"mas...bagaimana menurutmu tentang kak Wili dan Intan,apa mas setuju jika mereka kembali bersama." tanya Tiara yang membantu sang suami memakaikan dasi.Dewa terdiam,dia tidak tahu harus menjawab apa?karena dia tahu kalau Wili masih mengingat tentang masa lalunya. tapi dia juga berharap kalau Wili bisa menjalani kehidupan barunya dan bisa melupakan bayang-bayang masa lalu. Dewa ingin sekali menceritakan tentang masa lalu Wili,tetapi ia tak ada hak untuk menceritakan masa lalu Wili,baginya Tiara tak perlu ikut campur terlalu jauh tentang urusan Wili dan Intan cukup memberikan dukungan yang terbaik bagi mereka."mas... ih...di tanyain juga." kesal Tiara sambil mengerucutkan bibirnya,hal itu membuat Dewa gemas dan segera meraup bibir mungil sang istri.Tiara mendorong pelan dada Dewa,wajahnya sudah memerah karena malu. memang Dewa suaminya dan sering melakukan seperti itu,tetapi entah kenapa setiap Dewa menciumnya dia masih merasa malu dan jantungnya masih berdebar dengan sangat kencang.
Tiara yang melihat Tio mengiba merasa tidak tega,bukan ke Tio tetapi lebih ke Trisna anak Tio dan Calista. Tiara menatap ke arah Dewa seakan meminta keputusan yang tepat untuk Tio.Dewa yang melihat tatapan memohon dari Tiara menggeleng kuat,ia tahu persis bagaimana hati sang istri yang mudah sekali memaafkan sekalipun kesalahan itu sudah sangat merugikanya."tidak sayang,apa kau lupa dengan apa yang tengah di perbuat Calista?akibat ulahnya kita kehilangan calon anak kita yang bahkan belum kita tahu keberadaannya.""mas..." Tiara menghentikan ucapanya lalu menoleh ke arah Tio."pak Tio bisa pulang lebih dulu,sepertinya kami harus membicarakan hal ini." ucap Tiara kepada Tio.Tio yang mengerti kalau permintaanya sangat sulit,ia memutuskan untuk menuruti perintah Tiara,Tio langsung berdiri dan berpamitan kepada Dewa dan Tiara."terima kasih aku harap kalian mau memenuhi permintaanku,bukan demi aku tapi demi putri kecil kami." setelah mengatakan itu Tio berjalan ke arah ruangan kusus ber
setelah dari tempat Calista Tiara memutuskan untuk segera pulang,dia berencana akan membuat makan malam untuk Dewa.tak butuh waktu lama Tiara sampai di rumahnya,sebelum ia menyiapkan makan malam ia mencari keberadaan sang anak,ia sangat merindukan putra kecilnya itu."halo sayang,maaf mama lama mama harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan hati mama." ucap Tiara sambil menciumi pipi gembul Arkan.sementara Arkan terkekeh karena kegelian akibat ulah sang mama. puas bermain dengan Arkan Tiara menuju ke dapur untuk memasakkan makanan kesukaan sang suami. dia ingin mengambil hati sang suami agar mau menuruti permintaannya.setelah satu jam berkutat di dapur akhirnya masakan yang di buat oleh Tiara sudah siap."akhirnya sudah siap,sekarang aku harus mandi dan menyambut mas Dewa." ucap Tiara semangat.Tiara berjalan ke arah kamarnya untuk membersihkan diri, tak butuh waktu lama Tiara untuk memberitahukan dirinya,kini dia ingin merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih menarik di mata De
setelah perdebatan semalam Tiara mendiamkan Dewa,tetapi dia masih menyiapkan segala keperluan suaminya sebelum berangkat kerja. Dewa menghembuskan nafas kasar,sungguh ia tidak bisa jika Tiara mendiamkannya seperti ini."sayang udah dong marahnya." ucap Dewa sambil memeluk erat Tiara.Tiara melepaskan pelukan Dewa,"mas...cepetan mandi nanti telat berangkat kantornya." ucap Tiara datar"aku gakkan bisa kerja jika kamu diamin aku seperti ini." "udahlah mas aku gak mau berdebat," ucap Tiara hendak meninggalkan Dewa yang masih terus memelas agar tak mendiaminya.Dewa mencekal pergelangan tangan Tiara mencegahnya agar tak meninggalkanya "kita harus membicarakanya dek,aku gak mau hubungan kita renggang hanya karena masalah Calista." akhirnya Dewa mengungkap isi hatinya,ia tak mau jika dia dan Tiara bertengkar hanya karena mantan kekasihnya itu.Tiara langsung membalikkan badanya menatap sang suami,"lalu apa keputusan akhir mas?aku hanya berharap mas mau membebaskan Calista bukan demi Tio
"mas hari ini aku mau ijin pergi ke apartemen Intan ya mas,udah lama aku gak ketemu intan."Tiara meminta ijin kepada suaminya, memang sudah dua hari ini ia tak sempat menjenguk Intan di rumah sakit,kabarnya hari ini ia sudah boleh pulang. sementara ayah dari Intan sudah pulang ke rumahnya karena ada sesuatu hal yang harus di selesaikan dan ibunya tetap tinggal sampai Intan benar-benar sudah sembuh."iya,tapi kamu hati-hati saat di jalan atau mau pakai supir?" tawar Dewa."tidak mas,aku mau nyetir sendiri. aku mau bawa Arkan dan mbak Yanti." ucap Tiara."baiklah...kalau begitu mas berangkat ya." Dewa pamit lalu mencium kening sang istri.🥀🥀🥀🥀Dewa sampai di kantornya ,tepat pukul delapan pagi. disana dia sudah di tunggu Wili."Wili,apa semuanya sudah siap?" tanya Dewa kepada Wili"sudah tuan." jawab Wili singkat dan mengikuti langkah Dewa.hari ini mereka ada meeting penting,dan Dewa ingin segera menyelesaikan semua pekerjaannya karena dia harus memberikan kejutan kepada sang istr
pagi-pagi sekali Dewa sudah berangkat ke kantor,dia meninggalkan sepucuk surat untuk Tiara sebelum berangkat.ia tak tega untuk membangunkan istrinya maka dia memilih untuk meninggalkan sepucuk surat.Tiara meraba mencari sosok suaminya,tetapi ia tak menemukanya. dengan cepat ia langsung membuka mata dan duduk melihat sekeliling berharap sang suami sedang duduk atau sedang di kamar mandi,tetapi nihil Tiara tak menemukan sosok yang dia cari. didalam kamar mandi juga kosong."mas Dewa kemana?kok gak ada?" gumamya.saat ia menoleh kesamping kiri ingin mencari ponselnya ia menemukan sepucuk surat di letakkan di bawah ponselnya,dengan segera Tiara membuka dan membaca surat itu."sayang maaf,hari ini mas ada meeting di luar kota jadi harus berangkat pagi. mas tak tega bangunin kamu karena kamu tidurnya sangat nyenyak,jangan lupa makan sarapnmu mungkin hari ini mas akan sangat sibuk jadi takkan sempat untuk mengajarimu. I LOVE YOU." begitulah isi pesan Dewa"his...kerja lagi kerja lagi,kapan
dua hari setelah kejadian itu Tiara semakin dibuat curiga oleh sikap Dewa yang terlihat acuh kepadanya.dan dua hari sejak hari itu Dewa belum pulang,alasannya karena pekerjaan yang tak bisa di tinggalkan. pernah ia menanyakan tentang proyek yang dikerjakan oleh Dewa kepada Intan,tetapi sahabatnya tidak tahu tentang hal itu. karena Intan dan Wili tidak sedang mengerjakan proyek itu karena Dewa sendiri yang turun tangan dan Wili harus pergi ke Jepang bersama Intan untuk mengecek kondisi pabrik yang ada di Jepang sana.hal itu membuat Tiara semakin tak karuan,pikirannya di Liputi berbagai pikiran negatif.Ting...ponsel Tiara berbunyi tanda ada pesan masuk,Tiara langsung membuka pesan itu yang ternyata dari sang suami."sayang hari ini tolong antarkan makan siang di kantor ya,aku sungguh merindukanmu mas ingin segera bertemu dengan mu.""bukankah mas masih di Bandung?" balas Tiara"mas sudah kembali ke Jakarta dan baru saja sampai,mas ingin langsung pulang tetapi pekerjaan tak ada abis
sudah seminggu sejak kejadian itu hubungan Tiara dan Dewa malah semakin mesra,tetapi ada hal yang berbeda hari ini.Tiara merasa Dewa menyembunyikan sesuatu darinya bahkan terkesan menghindari.seperti sekarang ini,Dewa langsung pergi saat Tiara ingin menanyakan sesuatu justru Dewa berpura-pura mengangkat telpon lalu pergi meninggalkannya.Tiara menghela nafas berat,"kamu kenapa sih mas,aku merasa asing dengan kamu." gumamnya menatap mobil Dewa yang perlahan menghilang dari pandanganya."apa kau sudah sampai?" tanya Dewa pada seseorang di sebrang telpon."...""baiklah...tunggu aku sebentar lagi aku akan sampai." ucap Dewa lalu mematikan sambungan telponya."cepatlah aku sudah sangat terlambat." perintah Dewa pada supirnya.sang sopir mengangguk dan melajukan kecepatan mobil yang di kendarainya.tak butuh waktu lama Dewa sampai di salah satu taman yang sudah ia siapkan untuk acara malam nanti,dan ia yakin istrinya akan merasa bahagia jika dia memberikan kejutan ini."bagaiman apa se