Home / CEO / Milliader Itu Mencintaiku! / 07 Tidak Akan Pernah Terduga

Share

07 Tidak Akan Pernah Terduga

Author: roomiegallery
last update Last Updated: 2021-03-26 15:14:15

Author’s POV

Naomi kembali meluruskan pandangannya, mendorong gerobaknya untuk segera tiba di rumah mereka. Sepanjang jalan, tidak ada percakapan yang berarti antara Naomi dengan sang ayah. Setibanya mereka di rumah, gadis itu membersihkan dirinya sebelum dia kembali mengerjakan pekerjaannya. Setelah beberapa jam mengerjakan desain nya, gadis itu merenggangkan tubuhnya sejenak untuk melepas lelah dan penat yang ia rasakan. Sering sekali ia juga menguap karena waktu tidurnya kembali ia ambil untuk mengerjakan pekerjaannya.

“Yok semangat! Semangat!” ujarnya sembari menarik kedua tangan yang ia kepalkan,

Ia rehat sejenak dengan membuka ponselnya dan sosial medianya. Gadis baru saja mendapatkan email dari client bahwa mereka ingin merevisi karakter yang telah ia gambar. Ia dengan segera mengerjakan desain tersebut sesuai dengan permintaan client. Tidak lama kemudian, sesudah ia mengirim desain tersebut, dia beralih kepada pekerjaan lainnya yang menunggunya untuk dikerjakan.

Ia tidak bisa menampik jika ia sering mengeluh akan kehidupannya. Namun gadis itu sangat suka dengan produktivitas yang mengharuskannya bekerja dengan ekstra. Baginya itu adalah sebuah tantangan. Naomi sudah terbiasa mendorong dirinya untuk bekerja lebih keras sejak ia sekolah dulu. Ia percaya usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.  

Sedari sekolah dulu, gadis itu sering belajar hingga larut malam. Terlebih saat dia berkuliah sambil bekerja, ia harus menggunakan waktu tidurnya untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia juga harus mempertahankan beasiswanya agar ia tetap bisa berkuliah tanpa harus cuti di semester selanjutnya.

Ia pernah mengambil cuti di masa kuliahnya karena ia gagal mendapatkan beasiswa dan ia tidak mempunyai uang untuk membayar UKT nya. Selama cuti, ia bekerja mengumpulkan uang untuk ia bisa membayar uang kuliahnya. Maka dari itu, gadis itu sudah sangat biasa hidup dengan tekanan yang berat.

Ditemani dengan musik ballad, gadis itu akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Ia menghela nafas dan kembali merenggangkan tubuhnya. Ia melirik ranjangnya dan ia mulai melangkah ke ranjangnya untuk merehatkan tubuhnya sejenak.

Ia tersenyum, dengan ini besok ia bisa ikut membantu sang ayah untuk berjualan.

Naomi membalikkan tubuhnya, mengambil gulingnya untuk ia peluk. Badannya sangat lelah, namun tekad gadis itu sangatlah tinggi. 

Pikiran gadis itu beralih kepada lamaran yang ia berikan ke perusahaan tempat Seira bekerja. Ia benar-benar berdoa dalam hatinya, setidaknya ia dipanggil untuk melakukan wawancara. Ia tidak bisa menampik ketika ia membayangkan dirinya benar-benar bekerja di Lewis Studio. Pastilah sebuah kebanggaan besar untuknya bisa masuk ke dalam perusahaan raksasa itu.

Ia berharap dengan masuknya ia ke dalam perusahaan itu, dapat mengubah perekonomian  kehidupannya dan ayahnya. 

****

Alex tengah sibuk memeriksa dan membaca semua berkas-berkas yang ada di meja kebesarannya. Di sela-sela kesibukannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Begitu ia lihat siapa yang meneleponnya, ia langsung mengangkatnya,

“Apa kau sudah membelinya semua?” tanya Alex kepada seorang wanita di teleponnya.

“Sudah pak... dan juga pak tadi Naomi ikut berjualan,”

“Oh ya?” tanya pria itu dengan tidak percaya. Rasanya ia ingin sekali menghampiri gadis itu secepatnya,  

“Pak, apa tidak apa kalau saya terus yang memborong semua makanan itu pak? Ayah Naomi sudah mulai curiga kepada saya,” ujar Lina, menunggu balasan pria itu kepadanya,

Alex berpikir sejenak, sebelum dia akhirnya memutuskan untuk berkata,

“Besok adalah hari terakhirmu untuk membeli semua dagangan mereka. Saya akan utus orang lain untuk melakukannya,” ujar Alex yang diangguk mengerti oleh Lina,

“Dan…” ujar pria itu yang masih ingin bertanya sesuatu kepada Lina,

“Ya pak?”

“Apa Naomi terlihat senang?” tanya pria itu dengan penasaran, bahkan suaranya terdengar mengecil.

“Iya pak, bahkan dia tidak bisa berhenti tersenyum saat saya memborong semuanya,” ujarnya, menuai senyuman mantap dari Alex.

“Baik, saya mau lanjut kerja. Besok pagi saya akan kirim lagi uang kepadamu untuk membeli dagangan itu lagi,” ujar Alex sebelum ia menutup panggilan tersebut.

Pria itu menyenderkan tubuhnya di kursi kebesarannya, membayangkan senyum gadis itu yang masih ia ingat sampai hari ini. Ia juga tidak bisa berhenti tersenyum karena ia sudah membuat gadis itu tersenyum karenanya. Ah… ia ingin sekali melihat senyuman gadis itu secara langsung.

Dalam beberapa hari ini, ia tidak memang belum menunjukkan dirinya secara langsung kepada gadis itu karena kendala pekerjaan dan lainnya. Ia penasaran bagaimana gadis itu memandangnya saat ini, mungkinkah gadis itu merasa sedih karena ia belum menunjukkan tanda-tanda untuk mengejar gadis itu kembali?

Ia harap sih begitu.

Jadwal pria itu sangat padat, sehingga membuatnya tidak sempat untuk menghampiri gadis itu.

Lagi dan lagi ia disibukkan dengan kertas-kertas yang menumpuk di mejanya. Menjadi seorang CEO bukanlah sebuah hal yang mudah, ia harus banyak mengerti dan mengikuti trend yang saat ini sedang hype. Belum lagi project yang saat ini tengah dijalankan memakan banyak waktu dan ide yang harus ia pertimbangkan.

“Aku ingin melihat senyummu,” ujar pria itu pelan, sembari menutup matanya, merileksasikan tubuhnya yang lelah. Ia mengambil ponselnya, untuk ia membuka gallery. Ia masih menyimpan foto-fotonya yang tengah bersama dengan gadis itu. Walaupun itu foto lama, pria itu tetap menyimpannya sebagai media yang memenuhi kerinduannya yang selama ini ia pendam.

Ia sudah melakukan semua yang terbaik dalam hidupnya dan gadis itu terus mendorongnya dan mendukungnya. Berkat pertemuannya dengan gadis itu, ia belajar untuk memberikan yang terbaik dalam segala aspek. Hal inilah yang mendorongnya untuk terus berprestasi hingga ia memperoleh posisi yang ia dapatkan saat ini.

Gadis itu benar-benar membawa dampak yang baik untuknya. Maka dari itu, pria itu selalu mengucap syukur atas pertemuan yang pernah mereka lakukan walaupun pertemuannya dengan gadis itu tidak berlandaskan pertemuan yang baik.

Pria itu mulai menegapkan tubuhnya begitu ia teringat sesuatu. Ia memanggil Darius untuk datang menghadap dirinya. Dan tidak lama setelah itu, pria itu muncul di hadapannya dan menyapanya dengan sopan,

“Bagaimana dengan lowongan yang kita buka? Apakah kau ada bertanya pada Seira dan Adrian perihal ini?” tanya pria itu dengan penasaran,

“Sejauh ini ada sekitar 200an orang yang mendaftar. Mereka berniat mengambil 10 orang yang Senin nanti akan di interview,”

“Bukankah pendaftaran sudah tutup tadi siang jam 12?”

“Iya, benar pak…” ujar pria yang berperawakan tinggi nan tegap itu mengangguk,

“Aku sudah meminta Seira dan Adrian untuk memfokuskan diri mereka terlebih dahulu terhadap lowongan ini. Apa mereka sudah menyortir 200 orang pendaftar itu menjadi 10 orang?”

“Sejauh ini mereka baru menyortirnya menjadi 50 orang pak,” ujar Darius

Pria itu mengangguk mengerti, sebelum manik matanya kembali kepada Darius,

“Minta mereka kirimkan CV kesepuluh orang yang terpilih untuk interview malam ini juga,” ujar pria itu yang mengembalikan tatapannya kembali ke kertas-kertas tersebut.

Melihat ada tanda-tandanya Alex untuk mengurusi lowongan, pria itu memberanikan diri untuk bertanya kepada Alex,

“Apa Anda ikut dalam sesi interview nanti?” tanya Darius dengan ragu.

Pria itu menggeleng,”Tidak, aku hanya ingin tahu saja siapa-siapa saja yang nantinya terpilih,” ujar pria itu tanpa menatap Darius. Darius mengangguk dan dengan sopan ia mengundurkan diri dari pria itu ketika ia merasa tidak ada lagi yang bisa ia bahas dengan Alex.

****

Sudah pukul 9 malam, dan pria itu hampir selesai dengan segala pekerjaannya. Untuk sejenak, ia menyenderkan dirinya di kursi begitu ia selesai memeriksa dan menandatangani berkas-berkas tersebut. Ia merenggangkan tubuhnya, melepas kelelahan dan kepegalan yang menggerogotinya,

Ponselnya berbunyi, pertanda sebuah pesan masuk.

Darius: “Halo pak. CV kesepuluh orang yang terpilih untuk interview sudah dikirim via email pak. Bapak bisa periksa sekarang juga,”

Pria itu menarik dirinya untuk membuka membuka laptopnya. Dengan penasaran, ia mulai membuka dan melihat isi karya-karya per orangnya. Pria itu mengangguk-angguk mengerti mengapa Seira dan Adrian bisa memilih mereka sebagai kandidat pengganti Adrian.

Dan ketika ia mulai membuka profil dan CV terakhir, ia melihat nama yang tidak asing baginya. Ia sempat terdiam di tempatnya, berpikir jika kemungkinan ini adalah orang yang berbeda walaupun ia berharap yang sebaliknya. Terlebih dahulu ia membuka karya-karya yang ada dan ia mendecak kagum dengan hasil karya tersebut.

Dengan kaku, ia mulai membuka profil dan foto tersebut. Seketika ia terdiam di tempatnya.

Naomi Tjahara.

Benar-benar pertemuan yang tidak terduga.

Related chapters

  • Milliader Itu Mencintaiku!    08 Selamat Naomi!

    Author’s POVBenar-benar pertemuan yang tidak terduga.Pria itu bahkan menganga karena ia terlalu kaget dengan apa yang ia lihat.Ia tidak salah lihat kan?Ia kembali memeriksa karya-karya yang gadis itu kirim. Ia memang tahu jika gadis itu sedari dulu senang sekali menggambar. Tapi untuk melamar di perusahaannya sebagai senior 3D artist adalah hal yang tidak terduga baginya. Bahkan Alex sempat membesarkan poster CV tersebut untuk melihat foto yang ada di poster tersebut, apakah benar jika itu adalah Naomi yang selama ini ia kenal.Dan pria itu lagi-lagi terdiam dengan apa yang sudah ia lihat. Perasaan kaget dan senang turut bercampur dalam dirinya. Ia melihat kembali poster CV tersebut dan dia memasukkan kontak Naomi ke ponselnya. Dengan senyuman miring, ia mengklik oke untuk menyimpan nomor Naomi untuk dirinya.Namun senyuman pria itu seketika luntur karena ia mengingat jika gadis ini hanyalah kandidat dari 10 orang

    Last Updated : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    09 Wawancara (1)

    Author’s POVGadis itu tersenyum, ia beruntung memiliki saudara seperti Seira yang banyak sekali membantunya dan keluarganya. Dengan ini, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya untuk masuk ke perusahaan raksasa tersebut. Sebuah pemikiran yang membuatnya sedikit penasaran. Ia ingin menanyakan hal ini kepada sang kakak hanya saja ia sedikit bingung bagaimana untuk memulainya,“Anu kak…”“Ya?” “Kira-kira gaji di Lewis Studios itu gede gak kak?” tanya gadis itu dengan hati-hati, berharap sang kakak tidak tersinggung“Gede kok, apalagi kalau kamu udah senior. Kalau mau beneran terpilih, aku akan menjadi managernya. Dan perusahaan ini friendly lingkungannya,” “Wah kakak seorang manager kah?!” ungkap Naomi dengan kaget,“Iya benar, kebetulan senior 3D artist kami hendak berhenti. Jadi sebelum kursinya benar-benar kosong

    Last Updated : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    10 Wawancara (2)

    Author’s POV Naomi mulai memasuki sebuah ruangan yang sangat luas dan di ruangan tersebut, terdapat Adrian dan Seira yang tengah menunggunya untuk masuk. Begitu ia masuk, tatapan pertamanya jatuh kepada Seira yang menatapnya seakan keduanya tidak saling kenal. Ia dipersilahkan Adrian untuk duduk di kursi yang sudah disediakan,Dengan sopan, ia mengangguk dan mulai mendudukkan bokongnya di kursi tersebut. Gadis itu duduk dengan tegap, untuk memberikan kesan jika yang dominan dan tegas.“Naomi ya…” ujar Adrian sembari melihat lembaran kertas yang sedang ia pegang. Ia melihat sejenak foto yang ada di lembar tersebut sebelum ia meluruskan pandangannya kepada Naomi.“Ceritakan tentang diri kamu,” ujar Seira yang diangguki mengerti oleh gadis itu,“Saya Naomi Tjahara, sebelumnya saya adalah alumni ilmu komputer dari Universitas Unijaya, Jakarta. Saat ini saya bekerja sebagai freelancer

    Last Updated : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    11 Setelah Wawancara (1)

    Author’s POVNaomi memegang dadanya yang masih berdegub dengan kencang. Ia bersyukur dirinya tidak menunjukkan kegugupannya ketika ia wawancara tadi. Namun ia juga tidak menyangka jika dirinya bisa sepercaya diri itu begitu ia menjawab beberapa pertanyaan yang di lontarkan untuknya.Saat ini gadis itu mulai masuk ke dalam lift kosong yang baru saja terbuka di hadapannya. Gedung ini memiliki lantai setinggi 20 lantai dan saat ini ia tengah berada di lantai 14. Naomi memasuki lift kosong tersebut dan memencet tombol lantai dasar.Gadis itu menghela nafasnya dengan berat. Ia ingin sekali sensasi gugup ini cepat berakhir. Ia mengatur pernafasannya dan mulai menutup matanya,"Yang penting aku sudah berikan yang terbaik," batinnya, ditambah dengan senyuman yang menenangkan jiwanya.Ting!Lift terbuka dan beberapa orang masuk ke dalamnya. Gadis itu mulai menggeserkan dirinya begitu segerombolan orang masuk. Dan tidak

    Last Updated : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    12 Setelah Wawancara (2)

    Author’s POVAwalnya, gadis itu berniat untuk berhenti bekerja sebagai freelancer sembari menunggu pengumuman yang akan ia dapatkan dari Lewis Studio. Namun ia tidak bisa menunggu dalam ketidakpastian, karena ia juga membutuhkan uang untuk ia bertahan hidup,Jadilah dirinya tetap mengerjakan beberapa pekerjaan sembari menunggu pengumuman tersebut.Disela-sela kesibukannya, seseorang meneleponnya. Ketika ia melihat nomor tersebut tidak ada di kontaknya, ia mulai mengambil ponselnya dan perlahan ia tempelkan ponsel itu ke telinga kanannya,“Siapa sih yang nelfon malam-malam gini?” batinnya yang penasaran,Gadis itu mengernyitkan dahinya karena tidak ada yang bergeming di telepon tersebut. Setelah sepersekian detik dia berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk membuka mulutnya terlebih dahulu,“Halo?” ujarnya dengan ragu,Kerutan di keningnya tidak kunjung hi

    Last Updated : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    13 Tidak Diterima (1)

    Author’s POVSudah hari Jum’at dan hingga saat ini belum ada info apapun dari perusahaan Lewis Studio mengenai diterima maupun tidak diterimanya Naomi diperusahaan tersebut. Meskipun begitu, Naomi tetap melakukan aktivitasnya, yakni membantu sang ayah untuk berjualan.Gadis itu tidak melepas senyuman hangatnya kepada para pelanggan yang membeli dagangan mereka. Meskipun gadis itu memiliki tubuh yang mungil, namun parasnya sangat elok untuk dilihat walaupun ia hanya berpakaian biasa saja. Tidak heran terkadang ia mendapat godaan dari para pelanggan-pelanggan pria yang memuja paras gadis itu,Naomi hanya menganggap pujian dan godaan tersebut hanyalah angin lalu. Ia hanya tersenyum ramah dan mengabaikan godaan tersebut, tidak perduli seberapa tampannya pria yang memujinya tersebut.“Ini…” ujar gadis itu sembari memberikan seplastik mie ayam dan bakso kepada seorang yang sedari tadi terus menanyakan kon

    Last Updated : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    14 Tidak Diterima (2)

    Author’s POVSetelah gadis itu mencuci semua piringnya, ia berbalik untuk kembali ke kamarnya. Begitu ia berbalik, ia melihat sang ayah yang sudah berdiri di depannya, menanyakan hasil yang ia dapatkan dari email tersebut. Gadis itu menurunkan pandangannya dan menggeleng pelan. Sang ayah yang mengerti akan kesedihan gadis itu, bergerak maju dan menepuk-nepuk pundak gadis itu, berharap jika tepukan lembut tersebut meredakan kesedihan gadis itu.“Sudah… mungkin belum rejekinya,” ujar Benny yang diangguki pelan oleh gadis itu. Dengan lesu, gadis itu berjalan melewatkan sang ayah yang mengkhawatirkan dirinya yang sedang sedih seperti itu,Benny menghela nafas,Mungkin gadis itu butuh waktu untuk sendiri dulu.Naomi menutup pintunya dan mengambil tempat untuknya duduk di ranjangnya. Ia masih berpikir positif, mungkin ia harus menunggu beberapa jam hingga hari esok tiba. Gadis itu kemudian berjalan ke meja kerjan

    Last Updated : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    15 Akan Bertemu Kembali

    Author’s POVNaomi selalu merapalkan perkataan itu untuk menenangkan dirinya. Pria itu seharusnya tidak mengetahui jika gadis itu tinggal disini, karena ia sudah beberapa kali pindah-pindah rumah karena dikejar oleh hutang-hutang.Baru saja dia bernafas lega, tiba-tiba ponselnya kembali berdering dan kembali ia bergidik ngeri dengan ponselnya sendiri. Ia berusaha untuk menahan dirinya untuk tidak memegang ponsel tersebut, hingga panggilan tersebut mati sendiri.Setelah melihat panggilan itu sudah terputus, gadis itu perlahan mendekati ponselnya dan mengambilnya untuk melihat siapa gerangan yang meneleponnya lagi. Dan tanpa ia sangka, nomor tersebut bukanlah nomor yang sebelumnya meneleponnya.Lebih tepatnya, yang saat ini memanggilnya adalah orang yang berbeda.Karena ia kembali penasaran dengan nomor tersebut. Dengan jantung yang berdetak gila-gilaan, ia kembali menelepon nomor tersebut. Ia menunggu nomor tersebut mengangkat

    Last Updated : 2021-04-07

Latest chapter

  • Milliader Itu Mencintaiku!    88 END

    Author’s POV Beberapa tahun berlalu. Kini Alex dan Naomi sudah terang-terangan menunjukkan hubungan mereka ke rekan kerja mereka. Mereka melakukannya perlahan-lahan, dimulai dari berjalan bersama dan akhirnya Naomi pun mengaku kepada rekan-rekannya mengenai hubungannya bersama dengan Alex. Ia melakukannya bukan karena ia ingin pamer, ia merasa jika hal seperti ini tidak bisa disimpan dan disembunyikan untuk selamanya. Sudah 2 tahun berlalu dan keduanya masih berpacaran dengan begitu harmonis. Tentu saja di dalam sebuah hubungan akan selalu ada cek cok dan juga pertikaian. Namun itu tidak membuat hubungan mereka putus di tengah jalan karena mereka sadar, bagaimana pun mereka menjauh, pada akhirnya kembali lagi bersama. Hubungan mereka tentu saja sudah disetujui oleh keluarga Naomi dan keluarga Alex. Salah satu plot twist yang mereka dapatkan adalah ternyata Benny adalah teman lama Charles. Mereka berteman sejak mereka masih bersama-sama mengel

  • Milliader Itu Mencintaiku!    87 Mengenai Keputusan Giselle

    Author’s POV Alex menarik napasnya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia merasa ia harus bicara tatap muka dengan kedua orang tuanya mengenai pertunangannya dengan Giselle. Kalau perlu ia akan mendatangi Kevin---ayah Giselle untuk membatalkan pertunangan mereka, Pria itu mulai keluar dari mobilnya dan mulai masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. Karena kedatangan pria itu mendadak, Adelia dan Charles juga terkejut dengan keberadaan anaknya yang tidak mengabari mereka jika ia datang kepada mereka. Dengan mantap, pria itu duduk di sofa bersama dengan kedua orang tuanya. Ia menatap serius kedua orang tuanya sebelum dia membuka suaranya, “Papa, mama... Alex ingin membatalkan pertunangan ini. Bisakah Alex mendapatkan kontak pak Kevin supaya Alex bisa berbicara kepadanya empat mata?” tanya Alex dengan serius. Charles beserta istrinya saling bertatap-tatapan sebelum mereka pun tersenyum, “Tidak perlu...” ujar Charles kepadanya.

  • Milliader Itu Mencintaiku!    86 Keputusan Giselle

    Author’s POVGiselle masih menatap Naomi yang terlihat canggung bersamanya. Saat ini mereka berada di sebuah café langganan Giselle yang mana mereka memesan ruang vip entah untuk apa alasannya bagi Naomi. Namun berbeda dengan Naomi, Giselle hanya ingin pembicaraannya dengan Naomi tidak bocor ke luar dan tidak mengundang banyak orang untuk mendengarkannya,Sembari menunggu makanan mereka tiba, Giselle dengan tegas duduk dengan tangan yang terlibat dan ia menyenderkan tubuhnya di kursi. Sementara Naomi, ia berusaha untuk menghindari tatap muka terhadap gadis itu,“Sejak kapan kau mengenal Alex?” tanya Giselle, membuka percakapannya bersama dengan Naomi setelah sekian lama mereka hanya diam dan tidak berkutik apapun.“Sejak kami SMA…” jawab gadis itu dengan jujur. Kali ini ia juga meluruskan pandangannya kepada Giselle. Jika Giselle sekali lagi ingin mengklaim Alex sebagai miliknya, ia juga tidak a

  • Milliader Itu Mencintaiku!    85 Shopping

    Author’s POVKali ini Naomi tidak lembur. Ia sudah siap mengerjakan pekerjaannya dan sekarang adalah saatnya untuk pulang bersama dengan Alex. Gadis itu masih berjalan dengan pria itu yang sedang menunggunya di dalam mobil. Dan ketika gadis itu sudah sampai di basement, seseorang menarik tangannya yang membawanya menjauh dari mobil Alex.Bingung dengan siapa yang menariknya, gadis itu menoleh dan mendapatkan Giselle yang sedang menarik tangannya.“M-mau kemana?” tanya gadis itu yang sama sekali menarik dirinya dari Giselle, seakan ia pasrah jika Giselle menariknya seperti itu,“Temenin aku shopping,” ujarnya dengan singkat. Gadis itu masih diam, ia tidak banyak bertanya dan hanya ikut dengan apa yang gadis itu lakukan kepadanya.Ia mendengar banyak mengenai Giselle dari Alex. Giselle adalah anak yang paling kecil diantara saudaranya yang lain. Biasanya anak yang paling terakhir akan mendapatkan kasih s

  • Milliader Itu Mencintaiku!    84 Bertemu Orang Lama

    Author’s POV Alunan musik klasik dari bar ternama ini dapat membius pelanggannya untuk merasa rileks. Bar tersebut terlihat sepi, meskipun terlihat sepi namun ada begitu banyak pria hidung belang yang lalu lalang untuk menggoda sosok cantik seperti Giselle yang sedang meminum vodka sendirian. Ia masih berpakaian kerjanya, dengan blouse peach dan rok span yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ditambah lagi dengan high heels dan lipstick merah maroon yang membuatnya terlihat berkelas. Saat ini ia memikirkan perjodohannya bersama dengan Alex. Alex terlihat serius ketika ia berkata ia tidak ingin berjodoh dengan dirinya. Tidak hanya itu, ia juga tidak bisa membenci sosok Naomi yang sudah pernah menyelamatkannya dan juga gadis itu bukanlah tipikal gadis yang munafik. Awalnya ia mengira jika cinta pria itu hanyalah cinta semu seperti dia bersama dengan wanita-wanita lainnya. Ia sama sekali tidak menyangka jika pria itu memang benar-benar me

  • Milliader Itu Mencintaiku!    83 Keputusan Bersama

    Author’s POV“Sebenarnya Alex adalah calon tunanganku,” Perkataan tersebut terus terbayang-bayang dibenak Naomi. Ia mendapat pesan dari Alex yang menanyakan keadaannya tadi dan gadis itu mengabaikan pesan itu dan memilih untuk mengerjakan pekerjaannya. Ia terus bekerja hingga ia sendiri menyerah akan dirinya dan ia meletakkan kepalanya di meja. Ia menghela napas, mengapa semuanya menjadi serumit ini?Hubungannya bersama dengan Alex sudah membaik dan sekarang mereka harus berhadapan dengan perjodohan Alex. Gadis itu sedikit kecewa karena pria itu tidak berkata apapun kepadanya dan pada akhirnya berakhir pada gadis itu yang mengetahuinya dari orang lain.Tapi ia juga tidak terlalu menyalahkan Alex karena jika dirinya berada di posisi Alex, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama. Lagi dan lagi gadis itu menghela napasnya. Ia berusaha untuk bangkit dan juga kembali mengerjakan pekerjaannya.Tidak lama

  • Milliader Itu Mencintaiku!    82 Bertemu Lagi

    Author’s POV“Tidak bisakah kau tinggalkan berkasmu itu dan pergi saja bersama denganku?” tanya Giselle yang lagi-lagi diabaikan oleh Alex. Sudah sekitar setengah jam pria itu mengabaikan gadis itu yang masih duduk di sofa kebesaran ruangan kerja Alex. Giselle menghela napasnya, ia tidak menyangka Alex akan tumbuh menjadi pribadi yang pekerja keras seperti ini.Setahunya dulu, Alex adalah orang yang lebih suka cara yang instan dan praktis. Sebenarnya, mendengar pria itu menjadi CEO di perusahaan ayahnya membuat gadis itu terkejut, pasalnya ia sangat mengenal sifat pria itu yang tidak suka diatur-atur.Namun itu bukanlah masalah besar untuknya. Malah hal tersebut adalah hal yang bagus karena pria itu tumbuh menjadi pria yang lebih baik daripada masa lalunya. Giselle menatap arlojinya yang sudah menunjukkan waktu untuk makan siang. Dengan senang, ia berdiri dan menghampiri pria itu untuk mengajaknya makan siang bersama,&l

  • Milliader Itu Mencintaiku!    81 Negosiasi

    Author’s POVAlex memijat pelipisnya... saat ini ia tengah menunggu kehadiran Giselle. Mereka bersepakat untuk bertemu guna membahas perjodohan mereka berdua. Giselle adalah teman kecil Alex, keduanya memang dekat namun Alex hanya menganggapnya sebagai adiknya saja, tidak lebih.Tidak lama ia menunggu, sosok ayu nan cantik datang menemuinya dan duduk di hadapannya. Gadis itu sudah sangat menunggu masa-masa dimana ia bertemu kembali dengan Alex. Ia sangat senang jika pria itu meneleponnya tadi malam dan mengajaknya untuk bertemu seperti ini,“Apa kau sudah menunggu lama?” tanya gadis berambut panjang itu,Alex menggelengkan kepalanya,”Aku baru saja sampai,” ujar pria itu dengan jujur.“Bagaimana keadaanmu?” tanya gadis itu yang ingin membangun percakapan yang menarik diantaranya dan Alex...“Kita langsung saja ke intinya... Giselle, aku ingin bertanya... apa kau setuju den

  • Milliader Itu Mencintaiku!    80 Perjodohan

    Author’s POV“Kau tampak senang sekali,” ujar Darius yang bisa merasakan energy positif dari sosok Alex. Alex meresponnya dengan bahagia juga,”Benarkah?” ujarnya sembari melanjutkan pekerjaannya. Tentu saja ia sangat senang, sekarang hari-harinya dipenuhi dengan keberadaan Naomi yang sedari dulu ia inginkan. Ditambah lagi ia merasa ia sangat dicintai oleh gadis itu,“Apa ini karena gadis itu?” tanya Darius lagi kepada Alex. Alex kembali menatap Darius sejenak sebelum dia kembali membaca berkasnya,”Mungkin?” ujarnya sembari tersenyum.“Saya turut senang kalian bisa bersama lagi,” kata Darius lagi kepada Alex. Tanpa memudarkan senyumannya, Alex mengangguk,”Ya… aku juga senang dia bisa bersama denganku lagi… aku harap kami selalu bisa bersama,” ujarnya yang kemudian memberikan setumpuk berkas yang sudah ia kerjakan kepada Darius.Darius melangkah dan

DMCA.com Protection Status