Intan membuka matanya saat sinar matahari menyorot ke arahnya. meski berat ia tetap memaksa matanya agar terbuka.saat ingin menggerakkan tangannya dia merasa ada sebuah tangan yang tengah menggenggam nya. dia melihat siapa pemilik tangan yang sudah menggenggam tanganya."mas Wili..." panggil Intan lirihWili yang merasa ada yang memanggil namanya segera ia membuka matanya dan melihat Intan yang sudah membuka matanya dan memanggil namanya."hei...kamu sudah sadar?apa kamu membutuhkan sesuatu?""aku mau minum mas..." ucap Intan,karena ia merasa kerongkongannya sangat kering.dengan sigap Wili mengambilkan air yang sudah tersedia di samping ranjang dan segera membantunya untuk minum."mas...aku mau mengucapkan banyak terimakasih sama mas,jika mas gak datang aku tak tahu lagi bagaimana nasibku." ucap Intan menusuk air matanya sudah mengalir deras di pipi putihnya yang penuh lebam akibat tamparan dari dua orang lelaki tak di kenalnya."tidak perlu berterima kasih,ini juga salahku seharusn
Arya mengakui semua perbuatannya,ia juga mengaku kalau Reno yang sudah menyuruhnya untuk memfitnah Intan agar intan di usir dari rumah dan pergi dari desa ini agar rahasia Reno tidak terbongkar.Wili dan Dewa menuju rumah Reno dan akan memaksanya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Wili ingin membersihkan nama Intan,kalau soal video Wili sudah mengahapusnya dan memblokir akun yang sudah menyebarkan video itu.setelah Wili menyelidiki pemilik akun yang sudah menyebarkan video itu,ternyata tidak lain adalah Reno mantan tunangan intan. sungguh Wili ingin sekali menghabisi pria pecundang seperti Reno ,menggunakan wanita lemah untuk menutupi kebusukannya.tak butuh waktu lama mereka sampai di rumah Reno,saat sampai di rumah Reno rumahnya sedang mengadakan acara pernikahan Reno dengan Rina.Wili mengepalkan kedua tanganya hingga buku jarinya memutih,ia tak habis pikir ada manusia sepicik Reno,dia sudah membuat Intan menderita sementara dirinya bahagia bersanding dengan wanita mu ra
Intan memeluk mamanya dengan sangat erat,ia mencurahkan semua rasa rindunya terhadap kedua orang tuanya.Wili yang melihat kebahagiaan terpancar dari wajah Intan, ia tersenyum dengan sangat lebar.akhirnya setelah sekian lama ia tak melihat senyum itu akhirnya hari ini Intan bisa tersenyum bahagia."mama,dan papa bagaimana bisa tahu kalau aku ada disini?" tanya Intan saat sudah mengurai pelukanya."mama dan papa kesini karena nak Wili dan nak Dewa membawa kami,dan kami sudah tahu semuanya sayang kamu tidak bersalah. maaf karena mama dan papa tidak percaya kepadamu dan malah lebih percaya kepada pria brengsek itu." ucap mama menjelaskan.saat Dewa dan Wili membongkar kebenarannya,saat itulah kedua orang tua Intan langsung meminta kepada mereka berdua untuk membawanya kepada Intan. mereka juga sangat kawatir karena Wili menceritakan tentang kejadian yang Intan alami.Intan menatap Wili dan Dewa secara bergantian dan mengucapkan terima kasih. Intan juga menatap ke arah Tiara yang juga me
"mas...bagaimana menurutmu tentang kak Wili dan Intan,apa mas setuju jika mereka kembali bersama." tanya Tiara yang membantu sang suami memakaikan dasi.Dewa terdiam,dia tidak tahu harus menjawab apa?karena dia tahu kalau Wili masih mengingat tentang masa lalunya. tapi dia juga berharap kalau Wili bisa menjalani kehidupan barunya dan bisa melupakan bayang-bayang masa lalu. Dewa ingin sekali menceritakan tentang masa lalu Wili,tetapi ia tak ada hak untuk menceritakan masa lalu Wili,baginya Tiara tak perlu ikut campur terlalu jauh tentang urusan Wili dan Intan cukup memberikan dukungan yang terbaik bagi mereka."mas... ih...di tanyain juga." kesal Tiara sambil mengerucutkan bibirnya,hal itu membuat Dewa gemas dan segera meraup bibir mungil sang istri.Tiara mendorong pelan dada Dewa,wajahnya sudah memerah karena malu. memang Dewa suaminya dan sering melakukan seperti itu,tetapi entah kenapa setiap Dewa menciumnya dia masih merasa malu dan jantungnya masih berdebar dengan sangat kencang.
