Share

7.

Penulis: Ade Tiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mila mendelik kaget saat menemukan lagi sebuah note yang tertempel di depan pintu kulkas. Sepertinya dari tuan majikannya, Leon. Tapi, seingat Mila ia tidak ada meninggalkan note untuk pria itu kecuali mengenai sisa uang belanja yang ia taruh di ranjang tempat tidur Leon.

Jadi, untuk apa majikannya meninggalkan note untuknya? Apakah sesuatu yang penting? Mila penasaran menarik note itu dan mulai membacanya.

Terima kasih untuk hidangan makanan tadi malam. Sangat enak dan aku menyukainya. Modern maid.

Leon :D

"Apa? Modern maid?" pekik Mila menganga tak percaya membaca kembali dua kata itu.

Entah sebagai panggilan sayang atau sebuah julukan untuknya, Mila tidak tau. Tapi, yang pastinya tak mungkin panggilan sayang. Memangnya dia siapa sampai harus disayang?

Cuma pembantu! Itu suara batin Mila yang berseru menyadarkannya dari segala kehaluan.

Mila menggelengkan kepalanya, menepis semua pikiran aneh dan konyolnya.

Ini masih pagi yang sebentar lagi menuju siang, Mila memutuskan untuk langsung mengerjakan sesuatu. Seperti biasa, yang pertama kali akan ia kerjakan adalah mencuci pakaian kotor milik sang majikan.

Sebenarnya pakaian-pakaian itu tidaklah kotor, dan itu yang kadang membuat Mila heran kenapa pakaian Leon bersih tak ada noda saat di cuci?

Bagaimana cara pria itu memakai pakaiannya hingga masih tampak bersih? Atau tubuh pria itu yang kelewat sempurna sampai keringat pun tak mau meninggalkan bau di tubuhnya? Entahlah, yang pasti tuan Leon sangatlah pembersih.

Beberapa saat kemudian Mila telah selesai mencuci baju dan menjemurnya, kini beralih ke pekerjaan lainnya. Yaitu mencuci piring, kemudian nyapu dan mengepel seluruh lantai di rumah ini sampai bersih dan kinclong.

Mengelap serta memastikan seluruh debu tidak menempel Mila pun akhirnya melakukan tugas terakhirnya yaitu memasak makan malam untuk sang tuan majikannya yang menyebalkan itu. Mila mengulum senyum geli, bila mengingat Leon maka pasti kata menyebalkan tak mau lepas. Seakan itu memanglah suatu gelar yang cocok untuk Leon.

Ah baiklah, kembali lagi fokus pada kerjaan. Menu masakan makan malam kali ini pun cukup simpel dan sederhana. Karena Mila tak tau apa makanya favorit Leon.

Pria itu mengatakan jika ia menyukai semua makanan, tapi paling tidak Leon pasti juga mempunyai makanan favoritnya. Mila sendiri saja punya makanan favoritnya. Hmm, apakah Mila perlu menanyakannya pada Leon nanti melalui note?

Bolehkah? Apakah tidak terlalu lancang jika Mila bertanya demikian? Akankah Leon akan marah jika Mila bertanya tentang makanan kesukaannya?

Ah, sepertinya bukan sesuatu hal yang serius. Tapi, Mila memang sangat penasaran akan hal-hal seperti itu. Menurutnya penting untuk mengetahui hal-hal apa saja yang Leon suka dan juga yang tidak disukainya.

Tentu sebagai pembantu baru Mila ingin memberikan yang terbaik untuk Leon. Jangan sampai deh Mila melakukan kesalahan walau sedikit saja, sebab sedikit banyaknya Mila sudah tau mengenai sikap arogan dan kejam yang dimiliki Leon.

Pria itu tak segan-segan akan langsung memecatnya walau hanya kesalahan kecil sekalipun yang ia lakukan. Bagi Leon, tiada pengampunan untuk orang yang melakukan kesalahan.

Sadis!

Ya begitulah, Mila sampai bergidik ngerih mendengarnya dari orang-orang yang mengetahui banyak mengenai keluarga Prakasa ini. Terutama Leon, tak sedikit orang yang membenci pria itu. Dan tak sedikit pula banyak wanita yang begitu memuja sosok Leon yang katanya sangat tampan bak para dewa Yunani.

Entahlah, Mila tidak tahu sebab ia belum bertemu langsung dengan orangnya. Dan karena perkataan itulah Mila menjadi sangat penasaran akan sosok Leon yang katanya sangat tampan. Eh tidak, bahkan kelewat tampan.

***

Tuan, saya ingin mengajukan satu pertanyaan. Eh, tidak! Sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan pada anda, Tuan.

Tetapi sebelumnya, saya mohon maaf jika tindakan saya ini mungkin lancang bagi anda.

Uhm, makanan favorit Tuan apa?

Mila :p

Leon tergelak setelah selesai membaca isi note dari Mila. Apa-apaan wanita ini?! Setelah membuatnya tegang setengah mati akibat pertanyaan yang ingin wanita itu ajukan, kemudian Mila membuat perutnya terasa menggelitik akibat pertanyaannya.

Leon menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menggumam menyebut nama Mila dua kali. Kenapa gadis ini unik sekali, sampai harus takut segala hanya untuk menanyakan makanan kesukaannya. Menurut Leon membatin dalam hati.

Awalnya Leon pikir jika Mila ingin bertanya sesuatu yang agak sensitif dan diluar batas pekerjaannya, seperti bertanya apakah Leon masih perjaka?

Nah, kalau seperti itu mungkin Mila bisa ketakutan ingin bertanya dan tentunya saja Leon marah. Dan bahkan mungkin langsung memecatnya.

Kalaupun Mila sungguh bertanya seperti itu maka Leon pun akan tetap menjawabnya. Lalu setelah itu memecat Mila. Simpel kan?

Haduh, memikirkan tentang Mila yang Leon tidak tau rupa dan wujudnya seperti apa tiba-tiba saja membuatnya penasaran akan wajah wanita itu.

Apakah cantik, langsing, tinggi dan seksi?

Seketika kata-kata itu yang tercetus dalam benak dan pikiran Leon yang bertanya-tanya sendiri.

Sungguh, hal seperti ini tak pernah terpikirkan oleh Leon yang memang tidak terlalu suka bertatap muka langsung dengan lawan jenis.

Entahlah, ia menyukai wanita yang cantik, langsing dan seksi. Tetapi ia cenderung benci dengan wanita yang genit, apalagi jika genitnya melebihi batas yang justru membuatnya mual ingin muntah.

Hah, semoga saja pembantu barunya ini tidak seperti itu. Tetapi, kenapa juga Leon jadi memikirkannya sampai kesana?

Oh, astaga! Itu bukanlah urusannya. Terserah mau seperti apa Mila, itu tidak penting baginya. Yang terpenting adalah selama wanita itu bekerja dengan baik dan benar tanpa ada celah melakukan kesalahan sedikitpun maka Leon baik-baik saja. Bermurah hati dan terus tetap mempekerjakan Mila di rumahnya. Noted!

Bab terkait

  • Modern maid   8.

    Aku suka semua jenis makanan apapun, mau yang sederhana ataupun yang rumit. Aku juga suka makanan tradisional maupun yang modern. Mengerti? Uhm, ya. Makanan yang paling aku suka banget adalah olahan daging. Entah itu olahan daging ayam, kambing, atau sapi aku suka. Dan ya, aku juga suka sayur-sayuran. Itu juga bagus untuk kesehatan, begini saja yang penting makanan yang dimakan itu adalah makanan yang seimbang semua takarannya. Gizi, protein, lemak dan sebagainya.Oke. Leon. Mila tersenyum setelah membaca pesan yang Leon tuliskan di secarik kertas. Seperti biasa pria itu menempelkannya di depan pintu kulkas agar mudah bagi Mila menemukannya dan membacanya."Hmm, jadi olahan daging ya." gumam Mila tampak tengah berpikir.Mila menatap lagi secarik kertas itu dan membacanya ulang. Lalu kepalanya menggeleng, t

  • Modern maid   9.

    Seperti biasanya, setiap pagi saat memasuki area dapur maka Mila akan menemukan secarik kertas yang sengaja di tempelkan di pintu kulkas.Sudah tak perlu di ragukan lagi siapa orang yang melakukannya. Jelas saja tentunya Leon, sang tuan majikan yang sangat suka sekali meninggalkan note untuknya.Ya, walaupun Mila tak menampik jika yang memulai semua ini adalah dirinya. Ingatkan lagi dirinya yang pertama kali menuliskan kata-kata yang tak bisa ia ucapkan lewat secarik kertas. Jadilah kini Leon ikut-ikutan melakukan kebiasaan seperti dirinya.Terima kasih untuk informasinya, Mila. Saya sudah tau siapa pria yang kamu maksud. Dia Liam, sepupu saya. Leon. Mila membekap mulutnya sendiri saking syoknya setelah mengetahui penjelasan dari Leon. Jadi, lelaki yang kemarin itu adalah sepupunya tuan Leon?Oh, ya ampun. Mila tidak menyangka sama sekali."Li

  • Modern maid   10.

    Mila, berhati-hatilah dengan sepupu saya. Jaga diri kamu dari pria yang bernama Liam, dia itu sedikit ada gangguan kejiwaannya. Leon.Mila mendelik setelah selesai membaca isi dari secarik kertas yang Leon tulis seperti biasanya. Dan lebih melotot horor lagi ketika Mila melihat seseorang yang Leon maksud."Pagi," sapa Liam dengan senyum menawannya.Liam melangkah mendekati Mila yang tampak ketakutan dengan tubuh bergetar. Dahi Liam berkerut bingung melihat reaksi Mila."Kamu kenapa?" tanya Liam setelah dekat di hadapan Mila."Kenapa kamu menatapku seperti itu? Seakan-akan kamu ini tengah melihat hantu saja," kekeh Liam di akhir kalimatnya."T-tuan kenapa bisa ada disini?" tanya Mila dengan kegugupan yang luar biasa.Ia sangat takut dan menjadi was-was saat mengingat kata-kata Leon di secarik kertas itu. Dimana Leon bilang kalau

  • Modern maid   11.

    "Woiii!""Astaga!" kaget Mila reflek menyentuh dadanya saat di kejutkan dengan suara jeritan Liam.Liam nyengir, "sorry, aku tidak bermaksud mengejutkanmu.""Apa yang tengah kamu lihat?" tanya Liam seraya matanya mengikuti arah pandangan mata Mila."Dia tidak memakannya, bahkan tidak menyentuhnya sama sekali." ucap Mila sedih.Leon terhenyak dan mengangguk, "tadi malam dia bahkan mengusirku.""Tuan Leon juga tidak meninggalkan pesan di secarik kertas seperti biasanya.""Apa?""Disini!" Mila menunjuk pintu kulkas, "biasanya Tuan Leon selalu meninggalkan pesan di secarik kertas yang sengaja ia tempelkan disini seperti biasanya.""Oh ya? Kenapa bisa begitu?"Mila menoleh dan menatap tajam Liam. "Uhm, m-maksudku kenapa Leon tega tidak memakan makan malamnya yang sudah kamu buat susah payah? Dan kenapa juga Leon

  • Modern maid   12.

    Tuan kenapa makan malamnya tidak di makan? Dan kenapa juga Tuan tidak menitipkan pesan di secarik kertas seperti biasa?Upss, maafkan saya Tuan kalau sudah lancang bertanya seperti itu. Mila.Dahi Leon mengernyit bingung setelah selesai membaca pesan di secarik kertas yang di tulis Mila. Kenapa bisa Mila bertanya demikian? Padahal ia sudah menuliskan pesan menjelaskan semuanya di secarik kertas lalu menempelkannya di depan pintu kulkas seperti biasa.Tapi, kenapa Mila bertanya seperti ini? Rasanya tidak mungkin jika kertas itu hilang begitu saja. Atau mungkin Leon tidak kuat menempelkannya di pintu kulkas?Atau bisa saja ada seseorang yang usil mengambil kertas itu sengaja membuat ia dan Mila salah paham? Tapi, siapa orang itu?Klek."Hei, kenapa pintunya tidak di kunci?" tanya Liam setelah masuk ke

  • Modern maid   13.

    Mila, kamu pilih saya atau Liam?Leon. "Hah?" Mila terlonjak kaget saat membaca pesan di secarik kertas yang Leon tinggalkan seperti biasanya."Apa maksudnya?" pikir Mila bertanya-tanya. Tentu saja ia kebingungan dengan arti dari pesan yang Leon sampaikan ini."Apa yang kamu pikirkan?""Aaa!" Mila terlonjak kaget begitu ia menolehkan kepalanya ke samping dan menemukan wajah Liam yang sangat dekat dengan wajahnya."Sejak kapan Tuan datang?" tanya Mila seraya menyembunyikan secarik kertas yang di pegangnya tadi. Dan bergerak menjauh dari Liam."Tidak lama setelah kamu sampai disini, aku bahkan menyapamu tapi kamu tidak menggubrisku.""Mungkin aku tidak dengar. Aku juga tidak melihatmu tadi," tukas Mila gugup.Mata Liam mengamati gerak-gerik Mila, "apa itu?""Apanya?""Apa yang sedang

  • Modern maid   14.

    Tuan, saya tidak mengerti dengan maksud dari isi note anda. Tentang memilih antara Tuan Leon dan Tuan Liam, maksudnya apa ya?Dan, oh ya Tuan. Saya kurang setuju dengan yang Tuan bilang kalau Tuan Liam mengidap penyakit kejiwaan.Padahal kan Tuan Liam adalah orang yang asyik, lucu dan juga seru. Beberapa kali kami mengobrol nyambung. Pokoknya Tuan Liam jauh dari kata 'gila'.Uhm, apalah soal itu Tuan Leon membohongi saya? Maaf jika saya lancang Tuan. Mila.Leon meremas secarik kertas dari Mila. Ia kesal, tentu saja. Sebab gadis itu ternyata menyukai Liam.Huh, lucu sekali!Pembantu barunya ini kepincut akan sosok sepupunya yang tengil itu. Lihatlah, apa menariknya coba si Liam?Oh Leon, tentu saja menarik sebab tak ada saingannya. Dan lucunya kau juga ingin Mila si pembantu ba

  • Modern maid   15.

    Mila tampak gerogi saat Liam sesekali melirik ke arahnya lalu kembali lagi fokus pada kemudi, terus begitu hingga membuat Mila merona malu."Kita mau kemana, Tuan?" tanya Mila mengalihkan perasaan aneh tak menentu yang tengah melandanya.Berduaan dengan Liam seperti sekarang ini membuat jantungnya berdegup kencang tak karuan."Nanti kamu juga akan tau kalau udah sampai." sahut Liam tersenyum dan sekilas sekali lagi menatap Mila."Dan ya, aku lupa bilang sesuatu." kata Liam kembali menoleh sekilas."Apa Tuan?""Kalau kamu malam ini terlihat sangat cantik sekali." puji Liam tulus.Sontak hal itu membuat pipi Mila bersemu merah. "Aduh, Tuan bisa aja bohongnya.""Eh, enggak bohong kok. Aku serius, sumpah!""Gak usah bawa-bawa sumpah segala deh Tuan Liam.""Loh, memang aku ngomong yang sebenarnya kok. Kalau kamu malam in

Bab terbaru

  • Modern maid   52. (Bonus part)

    Enam tahun kemudian....Leon dan Mila beserta kedua anak mereka ikut dalam sesi pemotretan keluarga. Ya, tepat hari ini Liam sudah resmi mempersunting wanita pujaan hatinya.Butuh waktu sampai enam tahun lamanya bagi Liam untuk benar-benar bisa melupakan Mila dan berhasil melabuhkan hatinya pada seorang wanita cantik yang kini sudah resmi berstatus sebagai istrinya.Nama wanita cantik yang telah berhasil mencuri hati Liam itu bernama Leena. Kebaikan hati dan sikap lembutnya mampu meluluhkan hati Liam."Selamat, bro." ucap Leon disusul Mila yang juga memberikan selamat untuk sepasang pengantin yang tengah berbahagia sebagai raja dan ratu malam ini."Terima kasih," sahut Liam dan Leena kompak kemudian turut membalas senyuman.Si kecil Liora, putri bungsu Mila tampak memperhatikan Liam dan Leena. Karena Leena begitu menyukai anak kecil pun turut gemas akan si kecil lucu Liora."Boleh aku gendong?" tanya Leen

  • Modern maid   51.

    Mila meremas ke sepuluh jarinya yang saat ini tengah gugup luar biasa. Ada Leon yang duduk di sisi kanannya dan ada bi Marsiah yang duduk di sisi kiranya. Juga ada pak Utama yang duduk di depannya, ada juga Agnes yang duduk di samping pak Utama.Dan yang paling membuat Mila gugup luar biasa adalah seseorang yang saat ini duduk di kursi roda tengah menatap lekat dirinya. Mila akui jika kini tak ada lagi tatapan tajam yang dilayangkan orang tersebut, melainkan hanya tatapan sendu yang menyorot kesedihan juga penyesalan.Entahlah. Itu yang Mila tangkap dari netra nyonya Kartika. Tapi, apakah benar?Tadinya juga Mila kaget saat suaminya pulang ke rumah bersama Agnes untuk menjemput dirinya."Mom, ingin bertemu denganmu." itulah kata-kata yang diucapkan Leon sebelum Mila bertanya lebih dulu. "Sayang, ada yang ingin Mom katakan.""Hah? Apa?" kaget Mila terlihat bingung.Pertanyaan Mil

  • Modern maid   50.

    Leon berdiri termenung di depan jendela kamarnya yang masih terbuka. Langit sudah mulai menggelap di sertai angin yang cukup kencang, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.Leon teringat lagi akan pembicaraannya beberapa jam yang lalu dengan sang papa dan adiknya. Pak Utama dan Agnes meminta Leon untuk pulang ke rumah karena nyonya Kartika yang tengah sakit sebulan terakhir ini.Sebenarnya sakitnya nyonya Kartika sudah dari beberapa bulan yang lalu semenjak perjanjian yang dibuat bersama Leon. Semenjak itu keadaan nyonya Kartika semakin drop, dan parahnya sebulan belakangan ini.Nyonya Kartika jarang makan karena seringnya menolak makan, dan kerap kali mengigau menyebut nama Leon dalam tidurnya. Nyonya Kartika bahkan acap kali mengucapkan permintaan maaf berulang kali yang sepertinya ditujukan pada Leon dan Mila.Sebab itulah pak Utama dan Agnes nekat mem

  • Modern maid   49.

    Beberapa bulan kemudian....Hari ini seperti biasanya, Mila terbangun dengan ceria. Setelah mengecup mesra pipi suaminya, Mila beranjak bangun dari ranjang dengan perlahan. Perutnya yang sudah mulai kelihatan sedikit buncit membuatnya lebih berhati-hati lagi dalam bergerak melakukan aktivitas."Sayang...."Langkah Mila terhenti begitu mendengar suara suaminya yang memanggil namanya. Mila membalikkan badan dan terkejut saat mendapati tubuh Leon yang masih terbaring nyaman di ranjang."Astaga, dia mengigau menyebut namaku." gumam Mila menepuk jidatnya pelan.Kemudian Mila segera bergegas beranjak keluar dari kamar sebelum suaminya itu benar-benar terbangun dan menggeretnya untuk kembali tidur di ranjang."Bibi," sapa Mila melihat bi Marsiah ketika ia tiba di dapur.Bi Marsiah menoleh sebentar dan membalas sapaan Mila sebelum kembali fokus pada masakannya.

  • Modern maid   48.

    Leon menatap dingin sang mama yang datang ke rumahnya. Sedangkan Mila dan bi Marsiah tampak ketakutan melihat kedatangan nyonya Kartika.Kata angkuh tentu saja masih tetap melekat di diri seorang nyonya Kartika yang selalu menatap rendah orang miskin.Membandingkan derajat dan kekayaan orang lain, pada akhirnya membuat nyonya Kartika memilih-milih teman untuk bergaul.Begitupun dalam memilih menantu untuk anak-anaknya. Mila jelas jauh dari kriteria menantu idaman yang di impikannya. Sayangnya, putranya Leon begitu sangat mencintai Mila."Ada apa Mama kesini?" tanya Leon to the point atas kedatangan nyonya Kartika ke rumahnya. Terlihat jelas raut wajah tak bersahabat di wajah Leon, karena ia tentunya masih marah atas sikap dan tindakan jahat mamanya.Nyonya Kartika mengumpat dalam hatinya melihat dingin dan datarnya sikap sang anak padanya. Nyonya Kartika vpastilah Mila sudah mengatakan yang seb

  • Modern maid   47.

