"mas hari ini aku mau ijin pergi ke apartemen Intan ya mas,udah lama aku gak ketemu intan."Tiara meminta ijin kepada suaminya, memang sudah dua hari ini ia tak sempat menjenguk Intan di rumah sakit,kabarnya hari ini ia sudah boleh pulang. sementara ayah dari Intan sudah pulang ke rumahnya karena ada sesuatu hal yang harus di selesaikan dan ibunya tetap tinggal sampai Intan benar-benar sudah sembuh."iya,tapi kamu hati-hati saat di jalan atau mau pakai supir?" tawar Dewa."tidak mas,aku mau nyetir sendiri. aku mau bawa Arkan dan mbak Yanti." ucap Tiara."baiklah...kalau begitu mas berangkat ya." Dewa pamit lalu mencium kening sang istri.🥀🥀🥀🥀Dewa sampai di kantornya ,tepat pukul delapan pagi. disana dia sudah di tunggu Wili."Wili,apa semuanya sudah siap?" tanya Dewa kepada Wili"sudah tuan." jawab Wili singkat dan mengikuti langkah Dewa.hari ini mereka ada meeting penting,dan Dewa ingin segera menyelesaikan semua pekerjaannya karena dia harus memberikan kejutan kepada sang istr
pagi-pagi sekali Dewa sudah berangkat ke kantor,dia meninggalkan sepucuk surat untuk Tiara sebelum berangkat.ia tak tega untuk membangunkan istrinya maka dia memilih untuk meninggalkan sepucuk surat.Tiara meraba mencari sosok suaminya,tetapi ia tak menemukanya. dengan cepat ia langsung membuka mata dan duduk melihat sekeliling berharap sang suami sedang duduk atau sedang di kamar mandi,tetapi nihil Tiara tak menemukan sosok yang dia cari. didalam kamar mandi juga kosong."mas Dewa kemana?kok gak ada?" gumamya.saat ia menoleh kesamping kiri ingin mencari ponselnya ia menemukan sepucuk surat di letakkan di bawah ponselnya,dengan segera Tiara membuka dan membaca surat itu."sayang maaf,hari ini mas ada meeting di luar kota jadi harus berangkat pagi. mas tak tega bangunin kamu karena kamu tidurnya sangat nyenyak,jangan lupa makan sarapnmu mungkin hari ini mas akan sangat sibuk jadi takkan sempat untuk mengajarimu. I LOVE YOU." begitulah isi pesan Dewa"his...kerja lagi kerja lagi,kapan
dua hari setelah kejadian itu Tiara semakin dibuat curiga oleh sikap Dewa yang terlihat acuh kepadanya.dan dua hari sejak hari itu Dewa belum pulang,alasannya karena pekerjaan yang tak bisa di tinggalkan. pernah ia menanyakan tentang proyek yang dikerjakan oleh Dewa kepada Intan,tetapi sahabatnya tidak tahu tentang hal itu. karena Intan dan Wili tidak sedang mengerjakan proyek itu karena Dewa sendiri yang turun tangan dan Wili harus pergi ke Jepang bersama Intan untuk mengecek kondisi pabrik yang ada di Jepang sana.hal itu membuat Tiara semakin tak karuan,pikirannya di Liputi berbagai pikiran negatif.Ting...ponsel Tiara berbunyi tanda ada pesan masuk,Tiara langsung membuka pesan itu yang ternyata dari sang suami."sayang hari ini tolong antarkan makan siang di kantor ya,aku sungguh merindukanmu mas ingin segera bertemu dengan mu.""bukankah mas masih di Bandung?" balas Tiara"mas sudah kembali ke Jakarta dan baru saja sampai,mas ingin langsung pulang tetapi pekerjaan tak ada abis
sudah seminggu sejak kejadian itu hubungan Tiara dan Dewa malah semakin mesra,tetapi ada hal yang berbeda hari ini.Tiara merasa Dewa menyembunyikan sesuatu darinya bahkan terkesan menghindari.seperti sekarang ini,Dewa langsung pergi saat Tiara ingin menanyakan sesuatu justru Dewa berpura-pura mengangkat telpon lalu pergi meninggalkannya.Tiara menghela nafas berat,"kamu kenapa sih mas,aku merasa asing dengan kamu." gumamnya menatap mobil Dewa yang perlahan menghilang dari pandanganya."apa kau sudah sampai?" tanya Dewa pada seseorang di sebrang telpon."...""baiklah...tunggu aku sebentar lagi aku akan sampai." ucap Dewa lalu mematikan sambungan telponya."cepatlah aku sudah sangat terlambat." perintah Dewa pada supirnya.sang sopir mengangguk dan melajukan kecepatan mobil yang di kendarainya.tak butuh waktu lama Dewa sampai di salah satu taman yang sudah ia siapkan untuk acara malam nanti,dan ia yakin istrinya akan merasa bahagia jika dia memberikan kejutan ini."bagaiman apa se
