Keesokan Paginya, Nina bersiap-siap untuk melaksanakan misi. Akan tetapi, Nijirou masih tertidur di Kasur. Nina melihatnya yang tertidur mencoba membangunkannya dengan lembut..
“Nijirou San, Cepat bangun.” Nina membangunkannya dengan lemah lembut Akan tetapi Nijirou tidak bangun, dan malah mengorok.
Nina berusaha membangunkan Nijirou, namun dia tak kunjung bangun dan malah mengigau. Dengan raut wajah sedikit kesal, Nina meminta Clori untuk membangunkannya.
Di dalam mimpinya, Nijirou bergumam “(Apa-apaan ini ada sesuatu yang menggerogoti tubuhku),”
Nijirou merasa tubuhnya sedang digerogoti oleh sesuatu benda yang lembut dan terasa geli. Perlahan namun pasti dia akhirnya mulai membuka matanya, keluar dari mimpi indahnya... Kemudian dia melihat ke arah sekitarnya. Dia kaget saat melihat Clori dengan tatapan mesumnya membuatnya terbangun dan meloncat dari kasur. Kemudian di depannya ada Nina yang sedang menatapnya dengan senyuman yang seram.
“Nijirou Kun, Tolong besok bangun telat lagi ya..” Nina memancarkan aura seram dengan nada bicara yang pelan dan mengerikan... Nijirou hanya bisa terdiam ketakutan dan mengangguk-angguk melihat keseraman yang dipancarkan olehnya. :v
“Makan dan mandilah dulu. Kita akan memulai misi. Aku ingin menyelamatkan temanku.” Kata Nina dengan nada cerianya.
“Ok, Kak.” Nijirou memasang tampang tidak percaya dengan perubahan sikap Nina yang relatif cepat itu. Dia mulai beranjak dari kasurnya, kemudian mandi dan sarapan pagi.
Setelah Nijirou bangun, mandi dan sarapan, penyamaran mereka pun dimulai. Mereka berdua akhirnya turun dari kapal mereka dan menyembunyikannya dengan alat Stealth yang terpasang pada Kapal EDEN itu. Kemudian mereka bertiga menyelusuri benua kecil itu secara perlahan-lahan. Berbagai kondisi yang dilihat Nina cukup sadis, Tanah dibenua itu penuh dengan darah, Mayat-mayat yang sudah menjadi tulang, mereka hanya melewati begitu saja. Kemudian setelah melakukan perjalanan yang cukup lama akhirnya mereka menemukan sebuah Kota di bagian utara Benua Selatan Planet Guldish, kota itu bernama Kota Gorry. Terlihat Pemukiman yang terlihat sangat kotor, penuh dengan bau darah yang menyedihkan.
Disana juga terlihat banyak Bangsawan yang menghuni disana sedang menyiksa para Budak yang rata-rata Beastman (Manusia setengah hewan). Pemandangan ini membuat Nina merasa terpuruk dan sangat sedih dan hal ini membuatnya hampir menangis. Nijirou yang melihat Ekspresinya itu hanya memegang tangannya dan memberi harapan kepadanya untuk tidak bersedih.
“Jika kamu sudah menyelamatkan temanmu, mari kita selamatkan mereka jika itu memungkinkan.” Ujar Nijirou dengan tegar.
“Iya.” Nina terlihat sudah menjadi lebih baik dan melanjutkan pencarian mereka.
Nijirou, Clori dan Nina terus berjalan dan berjalan hingga sampai di sebuah Hotel sederhana di dalam bangunan yang bernuansa Kuno era abad ke-17an.
“Mungkin kita sebaiknya menetap di hotel dulu untuk mencari informasi yang ada.” Ujar Nina menyarankan.
“Iya. Itu bukan pilihan yang buruk.” Tampak Nijirou mulai menyetujui usulannya.
Kemudian mereka memasuki Hotel dan memesan sebuah kamar hotel. Pada saat berada di dalam kamar, Nina bertanya kepada Nijirou. “Ngomong-ngomong, Jika boleh tahu, sihir apa yang kamu gunakan?”
“Saya pengguna sihir Elemental. Saya dapat memanipulasi 5 Elemen dasar sekaligus.” Nijirou berkata dengan bangganya memamerkan Sihir Elementalnya.
“Wow.. Jadi kamu pengguna Sihir Elemental. Itu sangat Keren. Sangat Jarang Jumpa orang yang bisa bahkan menguasai 5 Elemen dasar tersebut (Api, air, bumi/tanah, listrik, dan angin).” Nina terlihat sangat terkesima saat mendengar sihir yang digunakan olehnya.
“Tentu Dong. Kalo Nina Chan memakai sihir apa?” Nijirou berbalik bertanya.