Tiara yang melihat Tio mengiba merasa tidak tega,bukan ke Tio tetapi lebih ke Trisna anak Tio dan Calista. Tiara menatap ke arah Dewa seakan meminta keputusan yang tepat untuk Tio.Dewa yang melihat tatapan memohon dari Tiara menggeleng kuat,ia tahu persis bagaimana hati sang istri yang mudah sekali memaafkan sekalipun kesalahan itu sudah sangat merugikanya."tidak sayang,apa kau lupa dengan apa yang tengah di perbuat Calista?akibat ulahnya kita kehilangan calon anak kita yang bahkan belum kita tahu keberadaannya.""mas..." Tiara menghentikan ucapanya lalu menoleh ke arah Tio."pak Tio bisa pulang lebih dulu,sepertinya kami harus membicarakan hal ini." ucap Tiara kepada Tio.Tio yang mengerti kalau permintaanya sangat sulit,ia memutuskan untuk menuruti perintah Tiara,Tio langsung berdiri dan berpamitan kepada Dewa dan Tiara."terima kasih aku harap kalian mau memenuhi permintaanku,bukan demi aku tapi demi putri kecil kami." setelah mengatakan itu Tio berjalan ke arah ruangan kusus ber
setelah dari tempat Calista Tiara memutuskan untuk segera pulang,dia berencana akan membuat makan malam untuk Dewa.tak butuh waktu lama Tiara sampai di rumahnya,sebelum ia menyiapkan makan malam ia mencari keberadaan sang anak,ia sangat merindukan putra kecilnya itu."halo sayang,maaf mama lama mama harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan hati mama." ucap Tiara sambil menciumi pipi gembul Arkan.sementara Arkan terkekeh karena kegelian akibat ulah sang mama. puas bermain dengan Arkan Tiara menuju ke dapur untuk memasakkan makanan kesukaan sang suami. dia ingin mengambil hati sang suami agar mau menuruti permintaannya.setelah satu jam berkutat di dapur akhirnya masakan yang di buat oleh Tiara sudah siap."akhirnya sudah siap,sekarang aku harus mandi dan menyambut mas Dewa." ucap Tiara semangat.Tiara berjalan ke arah kamarnya untuk membersihkan diri, tak butuh waktu lama Tiara untuk memberitahukan dirinya,kini dia ingin merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih menarik di mata De
setelah perdebatan semalam Tiara mendiamkan Dewa,tetapi dia masih menyiapkan segala keperluan suaminya sebelum berangkat kerja. Dewa menghembuskan nafas kasar,sungguh ia tidak bisa jika Tiara mendiamkannya seperti ini."sayang udah dong marahnya." ucap Dewa sambil memeluk erat Tiara.Tiara melepaskan pelukan Dewa,"mas...cepetan mandi nanti telat berangkat kantornya." ucap Tiara datar"aku gakkan bisa kerja jika kamu diamin aku seperti ini." "udahlah mas aku gak mau berdebat," ucap Tiara hendak meninggalkan Dewa yang masih terus memelas agar tak mendiaminya.Dewa mencekal pergelangan tangan Tiara mencegahnya agar tak meninggalkanya "kita harus membicarakanya dek,aku gak mau hubungan kita renggang hanya karena masalah Calista." akhirnya Dewa mengungkap isi hatinya,ia tak mau jika dia dan Tiara bertengkar hanya karena mantan kekasihnya itu.Tiara langsung membalikkan badanya menatap sang suami,"lalu apa keputusan akhir mas?aku hanya berharap mas mau membebaskan Calista bukan demi Tio
