Share

4.

Penulis: Ade Tiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nyonya Kartika menatap Mila dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan dari ujung kaki sampai ujung rambut. Terus begitu, ia menatap lekat Mila sekaligus menilai penampilannya.

Mila yang ditatap begitu merasa risih dan tak nyaman. Bukan apa-apa, hanya saja tatapan nyonya Kartika tidak enak. Tatapannya seakan-akan mencemoh Mila, tapi demi menjaga sikap di depan majikan bibinya Mila menahan diri dan tetap memaksakan tersenyum.

"Siapa namamu?"

"Mila," itu suara bi Marsiah yang menjawab.

Nyonya Kartika menatap kesal ke arah bi Marsiah yang lancang.

"Usia?"

"25 tahun," lagi-lagi bi Marsiah yang menjawab.

"Marsiah, saya tidak bertanya pada kamu tetapi saya bertanya pada keponakan kamu. Jadi, tolong jangan kamu yang menjawabnya."

"Baik, Nyonya." Bi Marsiah menundukkan kepalanya merasa tak enak hati.

Nyonya Kartika menghela nafas sabar dan lalu tatapannya kembali fokus pada Mila. "Kamu sebelumnya sudah punya pengalaman kerja jadi pembantu?"

"Sudah Nyonya."

"Tamatan apa?"

"SMP, Nyonya."

Nyonya Kartika mengangguk, "gak ingin coba pekerjaan lain selain pembantu?"

"Saya tidak mempermasalahkan pekerjaan apa saja, Nyonya. Yang penting halal dan nyaman."

"Oh, good!" nyonya Kartika terlihat senang mendengar ucapan Mila. "Itu sangat benar, yang paling penting halal."

"Oke, semoga kamu betah dan nyaman bekerja di rumah putra saya." sambung nyonya Kartika menaruh harapan penuh pada Mila.

"Nanti kamu akan diantar Pak Diman ke rumah Leon. Bersiaplah," kata nyonya Kartika menginterupsi dan setelahnya pergi dari hadapan Mila dan bibinya.

****

Mila menatap sebuah bangunan rumah besar dan mewah di depannya. Mulutnya tak berhenti menganga dan memuji keindahan rumah ini.

Ah, Mila rasanya sudah tidak sabar untuk menginjakkan kakinya masuk ke dalam rumah besar dan mewah itu.

Security yang menjaga rumah itu pun membukakan pintu pagar setelah di beritahu pak Diman bahwa aku adalah pembantu baru untuk pria yang bernama Leon.

"Terima kasih, Pak Agus." ucapku ramah.

"Iya sama-sama, Neng."

Mulut Mila kembali menganga ketika langkahnya semakin dekat dengan rumah besar nan mewah ini. Waah, sebentar lagi.

Eh, tapi tunggu dulu! Sepertinya Mila melupakan sesuatu yang penting. Merasa sepertinya ada yang kurang Mila pun membuka tas selempangnya dan mengambil kembali lembaran kertas yang berisi segala peraturan dari Leon. Mila kembali membaca ulang isi peraturan dari sang tuan majikan.

Peraturan yang harus dipatuhi :

1. Saya tidak suka bertatap muka langsung.

2. Datang saat hari mulai siang aja. Atau paling tidak dimulai jam 10, setelah saya sudah pergi bekerja.

Mila mendengkus sembari meremas kesal kertas tersebut. Poin yang pertama dan yang kedua saja rasanya sudah membuat ia mendidih kepanasan.

Sebelumnya ia tak mempermasalahkan ini, akan tetapi setelah dilihat dan dibaca lagi rasanya Mila ingin menonjok pria yang bernama Leon ini.

Tidak ingin beratap langsung dan datang setelah ia pergi bekerja. Hah, konyol sekali pria ini!

Apa jangan-jangan putra dari nyonya Kartika ini memilki wajah buluk? Seperti buruk rupa gitu. Oh, tidak mungkin. Rasanya mustahil sekali, nyonya Kartika cantik dan pak Utama tampan. Jadi rasanya tidak mungkin jika putranya Leon buluk. Tapi gak tau juga sih, terbukti dari peraturan nomor satu dan dua ini menjadi buktinya.

Mila memantapkan hatinya untuk masuk ke dalam rumah tersebut setelah tadi sebelumnya sudah menyimpan kertas yang berisi peraturan Leon. Sekarang kertas itu mulai kusut dan lecek.

Mila menghitung angka mundur saat membuka pintu tersebut. Tiga, dua, satu....