“Mengenai itu, Sebenarnya saya bukan seorang Penyihir. Saya seorang Supporter. Saya tidak mahir dalam pertarungan jarak dekat. Ketika pertarungan terjadi, saya hanya bersifat support membantu melindungi rekan saat dalam pertarungan. Saya pengguna sihir Manipulasi Jiwa, yang mana dengan kekuatan ini saya dapat membuat kontrak dengan Soul Spirit dengan Koin Soul Spirit dan dapat membuat Benda mati menjadi hidup yang bernyawa. Akan tetapi ketika membuat benda menjadi bernyawa, umur saya berkurang.” Nina menjelaskan dasar dari penggunaan sihir uniknya. Nijirou tampak mendengarkannya dengan saksama.
Nijirou terpesona dengan sihir yang dimiliki oleh Nina dan dalam hati berkata “(Wii... mantul banget gadis ini seorang supporter. Sudah Cantik, Imut, cocok jadi bini besok),” Pikir Nijirou...
“Teknik yang mengagumkan. Saya harap kita bisa membentuk Party.” Nijirou berharap Nina untuk menjadi rekan setimnya.
“Tentu saja.” Nina terlihat langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang.
“Ngomong-ngomong tentang Soul Spirit, kamu mempunyai berapa koin?” Nijirou penasaran dengan Koin Soul Spirit yang dimiliki Nina.
“Untuk saat ini saya hanya memiliki 4 Golden Spirit Koin, 3 Silver Spirit Koin, dan 1 Bronze Spirit Koin. Golden Spirit Koin sangatlah langka. Di Semesta ini hanya ada 17 Golden Spirit Koin. Selain 17 Golden Spirit Koin, ada pula 13 Golden Zodiac Koin dan 12 Golden Shio Koin. Akan tetapi saya aliran Spirit Koin, mengingat saya memiliki kemampuan Manipulasi Jiwa.” Jawab Nina sambil menunjukkan semua Koin Spirit yang dimilikinya.
“Ini sihir yang sangat menarik. Bolehkah saya melihatnya?” Tanya Nijirou yang meminta Nina untuk memanggil Spiritnya dengan mata berbinar...
“Tentu Saja boleh, tapi sekarang saya tidak bisa melakukannya. Pemanggilan Golden Koin ini memiliki Cooldown waktu yang cukup lama. Jadi, tidak boleh sembarang memanggilnya kecuali ada keadaan mendesak.” Jawab Nina.
“Yahh...” Nijirou terlihat sedikit kecewa. Saat hendak berbicara lagi Nina memotong pembicaraan..
“Tapi untuk saat ini saya memang memerlukan bantuan dari Silver Spirit Koin hari ini.” Sambil mengeluarkan 1 koin Silver, Nina merapal Kalimat berikut “Terbukalah Gerbang Malaikat Pengintai, Smarter.”
Seketika di samping Nina Muncul sesosok Gadis Berambut Hijau, bermata hitam, berpakaian pegawai kantoran wanita. Nijirou hanya terkejut dan merasa kagum akan kekuatan sihir summoning yang dilakukan olehnya.
“Ada yang bisa saya bantu, Master?” Terlihat Smarter menunjukkan rasa Hormat kepada Nina.
“Smarter San, saya ingin kamu mencari info tentang hubungan Guldish dengan ESDA dan...” Nina yang sedang berbicara tiba-tiba dipotong oleh Nijirou.
“Maaf Nina Chan, saya memotong pembicaraan Anda. Saya ingin kamu juga mencari informasi tentang Clan Oroni dari Master Orion. Sebenarnya aku ada hubungan dengan Clan Oroni itu.” Jelas Nijirou yang memotong pembicaraan Nina.
“Baiklah.” Tiba-tiba Smarter mengaktifkan sihir Spirit Archive.
>> Sihir Archive : Sihir ini mampu melihat kejadian yang sedang terjadi di kota serta menganalisis orang-orang yang dianggap mencurigakan, kemudian Smarter menghilang untuk memata-matai orang yang terlihat mencurigakan.
“Langkah selanjutnya, mari kita jalan-jalan melihat keadaan kota.” Nina merencanakan semua ini secara perlahan-lahan.
“Ok” Kemudian Nina, Clori (Bersembunyi) dan Nijirou keluar dari kamar Hotel untuk jalan-jalan.