"mas hari ini aku mau ijin pergi ke apartemen Intan ya mas,udah lama aku gak ketemu intan."Tiara meminta ijin kepada suaminya, memang sudah dua hari ini ia tak sempat menjenguk Intan di rumah sakit,kabarnya hari ini ia sudah boleh pulang. sementara ayah dari Intan sudah pulang ke rumahnya karena ada sesuatu hal yang harus di selesaikan dan ibunya tetap tinggal sampai Intan benar-benar sudah sembuh."iya,tapi kamu hati-hati saat di jalan atau mau pakai supir?" tawar Dewa."tidak mas,aku mau nyetir sendiri. aku mau bawa Arkan dan mbak Yanti." ucap Tiara."baiklah...kalau begitu mas berangkat ya." Dewa pamit lalu mencium kening sang istri.🥀🥀🥀🥀Dewa sampai di kantornya ,tepat pukul delapan pagi. disana dia sudah di tunggu Wili."Wili,apa semuanya sudah siap?" tanya Dewa kepada Wili"sudah tuan." jawab Wili singkat dan mengikuti langkah Dewa.hari ini mereka ada meeting penting,dan Dewa ingin segera menyelesaikan semua pekerjaannya karena dia harus memberikan kejutan kepada sang istr
Wili dan Intan memutuskan untuk duduk di taman sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang asik bermain."bagaimana kabarmu dek?" tanya Wili setelah cukup lama terdiam."aku baik mas,bagiamana dengan kamu dan Angeline?" tanya Intan.memang selama berpisah Intan tidak pernah tahu bagaimana keadaan Wili,meskipun mertuanya selalu datang untuk menemuinya dan putrinya tetapi Intan tak bertanya dan Anisa pun tak pernah mengungkit atau bercerita tentang Wili kepada Intan.Wili tersenyum kecut mendengar pertanyaan Intan,ternyata Intan memang sudah tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya setelah perpisahan mereka."mas baik,Angeline...sudah meninggal saat umur Naufal masih terhitung hari."Intan terkejut mendengar jawaban dari Wili,"maaf mas aku sungguh tidak tahu." ucap Intan menyesal."sudahlah, lupakan. aku tak menyangka jika anak kita akan tumbuh sehat dan cantik sepertimu dek." ucap Wili mengalihkan pembicaraan,dia tak ingin mengingat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu."
lima tahun berlalu,selama itu juga Wili sama sekali belum bertemu dengan Intan. walau terkadang ia ingin sekali mencari tahu tentang keadaan Intan,tetapi ia takut jika bertemu dengan mantan istrinya itu dia akan kembali memberikan luka kepada Intan.Wili memang menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Intan,tetapi penyesalan takkan merubah apapun. kehidupan rumah tangganya bersama Angeline juga tak semulus yang ia bayangkan.hubungan mereka mulai merenggang ketika Wili tak sengaja membaca pesan yang masuk di ponsel milik Angeline."boss,kapan anda mentransfer uangnya,saya sudah melakukan apa yang anda inginkan."kedua alis Wili bertaut saat tak sengaja membacanya,penasaran Wili akhirnya membuka dan menscrol percakapan sebelumnya. betapa terkejutnya Wili saat membacanya,jadi selama ini lah Angeline yang berusaha memisahkan dirinya dengan Intan dengan cara mematai-matai Intan dan mengambil beberapa foto Intan yang terlihat mesra dan nyata."mas sedang apa?" tegur Angeline saat
"cepat katakan apa maksud kedatanganmu kesini." ucap papa sedikit kesal karena Wili tak kunjung menjawab pertanyaannya."saya kesini hanya ingin menanyakan keberadaan Intan,pa.""apa maksudmu,bukankah Intan itu istri kamu?kenapa tanya kepada saya?" ucap papa sambil menaikkan sebelah alisnya."pa,saya tahu kalau Intan sudah menceritakan tentang rencana perceraian kami,tapi saya mohon tolong beri tahu saya dimana Intan,saya hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja." ucap Wili jujur,sungguh kali ini Wili menaruh harapan kepada orang tua Intan.papa tersenyum masam mendengar ucapan menantunya itu,bukan tepatnya mantan menantu karena dirinya takkan membiarkan Intan hidup bersama dengan pria yang tak bertanggung jawab bahkan tega menyakiti putri semata wayangnya itu."pergilah karena,saya maupun istri saya tidak akan pernah memberitahu dimana anak dan cucu saya berada.bukankah ini yang kamu inginkan?dan satu lagi,biarkan anak saya hidup bahagia bersama anaknya tanpa adanya dirimu." ungka
