Share

Bab 75

Semilir angin sore bertiup sepoi. Menghadirkan rasa sejuk yang menenangkan batin.

Arisha berjalan menyusuri taman kota dengan langkah pelan. Di sampingnya, Rasyad berulang kali meliriknya tanpa ia sadari.

Sesekali pria itu ikut tersenyum kala bibirnya merekah, menyaksikan keindahan taman dan lucunya tingkah polah burung-burung yang sedang bercanda atau berebut makanan dari pengunjung.

"Enak sekali hidup mereka. Nggak ada beban dan bebas berkelana ke mana aja," ujar Arisha, seakan berbicara pada diri sendiri. Tatapannya tertuju pada sekumpulan burung yang sedang menikmati remah roti dari kemurahan hati para pengunjung taman.

"Terkadang, apa yang orang lain rasakan, tak persis sama dengan apa yang kita lihat," timpal Rasyad, juga melabuhkan pandangan pada burung-burung yang kelaparan itu. "Setiap orang punya kisah hidup yang mereka simpan untuk diri sendiri. Tak sedikit dari mereka yang pandai menutupi luka dan pahitnya kehidupan dengan bersembunyi di balik topeng senyum kepalsuan."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status