Mission of Coordinate

Mission of Coordinate

last updateLast Updated : 2022-10-31
By:  keearfi  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
92Chapters
5.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kehadiran bencana alam tidak dapat di prediksi oleh siapapun. Gempa bumi, tsunami, tornado, bahkan hujan meteor dapat terjadi kapanpun tanpa persiapan. Keenan Filbert, seorang remaja brilian, dipercaya oleh seorang ilmuwan terkemuka untuk bisa mencegah dampak dari bencana alam. Dibekali dengan otak jeniusnya, ia menggarap project selama bertahun-tahun demi misi keselamatan. Sebagai seorang remaja biasa, Keenan juga menjalani kehidupannya sebagai seorang pelajar. Silverleaf, sekolah unggulan di Benua Amerika, menjadi tempat Keenan untuk menuntut ilmu. Sekolah itu menjunjung tinggi peraturan dan selalu menjaga reputasinya. Oleh karena itu, Keenan juga dipercaya sebagai pembawa citra baik untuk mengharumkan nama baik sekolahnya melalui program yang diadakan. Namun, kehidupan Keenan tidaklah semulus yang ada dibenaknya. Berbagai kejadian tak terduga selalu mengiringi setiap perjalanannya. Mulai dari kisah masa lalu, hingga berbagai kejadian mengerikan. Akankah Keenan dapat melewati itu semua? Sebagai penyelamat kota, pemegang reputasi Silverleaf, dan sebagai remaja yang dihantui banyak rintangan. Ikuti kisah selengkapnya hanya di Mission of Coordinate.

View More

Latest chapter

Free Preview

Prolog

Pertunjukan hampir usai. Alunan musik piano kian lama melemah mengisyaratkan bahwa musik akan berakhir. Tekanan tuts terakhir menjadi nada penutup permainan piano. Suara riuh penonton terdengar menggema dihall. Penonton bersorak ria, bertepuk tangan, dan kebanyakanstanding ovation.Rasa bangga terukir dari wajah anak laki-laki yang sedang membungkukkan setengah badannya di atas panggung. Ia berhasil membawakan lagu buatannya sendiri yang ia tulis selama kurang lebih sebulan. Jerih payah latihan selama dua bulan belakangan menjadi saksi bisu usahanya.Setelah dirasa cukup, anak itu meninggalkan panggung menujubackstage. Tidak ada orang yang ia bisa peluk karena ia menghadiri acara ini sendirian. Sebenarnya, ia ingin sekali bisa memeluk keluarganya, tetapi mereka tidak dapat hadir kali ini. Hembusan nafas pasrah terdengar dari hidung anak itu.Boleh dibilang anak itu bukanlah anak kecil lagi. Usianya sudah menginjak 13

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Forest
Semangat update!!!
2022-01-10 00:47:58
2
user avatar
keearfi
keren keren!
2022-01-03 16:03:26
4
default avatar
Cole.
Gak sabar next chapternya!
2021-12-31 23:12:04
2
92 Chapters

Prolog

Pertunjukan hampir usai. Alunan musik piano kian lama melemah mengisyaratkan bahwa musik akan berakhir. Tekanan tuts terakhir menjadi nada penutup permainan piano. Suara riuh penonton terdengar menggema di hall. Penonton bersorak ria, bertepuk tangan, dan kebanyakan standing ovation.Rasa bangga terukir dari wajah anak laki-laki yang sedang membungkukkan setengah badannya di atas panggung. Ia berhasil membawakan lagu buatannya sendiri yang ia tulis selama kurang lebih sebulan. Jerih payah latihan selama dua bulan belakangan menjadi saksi bisu usahanya.Setelah dirasa cukup, anak itu meninggalkan panggung menuju backstage. Tidak ada orang yang ia bisa peluk karena ia menghadiri acara ini sendirian. Sebenarnya, ia ingin sekali bisa memeluk keluarganya, tetapi mereka tidak dapat hadir kali ini. Hembusan nafas pasrah terdengar dari hidung anak itu.Boleh dibilang anak itu bukanlah anak kecil lagi. Usianya sudah menginjak 13
Read more

Chapter 1

Hembusan udara pagi terasa dingin hingga menusuk kulit. Pagi itu, Keenan sedang duduk di halte menunggu bus sekolah datang. Biasanya bus itu sudah datang sekitar lima menit yang lalu, tetapi entah mengapa hari ini bus tak kunjung datang. Keenan merapatkan jaketnya untuk menghalau angin yang berusaha menembus jaket. Sepuluh menit kemudian, dari kejauhan tampak kendaraan persegi panjang berwarna kuning menuju ke arahnya dengan perlahan. “Akhirnya datang juga,” batin Keenan sambil bernafas lega. Pintu bus terbuka otomatis, Keenan menempelkan kartunya di card reader sebagai tanda bahwa ia adalah siswa, lalu mencari tempat duduk yang masih kosong. "Maaf, Nak. Tadi saya kehabisan bensin jadi sedikit terlambat," ujar sopir bus itu saat Keenan masih berdiri di sampingnya sembari melihat-lihat kursi yang kosong. "Ah ya gak masalah, Pak." Masih ada beberapa kursi kosong, tetapi di bagian agak belakang. Keenan menuju
Read more

Chapter 2

Musik jazz mengalun lembut di laboratorium pribadi Keenan. Ia membaringkan tubuhnya di sofa sambil terus berpikir tentang project-nya yang belum rampung. Baru berjalan 40%, tetapi ia merasa otaknya buntu. Beberapa kali ia menguji coba alatnya ini, tetapi selalu saja gagal. Sudah di perbaiki dengan saksama, masih saja gagal. Ia menyerah malam ini. Mungkin pikirannya sedang kacau jadi ia tidak bisa fokus pada project-nya.Tadi pagi di sekolah ia gagal mendapatkan nilai sempurna di ujian persiapan ujian akhir. Lagi-lagi karena ketidaktelitiannya dalam mengerjakan soal. Memang, walaupun Keenan bisa dibilang cerdas, tapi kelemahannya yaitu tidak teliti. Seringkali ia gagal mendapat nilai sempurna hanya karena salah baca soal, nomor kelewatan, atau bahkan hanya karena kurang memberi tanda pada suatu angka. Tadi pagi ia kelewatan tanda minus di jawabannya dan baru menyadarinya saat bertanya kepada salah satu temannya. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.&
Read more

Chapter 3

"Seminggu besok gue nginep di rumah lo, ya?""Ngapain?""Belajar lah. Besok Senin kan udah ujian akhir, gue gak mau kalah dari lo."Beberapa kendaraan berlalu-lalang di depan mereka. Jalanan juga ramai oleh orang-orang yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Banyak anak kecil berlarian di toko mainan seberang jalan. Wajar saja, hari terus mendekati musim liburan sehingga pasti banyak yang melengkapi kebutuhan masing-masing.Keenan dan Arga masih menunggu bus jemputan datang. Sekarang sudah pukul 3.00 pm, tetapi bus tak kunjung datang. Mereka sudah menunggu sekitar lima belas menit di halte sambil memerhatikan kesibukan kota."Gue ajak Finn juga, ya?" tanya Arga lagi."Ajak aja. Rumah gue selalu terbuka buat pengungsi kaya kalian," jawab Keenan lalu terkekeh kecil."Dasar lo. Btw, Finn belum pernah ke rumah lo ya?""Belum. Dia sibuk terus sama YOS."“Hm gue jamin seratus persen habis Finn
Read more

Chapter 4

"Ga, temenin gue jemput si Finn. Dia semalam nginep di sekolah." "Sekarang?" Keenan mengangguk. Sekarang sudah hari Minggu. Arga sudah di rumah Keenan (lagi) sejak satu jam yang lalu. Saat mereka sedang bersantai di home theater, tiba-tiba Finn menelpon meminta untuk dijemput. Seharusnya ia biasa menaiki bus, tetapi karena teman-temannnya bisa dimanfaatkan, mengapa tidak? toh juga menunggu bus akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Kalau dipikir-pikir kasian juga si Finn, di saat Keenan dan Arga bersantai, ia malah disibukkan dengan tugas YOS-nya. Akan tetapi, itu memang sudah konsekuensi sebagai anggota YOS. Dari awal pendaftaran memang sudah diberitahu bahwa waktu bermain anggota YOS akan jauh berkurang dibanding siswa lainnya. Sejauh ini Finn sebenarnya tidak masalah dengan hal itu karena dia juga pintar me-manage waktu. Nilainya juga bisa dibilang lumayan. Mobil sport hitam keluar dari garasi. Garasi secara otoma
Read more

Chapter 5

Berbagai teknologi mendominasi ruangan bercat putih ini. Di tengah ruangan terdapat beberapa alat berbentuk dua limas segitiga yang alasnya digabungkan. Alat itu melayang di atas alas persegi. Ada tiga alat sama yang menyebar diketiga sudut dan dihubungkan dengan laser-laser tipis berwarna biru membentuk sebuah kerangka piramida. Di sisi lain juga terdapat tabung-tabung yang berisi berbagai kostum aneh. Kau tahu kan tempat untuk menaruh kostum-kostum seperti di film superhero? Nah seperti itu gambarannya. Masih banyak lagi teknologi dan alat canggih yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, yang jelas ruangan ini seperti di masa depan. "Selamat datang di laboratorium Keenan," sambut Keenan saat mereka mendarat di laboratorium yang berada di basement. "Gila! I-ini punya lo semua?" Wajar saja Arga dan Finn terlihat kagum, mereka melihat semua peralatan yang langka dan sungguh canggih. Apakah mereka berada di masa depan sekarang? "Iya. R
Read more

Chapter 6

Sudah pukul 11.08 pm yang berarti mereka bertiga sudah belajar selama tiga jam. Keenan tengkurap di atas ranjang sambil membaca-baca buku. Arga duduk lesehan di atas karpet berbulu. Finn yang paling fokus dari tadi, ia menggunakan meja belajar Keenan yang menghadap ke jendela besar. Ujian akhir kali ini ia harus bisa melampaui nilai Keenan."Kalau angin matahari apaan, Keen ?" tanya Finn dari meja belajar."Angin matahari itu arus udara kuat yang bertiup dari matahari ke luar angkasa. Nah ini terjadi karena korona, yang merupakan lapisan atmosfer yang ditemukan di semua matahari dan bintang. Suhu korona matahari terlalu tinggi bagi gravitasi untuk menahannya dan itu menyebabkan angin matahari yang bisa mencapai kecepatan 800 km per detik."Keenan menolehkan kepalanya ke arah Finn. "Efeknya ke bumi bisa parah, dari badai magnetik sampai ke gangguan satelit yang bisa bikin gangguan sinyal. Coba aja lo bayangin misal gak ada sinyal sehari aja, pasti bumi udah gempa
Read more

Chapter 7

Ruangan di lantai dua rumah Keenan berbentuk lingkaran. Memasuki lantai dua, mata langsung tertuju ke ruang kaca yang melingkar di tengah. Di tengahnya terdapat kaca yang melingkar dan di dalam kaca itu tumbuh banyak pepohonan rindang. Pintu-pintu berjajar melingkar di setiap sudut. Mereka bertiga sekarang sedang mengeksplor rumah Keenan. Ya, tentu saja atas usulan Arga."Itu apaan, Keen? Hutan di dalam rumah?" tanya Finn yang baru saja tiba di lantai dua."Shuuutt!!! Nanti ada yang marah," omel Arga menyuruh Finn diam sembari memberi isyarat dengan telunjuknya."Mau tau? Coba lihat gih." Kini Keenan menimpali.Finn yang penasaran dengan ruang berdinding kaca itu maju perlahan. Sepanjang mata memandang, ia hanya bisa melihat pepohonan gelap. Bisa dibayangkan seperti hutan di dalam rumah yang dikelilingi oleh dinding kaca sebagai pagarnya.Namun tiba-tiba ...“RRAAWRR!!” Terdengar auman yang mengagetkan Finn saat ia
Read more

Chapter 8

Hari terus berganti hingga tak terasa ujian akhir telah berakhir satu jam yang lalu. Selama seminggu ujian, tidak ada kejadian yang terlalu unik. Hanya saja kadang Arga yang mengomel karena soal yang diujikan cukup sulit. Arga juga akan mengutuk dirinya sendiri jika ia kalah dari Finn. Sebenarnya sebelum ujian, Finn dan Arga sempat membuat kompetisi. Kompetisi seperti biasa, yang nilai dan ranking-nya lebih tinggi, ia akan meminta permintaan kepada yang nilainya lebih rendah. Sedangkan yang nilainya lebih rendah, tidak hanya mengabulkan permintaan, tetapi juga harus mentraktir makanan di kantin selama seminggu. Keenan tentu saja tidak diajak dalam kompetisi itu karena sudah jelas bahwa ia akan menduduki peringkat di atas mereka berdua. "Ngomong-omong dari kemarin kita belum jadi bahas soal prom night. Lo berdua juga pada belum milih pasangan." "Ah lo mah inget terus masalah prom. Padahal gue udah seneng waktu itu kita gak
Read more

Chapter 9

Seminggu berlalu hingga akhirnya nanti malam akan diadakan prom night untuk kelas X Dan XI. Besok giliran kelas XII yang melaksanakan prom night sebagai salah satu event terakhir selain wisuda pelepasan. Panitia tentu sudah bekerja lembur sejak seminggu lalu. Mereka menginap di sekolah belakangan ini, tak terkecuali dengan Finn. Ngomong-ngomong, Keenan dan Arga terpaksa mengikuti prom night karena dua syarat yang diberikan mereka berhasil dipenuhi oleh Finn. Saat itu Finn tidak menyangka bahwa ada tiga mata pelajaran yang nilainya mampu melampaui nilai Keenan walaupun hanya berbeda satu hingga dua poin saja. Arga yang memberi syarat itu merasa gagal karena ternyata Finn dapat melewatinya. Bicara tentang syarat yang diberikan oleh Keenan, Finn juga akan datang ke prom night sebagai panitia dan tamu layaknya kelas X dan XI. Beralih ke pasangan masing-masing. Saat itu Finn mendadak
Read more
DMCA.com Protection Status