"Wow!" satu kata ungkapan Mila berikan untuk rumah besar mewah ini. Ternyata tak hanya dari luar saja yang indah, di dalamnya pun tak kalah luar biasa indahnya.

Mila benar-benar kagum sekali dengan rumah ini. Sungguh sangat sempurna tanpa celah. Mila tersenyum senang dan berjingkrak sekali menganggap seakan rumah ini adalah miliknya.

Dengan sangat beraninya Mila melangkah mendekati sofa-sofa mahal yang ada di ruang tamu. Mila duduk merasakan satu-persatu empuknya sofa itu.

"Ah, nyaman." gumamnya pelan dan terbuai akan kenyamanan dari sofa empuk itu.

Mila beralih ke sofa panjang dan dengan sangat santainya membaringkan tubuhnya seraya memejamkan kedua mata. Kantuk tiba-tiba terasa mulai menyerangnya hingga tak dapat Mila tahan lagi dan langsung di seret ke alam mimpi.

Mila baru terbangun saat hari sudah  hampir mulai sore. Panik menyerangnya begitu ia melihat jam di ponsel super jadulnya.

"Pukul empat sore," pekik Mila.

Entah sudah berapa jam lamanya ia ketiduran di sofa ini. Aishh, ini semua gara-gara dia! umpat Mila memukul benda mati tersebut.

Mila perlahan bangkit berdiri dan mulai tampak berpikir. Hal apa yang akan ia lakukan. Tidak, maksudnya ia harus memulainya darimana.

Ah iya, Mila membutuhkan petunjuk. Dan ia langsung teringat kertas yang berisi peraturan Leon. Ia pun lantas mengambilnya dan kembali membaca isi peraturan tersebut dari nomor tiga karena tadi nomor satu dan dua ia sudah membacanya.

3. Bersihkan seluruh rumahku sampai benar-benar bersih, kinclong dan tidak ada debu yang menempel sekalipun.

Mila berdeham membaca isi peraturan tersebut. Di kira dirinya apaan sampai memberi pekerjaan yang semuanya harus sesempurna ini.

Baiklah, Mila menghela nafas sabar. Masih di peraturan nomor tiga saja ia hampir hilang kesabaran gini. Bagaimana seterusnya coba?

4. Masakan makan malam untukku, yang enak. Terserah mau masak apa saja, aku suka semuanya.

"Heh, makan batu sama t*i aja sana." cibir Mila mendidih.

5. Tak perlu memikirkan makanan menjadi dingin. Karena aku bisa memanaskannya nanti.

"Dih, siapa juga yang peduli." lagi-lagi Mila mencibir setiap kali ia selesai membaca urutan peraturan tersebut.

6. Setelah selesai melakukan semua tugas Anda. Silakan pergi dan tak usah menunggu saya, ingat poin nomor satu.

Mila kembali meremas kertas tersebut. Sialan! Orang ini benar-benar ngajak gelut sepertinya.

Oh, astaga! Mila benar-benar akan kehilangan kesabaran menghadapi pria ini. Tidak bertemu secara langsung saja sudah membuat gemes geregetan setengah mati, apalagi jika ketemu langsung? Hah, kemungkinan Mila sudah mencakar dan mencabik-cabik pria yang bernama Leon ini.

Tapi tak apa, bukankah dengan begini tugasnya menjadi sedikit dan ringan? Ia pun bahkan tak perlu merasa risih karena tak harus melulu di pantau sang majikan.

Ah, Mila merasa senang. Kerja di tempat ini sangat mudah. Dan yang terpenting Mila tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun, ya meskipun tugasnya ringan.

Karena Mila yakin jika pria yang bernama Leon ini suka menguji kesabaran orang. Dengan kekayaan dan harta berlimpah yang tak akan habis membuat Leon berbuat sesuka hatinya.

Ya, sepertinya begitu.

****

Bab terkait

  • Modern maid   5.

    Mila berdecak bingung dan cemas, setelah selesai membersihkan seluruh isi penjuru rumah ini. Sekarang Mila menjadi bingung, apa yang akan ia masak untuk dijadikan hidangan makan malam untuk Leon si tuan menyebalkan itu.Saat Mila membuka lemari pendingin, yang ada hanya telur, beberapa biji tomat dan buah-buah lainnya. Dan yang paling membuat Mila penasaran adalah beberapa macam botol minuman bermerek yang sepertinya mahal.Mila membuka salah satu minuman botol itu dan mencium aromanya. Wangi dan sepertinya enak, Mila menelan salivanya kuat saat dorongan keinginan itu kuat menyuruhnya untuk meminum isinya."Tidak, ini milik pria menyebalkan itu." sanggahnya menolak keinginan batinnya yang terus berontak."Tapi aku penasaran akan isinya," cengirnya mulai bimbang akan pertahanan dirinya. "Aku rasa tidak akan jadi masalah jika aku meminumnya sedikit. Ya, hanya sedikit saja. Lagian ini minuman sehat sepertinya, ba

  • Modern maid   6.

    Keesokan harinya....Mila tiba di rumah besar nan mewah milik Leon tepat pukul sepuluh seperti di peraturan nomor dua. Mila yakin jika Leon tentunya sudah pergi bekerja, dan itu terbukti ketika Mila masuk ke dalam rumah dan tak menemukan siapapun alias sepi.Tempat yang pertama kali Mila tuju adalah ruang makan, ia melihat meja makan dan membuka tudung saji yang ternyata sudah kosong. Itu artinya telur orek buatannya sudah di makan oleh sang majikan.Mila mendelik ke arah wastafel saat melihat dua piring kotor dan satu gelas kotor yang sepertinya bekas minum kopi. Dan Mila kembali mendelik saat matanya menatap secarik kertas yang tertempel di depan pintu kulkas.Hai Mila, keponakan Bi Marsiah. Selamat datang di rumah saya. Semoga kamu betah bekerja disini ya.Terima kasih untuk makan malam yang lezat dan super sederhana, orek telur buatan kamu sangat enak. Benar-benar ide yang good

  • Modern maid   7.

    Mila mendelik kaget saat menemukan lagi sebuah note yang tertempel di depan pintu kulkas. Sepertinya dari tuan majikannya, Leon. Tapi, seingat Mila ia tidak ada meninggalkan note untuk pria itu kecuali mengenai sisa uang belanja yang ia taruh di ranjang tempat tidur Leon.Jadi, untuk apa majikannya meninggalkan note untuknya? Apakah sesuatu yang penting? Mila penasaran menarik note itu dan mulai membacanya.Terima kasih untuk hidangan makanan tadi malam. Sangat enak dan aku menyukainya. Modern maid.Leon :D"Apa? Modern maid?" pekik Mila menganga tak percaya membaca kembali dua kata itu.Entah sebagai panggilan sayang atau sebuah julukan untuknya, Mila tidak tau. Tapi, yang pastinya tak mungkin panggilan sayang. Memangnya dia siapa sampai harus disayang?Cuma pembantu! Itu suara batin Mila yang berseru menyadarkannya dari segala kehaluan.

  • Modern maid   8.

    Aku suka semua jenis makanan apapun, mau yang sederhana ataupun yang rumit. Aku juga suka makanan tradisional maupun yang modern. Mengerti? Uhm, ya. Makanan yang paling aku suka banget adalah olahan daging. Entah itu olahan daging ayam, kambing, atau sapi aku suka. Dan ya, aku juga suka sayur-sayuran. Itu juga bagus untuk kesehatan, begini saja yang penting makanan yang dimakan itu adalah makanan yang seimbang semua takarannya. Gizi, protein, lemak dan sebagainya.Oke. Leon. Mila tersenyum setelah membaca pesan yang Leon tuliskan di secarik kertas. Seperti biasa pria itu menempelkannya di depan pintu kulkas agar mudah bagi Mila menemukannya dan membacanya."Hmm, jadi olahan daging ya." gumam Mila tampak tengah berpikir.Mila menatap lagi secarik kertas itu dan membacanya ulang. Lalu kepalanya menggeleng, t

  • Modern maid   9.

    Seperti biasanya, setiap pagi saat memasuki area dapur maka Mila akan menemukan secarik kertas yang sengaja di tempelkan di pintu kulkas.Sudah tak perlu di ragukan lagi siapa orang yang melakukannya. Jelas saja tentunya Leon, sang tuan majikan yang sangat suka sekali meninggalkan note untuknya.Ya, walaupun Mila tak menampik jika yang memulai semua ini adalah dirinya. Ingatkan lagi dirinya yang pertama kali menuliskan kata-kata yang tak bisa ia ucapkan lewat secarik kertas. Jadilah kini Leon ikut-ikutan melakukan kebiasaan seperti dirinya.Terima kasih untuk informasinya, Mila. Saya sudah tau siapa pria yang kamu maksud. Dia Liam, sepupu saya. Leon. Mila membekap mulutnya sendiri saking syoknya setelah mengetahui penjelasan dari Leon. Jadi, lelaki yang kemarin itu adalah sepupunya tuan Leon?Oh, ya ampun. Mila tidak menyangka sama sekali."Li

  • Modern maid   10.

    Mila, berhati-hatilah dengan sepupu saya. Jaga diri kamu dari pria yang bernama Liam, dia itu sedikit ada gangguan kejiwaannya. Leon.Mila mendelik setelah selesai membaca isi dari secarik kertas yang Leon tulis seperti biasanya. Dan lebih melotot horor lagi ketika Mila melihat seseorang yang Leon maksud."Pagi," sapa Liam dengan senyum menawannya.Liam melangkah mendekati Mila yang tampak ketakutan dengan tubuh bergetar. Dahi Liam berkerut bingung melihat reaksi Mila."Kamu kenapa?" tanya Liam setelah dekat di hadapan Mila."Kenapa kamu menatapku seperti itu? Seakan-akan kamu ini tengah melihat hantu saja," kekeh Liam di akhir kalimatnya."T-tuan kenapa bisa ada disini?" tanya Mila dengan kegugupan yang luar biasa.Ia sangat takut dan menjadi was-was saat mengingat kata-kata Leon di secarik kertas itu. Dimana Leon bilang kalau

  • Modern maid   11.

    "Woiii!""Astaga!" kaget Mila reflek menyentuh dadanya saat di kejutkan dengan suara jeritan Liam.Liam nyengir, "sorry, aku tidak bermaksud mengejutkanmu.""Apa yang tengah kamu lihat?" tanya Liam seraya matanya mengikuti arah pandangan mata Mila."Dia tidak memakannya, bahkan tidak menyentuhnya sama sekali." ucap Mila sedih.Leon terhenyak dan mengangguk, "tadi malam dia bahkan mengusirku.""Tuan Leon juga tidak meninggalkan pesan di secarik kertas seperti biasanya.""Apa?""Disini!" Mila menunjuk pintu kulkas, "biasanya Tuan Leon selalu meninggalkan pesan di secarik kertas yang sengaja ia tempelkan disini seperti biasanya.""Oh ya? Kenapa bisa begitu?"Mila menoleh dan menatap tajam Liam. "Uhm, m-maksudku kenapa Leon tega tidak memakan makan malamnya yang sudah kamu buat susah payah? Dan kenapa juga Leon

  • Modern maid   12.

    Tuan kenapa makan malamnya tidak di makan? Dan kenapa juga Tuan tidak menitipkan pesan di secarik kertas seperti biasa?Upss, maafkan saya Tuan kalau sudah lancang bertanya seperti itu. Mila.Dahi Leon mengernyit bingung setelah selesai membaca pesan di secarik kertas yang di tulis Mila. Kenapa bisa Mila bertanya demikian? Padahal ia sudah menuliskan pesan menjelaskan semuanya di secarik kertas lalu menempelkannya di depan pintu kulkas seperti biasa.Tapi, kenapa Mila bertanya seperti ini? Rasanya tidak mungkin jika kertas itu hilang begitu saja. Atau mungkin Leon tidak kuat menempelkannya di pintu kulkas?Atau bisa saja ada seseorang yang usil mengambil kertas itu sengaja membuat ia dan Mila salah paham? Tapi, siapa orang itu?Klek."Hei, kenapa pintunya tidak di kunci?" tanya Liam setelah masuk ke

Bab terbaru

  • Modern maid   52. (Bonus part)

    Enam tahun kemudian....Leon dan Mila beserta kedua anak mereka ikut dalam sesi pemotretan keluarga. Ya, tepat hari ini Liam sudah resmi mempersunting wanita pujaan hatinya.Butuh waktu sampai enam tahun lamanya bagi Liam untuk benar-benar bisa melupakan Mila dan berhasil melabuhkan hatinya pada seorang wanita cantik yang kini sudah resmi berstatus sebagai istrinya.Nama wanita cantik yang telah berhasil mencuri hati Liam itu bernama Leena. Kebaikan hati dan sikap lembutnya mampu meluluhkan hati Liam."Selamat, bro." ucap Leon disusul Mila yang juga memberikan selamat untuk sepasang pengantin yang tengah berbahagia sebagai raja dan ratu malam ini."Terima kasih," sahut Liam dan Leena kompak kemudian turut membalas senyuman.Si kecil Liora, putri bungsu Mila tampak memperhatikan Liam dan Leena. Karena Leena begitu menyukai anak kecil pun turut gemas akan si kecil lucu Liora."Boleh aku gendong?" tanya Leen

  • Modern maid   51.