Di Jalan Raya Kota Gorry, Benua Selatan Planet Guldish, Nina dan Nijirou sedang berjalan-jalan melihat pemandangan kota yang sedikit suram membuat Nina merasa sedih dalam perasaan hatinya. Disana juga terlihat banyak orang yang sedang memperjual beli budak, tempat casino, Club-club yang tidak benar, dan hal-hal lainnya. Di tengah perjalanan, Nijirou hanya terdiam dan tidak berani memandangnya. Mereka berdua seolah-olah kehilangan arah dan lupa tujuan berjalan entah ke mana dan akhirnya tiba pada sebuah kedai makan. “Atau gak mungkin kita harus memesan makanan dulu kah? Sambil mendengar percakapan orang-orang ini?” Tanya Nina kepada Nijirou sambil menunjukkan banyak kerumunan orang yang sedang berbincang. “Aku rasa itu ide yang cukup bagus, kita harus mencobanya.” Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kedai untuk memesan makanan dan minuman. Di sinilah kejanggalan mulai terjadi. Semenjak Nina keluar jalan-jalan bersama dengan Nijirou, dia merasa seseorang menguntitny
Di sisi lain, keadaan kedai makan sudah hancur akibat pertarungan antara Nijirou dan Pengikut ESDA itu. Serangan Lightning Palm Nijirou (Lightning) berhasil membuat musuh terpental. Setelah Pengikut ESDA itu terpental, dia ingin segera menangkapnya. Saat hendak menangkapnya, dia melakukan serangan mendadak. “Rasakan Ini! Fire Hell,” Pengikut ESDA berkata sambil tersenyum jahat, memberikan tinju Api Neraka yang berwarna biru. Nijirou (Lightning) tidak mampu menghindari serangan mendadak Pengikut ESDA itu membuat Nijirou (Lightning) terkena serangan telak dibagian perutnya. Dia mengalami cedera yang serius dan terpental jauh dan terjatuh. Setelah beberapa detik terjatuh, dia berusaha bangkit kembali dan mengambil kuda-kuda gaya serangan... “Element Form : Water Mode. Water Magic : Water Prison,” Nijirou menggunakan sihir Element Form untuk bertransformasi menjadi Pengguna Sihir Element Air. Pada kali ini, Rambutnya berubah menjadi biru cerah yang indah dengan tubuh yang memiliki insa
Di Pusat Kota Gorry terlihat ratusan pasukan Kerajaan yang sedang menuju ke Penjara Bawah Tanah lengkap dengan seragam tempur mereka. Penduduk yang melihat Para Pasukan Kerajaan yang sedang bergegas itu membuat Penduduk Panik dan terlihat mulai bersembunyi ke dalam bangunan... Di dalam Perjalanan menuju ke Pintu Gerbang Utama Penjara Bawah Tanah. (Lebih tepatnya di Lantai 2 Penjara bawah tanah). Terlihat Nijirou, Clori yang sedang mengangkut Nina yang pingsan, Morine, Smarter, Merina, beserta para tahanan lainnya mulai menerobos Penjara sambil melawan para Pasukan Penjaga Penjara yang ada disana. Nijirou juga ikut berlari bersama dengan Morine dan lainnya. Namun, dia sepertinya merasakan sesuatu hal yang janggal. Saat Dia melihat ke arah belakangnya, Water Prison yang dikunci lepas. “Astaga... Saya lupa..” terlihat Nijirou yang sangat kaget, karena Water Prison yang dibuatnya telah menghilang. “Ada apa?” Tanya Morine dengan keheranan “Tadi saya ada menangkap seorang Pengikut ESDA,
Di tengah kota, para tahanan membantu para budak melarikan diri dari Bangsawan Keji. Suasana Kota sangat kacau balau. “Kalian semua, kembalilah ke Kota untuk menghindari Konflik dan bawalah para Budak yang disana.” Smarter yang berada di Luar Penjara mengarahkan para Tahanan untuk segera menuju ke kota menyelamatkan para Budak yang terjerat oleh para Bangsawan yang keji itu. Para Tahanan mengikuti arahan dari Smarter dan segera menuju ke Pusat Kota. Nijirou (Wind) dan Nina ikut Bersama dengan para tahanan. “Morine San, aku dan Nina akan membantu para tahanan. Ayo Nina kita bantu mereka.” Nijirou (Wind) spontan mengajak Nina dan Clori untuk membantu para Tahanan yang bergegas menuju ke pusat kota. Mereka berdua naik punggung Clori keluar dari Gerbang Penjara terbang menuju Pusat Kota. “Baiklah, aku juga akan ke Istana untuk mengalahkan Master G.” Morine juga ikut keluar tetapi melewati rute yang berbeda. Akhirnya Pusat Kota menjadi porak-poranda. para bangsawan menjadi panik dan me
