setelah perdebatan semalam Tiara mendiamkan Dewa,tetapi dia masih menyiapkan segala keperluan suaminya sebelum berangkat kerja. Dewa menghembuskan nafas kasar,sungguh ia tidak bisa jika Tiara mendiamkannya seperti ini."sayang udah dong marahnya." ucap Dewa sambil memeluk erat Tiara.Tiara melepaskan pelukan Dewa,"mas...cepetan mandi nanti telat berangkat kantornya." ucap Tiara datar"aku gakkan bisa kerja jika kamu diamin aku seperti ini." "udahlah mas aku gak mau berdebat," ucap Tiara hendak meninggalkan Dewa yang masih terus memelas agar tak mendiaminya.Dewa mencekal pergelangan tangan Tiara mencegahnya agar tak meninggalkanya "kita harus membicarakanya dek,aku gak mau hubungan kita renggang hanya karena masalah Calista." akhirnya Dewa mengungkap isi hatinya,ia tak mau jika dia dan Tiara bertengkar hanya karena mantan kekasihnya itu.Tiara langsung membalikkan badanya menatap sang suami,"lalu apa keputusan akhir mas?aku hanya berharap mas mau membebaskan Calista bukan demi Tio
"mas hari ini aku mau ijin pergi ke apartemen Intan ya mas,udah lama aku gak ketemu intan."Tiara meminta ijin kepada suaminya, memang sudah dua hari ini ia tak sempat menjenguk Intan di rumah sakit,kabarnya hari ini ia sudah boleh pulang. sementara ayah dari Intan sudah pulang ke rumahnya karena ada sesuatu hal yang harus di selesaikan dan ibunya tetap tinggal sampai Intan benar-benar sudah sembuh."iya,tapi kamu hati-hati saat di jalan atau mau pakai supir?" tawar Dewa."tidak mas,aku mau nyetir sendiri. aku mau bawa Arkan dan mbak Yanti." ucap Tiara."baiklah...kalau begitu mas berangkat ya." Dewa pamit lalu mencium kening sang istri.🥀🥀🥀🥀Dewa sampai di kantornya ,tepat pukul delapan pagi. disana dia sudah di tunggu Wili."Wili,apa semuanya sudah siap?" tanya Dewa kepada Wili"sudah tuan." jawab Wili singkat dan mengikuti langkah Dewa.hari ini mereka ada meeting penting,dan Dewa ingin segera menyelesaikan semua pekerjaannya karena dia harus memberikan kejutan kepada sang istr
pagi-pagi sekali Dewa sudah berangkat ke kantor,dia meninggalkan sepucuk surat untuk Tiara sebelum berangkat.ia tak tega untuk membangunkan istrinya maka dia memilih untuk meninggalkan sepucuk surat.Tiara meraba mencari sosok suaminya,tetapi ia tak menemukanya. dengan cepat ia langsung membuka mata dan duduk melihat sekeliling berharap sang suami sedang duduk atau sedang di kamar mandi,tetapi nihil Tiara tak menemukan sosok yang dia cari. didalam kamar mandi juga kosong."mas Dewa kemana?kok gak ada?" gumamya.saat ia menoleh kesamping kiri ingin mencari ponselnya ia menemukan sepucuk surat di letakkan di bawah ponselnya,dengan segera Tiara membuka dan membaca surat itu."sayang maaf,hari ini mas ada meeting di luar kota jadi harus berangkat pagi. mas tak tega bangunin kamu karena kamu tidurnya sangat nyenyak,jangan lupa makan sarapnmu mungkin hari ini mas akan sangat sibuk jadi takkan sempat untuk mengajarimu. I LOVE YOU." begitulah isi pesan Dewa"his...kerja lagi kerja lagi,kapan
dua hari setelah kejadian itu Tiara semakin dibuat curiga oleh sikap Dewa yang terlihat acuh kepadanya.dan dua hari sejak hari itu Dewa belum pulang,alasannya karena pekerjaan yang tak bisa di tinggalkan. pernah ia menanyakan tentang proyek yang dikerjakan oleh Dewa kepada Intan,tetapi sahabatnya tidak tahu tentang hal itu. karena Intan dan Wili tidak sedang mengerjakan proyek itu karena Dewa sendiri yang turun tangan dan Wili harus pergi ke Jepang bersama Intan untuk mengecek kondisi pabrik yang ada di Jepang sana.hal itu membuat Tiara semakin tak karuan,pikirannya di Liputi berbagai pikiran negatif.Ting...ponsel Tiara berbunyi tanda ada pesan masuk,Tiara langsung membuka pesan itu yang ternyata dari sang suami."sayang hari ini tolong antarkan makan siang di kantor ya,aku sungguh merindukanmu mas ingin segera bertemu dengan mu.""bukankah mas masih di Bandung?" balas Tiara"mas sudah kembali ke Jakarta dan baru saja sampai,mas ingin langsung pulang tetapi pekerjaan tak ada abis
sudah seminggu sejak kejadian itu hubungan Tiara dan Dewa malah semakin mesra,tetapi ada hal yang berbeda hari ini.Tiara merasa Dewa menyembunyikan sesuatu darinya bahkan terkesan menghindari.seperti sekarang ini,Dewa langsung pergi saat Tiara ingin menanyakan sesuatu justru Dewa berpura-pura mengangkat telpon lalu pergi meninggalkannya.Tiara menghela nafas berat,"kamu kenapa sih mas,aku merasa asing dengan kamu." gumamnya menatap mobil Dewa yang perlahan menghilang dari pandanganya."apa kau sudah sampai?" tanya Dewa pada seseorang di sebrang telpon."...""baiklah...tunggu aku sebentar lagi aku akan sampai." ucap Dewa lalu mematikan sambungan telponya."cepatlah aku sudah sangat terlambat." perintah Dewa pada supirnya.sang sopir mengangguk dan melajukan kecepatan mobil yang di kendarainya.tak butuh waktu lama Dewa sampai di salah satu taman yang sudah ia siapkan untuk acara malam nanti,dan ia yakin istrinya akan merasa bahagia jika dia memberikan kejutan ini."bagaiman apa se
Intan sudah mendadani Tiara,dan mereka sudah bersiap untuk berangkat ke tempat yang sudah di rencanakan."waw...Tiara kau terlihat sangat cantik." ucap Intan ia merasa puas dengan hasil tangan terampilnya itu."aku memang sudah cantik dari dulu Intan,apa kau baru menyadarinya?" ucap Tiara"ya...ya...ya...tapi malam ini kau semakin cantik berkat tangan terampilku." ucap Intan."ha...ha...ha...tentu saja aku percaya dengan kemampuanmu,sudahlah ayo kita berangkat nanti terlambat.""oke...mana Arkan?""mungkin sudah menunggu di mobil." ucap Tiaramereka lalu berjalan menuju mobil,dan benar saja Arkan sudah menunggu di dalam mobil bersama baby sisternya.tak butuh waktu lama mereka sampai di tempat yang mereka tuju,disana terlihat sudah sangat ramai."Tiara lihatlah,bukankah itu Dewa?" tanya intan menunjuk ke arah pria berjas hitam sedang berbincang dengan seorang wanita mereka terlihat begitu sangat akrab."iya mau benar Intan,tapi untuk apa mas Dewa ada disini?bukankah itu Widia?" tanya
acara lamaran sudah selesai,dan kini tinggal mereka berenam yang masih ada di tempat itu."sekarang jelaskan apa yang terjadi?" tanya Tiara "sayang,aku sengaja meminta bantuan kepada Widia untuk menyiapkan acara ini,karena kebetulan Widia mempunyai WO,dan aku meminta bantuannya karena aku tahu kamu sedang cemburu terhadapnya." ucap Dewa enteng"maksudnya?" tanya Tiara bingung."ya aku hanya ingin tahu seberapa besar rasa cemburuku terhadapku.""kamu ini benar-benar nakal ya." ucap Tiara menjewer telinga Dewa"sayang lepas sakit." ucap Dewa sambil memegangi telinganya yang panas akibat jeweran Tiara."dan kamu Intan,kamu juga ikut bersengkongkol dengan mereka untuk mengerjai ku,sungguh keterlaluan ya kamu. sebenarnya yang sahabat kamu atau suamiku?" "hais...sudahlah,aku hanya ingin melihatmu sedikit menderita." ucap Intan terkekeh."heh...dasar teman luknat." umpat Tiara ingin memukul Intan."eit...tidak ada yang boleh menyakiti calon istriku." cegah Wili.Tiara hanya mendengus sebal
tanpa terasa waktu begitu cepat,pernikahan Tiara dan intan tinggal menghitung hari. memang mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan di hari yang sama."Intan kau terlihat cantik sekali dengan gaun itu." ucap Tiara,memang hari ini mereka sedang mencoba gaun pengantin,sementara para lelaki sedang menunggu calon pengantin mereka di luar."kau juga tak sangat cantik Tiara." balas intan memuji sahabatnya."aku gak nyangka kalau hari pernikahan kita akan di adakan di hari yang sama,dan aku juga gak nyangka kalau kita akan menjadi saudara sesungguhnya." ucap Tiara "memangnya selama ini kita bukan saudara Tiara?" tanya Intan"bukan seperti itu Intan...""ha ha ha...sudahlah Tiara aku mengerti maksudmu,aku sangat berterima kasih karena kamu telah mempertemukan ku dengan mas Wili yang mau menerimaku apa adanya." ucap Intan."bukan aku yang mempertemukan kalian,tetapi kak Wili memang jodoh kamu,mudah-mudahan kamu dan kak Wili selalu bahagia." ucap Tiara tulus."terima kasih,aku juga selalu