Share

BAB 80 - Berakhir

"Apa kamu udah mikirin bener-bener, Nduk?" tanya Pakde Joko dengan raut muka suram.

"Ya, De. Aku nggak bisa nikah sama Pak Burhan," tegasku.

"Kalau boleh tahu, apa kurangnya anakku di mata kamu, Nduk? Biar jadi jelas alesanmu dan bisa jadi bahan perbaikan untuk Burhan," kata Bu Wirya. Binar matanya yang lembut keibuan menjadi penetral suasana hatiku yang kacau-balau saat ini.

"Hanya... Nggak cocok, Bu," sahutku.

"Cuma karena itu, Nduk? Coba kamu pikir baik-baik. Tolong kamu pertimbangkan lagi matang-matang. Kamu ada anak lho Ris sekarang. Apa kamu nggak kasian sama anakmu kalau dia nanti diejekin temen-temennya karena nggak ada bapaknya? Apa kamu juga nggak kasian sama pakdemu yang nantinya ikut nanggung beban?" celetuk Bude Rahmi tajam.

"Maaf De kalau anakku jadi beban Bude sekeluarga. Makanya aku keluar dari rumah ini biar nggak membebani kalian lagi," kataku sarkastis. Aku tak terima anakku disebut sebagai 'beban'.

'Kamu matahari Ibu, Dek. Jangan dengerin kata-katanya eyang Rahm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status