    Mila meremas ke sepuluh jarinya yang saat ini tengah gugup luar biasa. Ada Leon yang duduk di sisi kanannya dan ada bi Marsiah yang duduk di sisi kiranya. Juga ada pak Utama yang duduk di depannya, ada juga Agnes yang duduk di samping pak Utama.Dan yang paling membuat Mila gugup luar biasa adalah seseorang yang saat ini duduk di kursi roda tengah menatap lekat dirinya. Mila akui jika kini tak ada lagi tatapan tajam yang dilayangkan orang tersebut, melainkan hanya tatapan sendu yang menyorot kesedihan juga penyesalan.Entahlah. Itu yang Mila tangkap dari netra nyonya Kartika. Tapi, apakah benar?Tadinya juga Mila kaget saat suaminya pulang ke rumah bersama Agnes untuk menjemput dirinya."Mom, ingin bertemu denganmu." itulah kata-kata yang diucapkan Leon sebelum Mila bertanya lebih dulu. "Sayang, ada yang ingin Mom katakan.""Hah? Apa?" kaget Mila terlihat bingung.Pertanyaan Mil

  • Modern maid   50.

    Leon berdiri termenung di depan jendela kamarnya yang masih terbuka. Langit sudah mulai menggelap di sertai angin yang cukup kencang, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.Leon teringat lagi akan pembicaraannya beberapa jam yang lalu dengan sang papa dan adiknya. Pak Utama dan Agnes meminta Leon untuk pulang ke rumah karena nyonya Kartika yang tengah sakit sebulan terakhir ini.Sebenarnya sakitnya nyonya Kartika sudah dari beberapa bulan yang lalu semenjak perjanjian yang dibuat bersama Leon. Semenjak itu keadaan nyonya Kartika semakin drop, dan parahnya sebulan belakangan ini.Nyonya Kartika jarang makan karena seringnya menolak makan, dan kerap kali mengigau menyebut nama Leon dalam tidurnya. Nyonya Kartika bahkan acap kali mengucapkan permintaan maaf berulang kali yang sepertinya ditujukan pada Leon dan Mila.Sebab itulah pak Utama dan Agnes nekat mem

  • Modern maid   49.

    Beberapa bulan kemudian....Hari ini seperti biasanya, Mila terbangun dengan ceria. Setelah mengecup mesra pipi suaminya, Mila beranjak bangun dari ranjang dengan perlahan. Perutnya yang sudah mulai kelihatan sedikit buncit membuatnya lebih berhati-hati lagi dalam bergerak melakukan aktivitas."Sayang...."Langkah Mila terhenti begitu mendengar suara suaminya yang memanggil namanya. Mila membalikkan badan dan terkejut saat mendapati tubuh Leon yang masih terbaring nyaman di ranjang."Astaga, dia mengigau menyebut namaku." gumam Mila menepuk jidatnya pelan.Kemudian Mila segera bergegas beranjak keluar dari kamar sebelum suaminya itu benar-benar terbangun dan menggeretnya untuk kembali tidur di ranjang."Bibi," sapa Mila melihat bi Marsiah ketika ia tiba di dapur.Bi Marsiah menoleh sebentar dan membalas sapaan Mila sebelum kembali fokus pada masakannya.

  • Modern maid   48.

    Leon menatap dingin sang mama yang datang ke rumahnya. Sedangkan Mila dan bi Marsiah tampak ketakutan melihat kedatangan nyonya Kartika.Kata angkuh tentu saja masih tetap melekat di diri seorang nyonya Kartika yang selalu menatap rendah orang miskin.Membandingkan derajat dan kekayaan orang lain, pada akhirnya membuat nyonya Kartika memilih-milih teman untuk bergaul.Begitupun dalam memilih menantu untuk anak-anaknya. Mila jelas jauh dari kriteria menantu idaman yang di impikannya. Sayangnya, putranya Leon begitu sangat mencintai Mila."Ada apa Mama kesini?" tanya Leon to the point atas kedatangan nyonya Kartika ke rumahnya. Terlihat jelas raut wajah tak bersahabat di wajah Leon, karena ia tentunya masih marah atas sikap dan tindakan jahat mamanya.Nyonya Kartika mengumpat dalam hatinya melihat dingin dan datarnya sikap sang anak padanya. Nyonya Kartika vpastilah Mila sudah mengatakan yang seb

  • Modern maid   47.