Di Reruntuhan Istana Kerajaan Gorry... Terlihat Raja Gorry sedang kewalahan. “Dimana para budak itu bersembunyi?” Tanya Raja Gorry yang sedang berdiri dengan emosi. “Menurut laporan, mereka sepertinya menuju ke pantai utara.” Jelas Prajurit itu dengan nada yang kurang meyakinkan. “Wahai semuanya... Atas perintahku, Mari kita hancurkan dan bantai para budak di Pantai Utara itu. Habisi mereka sampai ke akar-akarnya!” Raja Gorry dipenuhi oleh emosi negatif membuatnya terlihat seperti orang tidak waras yang meluap-luapkan amarahnya dan memerintah para Prajurit tersisa. Para Prajurit Bersorak dan mulai menyerbu ke pantai Utara melalui jalan Rahasia dari Istana. Di Area Pertarungan Nijirou Pusat Kota Gorry, Nijirou (Water) dan Nijirou (Lightning) bertarung melawan Popol dengan sangat sengit. Pertarungan Nijirou (Lightning) cepat akan tetapi Nijirou (Water) memiliki celah yang banyak, Popol mengambil kesempatan itu untuk menyerang celah dan titik lemah Nijirou (Water). “Dasar Lemah, Das
Di dekat Reruntuhan Gerbang Istana Gorry, Tampak Reana yang sudah memasuki fase true Awakeningnya (Mode bertransformasi menjadi Iblis dengan tanduk yang besar). “Hahahahahaha... Sekarang waktunya untuk Mengakhirimu. Rasakan ini Demon Whip Magic : Thicket of Whip,” Seketika dari tubuh Reana Mengeluarkan Banyak sekali Cambuk belukar yang beracun Racun dari tubuhnya untuk menyerang. Morine tampak menghindari setiap serangan yang dilancarkan olehnya. “Aduh... Dia sangat berbahaya, Sihir Manipulasi ukuranku sudah tidak berefek. Sepertinya aku juga harus lebih serius.” Pikir Morine dengan wajah yang terlihat sangat serius. Dia meningkatkan Jumlah penggunaan Mana, terlihat tubuhnya mulai diselimuti oleh Aura sihir berwarna Hijau tua. “Hahahahahaha.......” Reana tertawa bagaikan orang stress yang tidak waras. Dia tampak terus-menerus melancarkan serangan tanpa ampun kepada Morine. “Ini sungguh menyebalkan, Racun-racun itu berduri.” Kali ini Morine langsung menyusutkan ukuran badannya dan m
Di dalam Jalan Rahasia menuju ke Pantai Utara, Sang Raja beserta Pasukannya sampai di dekat Pantai Utara dengan muncul dari sebuah Gua rahasia yang berada di bebatuan dekat Pantai, disitu Raja dan Pasukannya telah melihat para Budak Beastman yang sedang dirawat oleh Merina dan Smarter. “Hancurkan dan Bunuh semua orang yang ada disana!” Raja Gorry yang melihat para budak berada di pesisir Pantai segera memerintahkan para Prajurit untuk menyerang. “Siap Pak!” para Prajurit mengangkat senjata dan mulai menyerbu. Sebagian budak Beastman yang sudah lebih fit bersama dengan beberapa para tahanan melawan serangan para Prajurit itu. Pertempuran telah terjadi. Beberapa menit kemudian, Morine naik ke punggung Api Sirius terbang menuju ke pantai utara. Akhirnya mereka sampai di Pantai Utara yang terlihat penuh dengan pertempuran. Smarter berusaha membawa para Budak yang terluka, Merina terlihat menggunakan sihir penyembuhan jarak jauh melindungi para Tahanan dan Budak yang sedang bertarung. |
Di Pinggir Pantai Utara Kota Gorry... “Sebelum Kita menuju Planet Herby, bisakah kamu memperbaiki Ekosistem Hutan disana?” Tanya Morine kepada Kome sambil menunjuk ke arah Hutan yang berada jauh dari mereka terbakar... “Tentu saja.” Kemudian Kome menuju ke dalam hutan dengan cepat merambat ke dalam tanah. “Wood Art Magic : Forest Restore,” Seketika seluruh area hutan bercahaya hijau. Tanaman yang terbakar oleh api Hitam perlahan mulai sembuh dan hidup Kembali. Morine yang melihat pemandangan yang indah ini bergumam sambil tersenyum, “(Kamu memang hebat Nina, Energi Manamu tiada habisnya).” Kemudian setelah itu, Kome kembali ke hadapan Morine.. “Sudah selesai Master.” Ucap Kome yang tersenyum lebar.. “Terima Kasih.” Morine tampak berterima kasih kepada Kome. “Bukan masalah besar. Kalau begitu aku kembali dulu ya dadah...” Kome pamit dan melambaikan tangannya kepada Morine dan kemudian menghilang. Morine juga melambaikan tangannya dengan tersenyum. Lalu... “Nijirou, Sirius, Clor
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd