Home / Pendekar / Mustika Naga Bumi / Pedang Halilintar

Share

Pedang Halilintar

Author: AL
last update Last Updated: 2022-03-02 21:50:04

Setelah melakukan tangkisan, Jaya harus bergerak mundur karena dua serangan lain sudah mengarah ke tubuhnya. Pedang di tangannya bergerak cepat menangkis kedua pedang yang bersiap menusuknya itu.

Suara dentingan akibat senjata mereka yang beradu pun kerap terdengar. Jaya yang tidak mau berlama-lama lagi dalam pertarungn itu, menambah tenaga dalam dan mempercepat gerakannya.

Fokus matanya hanya untuk mencari kelemahan kombinasi serangan yang mereka keluarkan. Gerakan mereka bertiga yang rapi dan saling menutupi sedikit menyulitkan Jaya yang hendak melakukan serangan balasan.

"Pedang Halilintar!" 

Bilah pedang yang dipegang Jaya mengeluarkan kilatan seperti petir yang menyambar-nyambar. Dia menggunakan jurus pedang terkuatnya itu untuk segera mengakhiri pertarungan. 

Gerakan lelaki itu semakin cepat dan berhasil merusak kombinasi serangan ketiga tetua perguruan Pemuja Iblis tersebut.

Jaya menarik tubuhnya satu langkah ke samping untu

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mustika Naga Bumi   Berbagi Lawan

    "Pedang itu? Bagaimana dia bisa menguasainya?" tanya Nyai Bidara kepada suaminya."Entahlah, kita harus mencari jalan untuk kabur dari tempat ini," bisik suami Nyai Bidara."Kita serang saja, Kang! Tampaknya kita akan sulit melepaskan diri."Suami Nyai Bidara mengangguk. Mereka berdua pun menyiapkan kuda-kuda dengan kokoh. Dalam satu tarikan nafas, suami Nyai Bidara menyerang Jaya dengan segenap kemampuannya.Di saat suaminya bertarung melawan Jaya, Nyai Bidara melesat dengan begitu cepatnya hingga hampir saja berhasil keluar dari pintu gerbang perguruan. Tapi tiba-tiba saja Aji sudah mencegatnya tepat di bawah pintu gerbang."Kau mau kemana Nyai Bidara? Kau kira aku akan tertipu akal busukmu?""Kau ...! Bukankah kau tadi mendatangi istrimu?" Wajah keriput wanita tua itu semakin terlihat keriput karena terkejut dan juga ketakutan."Siapa bilang aku menuju ruangan tempat menyekap korban yang kau culik? Aku sudah paham

    Last Updated : 2022-03-02
  • Mustika Naga Bumi   Menuju Kerajaan Kalingga

    Perasaan Ratih dibuat bahagia dengan sikap Aji yang selalu membuatnya melayang-layang dengan berbagai pujian yang dilontarkannya. Selain begitu perhatian, Ratih juga menilai jika suaminya tersebut memiliki misi romantis yang kerap ditunjukkannya."Bagaimana Aji, apakah masih ada korban lainnya di dalam?" tanya Jaya, setelah Aji dan Ratih sudah berada di dekatnya.Aji menggeleng pelan. "Semua sudah keluar, termasuk istriku ini," jawabnya."Ternyata kalian benar-benar serasi. Semoga jodoh kalian bisa langgeng hingga maut memisahkan," balas Jaya dengan senyum yang mengembang lebar.Akhirnya Jaya bisa tersenyum dan bahkan tertawa lantang di malam itu. Dia yang selama puluhan tahun bermeditasi di puncak gunung Kahuripan, tentunya sudah bosan dengan rasa kesepian seorang diri. Dengan hadirnya Aji dan Ratih sebagai temannya, dia bisa merasakan kebahagiaan tersendiri.Sesampainya di luar pintu gerbang, Aji berhenti dan membalikkan b

    Last Updated : 2022-03-03
  • Mustika Naga Bumi   Perang Besar

    Dalam perjalanan panjang menuju Kerajaan Kalingga yang membutuhkan waktu sekitar 14 hari, beberapa kali mereka membantu para pedagang ataupun penduduk yang sedang dirampok ataupun mendapat masalah lain. Sejauh ini mereka tidak halangan yang bisa membuat perjalanan menjadi lebih lama. Selain itu mereka juga harus melewati Kotaraja Suryanegara terlebih dahulu.Di hari ke 8, saat mereka hampir tiba di kotaraja kerajaan Suryanegara, perjalanan mereka terhenti setelah terjadi perang besar cukup jauh di depan mereka.Mereka hanya melihat dari jauh tanpa berpikir untuk ikut terlibat, karena mereka memang tidak ada kaitannya dengan perang yang sedang terjadi, dan juga tidak ingin terlibat di dalamnyaJaya tampak tertegun dengan perang besar yang terjadi di depan matanya itu, seolah dia sedang berpikir tentang sesuatu. Kenyitan tebal di dahinya menandakan itu."Ayo kita kembali ke desa tadi, sekalian untuk mencari informasi tentang perang i

    Last Updated : 2022-03-03
  • Mustika Naga Bumi   Membunuh Prajurit

    "Dan lebih parahnya lagi, rakyat ini seperti tidak ada harganya di mata paduka raja. Beliau memasang mata-mata di setiap tempat untuk mengawasi rakyatnya. Jika ada rakyat yang mengkritisi atau berbicara tidak baik tentang beliau, tidak lama pasti akan ditangkap dan dihukum penjara.""Lalu kenapa Paman berani berbicara buruk tentang paduka raja? Apa Paman tidak takut hukuman penjara?""Berani karena benar, takut karena salah. Itu prinsip yang aku pegang, Kisanak. Mati sekarang atau mati nanti, itu sama saja buat paman. Toh semua manusia pasti mati juga akhirnya."Aji termenung mendengar ucapan lelaki itu. Dia bertanya-tanya dalam hati, sebegitu parahkah pemerintahan di kerajaan Suryanegara, sehingga rakyatnya begitu antipati terhadap rajanya.Lima orang lelaki bertubuh tegap dengan pedang tergantung di pinggang tiba-tiba berdiri setelah lelaki itu selesai berucap. Mereka mendekati lelaki yang berbicara dengan Aji."Kau sudah berani berbicara b

    Last Updated : 2022-03-03
  • Mustika Naga Bumi   Pedang Serat Alam

    Jaya menoleh kepada Aji yang langsung disambut anggukan lelaki tampan tersebut.Lelaki tersebut kemudian mengajak ketiganya ke rumahnya yang terletak di ujung desa.Setelah sampai di rumah lelaki itu, Aji dibuat heran dengan rumah yang besar dan bisa dibilang mewah."Selamat datang di gubukku yang kecil ini. Mari, silahkan masuk!"Suasana yang sejuk dirasakan mereka bertiga di dalam rumah besar tersebut. Atap yang tinggi ditambah dengan beberapa jendela yang besar memungkinkan panas matahari tidak sampai ke bawah. Hembusan angin yang masuk melewati jendela membuat mereka bertiga merasa nyaman di dalam rumah itu.Sesaat kemudian seorang wanita setengah baya datang membawa cemilan dan minuman untuk mereka bertiga."Silahkan dinikmati camilan alakadarnya ini, Kisanak. Mohon maaf jika aku tidak bisa menjamu kalian dengan baik," kata lelaki itu ramah."Wah, Ini lebih dari cukup, Kisanak," balas Aji sambil tersenyum, "Ruma

    Last Updated : 2022-03-04
  • Mustika Naga Bumi   Pemberian Mengejutkan

    "Terima kasih. Aku memang berharap bantuan darimu, Aji. Aku sendirian tidak akan bisa melakukannya," balas Jaya. Dia kemudian terdiam untuk beberapa saat."Sebenarnya ayahku yang diberi tugas untuk menjaga pedang pusaka itu. Tapi beliau merasa sudah terlalu lama hidup dan menyerahkan amanah itu kepadaku. Namun sayang aku melalaikan amanah itu." tambahnya.Aji tersenyum lebar, "Semua orang pasti punya kesalahan, dan aku tidak menyalahkanmu. Setidaknya sekarang ada aku yang akan membantumu. Tinggal bagaimana caranya kita mengambil Pedang serat alam dari tangan raja bengis itu.""Ada lagi yang belum aku beritahukan kepadamu. Untungnya saat itu aku hanya memberikan separuh dari kitab Serat Alam kepada paduka raja. Sehingga dia tidak bisa memaksimalkan kemampuan pedang pusaka itu," kata Jaya seraya mengambil sesuatu dari balik bajunya dan memberikannya kepada Aji"Bawalah ini, kita rebut kembali pedang Serat Alam dan separuh bagian dari kitab ini."Aji

    Last Updated : 2022-03-04
  • Mustika Naga Bumi   Pembantaian

    Aji melirik ke arah Jaya dan memberi isyarat agar jangan menyerang terlebih dahulu. Dia tahu jika teman barunya itu sudah terbakar emosi."Sabar kita habisi mereka setelah keluar dari desa ini," kata Aji pelan.Jaya mengangguk sambil menahan amarahnya. Dia bisa membaca rencana Aji yang tidak ingin jatuh korban dari pihak penduduk."Hahaha ...! Kau cantik sekali dan memiliki kecantikan berbeda dengan yang lainnya. Paduka raja pasti akan memberiku hadiah besar jika bisa membawamu ke istana," ucap pemimpin prajurit tersebut kepada Ratih.Putri Kiki Mangkubumi itu melengos wajah dan tidak menyahuti ucapan lelaki tersebut. Apa yang dilakukan Ratih tentunya membuat pemimpin prajurit itu murka, "Kau berani mengacuhkanku! Seharusnya kau bangga dan senang bisa tinggal di istana. Dan aku yakin, kau akan menjadi wanita yang istimewa di mata paduka!"Ratih tetap diam dan tidak sedikitpun memandang lelaki yang berada di sampingnya itu."Bawa para g

    Last Updated : 2022-03-04
  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    Lelaki yang merupakan pemimpin prajurit itu berteriak kesakitan setelah tiba-tiba saja lengan kanannya buntung dan terjatuh di tanah. Dia tidak tahu kapan pemuda itu menyerang dan memutuskan lengan kanannya.Belum juga pemimpin prajurit itu sedikit menahan rasa sakit yang dialaminya, setelah itu ganti lengan kirinya yang juga lepas dari tubuhnya dan terjatuh ke tanah. Teriakan kesakitan meluncur berulang dari bibir lelaki itu. Air matanya mengalir sederas air terjun di musim hujan.Ucapan mengiba memohon ampun dari lelaki itu tidak membuat Aji menghentikan aksinya. Tampaknya emosi lelaki tampan itu sudah tidak terbendung lagi. Baginya, melihat pendekar terbantai adalah hal biasa dan tidak terlalu memukul perasaannya. Tapi jika penduduk yang tidak bersalah dan tidak bisa melakukan perlawanan yang terbantai, maka dia tidak bisa untuk diam.Meskipun lelaki itu sudah jatuh berlutut, Aji mengangkatnya berdiri dan menebas kedua kakinya sebatas

    Last Updated : 2022-03-05

Latest chapter

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status