Intan sudah mendadani Tiara,dan mereka sudah bersiap untuk berangkat ke tempat yang sudah di rencanakan."waw...Tiara kau terlihat sangat cantik." ucap Intan ia merasa puas dengan hasil tangan terampilnya itu."aku memang sudah cantik dari dulu Intan,apa kau baru menyadarinya?" ucap Tiara"ya...ya...ya...tapi malam ini kau semakin cantik berkat tangan terampilku." ucap Intan."ha...ha...ha...tentu saja aku percaya dengan kemampuanmu,sudahlah ayo kita berangkat nanti terlambat.""oke...mana Arkan?""mungkin sudah menunggu di mobil." ucap Tiaramereka lalu berjalan menuju mobil,dan benar saja Arkan sudah menunggu di dalam mobil bersama baby sisternya.tak butuh waktu lama mereka sampai di tempat yang mereka tuju,disana terlihat sudah sangat ramai."Tiara lihatlah,bukankah itu Dewa?" tanya intan menunjuk ke arah pria berjas hitam sedang berbincang dengan seorang wanita mereka terlihat begitu sangat akrab."iya mau benar Intan,tapi untuk apa mas Dewa ada disini?bukankah itu Widia?" tanya
acara lamaran sudah selesai,dan kini tinggal mereka berenam yang masih ada di tempat itu."sekarang jelaskan apa yang terjadi?" tanya Tiara "sayang,aku sengaja meminta bantuan kepada Widia untuk menyiapkan acara ini,karena kebetulan Widia mempunyai WO,dan aku meminta bantuannya karena aku tahu kamu sedang cemburu terhadapnya." ucap Dewa enteng"maksudnya?" tanya Tiara bingung."ya aku hanya ingin tahu seberapa besar rasa cemburuku terhadapku.""kamu ini benar-benar nakal ya." ucap Tiara menjewer telinga Dewa"sayang lepas sakit." ucap Dewa sambil memegangi telinganya yang panas akibat jeweran Tiara."dan kamu Intan,kamu juga ikut bersengkongkol dengan mereka untuk mengerjai ku,sungguh keterlaluan ya kamu. sebenarnya yang sahabat kamu atau suamiku?" "hais...sudahlah,aku hanya ingin melihatmu sedikit menderita." ucap Intan terkekeh."heh...dasar teman luknat." umpat Tiara ingin memukul Intan."eit...tidak ada yang boleh menyakiti calon istriku." cegah Wili.Tiara hanya mendengus sebal
tanpa terasa waktu begitu cepat,pernikahan Tiara dan intan tinggal menghitung hari. memang mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan di hari yang sama."Intan kau terlihat cantik sekali dengan gaun itu." ucap Tiara,memang hari ini mereka sedang mencoba gaun pengantin,sementara para lelaki sedang menunggu calon pengantin mereka di luar."kau juga tak sangat cantik Tiara." balas intan memuji sahabatnya."aku gak nyangka kalau hari pernikahan kita akan di adakan di hari yang sama,dan aku juga gak nyangka kalau kita akan menjadi saudara sesungguhnya." ucap Tiara "memangnya selama ini kita bukan saudara Tiara?" tanya Intan"bukan seperti itu Intan...""ha ha ha...sudahlah Tiara aku mengerti maksudmu,aku sangat berterima kasih karena kamu telah mempertemukan ku dengan mas Wili yang mau menerimaku apa adanya." ucap Intan."bukan aku yang mempertemukan kalian,tetapi kak Wili memang jodoh kamu,mudah-mudahan kamu dan kak Wili selalu bahagia." ucap Tiara tulus."terima kasih,aku juga selalu
hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Tiara dan Intan,mereka sangat gugupenanti ijab yang sebentar lagi akan berlangsung.Dewa dan Intan seluruh keluarga sepakat untuk mengulangi ijab kabul,karena ada yang bilang jika menikah saat hamil akan lebih baik mengulang ijab setelah melahirkan.Dewa dan Wili mengucap ijab secara bergantian mereka mengucapkan ijab dengan lantang tanpa ada kesalahan. semua orang bersorak bertepuk tangan menyambut kebahagiaan dua pasangan pengantin yang sudah di atas panggung.tak sedikit dari mereka menguji kecantikan dari masing-masing mempelai,dan tak sedikit memuji akan ketampanan Dewa dan Wili.acara resepsi yang begitu lama membuat kedua pasangan mempelai kelelahan,setelah selesai mereka memutuskan untuk ber istirahat di hotel yang sudah mereka pesan.besok pagi kedua pasangan itu akan berangkat ke Bali untuk berbulan madu."mas...aku sudah selesai membersihkan diri,pergilah bersihkan diri dulu baru kita tidur." ucap Intan kepada Wili yang menut
Wili dan Intan memutuskan untuk duduk di taman sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang asik bermain."bagaimana kabarmu dek?" tanya Wili setelah cukup lama terdiam."aku baik mas,bagiamana dengan kamu dan Angeline?" tanya Intan.memang selama berpisah Intan tidak pernah tahu bagaimana keadaan Wili,meskipun mertuanya selalu datang untuk menemuinya dan putrinya tetapi Intan tak bertanya dan Anisa pun tak pernah mengungkit atau bercerita tentang Wili kepada Intan.Wili tersenyum kecut mendengar pertanyaan Intan,ternyata Intan memang sudah tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya setelah perpisahan mereka."mas baik,Angeline...sudah meninggal saat umur Naufal masih terhitung hari."Intan terkejut mendengar jawaban dari Wili,"maaf mas aku sungguh tidak tahu." ucap Intan menyesal."sudahlah, lupakan. aku tak menyangka jika anak kita akan tumbuh sehat dan cantik sepertimu dek." ucap Wili mengalihkan pembicaraan,dia tak ingin mengingat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu."
lima tahun berlalu,selama itu juga Wili sama sekali belum bertemu dengan Intan. walau terkadang ia ingin sekali mencari tahu tentang keadaan Intan,tetapi ia takut jika bertemu dengan mantan istrinya itu dia akan kembali memberikan luka kepada Intan.Wili memang menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Intan,tetapi penyesalan takkan merubah apapun. kehidupan rumah tangganya bersama Angeline juga tak semulus yang ia bayangkan.hubungan mereka mulai merenggang ketika Wili tak sengaja membaca pesan yang masuk di ponsel milik Angeline."boss,kapan anda mentransfer uangnya,saya sudah melakukan apa yang anda inginkan."kedua alis Wili bertaut saat tak sengaja membacanya,penasaran Wili akhirnya membuka dan menscrol percakapan sebelumnya. betapa terkejutnya Wili saat membacanya,jadi selama ini lah Angeline yang berusaha memisahkan dirinya dengan Intan dengan cara mematai-matai Intan dan mengambil beberapa foto Intan yang terlihat mesra dan nyata."mas sedang apa?" tegur Angeline saat
"cepat katakan apa maksud kedatanganmu kesini." ucap papa sedikit kesal karena Wili tak kunjung menjawab pertanyaannya."saya kesini hanya ingin menanyakan keberadaan Intan,pa.""apa maksudmu,bukankah Intan itu istri kamu?kenapa tanya kepada saya?" ucap papa sambil menaikkan sebelah alisnya."pa,saya tahu kalau Intan sudah menceritakan tentang rencana perceraian kami,tapi saya mohon tolong beri tahu saya dimana Intan,saya hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja." ucap Wili jujur,sungguh kali ini Wili menaruh harapan kepada orang tua Intan.papa tersenyum masam mendengar ucapan menantunya itu,bukan tepatnya mantan menantu karena dirinya takkan membiarkan Intan hidup bersama dengan pria yang tak bertanggung jawab bahkan tega menyakiti putri semata wayangnya itu."pergilah karena,saya maupun istri saya tidak akan pernah memberitahu dimana anak dan cucu saya berada.bukankah ini yang kamu inginkan?dan satu lagi,biarkan anak saya hidup bahagia bersama anaknya tanpa adanya dirimu." ungka
Wili membuka matanya saat matahari pagi menyorot tepat ke arah wajahnya,ia melihat jam yang menggantung di tembok. seketika matanya melotot melihat sudah pukul sepuluh pagi dan dirinya baru bangun dari tidurnya.tanpa pikir panjang Wili melangkahkan kakinya untuk segera ke kamarnya dan Intan. ia harus mencegah Intan untuk pergi,setidaknya sampai Intan melahirkan,karena ia takkan membiarkan intan hidup sendirian apa lagi Intan tengah hamil anaknya."dek..." panggil Wili saat sudah sampai di kamar,tetapi ia tak menemui sosok yang ia cari. Wili melangkah ke arah kamar mandi tetapi ia juga tak menemukan Intan.Wili berpikir kemana Intan pergi,lalu matanya melihat ke arah lemari,Wili membukanya seketika Wili mematung melihat isi lemari milik Intan sudah kosong itu tandanya Intan sudah pergi dari hidupnya,sepeti kata Intan semalam.padahal Wili hanya ingin memastikan Intan hidup baik-baik saja meskipun tak bersamanya dirinya,tetapi setidaknya Wili bisa memantau ke adaan Intan.Wili mengamb
"apa kalian sedang ada masalah?katakan sejujurnya." ucap Anisa karena melihat gerak-gerik keduanya."ma aku...." ucapan Wili terpotong,"mas Wili masih mempertahankan pernikahanya dengan Angeline ma,dan aku lebih memilih mundur. untuk anak ini biarlah aku sendiri yang mengurusnya,tetapi mama tenang saja aku tidak akan melarang mama maupun mas Wili untuk menemuinya karena bagaimanapun mama adalah neneknya dan mas Wili adalah ayahnya.""dek....""maaf mas,aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu,biarlah aku hidup sendiri bersama anakku. karena aku yakin mas tidak pernah menginginkan kehadiran ya karena akan menjadi panghalangmu." potong Intan secepat mungkin."tidak mama tidak setuju kalian berpisah,dan kamu Wili bukankah mama tidak pernah mengajarimu untuk mengingkari janji?" tanya Anisa dengan penuh kekecewaan."ma,bukanya Wili ingin mengingkari janji tetapi Angeline juga sedang mengandung anakku ma,aku tidak bisa meninggalkanya maafkan aku." ucap Wili menyesal dia menatap mamanya da
sudah dua Minggu Wili pergi,dan selama itu juga Wili tak pernah memberinya kabar. dan Angeline makin gencar mengirimi foto-foto mesra mereka.ingin sekali Intan bertemu dengan dan dia ingin mendengar penjelasan dari Wili."aku harap kau cepat kembali mas,agar semuanya jelas." gumam Intan sembari menatap langit-langit kamarnya kepalanya rasanya berdenyut dan perutnya terasa sangat mual,bahkan setiap pagi ia selalu bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya."apa kamu tahu mas,untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu." gumamnya,ia memeringkan tubuhnya semabri memeluk guling dan membayangkan jika yang dia peluk adalah suaminya."aku merindukanmu mas,kapan kamu akan pulang?dan aku berharap semua video dan foto hanyalah rekayasa untuk memisahkan kita." gumam intan,dia sungguh berharap semua bukti yang di kirimkan oleh Angeline hanyalah rekayasa.Brak...suara pintu kamar di buka dengan sangat kasar,hingga membuat Intan terlonjak kaget.dengan segera ia melihat siapa yang sudah b
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang