Share

Bab 35

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-11 18:01:03

"Selamat pagi!" sapa Aldo, memasuki ruang parawatan Silla dengan senyumnya yang menawan.

Arisha yang baru saja selesai membersihkan badan Silla terpesona melihat lesung pipi Aldo. Namun, cepat-cepat ia menggeleng, mengusir kekaguman itu agar tak tumbuh menjadi perasaan yang lain suatu hari nanti.

"Silakan, Dok! Silla sudah bersih dan wangi." Arisha menepi dan menaruh baskom berisi air hangat, yang digunakannya untuk membersihkan badan Silla, di atas nakas.

Aldo mendekati Silla, masih dengan senyumnya yang hangat.

"Bagaimana kabarmu pagi ini, Putri kecil?" tanya Aldo seraya meraba kening Silla. Suhu tubuh gadis itu terasa normal.

"Silla mau pulang, Om," rengek Silla. "Di sini nggak enak."

"Iya. Boleh, tapi om periksa dulu ya? Kalau Silla sudah tidak takut lagi, Silla boleh pulang."

"Silla udah nggak takut kok, Om!"

"Benarkah? Tidur Silla nyenyak?"

"Ho oh."

"Tidak mimpi buruk?"

"Enggak."

Aldo merasa lega. Berarti kondisi mental Silla tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Om periksa dulu ya?"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mommy untuk Daddy   Bab 36

    "Yeaaay! Pulaaang!" Silla berseru riang seraya mengulurkan kedua tangan pada Arisha, minta digendong.Arisha menjatuhkan tas travel kecil, yang berisi pakaian kotor Silla, ke lantai."Biar aku aja yang menggendong Silla!" cegah Dareen, mendahului langkah Arisha. "Kamu bawa tas itu aja."Dareen berdiri di hadapan Silla, merentangkan kedua tangan. "Ayo, Sayang! Pulang sama daddy!"Silla menggeleng kuat. Matanya berkaca-kaca, memandang ke arah Arisha.Arisha beringsut maju. Saat ia mengulurkan tangan, Silla langsung bangkit.Dalam sekejap, gadis kecil itu telah melingkarkan lengan pada leher Arisha.Dareen mematung, menatap punggung Arisha yang kian menjauh bersama Silla."Waaah, kau kalah saing dari nona aneh itu!" bisik James, memanas-manasi Dareen. "Silla makin lengket dengannya. Ck! Ck! Ck! Sungguh calon istri idaman dan ibu yang baik."Dareen menatap James garang, kemudian mengayun langkah untuk menyusul Arisha dan Silla."Bawa semua barang-barang Silla!" titah Dareen sambil terus b

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Mommy untuk Daddy   Bab 37

    "Tidak semua hal harus kuceritakan padamu. Ada batasan yang hanya pantas untuk disimpan sendiri." Dareen masih bersikeras untuk bungkam tentang masa lalu Silla. Arisha tak langsung menyanggah. Ia menatap lekat pada Dareen dengan emosi campur aduk. "Baiklah. Jika menurut Anda, saya tak pantas mengetahui sesuatu yang penting tentang Silla, silakan Anda rahasiakan untuk selamanya." Kening Dareen mengerut. Tumben sekali Arisha bersedia berkompromi tanpa menunjukkan sisi pembangkangnya. "Baguslah kalau kamu menyadari batasanmu." "Anda benar, Tuan. Sekarang saya sangat menyadari batasan saya. Oleh karena itu, saya mengundurkan diri sebagai pengasuh Silla. Saya tidak sanggup melindungi keselamatan putri Anda dalam keadaan saya yang buta. "Terima kasih atas kebaikan Anda selama saya tinggal di rumah ini. Saya janji akan melunasi utang-utang saya secepatnya." Arisha membungkuk hormat, kemudian meninggalkan kamar Silla. Dareen bengong. "Apa dia … baru saja menentangku?" Entah pada siap

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Mommy untuk Daddy   Bab 38

    "Baiklah. Diam berarti Anda tak keberatan dengan kepergian saya," pungkas Arisha, kembali menggunakan bahasa formal. Gadis itu beranjak menuju lemari, bersiap untuk memindahkan lagi pakaian yang sempat disimpan oleh Dareen. Grep! Dareen mencengkal lengan Arisha. Keduanya beradu pandang dalam diam. Setelah cukup lama menunggu, tapi Dareen tak jua kunjung bicara, Arisha akhirnya buka suara, "Tuan Dareen yang terhormat, bukanlah suatu hal yang memalukan bila Anda berterus terang bahwa Anda membutuhkan bantuan orang lain. "Anda bukan manusia super yang segalanya bisa dilakukan sendiri. Bahkan, pahlawan super pun punya kelemahan dan tak jarang mendapat pertolongan dari orang lain. "Percayalah, harga diri Anda tidak akan serta merta lenyap bila Anda membutuhkan bantuan. Sebagai makhluk sosial, itu sangat manusiawi." Dareen merasa tersentil. Selama ini ia hidup dalam kungkungan ego yang tinggi. Dia merasa hebat dan tak pernah ingin terlihat lemah di mata orang lain. "Sudah kubilang,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Mommy untuk Daddy   Bab 39

    "Daddyyy! Kak Sha mana?" rengek Silla, menyambut Dareen, yang masuk ke kamarnya. Bersamaan dengan Bi Minah yang melangkah keluar. Dareen celingukan. Dia tak menemukan tanda-tanda keberadaan Arisha di kamar itu. "Kak Sha belum ke sini?" Silla menggeleng. Dareen tercenung. 'Bukankah dia sudah berjanji untuk tidak akan pergi?' "Daddy … Silla mau ketemu sama Kak Sha!" Rengekan Silla mengembalikan jiwa Dareen ke dunia nyata. Walau hatinya terasa kecut, bibirnya tetap tersenyum kala membujuk Silla, "Silla tunggu di sini ya? Daddy akan panggilkan. Mungkin Kak Sha belum selesai mandi." "Tapi, Daddy jangan lama ya?" "Iya." "Janji?" "Janji!" Dareen bangkit, bergegas menyusul Bi Minah. "Bi! Bi Minah! Tunggu, Bi!" seru Dareen, menghentikan langkah Bi Minah yang nyaris mencapai bibir tangga. "Ya, Tuan?" "Um, Arisha mana? Kok Bi Minah yang melayani Silla?" Saat masuk ke kamar Silla di pagi hari, lelaki itu mendapati Bi Minah baru saja selesai menyuapi Silla sarapannya. "Tadi Non Ari

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Mommy untuk Daddy   Bab 40

    "Kak Sha!" Teriakan Silla mengalihkan perhatian Arisha dan Dareen dari sekumpulan Koi yang berenang di dalam kolam. "Sayang, kenapa ke sini?" Arisha menyerahkan makanan ikan di tangannya kepada Dareen, lalu melangkah cepat, menyongsong Silla. "Di sini dingin, Sayang." "Maaf, Non Arisha. Non Silla ngotot mau ketemu sama Non. Bibi nggak bisa cegah," lirih Bi Minah, merasa bersalah. Arisha segera menggendong Silla. "Ayo kembali ke kamar, Sayang!" Dareen termangu memandangi kotak berisi pakan ikan yang telah berpindah ke tangannya. "Ya, Tuhan! Aku justru seperti orang asing di hadapan keponakan sendiri." Dareen menertawakan dirinya yang kalah pamor dari Arisha di hati Silla. Nyaris ia meluapkan kekesalannya dengan melempar kotak makanan ikan tersebut, tetapi diurungkannya. Detik berikutnya ia justru mengelus permukaan kotak tersebut dengan bibir yang menyunggingkan senyum. "Wow! Sekarang apa pun yang pernah disentuh si nona aneh menjadi sangat berharga, heh?" "Dasar jailangkung!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Mommy untuk Daddy   Bab 41

    "Dari awal, si bebek jelek memang udah menetas sebagai angsa, Sayang. Dia hanya berada di tempat yang salah." "Aih, Silla tambah bingung deh!" Silla mengetuk-ngetuk pipinya dengan jari telunjuk, seakan-akan ia sedang memeras otak untuk mencari jalan keluar dari kebingungannya. "Begini lho, Sayang. Bebek itu menetas dari telur, nah … angsa juga dari telur—" "Aah, Silla ngerti sekarang," seru Silla bersemangat. "Telur angsanya ada yang mindahin ke telur bebek?" "Pintar!" Senyum lebar Arisha lenyap ketika melihat wajah murung Silla, padahal ia baru saja memuji gadis itu. "Kenapa Silla sedih lagi? Kan bebek jeleknya udah jadi cantik?" "Kasihan, Kak Sha! Dia nggak punya mommy, sama kayak Silla." Arisha merasa terenyuh. Segera ia mendekap Silla. "Tidak apa-apa. Sama seperti Silla, angsa malang itu telah menemukan keluarga baru yang menyayanginya." "Dia bahagia?" "Menurut Silla gimana?" Silla mengangguk mantap. "Dia pasti bahagia, sama seperti Silla setelah ketemu sama Kak Sha." "

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Mommy untuk Daddy   Bab 42

    "Kira-kira siapa ya, Non, yang bertamu menjelang magrib begini? Bibi jadi parno, hiii …." Bi Minah bergidik ngeri. Dareen tak pernah mengetuk pintu saat pulang kerja, apalagi sampai membunyikan bel. Lelaki itu selalu membawa kunci cadangan, dengan alasan merasa segan merepotkan penghuni rumah bila dia pulang terlambat. Arisha tersenyum geli melihat raut muka Bi Minah. "Ya udah deh, biar aku aja yang buka pintu. Bibi anterin minum Silla ya?" "Baik, Non. Hati-hati!" Arisha melafalkan doa perlindungan dan membaca Ayat Kursi sambil mengayun langkah menuju pintu. Ada sedikit rasa takut menggerogoti keberaniannya, mengingat bahwa ini untuk pertama kalinya tamu datang bertandang di senja hari, selama ia tinggal di rumah Dareen. Arisha menghela napas panjang sebelum membuka pintu. Setelah terbuka, sesaat ia menatap bisu pada sosok asing yang tegak di depan pintu. "Cari si—" "Minggir!" Arisha terjajar mundur saat sang tamu mendorong kuat daun pintu yang setengah tersibak. Dia adala

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • Mommy untuk Daddy   Bab 43

    "Nyonya Hart, tolong … jangan biarkan Nona Arisha pergi! Kasihan Non Silla." Bi Minah memohon dengan perasaan gelisah pada nenek Dareen. Mentari telah kembali ke peraduan. Arisha tak punya keluarga di kota ini. Ada terlalu banyak bahaya untuk gadis secantik Arisha di luar sana. Di sisi lain, Silla akan terguncang bila mengetahui kepergian Arisha. Gadis kecil itu telah bergantung kepada Arisha. "Biar saja dia pergi! Dia hanya akan membuat cucuku jatuh bangkrut." "Astagfirullah, Nyonya! Itu tidak benar. Non Arisha bukan wanita seperti itu." Nyonya Hart menatap tak suka pada Bi Minah. "Apa kau mengenalnya cukup lama? Tidak, 'kan? Bulan lalu aku masih ke sini dan dia belum ada di rumah ini. "Jangan terlalu naif, Bi Minah! Bahkan, orang yang sudah dikenal lama dan sangat baik pun bisa menipu, apalagi wanita yang kabur dari rumah dan sengaja meninggalkan anak serta suaminya demi mengasuh putri orang lain. "Menurutmu, apa yang menjadi tujuan wanita seperti itu selain menjadikan Silla

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16

Bab terbaru

  • Mommy untuk Daddy   Bab 145

    "Sayang, kamu kembali? Aku mencemaskanmu." Dareen melesat menyongsong Arisha begitu mendengar derit pintu dibuka. "Jangan menyentuhku!" Arisha menepis tangan Dareen yang ingin memeluknya. "Ya Allah, Sayang … aku sudah mandi lho …." Arisha mendelik. "Mandi sana! Atau kamu tidur di sofa!" Dareen garuk-garuk kepala. Wanita kalau cemburu, semua jadi salah. "Ini sudah malam banget, Sayang. Nanti kalau aku masuk angin, bagaimana?" Arisha menulikan telinga. Ia naik ke atas kasur, lalu bersandar di kepala ranjang sambil bersedekap tangan. Tatapan tajamnya menembus manik kelabu milik Dareen. Dareen merasa semakin serba salah. "Serius … aku harus mandi lagi nih?" "Terserah. Aku nggak maksa." Dareen tersenyum lebar. Mudah sekali membujuk Arisha. "Terima kasih, Sayang!" "Tidur di sofa!" Arisha melempar bantal. Senyum Dareen lenyap. Terlalu cepat ia melakukan selebrasi. Ah, ternyata dia salah memahami makna kata terserah yang terucap dari bibir Arisha. "Ya, ya. Aku mandi lagi." Dareen

  • Mommy untuk Daddy   Bab 144

    "Heh, siapa yang menggoda suamimu? Della? Tidak mungkin. Dia bukan wanita murahan dan bodoh seperti kamu!"Ratih tak terima putri semata wayangnya dianggap sebagai wanita penggoda."Oh ya? Terus apa namanya kalau perempuan masuk ke kamar orang lain dan memeluk laki-laki yang bukan suaminya? Perempuan terhormat tidak akan menyerahkan diri pada laki-laki yang baru dikenal, Tante." Arisha menyeringai sinis. "Dia bahkan dengan tak tahu malu memanggil suamiku sayang. Apa begini hasil didikan, Tante?"Ratih mengeritkan gigi. Kesal lantaran Arisha kini berani melawan kata-katanya."Setelah meninggalkan hotel ini besok, Tante, terutama putri kesayangan Tante ini, jangan pernah muncul lagi di hadapanku!""Sombong kamu sekarang ya! Kamu lupa siapa yang merawat dan membesarkanmu selama ini? Kalau bukan karena tante yang menampungmu, kamu sudah jadi gembel di jalanan."Arisha mencebik. "Tentu aku tidak pernah lupa, Tante. A—""Bagus kalau kamu sadar. Pikirkan juga bagaimana caranya kamu membalas

  • Mommy untuk Daddy   Bab 143

    "K–kamu mengusir kami? Keluarga istri kamu sendiri?"Kenyataan yang terjadi tak semanis impian Ratih. Sungguh ia tak percaya Dareen akan mengusir dirinya dan Della."Saya rasa apa yang saya katakan sangat jelas. Ayo!" Dareen bangkit dan mulai mengayun langkah menuju pintu."Ma, bagaimana ini? Masa kita balik lagi ke kampung?" rengek Della, berbisik resah di telinga Ratih."Sudah. Ikuti saja dulu! Rencana selanjutnya bisa kita pikirkan nanti."Meski enggan, Ratih dan Della tak punya pilihan selain mengikuti Dareen ke hotel."Wah, Ma … akhirnya kita bisa merasakan tidur di hotel." Della tersenyum semringah, duduk mengempas-empaskan pantatnya pada permukaan kasur."Iya, tapi cuma malam ini," keluh Ratih dengan muka ditekuk masam. "Pasti anak pembawa sial itu menjelek-jelekkan kita di hadapan suaminya. Kalau tidak, mana mungkin suaminya itu mengusir kita. Argh, padahal mama sudah membayangkan hidup enak jadi nyonya besar."Ratih menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas kasur. "Eh, benaran empuk

  • Mommy untuk Daddy   Bab 142

    Dua minggu kemudian, Arisha baru saja selesai dirias."Waah, Non Arisha cantik banget," puji Bi Minah dengan pupil yang membesar. "Tuan bakal makin klepek-klepek ini mah.""Apaan sih, Bi. Nggak jelas banget." Pipi Arisha merona merah jambu."Ho oh, Mommy. Mommy kayak princess. Sumpah!" Silla ikut mengacungkan dua jempol."Apakah pengantin wanita sudah siap keluar?" Seorang wanita masuk ke ruangan itu. "Acara akan segera dimulai.""Siap! Siap! Aman!" sahut sang penata rias.Arisha melangkah pelan dengan kepala tertunduk malu ketika MC memanggil dirinya dan Dareen untuk keluar dan naik ke pelaminan."Angkat kepalamu! Saatnya kamu bangga dengan diri sendiri," bisik Dareen, menghadirkan rasa geli di telinga Arisha. "Kamu wanita hebatku. I love you!"Tiga kata terakhir dari Dareen mampu memantik rasa percaya diri Arisha yang sempat tenggelam dilindas hinaan dan cacian oleh orang-orang di sekitarnya.Senyum lebar merekah di bibir Dareen. Menyaksikan Arisha mulai menerima diri sendiri sunggu

  • Mommy untuk Daddy   Bab 141

    "Sayang, Silla anak yang kuat. Silla akan sembuh." "Tapi … Mommy kok nangis? Semua orang juga pada nangis. Silla takut mati, Mommy." Arisha memeluk Silla dengan sebelah tangannya yang bisa bergerak bebas. "Cup, cup. Silla salah paham, Sayang. Mommy … dan semua yang ada di sini nangis, itu … karena terharu Silla akhirnya sadar dan akan segera sembuh." "Benarkah?" Silla memandangi wajah orang yang mengelilinginya satu per satu. Mereka kompak mengangguk tanpa sanggup mengucapkan kata-kata. Arisha mengambil gelang di tangan Dareen. "Lihat! Mommy punya dua gelang. Satu untuk mommy, satu untuk Silla. Silla mau?" "Mau, mau!" Silla menjawab antusias, lupa akan kesedihannya barusan. Sejenak Arisha memilah gelang mana yang akan diberikannya pada Silla. Akhirnya, ia memakaikan gelang bernama Arisha Ayuningtyas kepada Silla. "Di balik gelang ini, terukir nama mommy. Nanti, walaupun Silla nggak bisa melihat mommy karena terhalang jarak dan waktu, percayalah … mommy selalu ada di dekat Sil

  • Mommy untuk Daddy   Bab 140

    "Silla takut." Silla menarik tangan Dareen. Sementara matanya tertuju pada Bian. "Lho, kenapa takut, Sayang? Om itu bukan orang jahat kok. Justru Om itu telah mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan Silla." Dareen mengelus lembut punggung jangan Silla. "Benarkah?" "Iya. Om itu saudara mommy." Silla kembali tenang dan memberanikan diri untuk membalas senyum Bian. "T–terima kasih, Om," ujar Silla, sedikit gugup. "Iya. Anak manis. Cepat sembuh ya …." Bola mata Bian terus bergerak memindai wajah Silla dan Arisha. Otaknya berpikir keras. Tidak mungkin ada begitu banyak kebetulan tentang kemiripan Silla dan Arisha. "Tuan Hart, bisakah kita bicara empat mata?" "Tentu. Mari kita ngobrol sambil minum kopi, tapi … tunggu sampai omaku tiba di sini. Tidak mungkin kita meninggalkan mereka berdua, bukan?" "Oh. Oke." Sepuluh menit berselang, Nyonya Hart datang dengan langkah tergesa-gesa. "Silla, Sayang. Oma senang kamu akhirnya sadar. Terima kasih. Kamu anak yang kuat!" Nyonya Hart men

  • Mommy untuk Daddy   Bab 139

    "Kamu masih marah? Maaf, aku tidak bermaksud untuk membohongimu. Aku … hanya belum menemukan waktu yang pas untuk menceritakan semuanya." Dada Dareen terasa sesak mendapat perlakuan tak acuh dari Arisha. Semenjak kejadian di dekat ruang ICU, Arisha masih melakukan aksi tutup mulut dengannya. Sekarang saja Arisha berbaring sambil membuang muka. Gadis itu bahkan menjauhkan tangannya saat merasakan jemari Dareen menyentuh kulitnya. "Arisha, kamu boleh memakiku, tapi tolong … jangan mendiamkanku. Aku akui aku salah karena tidak jujur sejak awal." Arisha mengerti Dareen tentu memiliki alasan untuk menyimpan jati diri Silla dari dirinya. Hanya saja, ia tetap merasa kecewa. "Kalau kamu tidak bisa memercayaiku, tidak ada alasan untuk mempertahankan pernikahan ini." Akhirnya Arisha mau juga bicara. Kepercayaan terhadap pasangan merupakan salah satu pilar utama bagi kokohnya mahligai rumah tangga, selain kejujuran, saling menyayangi, dan menjaga komunikasi. "Arisha, aku belum memberitah

  • Mommy untuk Daddy   Bab 138

    "James, kumpulkan karyawan yang sehat dan biasa mendonorkan darah! Silla butuh darah cepat." "Siap, Bro. Golongan darah apa?" "B negatif." "Kok bisa sama ya?" celetuk James dengan kening mengerut. "Apanya yang sama?" "Itu … golongan darah Silla. Kok sama dengan Arisha. Kebetulan yang aneh." Dareen termangu. Kenapa dia bisa lupa bahwa Arisha juga memiliki golongan darah B negatif. "Jangan ngaco! Walaupun golongan darah mereka sama, aku tidak mungkin meminta Arisha untuk mendonorkan darahnya. Dia bahkan masih dirawat." "Siapa yang butuh darah Arisha?" Dareen dan James menoleh kaget. "Tuan Bian," ucap keduanya serentak. "Ya. Aku sempat mendengar kalian menyebut nama Arisha." Bian menatap Dareen dan James bergantian. Akhirnya Dareen yang menjawab. "Putriku kritis dan butuh darah. Kebetulan golongan darahnya sama dengan Arisha." "Kalau begitu, izinkan aku membantu." "Tapi, Tuan … Anda belum lama mendonorkan darah pada Arisha." "Tidak masalah. Waktu itu cuma satu kantong. Lag

  • Mommy untuk Daddy   Bab 137

    "Aku berhasil mendapatkan rekaman CCTV dari bangunan di seberang sekolah," lapor James seraya menyodorkan ponselnya pada Dareen, yang sedang sibuk di belakang meja kerjanya. "Lihat ini! Hanya saja, gambarnya tidak begitu jelas." Dareen mengambil ponsel dari tangan James. Matanya menyipit, memperhatikan setiap detail gerak yang terekam dalam potongan video tersebut. "Aku seperti mengenali postur tubuh wanita yang mendekati Silla," komentar James, terlihat berpikir. "Tapi, aku tidak yakin tebakanku benar." "Anggita!" seru Dareen, terlonjak tegak. Mukanya menegang. "Aku yakin wanita dalam rekaman ini adalah Anggita. Walaupun dia memakai seribu topeng, aku tidak akan pernah salah mengenalinya." "Ah, pantas saja aku merasa tidak asing. Eh, bukankah kalian sudah putus?" "Dia gila!" Dareen mengirimkan rekaman tersebut ke ponselnya, lalu mengembalikan gawai milik James. "Ayo, ikut aku!" "Rasanya, tidak mungkin Anggita membawa Silla ke apartemennya." James meneleng seraya menggeleng tak

DMCA.com Protection Status