    Pak Utama dan Agnes tersenyum menyambut kepulangan menantu dan juga besannya. Pak Utama menepuk bangga puteranya yang telah berhasil menemukan dan membawa pulang kedua wanita tersebut.Mila menghambur memeluk pak Utama yang melebarkan kedua tangannya, tangis Mila pecah di pelukan sang papa mertua yang memberikan kecupan sayang di puncak kepalanya.Mila beralih memeluk Agnes, adik iparnya yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Sama seperti pak Utama yang sudah di anggap seperti bapak kandungnya sendiri.Dan dari kedua orang itulah Mila seperti kembali merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Sayang, masih kurang lengkap. batin Mila sedih kala mengingat kurangnya satu orang lagi yang seharusnya juga melengkapi kebahagiaan ini.Perubahan raut wajah Mila yang tadinya ceria kini terlihat murung kembali. Dahinya mengernyit mengikuti arah pandangan mat

  • Modern maid   46.

    Leon mencengkeram pinggiran sofa usang yang tengah di dudukinya. Amarah begitu kentara sekali tengah meliputi Leon. Barusan saja Mila telah selesai mengatakan semuanya pada Leon.Tentang alasannya mengapa pergi meninggalkan Leon, tentunya karena nyonya Kartika yang jahat.Ya, Mila sudah mengungkapkan betapa jahat dan kejamnya ibu mertuanya. Dan Leon sangat tidak menyangka bahwa ibunya bisa sekelewat itu padanya dan juga Mila.Mengapa bisa mamanya malah berniat memisahkan dirinya dengan Mila. Ternyata mamanya tidak pernah menyetujui serta tidak merestui hubungan mereka. Dan parahnya, Leon baru mengetahui ini, itu pun dari mulut Mila dan butuh beberapa waktu untuk mengatakan padanya.Melihat amarah Leon yang jelas terlihat membuat Mila tak tenang. Mengambil inisiatif untuk menenangkan sang suami, Mila menyentuh lengan Leon yang langsung bereaksi menoleh padanya.Amarah Leon sedikit mereda ketika

  • Modern maid   45.

    Sejauh apapun kau melangkah, nyatanya kau tetap akan kembali padaku. Ke dalam pelukanku.Begitulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang membahagiakan ini.Tuhan telah mendengar dan mengabulkan doa-doa Leon yang meminta untuk kembali dipertemukan oleh Mila.Leon melangkah perlahan mendekati Mila yang tampak mengawasinya. Leon takut jika Mila menghindar dan langsung kabur darinya, tapi syukurlah sampai Leon berhasil mendekat dan kini berdiri di hadapannya Mila masih tetap di posisinya saat ini.Tersenyum hangat Leon menatap sang istri yang hanya berdiam diri seperti patung."Mila."Seperti sihir bagi Mila yang langsung menatap tepat ke manik hitam milik Leon. Suara ini ... Oh, Mila sangat merindukannya.Sebulan sudah mereka berpisah karena keadaan yang memaksa. Dan sebulan itu pula mereka berdua merasa sangat tersiksa, satu bulan rasanya s

  • Modern maid   44.

    Leon sangat tidak menyangka sekali jika kata-kata itu yang akan keluar dari mulut Mila. Kata-kata yang sangat dilarang sekali hadir di kehidupan rumah tangga mereka yang selama ini baik-baik saja. Lalu langsung berantakan hanya dalam waktu sekejap.Apakah ini karena kedatangan mamanya ke rumahnya? Baru satu kali tapi kenapa langsung menjadi kacau begini?Dan, astaga! Kenapa juga bisa-bisanya Leon berpikiran buruk seperti itu? Ya Tuhan!"Apa ini karena Mamaku?" tanpa sadar Leon melemparkan pertanyaan seperti itu pada Mila yang tercekat.Ingin sekali rasanya Mila meneriakkan dengan lantang kata. "Ya, ini semua karena Mamamu. Ini semua karena ancaman Mamamu yang memintaku untuk memilih diantara kamu atau bibiku."Namun semua itu tak mampu Mila ucapkan. Mila sedikit ragu, ketika ia melantangkan kata-kata itu, apakah Leon akan langsung percaya padanya?Dan jawabannya tentu saja tidak

DMCA.com Protection Status