEWARIS PRATAMA CORPORATION AKAN DI GELAR NANTI MALAM DI SALAH SATU BALLROOM HOTEL PANDAWATAMU UNDANGAN YANG DIPERKIRAKAN MENCAPAI 6000 ORANG TERMASUK RELASI BISNIS DARI LUAR NEGERIPOTRET BAHAGIA SANG PENGANTIN BARU SETELAH ACARA AKAD YANG DILAKUKAN PUKUL 10.00PERNIKAHAN DENGAN NILAI FANTASTIS YANG MENDUDUKI NOMER DUA DI TAHUN INIBeberapa dari sederet judul berita yang sukses menghebohkan pengguna media sosial hanya dalam hitungan jam saja. Tentu saja banyak yang tidak menyangka jika Melissa benar-benar akan menjadi pendamping satu-satunya pewaris PRATAMA CORPORATION. Banyak komentar hujatan dan pujian mewarnai kotak berita di sana.Kini sebuah ballroom terbesar dan paling megah di Hotel Pandaw
Sejak pagi Rendy tampak menggerutu karena merasa seperti tahanan di kamar pribadinya. Pasalnya Ningrum benar-benar membuktikan perkataannya semalam tentang Fello dan Derrick yang akan mengawasinya selama empat hari ke depan.Dan parahnya kedua laki-laki yang kini mengawasi pergerakannya itu tidak mau diajak kerja sama. Mereka patuh pada perintah Joni yang dipastikan karena permintaan Ningrum.“Gue bisa gila kalau kalian di sini terus,” geram Rendy kesal.Namun sia-sia saja sebenarnya. Karena Fello dan Derrick seolah tuli walau Rendy terus mengumpat dengan kata-kata kasar.Rendy memilih keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan Sang Mama. Ia harus bernegosiasi agar dua laki-laki yang kini mengikuti dirinya dipindahkan saja.“Ma ... Mama ...” seru Rendy dari tangga menuju ke dapur. Tapi ketika mendapati raut tak bersahabat dari Sang Mama membuat laki-laki itu mengurungkan niatnya. “Rendy laper.” Hanya dua kata