Share

10 Wawancara (2)

Penulis: roomiegallery
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-26 15:19:40

Author’s POV

Naomi mulai memasuki sebuah ruangan yang sangat luas dan di ruangan tersebut, terdapat Adrian dan Seira yang tengah menunggunya untuk masuk. Begitu ia masuk, tatapan pertamanya jatuh kepada Seira yang menatapnya seakan keduanya tidak saling kenal. Ia dipersilahkan Adrian untuk duduk di kursi yang sudah disediakan,

Dengan sopan, ia mengangguk dan mulai mendudukkan bokongnya di kursi tersebut. Gadis itu duduk dengan tegap, untuk memberikan kesan jika yang dominan dan tegas.

“Naomi ya…” ujar Adrian sembari melihat lembaran kertas yang sedang ia pegang. Ia melihat sejenak foto yang ada di lembar tersebut sebelum ia meluruskan pandangannya kepada Naomi.

“Ceritakan tentang diri kamu,” ujar Seira yang diangguki mengerti oleh gadis itu,

“Saya Naomi Tjahara, sebelumnya saya adalah alumni ilmu komputer dari Universitas Unijaya, Jakarta. Saat ini saya bekerja sebagai freelancer selama beberapa tahun ini,” ujar gadis itu dengan ramah. Sebisa mungkin untuknya bersikap tenang dalam menjelaskan dan menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan oleh Adrian dan Seira

“Apa yang membuat kamu tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?” tanya Seira dengan serius.

“Perusahaan ini menawarkan posisi yang saya minati dan geluti selama saya menjadi freelancer. Saya rasa, saya bisa menyalurkan semua ilmu yang saya miliki dalam pekerjaan-pekerjaan yang akan datang. Selain itu, saya menginginkan penghasilan yang tetap dan pasti,” 

“Freelancer ya… freelancer itu kerja sendiri, bukan?” tanya Adrian menyelidik,

“Ya benar,” ujarnya dengan anggukan tegas.

“Jika kamu diterima di perusahaan ini, kamu akan dituntut untuk bisa bekerja secara tim. Apa kamu bisa?”

Naomi mengangguk,”Ya, saya bisa. Saya sudah terbiasa bekerja secara tim selama saya mengerjakan projek-projek saya saat saya kuliah,”  

“Posisi apa yang akan kamu pilih jika kamu harus bekerja secara tim? Dan kenapa kamu memilih posisi tersebut?” tanya Seira, sembari mengaitkan kedua tangannya di depan dirinya,

“Saya akan memilih posisi ketua tim, karena saya percaya kepada potensi yang ada dalam diri saya untuk mengerjakan pekerjaan dan membangun hubungan yang baik antar sesama anggota tim,” ujar gadis itu dengan yakin.

Melihat gadis itu yang tampak yakin dengan dirinya, Adrian mengangguk-angguk. Sedari tadi, ia belum menemukan orang yang bisa setenang dan seyakin ini dalam memaparkan ide dan pemikirannya. Ia akui kemampuan dan hasil karya orang-orang sebelumnya sangat bagus. Namun saat wawancara, semuanya terlihat kurang dalam komunikasi yang baik. Padahal, untuk masuk ke perusahaan ini, diperlukan komunikasi yang baik karena project yang dikerjakan dilakukan secara tim.

“Bagaimana sikapmu terhadap kritik yang ditujukan untukmu?” tanya Seira lagi, membuat Adrian yang masih bergelut dengan pikirannya, menoleh kepada gadis itu,  

“Secara pribadi, saya akan menerima kritik tersebut jika kritik tersebut bersifat membangun. Saya akan berusaha menjadikan kritik tersebut sebagai bahan koreksi saya baik dalam pekerjaan maupun pribadi saya,”

“Terakhir,” ujar Adrian yang kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan,

“Mengapa kami harus memilihmu?”