    Pak Utama dan Agnes tersenyum menyambut kepulangan menantu dan juga besannya. Pak Utama menepuk bangga puteranya yang telah berhasil menemukan dan membawa pulang kedua wanita tersebut.Mila menghambur memeluk pak Utama yang melebarkan kedua tangannya, tangis Mila pecah di pelukan sang papa mertua yang memberikan kecupan sayang di puncak kepalanya.Mila beralih memeluk Agnes, adik iparnya yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Sama seperti pak Utama yang sudah di anggap seperti bapak kandungnya sendiri.Dan dari kedua orang itulah Mila seperti kembali merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Sayang, masih kurang lengkap. batin Mila sedih kala mengingat kurangnya satu orang lagi yang seharusnya juga melengkapi kebahagiaan ini.Perubahan raut wajah Mila yang tadinya ceria kini terlihat murung kembali. Dahinya mengernyit mengikuti arah pandangan mat

  • Modern maid   46.

    Leon mencengkeram pinggiran sofa usang yang tengah di dudukinya. Amarah begitu kentara sekali tengah meliputi Leon. Barusan saja Mila telah selesai mengatakan semuanya pada Leon.Tentang alasannya mengapa pergi meninggalkan Leon, tentunya karena nyonya Kartika yang jahat.Ya, Mila sudah mengungkapkan betapa jahat dan kejamnya ibu mertuanya. Dan Leon sangat tidak menyangka bahwa ibunya bisa sekelewat itu padanya dan juga Mila.Mengapa bisa mamanya malah berniat memisahkan dirinya dengan Mila. Ternyata mamanya tidak pernah menyetujui serta tidak merestui hubungan mereka. Dan parahnya, Leon baru mengetahui ini, itu pun dari mulut Mila dan butuh beberapa waktu untuk mengatakan padanya.Melihat amarah Leon yang jelas terlihat membuat Mila tak tenang. Mengambil inisiatif untuk menenangkan sang suami, Mila menyentuh lengan Leon yang langsung bereaksi menoleh padanya.Amarah Leon sedikit mereda ketika

  • Modern maid   45.

    Sejauh apapun kau melangkah, nyatanya kau tetap akan kembali padaku. Ke dalam pelukanku.Begitulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang membahagiakan ini.Tuhan telah mendengar dan mengabulkan doa-doa Leon yang meminta untuk kembali dipertemukan oleh Mila.Leon melangkah perlahan mendekati Mila yang tampak mengawasinya. Leon takut jika Mila menghindar dan langsung kabur darinya, tapi syukurlah sampai Leon berhasil mendekat dan kini berdiri di hadapannya Mila masih tetap di posisinya saat ini.Tersenyum hangat Leon menatap sang istri yang hanya berdiam diri seperti patung."Mila."Seperti sihir bagi Mila yang langsung menatap tepat ke manik hitam milik Leon. Suara ini ... Oh, Mila sangat merindukannya.Sebulan sudah mereka berpisah karena keadaan yang memaksa. Dan sebulan itu pula mereka berdua merasa sangat tersiksa, satu bulan rasanya s

  • Modern maid   44.

    Leon sangat tidak menyangka sekali jika kata-kata itu yang akan keluar dari mulut Mila. Kata-kata yang sangat dilarang sekali hadir di kehidupan rumah tangga mereka yang selama ini baik-baik saja. Lalu langsung berantakan hanya dalam waktu sekejap.Apakah ini karena kedatangan mamanya ke rumahnya? Baru satu kali tapi kenapa langsung menjadi kacau begini?Dan, astaga! Kenapa juga bisa-bisanya Leon berpikiran buruk seperti itu? Ya Tuhan!"Apa ini karena Mamaku?" tanpa sadar Leon melemparkan pertanyaan seperti itu pada Mila yang tercekat.Ingin sekali rasanya Mila meneriakkan dengan lantang kata. "Ya, ini semua karena Mamamu. Ini semua karena ancaman Mamamu yang memintaku untuk memilih diantara kamu atau bibiku."Namun semua itu tak mampu Mila ucapkan. Mila sedikit ragu, ketika ia melantangkan kata-kata itu, apakah Leon akan langsung percaya padanya?Dan jawabannya tentu saja tidak

DMCA.com Protection Status