Unexpected Baby
Samantha Karel adalah agen rahasia muda berusia 18 tahun. Ia bergabung di kesatuan agent D sejak usia 12 tahun. Sekarang ia mendapat tugas untuk mencuri drive hitam berisi informasi penjualan gelap pengusaha, pejabat, data korupsi anggota pemerintah USA, dan lain-lain. Sam bersama Cody Travis akhirnya melakukan strategi.
Strategi untuk mendapatkan drive itu dengan mendekati pemiliknya, Christopher William, si seksi sekaligus CEO yang suka melakukan balapan liar di Liverpool.
Dari arena balap, Sam membuat Chris penasaran. Hingga akhirnya mereka berhubungan dan kedekatan mereka membuat Sam berpikir bahwa ia berhasil.
Namun, belum sempat mencuri drive hitam itu, Chris mengetahui asal usul Sam. Dan saat yang tidak tepat, Sam diketahui sedang mengandung anak Chris.
Chris menginginkan anak dalam kandungan Sam dan menawarkan pernikahan serta akan memberikan drive yang diinginkan Sam.
Awalnya Sam menolak, hingga akhirnya karena banyak pertimbangan ia menyetujui syarat Chris. Selama menunggu hari pernikahan, Sam dan Chris mendatangi rumah keluarga Chris di Swiss. Hingga sebuah rahasia terbongkar, laki-laki dalam Sam sebelumnya adalah kakak dan keponakan Chris.
Hal tak terduga lain hadir saat Sam memberikan drive hitam itu pada atasannya.
Sam akhirnya menikah dengan Chris. Namun kembali ada masalah dimana ia harus diculik oleh Justin, keponakan Chris.
Read
Chapter: Bab 7 Chris WilliamsAku harus berterimakasih pada Cody karena malam ini ia membuatku sangat senang setelah obrolanku dengan Shawn. Pria itu jelas-jelas berlebihan menanggapi hubungan kami. Kami hanya berciuman sekali dan dia sudah menganggapku lebih dari teman kencan. Aku akan menjadikan ini pelajaran bahwa tidak ada kencan kedua jika aku tidak menghendakinya sama sekali. Tidak peduli bagaimana orang-orang semacam Gio akan menceramahiku untuk tidak menjauhinya.Aku mengendarai Ninja putihku dengan cepat ke arena balap liar. Cody tidak ikut denganku dan katanya dia mau tidur saja karena gara-gara proyek motorku yang harus ia utak-atik beberapa hari ini membuatnya seperti vampire. Wajahnya pucat karena kelelahan dan kurang tidur.Area yang berupa jalanan beraspal nampak makin ramai saja. Aku sudah memakai stelanku malam ini. Hanya jaket kulit hitam yang berbeda dari yang kupakai minggu kemarin. Bahkan saking niatnya, aku memakai kaus hingga 4 lapis da
Last Updated: 2020-10-28
Chapter: Bab 6 Shawn BlackmoreAku memang tidak seharusnya mempercayai Cody. Ryan salah besar tentangnya! Bagaimana bisa sudah lewat 3 hari tapi pesananku tidak pernah sampai. Aku ingat betapa muaknya aku saat harus menghubunginya lewat telpon 2 hari yang lalu.“Bajingan!” sapaku tidak sabar saat mendengar suaranya menyapaku; Halo! Aku benar-benar tidak butuh basa-basinya.“Sweet, jangan marah-marah dulu! Aku tahu kau merindukanku tapi tidak perlu memakiku seperti itu juga.”“Demi neptunus, aku tidak pernah merindukanmu, Travis! Kau melupakan perintahku terakhir kali kita bicara. Kau dengar aku!” bentakku. “Jika kau tidak bisa membantu banyak mengapa tidak mundur saja dan biarkan orang yang lebih cekatan untuk membantuku!”“Aku cukup cekatan, Sweet. Masalah motor itu ya? Aku sedang melakukan sedikit modifikasi, Sweet. Jadi bisakah kau tenang dan membiarkanku tidur sebentar. Aku janji akan menyelesaikannya sabtu ini.”“Aku tidak percaya padamu,
Last Updated: 2020-10-28
Chapter: Bab 5 EmailAku menggunakan kemeja putih dengan rok span hitam yang kupunya. Berjalan menggunakan sepatu hitam berhak 5 senti lalu berjalan mengantarkan dokumen penting milik Lucy ke mejanya. Kami saling tukar senyuman sampai akhirnya Lucy menyapaku duluan.“Terimakasih, Sam,” jawabnya dan aku hanya mengangguk. Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di kantor ini, dan pekerjaanku yaitu menjadi asisten Lucy. Membantunya menyelesaikan tugas-tugasnya di kantor.“Apa kau mau kubuatkan kopi? Aku akan ke pantry.” Aku menawarinya dengan ramah. Meskipun dia teman serumahku tapi aku juga sadar bahwa sekarang dia juga sebagai atasanku, setidaknya selama kami di kantor.“Tolong, tapi jangan beri gula ya!”Aku mengangguk lalu meninggalkan meja Lucy, aku tahu dia sedang sibuk. Dan rasanya aku bisa mengerti bahwa dia belum sepenuhnya mempercayakan pekerjaannya untuk kubantu. Aku hanya bolak-balik ke mesin fotocopy
Last Updated: 2020-10-28
Chapter: Bab 4 KehidupanCody mengantarkanku sampai di depan gerbang rumah. Setelahnya dia pamit dan aku masuk ke dalam rumah. Gio yang sepertinya menungguku dengan segera membukakan pintu saat aku baru melangkah hendak membuka gerbang rumah. Dia melipat tangannya di dada dan aku bisa melihat wajahnya yang tegang. Aku melambai dengan senyum merekah tapi bukannya membalas Gio malah masuk ke dalam.Aku masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa di ruang tamu di mana Gio juga sedang duduk di sana. “Kau menungguku?”“Ya, ke mana saja kau?” tanya Gio ketus. “Kau baru sampai kemari dan sudah berhasil membuatku takut. Kau bahkan tidak mengangkat telponku.”Aku merogoh sakuku dan mengeluarkan ponselku. Benar sekali, ada 5 panggilan tidak terjawab dari Gio. “Maafkan aku.”“Kau bahkan belum tahu di mana letak dan alamat lengkap rumah ini, bagaimana jika temanmu tidak mengantarkanmu pulang?” katanya. Aku tahu dia sangat mengkhawatirkanku. Sungguh aku se
Last Updated: 2020-10-28
Chapter: Bab 3 Balapan“Aku melihatnya,” kataku dengan suara datar.“Jadi apa rencanamu sekarang? Kau mau kita melihat situasinya terlebih dahulu atau kau ingin melakukan sesuatu secepatnya?”“Tidak perlu terburu-buru, Code. Kita lihat saja apa yang dilakukannya. Bagaimana kau tahu tempat ini?”Cody tertawa. “Aku mendapatkan salinan target dari Ryan. Meskipun menjadi pendamping aku harus bisa memaksimalkan diriku. Sekali lagi kutanya apa yang akan kau rencanakan untuk menggagalkan rencana si brengsek itu?”“Kau akan tahu nanti, bisakah kau melawannya tapi jangan sampai menang. Kau harus mengalah apapun yang terjadi.” Aku memberikan intruksi pada Cody. Seperti tahu apa yang harus ia lakukan, Cody mengangguk dan aku turun dari motornya.Aku memperhatikan Cody yang perlahan mendekati target. Dia membuka helmnya dan bersalaman sebentar. Aku bisa melihat Cody mengajak pria itu tertawa. Badannya yang besar dan berotot bena
Last Updated: 2020-10-28
Chapter: Bab 2 Keluarga Baru di LiverpoolAku berjalan di samping Cody yang terus mengoceh. Dia sepertinya tidak berniat berhenti sedangkan aku tidak mempedulikannya. Bukankah kami sangat cocok?“Jadi di mana kakakmu? Siapa namanya, aku lupa saat kau memberitahukan namanya padaku di pesawat tadi?”“Gio,” jawabku dengan suara lemas. Dia bertanya sesuatu yang penting jadi aku patut menjawabnya. Kami terus berjalan dan aku melihat seorang lelaki yang tidak kukenali menulis nama “Cody Travis” di spanduk yang dibawanya. Aku menoleh ke belakangku dan Cody segera menyeretku mendekati orang tadi.“Matthew, apa kabar?” Cody benar-benar memeluk orang yang menjemputnya dengan erat. Mereka tertawa bersama lalu melepaskan pelukan mereka.“Aku baik, Cody. Bagaimana denganmu? Astaga, tubuhmu makin besar, kau pasti rajin berolahraga,” Matthew kembali tertawa sambil memegang bisep Cody yang makin membuatku muak. Kelakuan mereka sekarang sudah seperti pasangan gay.&
Last Updated: 2020-10-28
Chapter: EndingSetelah perjuangan panjang menahan kontraksi yang makin menjadi-jadi. Akhirnya putra kecilku terlahir dengan selamat. Seperti yang kubayangkan, ia mirip ayahnya.Reino sangat bersuka-cita dengan kelahirannya. Ia tidak berhenti menatap wajah lelap buah hati kami.“Udah deh jangan dilihatin terus,” cetusku membuat Reino menatapku dengan cengiran kudanya.“Habis dia kecil banget, lucu. Kayak miniatur.”“Ngaco!” Aku tertawa. Sekarang aku masih berada di rumah sakit setelah melakukan persalinan yang terjadi hingga 12 jam lamanya menahan sakit.“Makasih ya, Tit. Kamu udah berjuang melahirkan anakku.” Reino memelukku dari samping.“Anak kita, Rei,” ralatku.Reino berdehem. “Kita sekarang udah jadi orangtua. Tanggung jawabku pun sudah bertambah satu lagi. Semoga dalam masa kepemimpinanku sebagai kepala keluarga kalian bahagia ya.”“A
Last Updated: 2021-02-14
Chapter: Berakhir dan BermulaHari ini terasa begitu berat saat aku mengetahui semuanya secara jelas. Selama ini, aku sudah bersikap gegabah dan keras kepala. Seharusnya aku jauh lebih dewasa dengan mendengarkan penjelasan Reino lebih dulu. Ah, tidak … Reino juga sejak awal memang tidak bisa jujur padanya hingga kesalahpahaman ini lebih melingkar dan seolah tak berujung selain menjadi kesalahan Reino seutuhnya.Tak kusangka sebelumnya, ternyata dalang semua ini adalah teman dekatku. Orang yang kuanggap sangat baik dan kuanggap sebagai orang yang meginspirasi, malah menjadi penyebab kemarahanku. Pernikahanku yang baru kujalani sudah berada di ujung tanduk karena ulahnya.Bersyukur, aku mengetahui semuanya sebelum pernikahanku dan Reino benar-benar berakhir. Semua itu berkat Elena, karena ia mau dan berani speak up tentang kejahatan Fatiya.Suara pintu kamar terbuka dan kulihat Reino masuk dengan wajah yang memancar senyum tipis. “Gimana tadi obrolan kamu da
Last Updated: 2021-02-13
Chapter: Musuh dalam SelimutHappy Reading>>>***Bab 28Musuh dalam SelimutSetelah mendapatkan verifikasi akurat dari Elena, aku pun sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Fatiya. Alhasil setelah pertemuanku dan Elena selesai pukul 1 siang, aku pun sengaja segera menemui Fatiya.Aku menghubungi Fatiya melalui whatsapp karena ia sedang dalam mode online. Fatiya pun segera membalas pesanku.[Fatiya : Ada apa, Tita?]Aku segera membalasnya. [Aku mau ketemu sekarang. Kalau boleh tahu kamu ada di mana? Biar aku yang nyamperin kamu.][Fatiya : Urgent banget ya? Emang ada apa?][Enggak ada apa-apa kok. Kamu ada apa? Aku Cuma mau ngobrol sebentar sama kamu. bisa?][Fatiya : Bisa, Tita. Aku lagi ada Mall Popokrat. Di lantai 4, di restoran Kiorado.][Kamu sama siapa di sana? Apa aku bisa ngobrol berdua, nanti?]
Last Updated: 2021-02-12
Chapter: ObrolanBab 27ObrolanPembicaraanku dan Elena terhenti sejenak karena seorang pelayan yang menghampiri meja kami, memberikan pesanan Elena, kopi dangdang dalam secawan cangkir putih.Elena menyeruput kopi dangdang perlahan lalu meletakan kembali cangkir yang dipegangnya ke atas piring kecil. “Rasanya enak. Kamu udah pernah coba sebelumnya?” tanya Elena mengubah topic pembicaraan kami. Ia nampak berhasil mengontrol dirinya dengan baik.“Hmm,” dehemku malas.Elena menatap ke arah jendela yang berada di samping kami, lalu mendesah dengan kesal. “Hujan,” katanya pendek.Aku melihat ke arah luar dan terdiam cukup lama. Hujan tiba-tiba deras dan mengguyur sekitar pemukiman Kafe Dangdang. Kulihat banyak orang berlalu lalang demi tidak terkena air hujan yang membasahi pakaian mereka.“Aku kira hari ini bakal cerah. Sayang banget turun hujan,” kata Elena lagi, lalu melirikku. Kami
Last Updated: 2021-02-12
Chapter: Pertemuan***Happy Reading>>>***Bab 26Pertemuan“Cepetan dong, Rei, kamu kok lama banget sih!” ketusku pada Reino yang baru saja masuk ke dalam kamar. Sekarang sudah pukul 10 pagi dan Reino masih bersantai di rumah. Padahal ia sudah berjanji akan mempertemukanku dengan Elena hari ini.“Sabar dong, Tit. Aku juga kan harus cuci mobil dulu,” balas Reino lalu membuka kaosnya yang basah, menyisakan kaos dalam putih yang melekat di tubuhnya. Ia berjalan mengambil handuk lalu membuka lemari pakaian untuk mengambil pakaian ganti.Aku mencebik, kesal dengan sikap Reino yang santai. Padahal aku sudah ingin sekali segera bertemu dengan Elena.“Kan janjiannya masih lama, santai aja.” Reino menatapku, menenangkan. “Kamu jangan ngomong apa-apa ya tentang apa yang kubilang.”“Kenapa?” tanyaku sengit.“Aku kan udah bilang, kalau
Last Updated: 2021-02-11
Chapter: Titik AwalHappy ReadingBab 25Titik AwalMama memaksaku untuk pulang ke Jakarta hari ini, tidak ada penolakan. Alasannya karena Mama sudah lama meninggalkan Papa di rumah. Belum lagi, Mama tidak tega jika harus meninggalkanku di Cirebon sendiri, meskipun Reino sudah pernah menyinggung untuk pindah ke Cirebon, tapi sepanjang pemaksaan yang Mama lakukan agar aku ikut pulang ke Jakarta, Reino tetap diam. Aku sungguh tidak paham dengan sikapnya.“Tita, ayo cepet! Kamu siap-siap lama banget sih,” ujar Mama kepadaku.“Ma, kita ke rumah yang punya kontrakan dulu yuk! Buat ngasih langsung kunci rumahnya.” Aku melihat ke sekitar kamar, semua barang sudah dibawa kecuali kasur. Mama bahkan ngotot semua peralatan dapur untuk dibawa. Ini sungguh pindahan dan usahaku untuk kabur dengan berdalih ujian CPNS berakhir sudah.“Enggak dititipin aja ke warungnya Bu Nen?” tanya Mama balik.
Last Updated: 2021-02-11