“Baik. Saya adalah orang yang berintegritas dan bertanggungjawab akan segala pekerjaan yang saya pegang. Saya yakin jika saya memiliki potensi yang besar untuk turut berpartisipasi dalam setiap pekerjaan dan project yang perusahaan ini buat. Saya juga orang yang pekerja keras untuk mencapai target yang diinginkan,”

“Oke, cukup sekian. Dalam minggu ini, kamu akan mendapatkan email jika kamu diterima di perusahaan ini dan kamu akan mulai bekerja hari Senin,”ujar Adrian yang diangguki oleh Naomi. Naomi melirik kepada Seira yang tampak mengabaikan tatapannya dengan kertas yang ia tatap.

“Umm… anu pak. Saya mau nanya,”

“Jika saya tidak diterima, apa saya juga akan dikabari?” tanyanya dengan sopan,

“Hmm… jika kamu tidak diterima, maka kamu tidak akan mendapat kabar apapun sampai hari Jumat ini,” ujar Adrian. Naomi kemudian mengangguk dan dengan sopan ia berpamitan untuk keluar dari ruangan.

Adrian kemudian meminta Yanti untuk kembali memanggil daftar selanjutnya. Yanti mengangguk dan mulai meninggalkan ruangan untuk berjalan menuju ruang tunggu. Begitu wanita itu meninggalkan ruangan, Adrian menolehkan dirinya kepada Seira, berniat untuk membicarakan Naomi,

“Sei, bukankah tadi dia terlihat bagus?” ujar Adrian yang diangguki oleh Seira,

“Ya… lumayan,”

“Lumayan? Menurutku dia menarik loh. Maksudku dibandingkan kelima orang sebelumnya, dia lebih menarik orangnya,”

Seira merapikan kertas-kertas yang ada di depannya sebelum ia juga menoleh kepada Adrian,

“Kita lihat saja keempat orang selanjutnya,”

"Kau terdengar begitu dingin. Apa karena dia adikmu jadinya kau begitu dingin kepadanya?" ujar Adrian, membuat Seira langsung menoleh kepadanya,

"B-bagaimana kau bisa tahu?"

"Jadi kalian benar-benar bersaudara? Wah, aku tidak menyangka tebakanku benar," ujar pria itu sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya dengan bangga kepada dirinya sendiri,

"Adrian..." panggil Seira dengan nada yang tidak menyenangkan,

"Aku hanya menebaknya, karena nama belakang kalian sama. Selain itu juga kau terlihat berbeda saat Naomi masuk kemari. Padahal sebelumnya kau terdengar ramah, namun kau tidak bersikap seperti itu kepada gadis itu,"

Seira kemudian meluruskan pandangannya begitu ia mendengar perkataan Adrian barusan,

"Dia adik sepupuku. Ayahnya adalah adik ayahku," ujarnya tanpa menatap Adrian.

"Oh... Begitu. Tapi kau tidak perlu bersikap seperti itu juga kan... Maksudku kau bisa saja bersikap ramah seperti yang lakukan sebelumnya. Apa bedanya jika kau juga bersikap ramah kepadanya dan kepada yang lain?"

"Aku harus bersikap seperti itu, supaya dia mengerti jika ia menjadi seperti sekarang ini karena usahanya sendiri, bukan karena aku," ujar Seira yang diangguki mengerti oleh Adrian.

“Kau benar-benar kakak yang baik ya…” ujarnya dengan senyuman miringnya,  

Percakapan mereka berhenti karena tiba-tiba Yanti datang dengan membawa seorang lainnya untuk mereka wawancara. Keduanya memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan mereka begitu Ratih benar-benar masuk ke ruangan mereka.

Bab terkait

  • Milliader Itu Mencintaiku!    11 Setelah Wawancara (1)

    Author’s POVNaomi memegang dadanya yang masih berdegub dengan kencang. Ia bersyukur dirinya tidak menunjukkan kegugupannya ketika ia wawancara tadi. Namun ia juga tidak menyangka jika dirinya bisa sepercaya diri itu begitu ia menjawab beberapa pertanyaan yang di lontarkan untuknya.Saat ini gadis itu mulai masuk ke dalam lift kosong yang baru saja terbuka di hadapannya. Gedung ini memiliki lantai setinggi 20 lantai dan saat ini ia tengah berada di lantai 14. Naomi memasuki lift kosong tersebut dan memencet tombol lantai dasar.Gadis itu menghela nafasnya dengan berat. Ia ingin sekali sensasi gugup ini cepat berakhir. Ia mengatur pernafasannya dan mulai menutup matanya,"Yang penting aku sudah berikan yang terbaik," batinnya, ditambah dengan senyuman yang menenangkan jiwanya.Ting!Lift terbuka dan beberapa orang masuk ke dalamnya. Gadis itu mulai menggeserkan dirinya begitu segerombolan orang masuk. Dan tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    12 Setelah Wawancara (2)

    Author’s POVAwalnya, gadis itu berniat untuk berhenti bekerja sebagai freelancer sembari menunggu pengumuman yang akan ia dapatkan dari Lewis Studio. Namun ia tidak bisa menunggu dalam ketidakpastian, karena ia juga membutuhkan uang untuk ia bertahan hidup,Jadilah dirinya tetap mengerjakan beberapa pekerjaan sembari menunggu pengumuman tersebut.Disela-sela kesibukannya, seseorang meneleponnya. Ketika ia melihat nomor tersebut tidak ada di kontaknya, ia mulai mengambil ponselnya dan perlahan ia tempelkan ponsel itu ke telinga kanannya,“Siapa sih yang nelfon malam-malam gini?” batinnya yang penasaran,Gadis itu mengernyitkan dahinya karena tidak ada yang bergeming di telepon tersebut. Setelah sepersekian detik dia berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk membuka mulutnya terlebih dahulu,“Halo?” ujarnya dengan ragu,Kerutan di keningnya tidak kunjung hi

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    13 Tidak Diterima (1)

    Author’s POVSudah hari Jum’at dan hingga saat ini belum ada info apapun dari perusahaan Lewis Studio mengenai diterima maupun tidak diterimanya Naomi diperusahaan tersebut. Meskipun begitu, Naomi tetap melakukan aktivitasnya, yakni membantu sang ayah untuk berjualan.Gadis itu tidak melepas senyuman hangatnya kepada para pelanggan yang membeli dagangan mereka. Meskipun gadis itu memiliki tubuh yang mungil, namun parasnya sangat elok untuk dilihat walaupun ia hanya berpakaian biasa saja. Tidak heran terkadang ia mendapat godaan dari para pelanggan-pelanggan pria yang memuja paras gadis itu,Naomi hanya menganggap pujian dan godaan tersebut hanyalah angin lalu. Ia hanya tersenyum ramah dan mengabaikan godaan tersebut, tidak perduli seberapa tampannya pria yang memujinya tersebut.“Ini…” ujar gadis itu sembari memberikan seplastik mie ayam dan bakso kepada seorang yang sedari tadi terus menanyakan kon

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    14 Tidak Diterima (2)

    Author’s POVSetelah gadis itu mencuci semua piringnya, ia berbalik untuk kembali ke kamarnya. Begitu ia berbalik, ia melihat sang ayah yang sudah berdiri di depannya, menanyakan hasil yang ia dapatkan dari email tersebut. Gadis itu menurunkan pandangannya dan menggeleng pelan. Sang ayah yang mengerti akan kesedihan gadis itu, bergerak maju dan menepuk-nepuk pundak gadis itu, berharap jika tepukan lembut tersebut meredakan kesedihan gadis itu.“Sudah… mungkin belum rejekinya,” ujar Benny yang diangguki pelan oleh gadis itu. Dengan lesu, gadis itu berjalan melewatkan sang ayah yang mengkhawatirkan dirinya yang sedang sedih seperti itu,Benny menghela nafas,Mungkin gadis itu butuh waktu untuk sendiri dulu.Naomi menutup pintunya dan mengambil tempat untuknya duduk di ranjangnya. Ia masih berpikir positif, mungkin ia harus menunggu beberapa jam hingga hari esok tiba. Gadis itu kemudian berjalan ke meja kerjan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Milliader Itu Mencintaiku!    15 Akan Bertemu Kembali

    Author’s POVNaomi selalu merapalkan perkataan itu untuk menenangkan dirinya. Pria itu seharusnya tidak mengetahui jika gadis itu tinggal disini, karena ia sudah beberapa kali pindah-pindah rumah karena dikejar oleh hutang-hutang.Baru saja dia bernafas lega, tiba-tiba ponselnya kembali berdering dan kembali ia bergidik ngeri dengan ponselnya sendiri. Ia berusaha untuk menahan dirinya untuk tidak memegang ponsel tersebut, hingga panggilan tersebut mati sendiri.Setelah melihat panggilan itu sudah terputus, gadis itu perlahan mendekati ponselnya dan mengambilnya untuk melihat siapa gerangan yang meneleponnya lagi. Dan tanpa ia sangka, nomor tersebut bukanlah nomor yang sebelumnya meneleponnya.Lebih tepatnya, yang saat ini memanggilnya adalah orang yang berbeda.Karena ia kembali penasaran dengan nomor tersebut. Dengan jantung yang berdetak gila-gilaan, ia kembali menelepon nomor tersebut. Ia menunggu nomor tersebut mengangkat

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-07
  • Milliader Itu Mencintaiku!    16 Kabar Baik

    Author’s POVSebelum ia benar-benar menelepon Seira, gadis itu memilih untuk mandi terlebih dahulu karena ia sangat gerah dan sedari tadi ia banyak sekali keringat. Walaupun ia penasaran dengan apa yang akan menjadi pembicaraannya dengan Seira, ia memilih untuk tidak terburu-buru menanyakan itu kepada Seira,Naomi menikmati kesegaran yang baru saja ia dapatkan setelah ia mandi. Ia mengusap rambutnya menggunakan handuk sebelum ia menggantung handuk tersebut di lemari. Matanya tertuju kepada ponselnya yang sebelumnya ia letak di meja. Tangannya mulai meraih ponselnya dan setelah ponsel itu ada di tangannya, ia mencari kontak Seira untuk ia panggil.Ia mengambil tempatnya untuk duduk di ranjangnya sebelum dia memencet tombol dial untuk memanggil Seira. Dan tidak lama kemudian, Seira pun mengangkat teleponnya,“Halo kak, aku udah di rumah nih…” kata gadis itu sembari ia membaringkan tubuhnya dengan ponsel yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-09
  • Milliader Itu Mencintaiku!    17 Pertemuan Kedua (1)

    Author’s POVSeperti biasa, Naomi bangun jam 5 pagi dan mulai membantu sang ayah untuk menyiapkan bahan dagangan mereka. Sementara ia membantu sang ayah, Benny malah berharap anak sematang wayangnya untuk kembali beristirahat karena ia tahu kemarin gadis itu mengerjakan pekerjaannya sampai larut malam.Namun, seperti biasa, gadis itu menolak dan tetap kekeuh untuk membantu sang ayah dalam membuat dagangan mereka. Gadis itu merenggangkan tubuhnya setelah ia selesai membuat semua bakso untuk jualan sang ayah. Ia melirik jam dinding yang terletak di tidak jauh dari penglihatannya dan jam tersebut menunjukkan pukul setengah 7 pagi.“Udah, tinggalkan saja. Biar ayah yang urus selanjutnya,” ujar Benny yang diangguki oleh Naomi. Naomi bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya untuk ia mengambil handuk dan mandi. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan kesenangannya. Sembari dia mengusap tubuhnya, sembari juga ia bersenandung.Di

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-12
  • Milliader Itu Mencintaiku!    18 Pertemuan Kedua (2)

    Author’s POVGadis itu terdiam, bahkan ketika pria itu bangkit dari kursi kebesarannya, ia juga masih diam di tempatnya. Inikah yang dimaksudkan dengan bertemu kembali yang pernah pria itu katakan kepadanya?Naomi tidak mengerti, mengapa ia harus berurusan dengan pria itu lagi? Apakah yang menjadi dosanya hingga ia harus meladeni pria yang sudah menghancurkannya hingga berkeping-keping. Dan sekarang pria itu datang kembali dengan janji manis yang tidak lagi bisa ia percayai.Kali ini, pria itu menjadi atasannya. Yang mana, sudah pasti pria itu akan menggunakan wewenangnya untuk mengatur dirinya sesukanya. Gadis itu memejamkan matanya, menahan segala perasaan yang ingin mencuat keluar dari dirinya.Mata gadis itu mengekori pria itu yang mulai bangkit dari kursinya dan berjalan mendekat kepada gadis itu. Alex menatapnya dalam dengan senyuman miring miliknya seakan dirinyalah yang saat ini berkuasa atas gadis itu. Ia m

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-14

Bab terbaru

  • Milliader Itu Mencintaiku!    88 END

    Author’s POV Beberapa tahun berlalu. Kini Alex dan Naomi sudah terang-terangan menunjukkan hubungan mereka ke rekan kerja mereka. Mereka melakukannya perlahan-lahan, dimulai dari berjalan bersama dan akhirnya Naomi pun mengaku kepada rekan-rekannya mengenai hubungannya bersama dengan Alex. Ia melakukannya bukan karena ia ingin pamer, ia merasa jika hal seperti ini tidak bisa disimpan dan disembunyikan untuk selamanya. Sudah 2 tahun berlalu dan keduanya masih berpacaran dengan begitu harmonis. Tentu saja di dalam sebuah hubungan akan selalu ada cek cok dan juga pertikaian. Namun itu tidak membuat hubungan mereka putus di tengah jalan karena mereka sadar, bagaimana pun mereka menjauh, pada akhirnya kembali lagi bersama. Hubungan mereka tentu saja sudah disetujui oleh keluarga Naomi dan keluarga Alex. Salah satu plot twist yang mereka dapatkan adalah ternyata Benny adalah teman lama Charles. Mereka berteman sejak mereka masih bersama-sama mengel

  • Milliader Itu Mencintaiku!    87 Mengenai Keputusan Giselle

    Author’s POV Alex menarik napasnya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia merasa ia harus bicara tatap muka dengan kedua orang tuanya mengenai pertunangannya dengan Giselle. Kalau perlu ia akan mendatangi Kevin---ayah Giselle untuk membatalkan pertunangan mereka, Pria itu mulai keluar dari mobilnya dan mulai masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. Karena kedatangan pria itu mendadak, Adelia dan Charles juga terkejut dengan keberadaan anaknya yang tidak mengabari mereka jika ia datang kepada mereka. Dengan mantap, pria itu duduk di sofa bersama dengan kedua orang tuanya. Ia menatap serius kedua orang tuanya sebelum dia membuka suaranya, “Papa, mama... Alex ingin membatalkan pertunangan ini. Bisakah Alex mendapatkan kontak pak Kevin supaya Alex bisa berbicara kepadanya empat mata?” tanya Alex dengan serius. Charles beserta istrinya saling bertatap-tatapan sebelum mereka pun tersenyum, “Tidak perlu...” ujar Charles kepadanya.

  • Milliader Itu Mencintaiku!    86 Keputusan Giselle

    Author’s POVGiselle masih menatap Naomi yang terlihat canggung bersamanya. Saat ini mereka berada di sebuah café langganan Giselle yang mana mereka memesan ruang vip entah untuk apa alasannya bagi Naomi. Namun berbeda dengan Naomi, Giselle hanya ingin pembicaraannya dengan Naomi tidak bocor ke luar dan tidak mengundang banyak orang untuk mendengarkannya,Sembari menunggu makanan mereka tiba, Giselle dengan tegas duduk dengan tangan yang terlibat dan ia menyenderkan tubuhnya di kursi. Sementara Naomi, ia berusaha untuk menghindari tatap muka terhadap gadis itu,“Sejak kapan kau mengenal Alex?” tanya Giselle, membuka percakapannya bersama dengan Naomi setelah sekian lama mereka hanya diam dan tidak berkutik apapun.“Sejak kami SMA…” jawab gadis itu dengan jujur. Kali ini ia juga meluruskan pandangannya kepada Giselle. Jika Giselle sekali lagi ingin mengklaim Alex sebagai miliknya, ia juga tidak a

  • Milliader Itu Mencintaiku!    85 Shopping

    Author’s POVKali ini Naomi tidak lembur. Ia sudah siap mengerjakan pekerjaannya dan sekarang adalah saatnya untuk pulang bersama dengan Alex. Gadis itu masih berjalan dengan pria itu yang sedang menunggunya di dalam mobil. Dan ketika gadis itu sudah sampai di basement, seseorang menarik tangannya yang membawanya menjauh dari mobil Alex.Bingung dengan siapa yang menariknya, gadis itu menoleh dan mendapatkan Giselle yang sedang menarik tangannya.“M-mau kemana?” tanya gadis itu yang sama sekali menarik dirinya dari Giselle, seakan ia pasrah jika Giselle menariknya seperti itu,“Temenin aku shopping,” ujarnya dengan singkat. Gadis itu masih diam, ia tidak banyak bertanya dan hanya ikut dengan apa yang gadis itu lakukan kepadanya.Ia mendengar banyak mengenai Giselle dari Alex. Giselle adalah anak yang paling kecil diantara saudaranya yang lain. Biasanya anak yang paling terakhir akan mendapatkan kasih s

  • Milliader Itu Mencintaiku!    84 Bertemu Orang Lama

    Author’s POV Alunan musik klasik dari bar ternama ini dapat membius pelanggannya untuk merasa rileks. Bar tersebut terlihat sepi, meskipun terlihat sepi namun ada begitu banyak pria hidung belang yang lalu lalang untuk menggoda sosok cantik seperti Giselle yang sedang meminum vodka sendirian. Ia masih berpakaian kerjanya, dengan blouse peach dan rok span yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ditambah lagi dengan high heels dan lipstick merah maroon yang membuatnya terlihat berkelas. Saat ini ia memikirkan perjodohannya bersama dengan Alex. Alex terlihat serius ketika ia berkata ia tidak ingin berjodoh dengan dirinya. Tidak hanya itu, ia juga tidak bisa membenci sosok Naomi yang sudah pernah menyelamatkannya dan juga gadis itu bukanlah tipikal gadis yang munafik. Awalnya ia mengira jika cinta pria itu hanyalah cinta semu seperti dia bersama dengan wanita-wanita lainnya. Ia sama sekali tidak menyangka jika pria itu memang benar-benar me

  • Milliader Itu Mencintaiku!    83 Keputusan Bersama

    Author’s POV“Sebenarnya Alex adalah calon tunanganku,” Perkataan tersebut terus terbayang-bayang dibenak Naomi. Ia mendapat pesan dari Alex yang menanyakan keadaannya tadi dan gadis itu mengabaikan pesan itu dan memilih untuk mengerjakan pekerjaannya. Ia terus bekerja hingga ia sendiri menyerah akan dirinya dan ia meletakkan kepalanya di meja. Ia menghela napas, mengapa semuanya menjadi serumit ini?Hubungannya bersama dengan Alex sudah membaik dan sekarang mereka harus berhadapan dengan perjodohan Alex. Gadis itu sedikit kecewa karena pria itu tidak berkata apapun kepadanya dan pada akhirnya berakhir pada gadis itu yang mengetahuinya dari orang lain.Tapi ia juga tidak terlalu menyalahkan Alex karena jika dirinya berada di posisi Alex, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama. Lagi dan lagi gadis itu menghela napasnya. Ia berusaha untuk bangkit dan juga kembali mengerjakan pekerjaannya.Tidak lama

  • Milliader Itu Mencintaiku!    82 Bertemu Lagi

    Author’s POV“Tidak bisakah kau tinggalkan berkasmu itu dan pergi saja bersama denganku?” tanya Giselle yang lagi-lagi diabaikan oleh Alex. Sudah sekitar setengah jam pria itu mengabaikan gadis itu yang masih duduk di sofa kebesaran ruangan kerja Alex. Giselle menghela napasnya, ia tidak menyangka Alex akan tumbuh menjadi pribadi yang pekerja keras seperti ini.Setahunya dulu, Alex adalah orang yang lebih suka cara yang instan dan praktis. Sebenarnya, mendengar pria itu menjadi CEO di perusahaan ayahnya membuat gadis itu terkejut, pasalnya ia sangat mengenal sifat pria itu yang tidak suka diatur-atur.Namun itu bukanlah masalah besar untuknya. Malah hal tersebut adalah hal yang bagus karena pria itu tumbuh menjadi pria yang lebih baik daripada masa lalunya. Giselle menatap arlojinya yang sudah menunjukkan waktu untuk makan siang. Dengan senang, ia berdiri dan menghampiri pria itu untuk mengajaknya makan siang bersama,&l

  • Milliader Itu Mencintaiku!    81 Negosiasi

    Author’s POVAlex memijat pelipisnya... saat ini ia tengah menunggu kehadiran Giselle. Mereka bersepakat untuk bertemu guna membahas perjodohan mereka berdua. Giselle adalah teman kecil Alex, keduanya memang dekat namun Alex hanya menganggapnya sebagai adiknya saja, tidak lebih.Tidak lama ia menunggu, sosok ayu nan cantik datang menemuinya dan duduk di hadapannya. Gadis itu sudah sangat menunggu masa-masa dimana ia bertemu kembali dengan Alex. Ia sangat senang jika pria itu meneleponnya tadi malam dan mengajaknya untuk bertemu seperti ini,“Apa kau sudah menunggu lama?” tanya gadis berambut panjang itu,Alex menggelengkan kepalanya,”Aku baru saja sampai,” ujar pria itu dengan jujur.“Bagaimana keadaanmu?” tanya gadis itu yang ingin membangun percakapan yang menarik diantaranya dan Alex...“Kita langsung saja ke intinya... Giselle, aku ingin bertanya... apa kau setuju den

  • Milliader Itu Mencintaiku!    80 Perjodohan

    Author’s POV“Kau tampak senang sekali,” ujar Darius yang bisa merasakan energy positif dari sosok Alex. Alex meresponnya dengan bahagia juga,”Benarkah?” ujarnya sembari melanjutkan pekerjaannya. Tentu saja ia sangat senang, sekarang hari-harinya dipenuhi dengan keberadaan Naomi yang sedari dulu ia inginkan. Ditambah lagi ia merasa ia sangat dicintai oleh gadis itu,“Apa ini karena gadis itu?” tanya Darius lagi kepada Alex. Alex kembali menatap Darius sejenak sebelum dia kembali membaca berkasnya,”Mungkin?” ujarnya sembari tersenyum.“Saya turut senang kalian bisa bersama lagi,” kata Darius lagi kepada Alex. Tanpa memudarkan senyumannya, Alex mengangguk,”Ya… aku juga senang dia bisa bersama denganku lagi… aku harap kami selalu bisa bersama,” ujarnya yang kemudian memberikan setumpuk berkas yang sudah ia kerjakan kepada Darius.Darius melangkah dan

DMCA.com Protection Status