Wili membuka matanya saat matahari pagi menyorot tepat ke arah wajahnya,ia melihat jam yang menggantung di tembok. seketika matanya melotot melihat sudah pukul sepuluh pagi dan dirinya baru bangun dari tidurnya.tanpa pikir panjang Wili melangkahkan kakinya untuk segera ke kamarnya dan Intan. ia harus mencegah Intan untuk pergi,setidaknya sampai Intan melahirkan,karena ia takkan membiarkan intan hidup sendirian apa lagi Intan tengah hamil anaknya."dek..." panggil Wili saat sudah sampai di kamar,tetapi ia tak menemui sosok yang ia cari. Wili melangkah ke arah kamar mandi tetapi ia juga tak menemukan Intan.Wili berpikir kemana Intan pergi,lalu matanya melihat ke arah lemari,Wili membukanya seketika Wili mematung melihat isi lemari milik Intan sudah kosong itu tandanya Intan sudah pergi dari hidupnya,sepeti kata Intan semalam.padahal Wili hanya ingin memastikan Intan hidup baik-baik saja meskipun tak bersamanya dirinya,tetapi setidaknya Wili bisa memantau ke adaan Intan.Wili mengamb
"apa kalian sedang ada masalah?katakan sejujurnya." ucap Anisa karena melihat gerak-gerik keduanya."ma aku...." ucapan Wili terpotong,"mas Wili masih mempertahankan pernikahanya dengan Angeline ma,dan aku lebih memilih mundur. untuk anak ini biarlah aku sendiri yang mengurusnya,tetapi mama tenang saja aku tidak akan melarang mama maupun mas Wili untuk menemuinya karena bagaimanapun mama adalah neneknya dan mas Wili adalah ayahnya.""dek....""maaf mas,aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu,biarlah aku hidup sendiri bersama anakku. karena aku yakin mas tidak pernah menginginkan kehadiran ya karena akan menjadi panghalangmu." potong Intan secepat mungkin."tidak mama tidak setuju kalian berpisah,dan kamu Wili bukankah mama tidak pernah mengajarimu untuk mengingkari janji?" tanya Anisa dengan penuh kekecewaan."ma,bukanya Wili ingin mengingkari janji tetapi Angeline juga sedang mengandung anakku ma,aku tidak bisa meninggalkanya maafkan aku." ucap Wili menyesal dia menatap mamanya da
sudah dua Minggu Wili pergi,dan selama itu juga Wili tak pernah memberinya kabar. dan Angeline makin gencar mengirimi foto-foto mesra mereka.ingin sekali Intan bertemu dengan dan dia ingin mendengar penjelasan dari Wili."aku harap kau cepat kembali mas,agar semuanya jelas." gumam Intan sembari menatap langit-langit kamarnya kepalanya rasanya berdenyut dan perutnya terasa sangat mual,bahkan setiap pagi ia selalu bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya."apa kamu tahu mas,untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu." gumamnya,ia memeringkan tubuhnya semabri memeluk guling dan membayangkan jika yang dia peluk adalah suaminya."aku merindukanmu mas,kapan kamu akan pulang?dan aku berharap semua video dan foto hanyalah rekayasa untuk memisahkan kita." gumam intan,dia sungguh berharap semua bukti yang di kirimkan oleh Angeline hanyalah rekayasa.Brak...suara pintu kamar di buka dengan sangat kasar,hingga membuat Intan terlonjak kaget.dengan segera ia melihat siapa yang sudah b
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang