Share

Ending

Author: terasora
last update Last Updated: 2021-02-14 08:37:00

Setelah perjuangan panjang menahan kontraksi yang makin menjadi-jadi. Akhirnya putra kecilku terlahir dengan selamat. Seperti yang kubayangkan, ia mirip ayahnya.

 Reino sangat bersuka-cita dengan kelahirannya. Ia tidak berhenti menatap wajah lelap buah hati kami.

“Udah deh jangan dilihatin terus,” cetusku membuat Reino menatapku dengan cengiran kudanya.

“Habis dia kecil banget, lucu. Kayak miniatur.”

“Ngaco!” Aku tertawa. Sekarang aku masih berada di rumah sakit setelah melakukan persalinan yang terjadi hingga 12 jam lamanya menahan sakit.

 “Makasih ya, Tit. Kamu udah berjuang melahirkan anakku.” Reino memelukku dari samping.

 “Anak kita, Rei,” ralatku.

Reino berdehem. “Kita sekarang udah jadi orangtua. Tanggung jawabku pun sudah bertambah satu lagi. Semoga dalam masa kepemimpinanku sebagai kepala keluarga kalian bahagia ya.”

 “A

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 1 Kisah Masa Lalu

    Bab 1Kisah Masa LaluAku berlari dengan ransel besar berwarna merah marun dan tas jinjing besar berwarna hitam dengan motif hello kitty. Tas jinjing yang kubawa dengan motif hello kittynya ini adalah hadiah dari salah satu produk pembalut wanita yang pernah kubeli di salah satu marketplace online beberapa bulan yang lalu.Setelah sampai tujuan, aku melihat sekitarku dengan bingung. Aku merasa tidak yakin dengan hal yang akan kulakukan. Lari dari pria brengsek itu segera, secepatnya, dan sejauh mungkin.Hatiku kembali merasa tidak enak saat mengingat pria yang kucintai itu. Tidak, Demi Tuhan, aku berjanji tidak akan mencintainya lagi. Sudah cukup waktunya yang berharga ia sia-siakan dengan jatuh cinta pada sosok sepertinya.Aku menghampiri sebuah layar digital berukuran besar yang menampilkan informasi keberangkatan kereta. Aku membacanya dengan seksama dan mengetahui kereta Tirta Arum y

    Last Updated : 2020-12-26
  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 2 Kota Cirebon

    Bab 2 Kota CirebonPerjalanan menuju Cirebon terasa sangat menyedihkan saat ini. Meskipun sejak tadi banyak orang berlalu lalang, tapi hatiku rasanya sedang berada di tempat lain. Berharap kalau pelarianku saat ini hanya mimpi dan sekadar angan-angan burukku.Tapi lamunanku buyar saat mendapat pesan dari pria yang paling kubenci saat ini. Pria yang akhirnya mau melepasku sebagai istrinya. Lagipula mengapa aku harus sudi mendampinginya jika di hari pernikahan kami, ia justru bercumbu dengan wanita lain? Aku harus menahan kesabaranku berapa lama lagi untuk bersama dengannya dengan kebencianku ini? Jujur aku sudah tak sanggup.Reino : [Kamu pergi ke mana? Jangan tinggalin aku, Bee. Please. Ini semua kesalahpahaman.]Kesalahpahaman? Aku berdecak kesal membaca pesan dari Reino. Dasar laki-laki brengsek. Aku sudah bertanya langsung pada wanita sialan itu jika memang ia menggoda

    Last Updated : 2020-12-26
  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 3 Flashback

    Bab 3 FlashbackFlashback OnSetelah melakukan pendaftaran ulang yang dilakukan oleh staf tata usaha, aku dan beberapa kawan baruku pun bisa pulang.Kami bertiga berjalan bersama melewati koridor. Aku berjalan di tengah dua teman baruku. Di sebelah kanan, ada gadis cantik dengan tinggi semampai hingga 165cm. Namanya Bella Farasya, lulusan SMA 2 Cirebon. Ia sudah mulai tinggal di Kost Putri Adinda yang letaknya di belakang kampus dan hanya perlu menggunakan 1 kali jalur angkutan kota.Berbeda dengan Bella, di samping kirinya ada Fatiya Hanum, gadis kalem yang terlihat menawan saat memakai kerudung lebar berwarna olive. Tinggi Fatiya sama sepertiku, tidak terlalu tinggi, sekitar 154cm. Meskipun begitu, kami tetap percaya diri.Berbeda denganku dan Bella, rumah Fatiya masih terjangkau dari kampus. Hanya 2 kali jalur angkutan kota, atau sekali naik bus.

    Last Updated : 2020-12-26
  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 4 Kedatangan Reino

    Bab 4Kedatangan ReinoKeesokan paginya aku terbangun dengan tubuh yang sedikit kaku. Bagaimana tidak, aku baru saja melakukan perjalanan jauh dari Jakarta ke Cirebon. Meskipun tidak terlalu jauh juga dengan memakan waktu sekitar 3 jam, tapi tetap saja badanku rasanya pegal.Kulihat jendela kamarku masih hanya tertutup kain kerudung seadanya dengan seberkas cahaya yang masuk. Aku sengaja merangkak dan menyibak kain itu sedikit, mengeluarkan kepalaku dan melihat kondisi di luar yang sudah pagi.Tidak terlalu lama berada di sana, aku pun bangkit berdiri. Mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Setelah selesai berganti pakaian dan sholat shubuh yang nyaris terlambat itu, aku pun ke ke luar dari rumah untuk mencari sarapan.Baru saja ke luar dan memakai sandal rumah berwarna putih, kulihat tepat tetangga rumahku ternyata

    Last Updated : 2020-12-26
  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 5 Kedekatan Kita

    Bab 5 Kedekatan KitaSuara ketukan pintu terdengar beberapa kali namun aku tetap mengabaikannya. Reino tidak pantas mendapatkan kesempatan, pria brengsek itu lebih pantas ditinggalkan.Setelah beberapa saat, aku tidak mendengar bunyi ketukan lagi. Pasti Reino sudah pergi. Entah ke mana aku tidak peduli.Kakiku ditekuk lalu kupeluk diriku sendiri dengan erat. Aku tidak mau bertemu dengannya lagi. Setidaknya aku tidak mau bertemu untuk sekarang ini, aku butuh waktu untuk menenangkan diri.Aku menangis perlahan saat mengingat wajah Reino dulu. Wajah tampannya yang sangat gagah. Suaranya hangat dan senyumannya menawan. Aku sungguh jatuh cinta padanya. Bagiku, Reino sangat istimewa. Kukira dia jodoh sempurna untukku, tapi ternyata diawal pernikahan kami, ia sudah mengecewakanku.***Flashback OnWajah tampan seorang

    Last Updated : 2020-12-26
  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 6 Kemungkinan yang Tidak Kuinginkan

    Bab 6 Kemungkinan yang Tidak KuinginkanSelepas bangun tidur di pagi hari, kulanjutkan aktifitas dengan mandi. Aku membersihkan diriku dan melanjutkan dengan sholat shubuh. Setelahnya aku berdoa pada Allah agar aku dapat diberikan kelancaran dan keberkahan dalam hidup.Belum selesai bermunajat padaNya, aku merasakan pening di kepalaku. Entah mengapa beberapa kali aku merasa pening, terkadang hanya pening saja, kadang pula diiringi dengan mual.Kulepas mukenah yang kupakai, lalu berbaring sejenak di atas kasur. Kupenjamkan mataku sejenak dan kudengar suara ketukan pintu terdengar. Siapa tamunya?Apa Reino?Bisa saja kan semalam pria itu tidak pulang dan menunggu. Meskipun aku tidak tahu ke mana ia menunggu semalaman.Sambil menahan pening di kepalaku, kubuka pintu depan rumah dengan perlahan. Tidak ada siapapun yang kutemukan kecuali bungkus plastik putih berukuran besar.

    Last Updated : 2020-12-30
  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 7 Pamit

    Bab 7PamitSetelah pulang dari berbelanja ke CBC Mall, penatku selama sendirian di rumah kontrakan rasanya sedikit terobati. Meskipun ada hal yang tidak menyenangkan kami bahas, tapi aku suka saat berbelanja.Selain berbelanja skincare, aku juga berbelanja keperluan rumah yang sudah hampir habis, tidak lupa juga kami membeli pakaian, dompet, dan sepatu yang menarik hati.Selama berjalan-jalan seharian ini aku menggunakan kartu debit yang diberikan oleh Reino. Entah mengapa aku ingin menghabiskan uang pria brengsek itu?"Bel, hati-hati di jalan. Makasih ya buat hari ini," kataku dengan senyum ceria.Bella mengangguk, ia baru selesai memakai helmnya. Ia mengacungkan jempol tangan lalu memutar motornya. Baru saja kukira dia akan pulang, Bella menatapku sebentar. "Mau gue beliin testpack enggak sebelum balik?" tanyanya.Wajahku terasa kaku mendengar pe

    Last Updated : 2020-12-30
  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Bab 8 Pernikahanku dan Reino

    Bab 8Pernikahanku dan ReinoTepat tengah malam dan aku masih saja terjaga. Mataku terbuka lebar dan arah pandangku tertuju pada layar laptop di mana aku bersiap melihat kepastian dari masa depanku.Aku berdoa dalam hati dengan penuh kesungguhan. Kuharap, aku lolos CPNS tahun ini dan bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil. Cita-citaku memang standar sekali, ingin menjadi seorang guru. Aku memilih pelajaran Bahasa Indonesia karena itulah satu-satunya keahlianku. Pelajaran yang lain, aku harus ekstra belajar. Terutama matematika dan fisika.Kulihat ranking nilai SKD dan melihat -bukan namaku- banyak tercantum di sana. Tunggu sebentar, itu namaku, Tita Silvia. Ya Tuhan, namaku tertera di urutan nomer 3 dari atas. Bukan dari bawah. Apakah aku lolos? Rasa haruku membuncah. Terima kasih, Ya Allah akan rezeki yang Kau berikan kepadaku.Tak berapa lama panggilan masuk, saat kuce

    Last Updated : 2020-12-30

Latest chapter

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Ending

    Setelah perjuangan panjang menahan kontraksi yang makin menjadi-jadi. Akhirnya putra kecilku terlahir dengan selamat. Seperti yang kubayangkan, ia mirip ayahnya.Reino sangat bersuka-cita dengan kelahirannya. Ia tidak berhenti menatap wajah lelap buah hati kami.“Udah deh jangan dilihatin terus,” cetusku membuat Reino menatapku dengan cengiran kudanya.“Habis dia kecil banget, lucu. Kayak miniatur.”“Ngaco!” Aku tertawa. Sekarang aku masih berada di rumah sakit setelah melakukan persalinan yang terjadi hingga 12 jam lamanya menahan sakit.“Makasih ya, Tit. Kamu udah berjuang melahirkan anakku.” Reino memelukku dari samping.“Anak kita, Rei,” ralatku.Reino berdehem. “Kita sekarang udah jadi orangtua. Tanggung jawabku pun sudah bertambah satu lagi. Semoga dalam masa kepemimpinanku sebagai kepala keluarga kalian bahagia ya.”“A

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Berakhir dan Bermula

    Hari ini terasa begitu berat saat aku mengetahui semuanya secara jelas. Selama ini, aku sudah bersikap gegabah dan keras kepala. Seharusnya aku jauh lebih dewasa dengan mendengarkan penjelasan Reino lebih dulu. Ah, tidak … Reino juga sejak awal memang tidak bisa jujur padanya hingga kesalahpahaman ini lebih melingkar dan seolah tak berujung selain menjadi kesalahan Reino seutuhnya.Tak kusangka sebelumnya, ternyata dalang semua ini adalah teman dekatku. Orang yang kuanggap sangat baik dan kuanggap sebagai orang yang meginspirasi, malah menjadi penyebab kemarahanku. Pernikahanku yang baru kujalani sudah berada di ujung tanduk karena ulahnya.Bersyukur, aku mengetahui semuanya sebelum pernikahanku dan Reino benar-benar berakhir. Semua itu berkat Elena, karena ia mau dan berani speak up tentang kejahatan Fatiya.Suara pintu kamar terbuka dan kulihat Reino masuk dengan wajah yang memancar senyum tipis. “Gimana tadi obrolan kamu da

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Musuh dalam Selimut

    Happy Reading>>>***Bab 28Musuh dalam SelimutSetelah mendapatkan verifikasi akurat dari Elena, aku pun sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Fatiya. Alhasil setelah pertemuanku dan Elena selesai pukul 1 siang, aku pun sengaja segera menemui Fatiya.Aku menghubungi Fatiya melalui whatsapp karena ia sedang dalam mode online. Fatiya pun segera membalas pesanku.[Fatiya : Ada apa, Tita?]Aku segera membalasnya. [Aku mau ketemu sekarang. Kalau boleh tahu kamu ada di mana? Biar aku yang nyamperin kamu.][Fatiya : Urgent banget ya? Emang ada apa?][Enggak ada apa-apa kok. Kamu ada apa? Aku Cuma mau ngobrol sebentar sama kamu. bisa?][Fatiya : Bisa, Tita. Aku lagi ada Mall Popokrat. Di lantai 4, di restoran Kiorado.][Kamu sama siapa di sana? Apa aku bisa ngobrol berdua, nanti?]

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Obrolan

    Bab 27ObrolanPembicaraanku dan Elena terhenti sejenak karena seorang pelayan yang menghampiri meja kami, memberikan pesanan Elena, kopi dangdang dalam secawan cangkir putih.Elena menyeruput kopi dangdang perlahan lalu meletakan kembali cangkir yang dipegangnya ke atas piring kecil. “Rasanya enak. Kamu udah pernah coba sebelumnya?” tanya Elena mengubah topic pembicaraan kami. Ia nampak berhasil mengontrol dirinya dengan baik.“Hmm,” dehemku malas.Elena menatap ke arah jendela yang berada di samping kami, lalu mendesah dengan kesal. “Hujan,” katanya pendek.Aku melihat ke arah luar dan terdiam cukup lama. Hujan tiba-tiba deras dan mengguyur sekitar pemukiman Kafe Dangdang. Kulihat banyak orang berlalu lalang demi tidak terkena air hujan yang membasahi pakaian mereka.“Aku kira hari ini bakal cerah. Sayang banget turun hujan,” kata Elena lagi, lalu melirikku. Kami

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Pertemuan

    ***Happy Reading>>>***Bab 26Pertemuan“Cepetan dong, Rei, kamu kok lama banget sih!” ketusku pada Reino yang baru saja masuk ke dalam kamar. Sekarang sudah pukul 10 pagi dan Reino masih bersantai di rumah. Padahal ia sudah berjanji akan mempertemukanku dengan Elena hari ini.“Sabar dong, Tit. Aku juga kan harus cuci mobil dulu,” balas Reino lalu membuka kaosnya yang basah, menyisakan kaos dalam putih yang melekat di tubuhnya. Ia berjalan mengambil handuk lalu membuka lemari pakaian untuk mengambil pakaian ganti.Aku mencebik, kesal dengan sikap Reino yang santai. Padahal aku sudah ingin sekali segera bertemu dengan Elena.“Kan janjiannya masih lama, santai aja.” Reino menatapku, menenangkan. “Kamu jangan ngomong apa-apa ya tentang apa yang kubilang.”“Kenapa?” tanyaku sengit.“Aku kan udah bilang, kalau

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Titik Awal

    Happy ReadingBab 25Titik AwalMama memaksaku untuk pulang ke Jakarta hari ini, tidak ada penolakan. Alasannya karena Mama sudah lama meninggalkan Papa di rumah. Belum lagi, Mama tidak tega jika harus meninggalkanku di Cirebon sendiri, meskipun Reino sudah pernah menyinggung untuk pindah ke Cirebon, tapi sepanjang pemaksaan yang Mama lakukan agar aku ikut pulang ke Jakarta, Reino tetap diam. Aku sungguh tidak paham dengan sikapnya.“Tita, ayo cepet! Kamu siap-siap lama banget sih,” ujar Mama kepadaku.“Ma, kita ke rumah yang punya kontrakan dulu yuk! Buat ngasih langsung kunci rumahnya.” Aku melihat ke sekitar kamar, semua barang sudah dibawa kecuali kasur. Mama bahkan ngotot semua peralatan dapur untuk dibawa. Ini sungguh pindahan dan usahaku untuk kabur dengan berdalih ujian CPNS berakhir sudah.“Enggak dititipin aja ke warungnya Bu Nen?” tanya Mama balik.

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Tanda Tanya

    Happy Reading>>>***Bab 24Tanda TanyaTidak habis berpikir tentang keberadaan Fatiya yang berada di video, aku pun terus menonton. Fatiya yang kukenali dengan pakaian biru putih nampak berjalan menghampiri Elena dan temannya yang lain, Gina. Dalam video itu, Fatiya tidak memakai hijab, dan rambutnya yang panjang terurai hingga punggung.“Gue ingetin ya, ini peringatan terakhir kali ke elo. Kalau gue masih ngelihat lo deket-deket sama Reino, gue bakal kerjain lo tiap hari. Ini cuma awal, Elena.” Fatiya mengancam sambil berlutut menghadap Elena yang sedang menunduk. Tangannya yang tadi diam, kini mulai mendorong kepala Elena. “Elo tahu kan siapa gue? Gue Fatiya, seorang Tia enggak main-main sama ucapannya.”Elena terus terisak tapi Fatiya, Gina, dan Dinda tidak peduli. Wajah mereka bahkan terlihat senang saat berhasil menindas Elena. Ini benar-benar tidak tidak adil, satu l

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Video Misterius

    Happy Reading>>>***Bab 23Video MisteriusReino memutuskan menginap di hotel setelah jam menunjukan pukul 11.00. Semua itu karena keminiman perabot di rumah kontrakanku. Hanya ada satu kasur di rumah, yang berada di kamarku dan kini sedang ditiduri Mama.Sebelum memutuskan menyewa hotel, Reino sudah mencoba tidur di lantai dengan alas tikar seadanya. Namun berulang kali mencoba tertidur, ia terus saja terbangun. Katanya, badannya sakit.Tidak aneh, menurutku dalam hati. Apalagi Reino ini anak orang berada. Kasur di kamarnya saja sangat empuk, halus, dan lembut. Bagaimana bisa ia tidur di karpet? Ia butuh kasur agar tubuhnya nyaman.Sementara Reino pergi ke hotel dan Mama beristirahat dengan tidur di kamar. Aku pun memutuskan untuk duduk di ruang tengah sambil menonton youtube. Aku mencari channel K-POP dan menonton video musik yang sedang tranding. Karena

  • My Bad Wedding Day (Indonesia)    Rencana Reino

    Happy Reading...***Bab 22Rencana ReinoMama datang disaat yang kurang tepat, saat aku dan Reino baru saja mengobrolkan masalah kami. Aku yakin sekali Mama sudah mendengar semuanya.“Mama lupa bawa dompet,” ujar Mama sambil berbalik arah. Tidak melihatku lagi atau Reino. Ia mencari ke dalam tas jinjing coklat tua miliknya lalu mengambil dompet berwarna senada. “Belanjaan Mama masih di warung.”Setelah mengatakan itu, Mama kembali pergi. Tanpa menoleh ke arahku atau Reino.Reino menatap kepergian Mama dengan wajah gugup. Sama sepertiku. Aku takut Mama akan membenci Reino karena masalah ini. Bagaimana pun juga Reino adalah menantu idaman Mama.“Apa Mama denger obrolan kita barusan?” tanya Reino membuatku menoleh ke arahnya dengan wajah tenang.“Aku enggak tahu. Mama kayaknya ngehindar gitu, buru-buru pergi lagi.”Re

DMCA.com Protection Status