Di Pusat Kota Gorry terlihat ratusan pasukan Kerajaan yang sedang menuju ke Penjara Bawah Tanah lengkap dengan seragam tempur mereka. Penduduk yang melihat Para Pasukan Kerajaan yang sedang bergegas itu membuat Penduduk Panik dan terlihat mulai bersembunyi ke dalam bangunan...
Di dalam Perjalanan menuju ke Pintu Gerbang Utama Penjara Bawah Tanah. (Lebih tepatnya di Lantai 2 Penjara bawah tanah). Terlihat Nijirou, Clori yang sedang mengangkut Nina yang pingsan, Morine, Smarter, Merina, beserta para tahanan lainnya mulai menerobos Penjara sambil melawan para Pasukan Penjaga Penjara yang ada disana.
Nijirou juga ikut berlari bersama dengan Morine dan lainnya. Namun, dia sepertinya merasakan sesuatu hal yang janggal. Saat Dia melihat ke arah belakangnya, Water Prison yang dikunci lepas.
“Astaga... Saya lupa..” terlihat Nijirou yang sangat kaget, karena Water Prison yang dibuatnya telah menghilang.
“Ada apa?” Tanya Morine dengan keheranan
“Tadi saya ada menangkap seorang Pengikut ESDA, tetapi dia berhasil kabur.” Tampak Nijirou mulai ketakutan untuk mengatakan hal yang sebenarnya..
Morine tersenyum dan berkata “DASAR BODOH KAMU!” sambil menonjok Nijirou (╬▔皿▔)╯. Nijirou terpental dan menabrak dinding penjara hingga hancur. Kepalanya pusing dengan banyak bintang.
“Maafkan Saya.” Terlihat Nijirou hampir pingsan.
Morine terlihat kesal dengan tingkah Nijirou. Suara benturan keras dari tonjokan Morine membuat Nina terbangun. :v
“Aduh... Kepalaku terasa berat sekali.” Nina terbangun sambil memegang kepalanya.
“Master, Jangan bergerak dahulu.” Kata Clori dengan Nada khawatir.
“Saya tidak apa-apa. Bagaimana keadaan Nijirou dan Morine?” Tanya Nina kepada Clori yang berada dibawahnya.
“Mereka sangat bersemangat.” Jawab Clori dengan tersenyum lebar..
“Syukurlah kamu baik-baik saja. Saya khawatir tadi.” Nijirou tiba-tiba sembuh dari tonjokkan Morine, menyerbu Nina dengan pelukan hangatnya. Nina kaget. :v
“Ni.. Ni.. Nijirou Kun, a.. a.. apa yang kamu lakukan? Lepaskan saya.” Muka Nina tiba-tiba memerah ketika berkata dengan perasaan gugup.
“Jangan dingin gitu dong.” Kata Nijirou dengan nada yang manja..
Nina wajahnya semakin memerah dan akhirnya Tsundere lagi.. Nijirou Terkapar lagi untuk kedua kalinya, Kali ini kepala Nijirou benjol 5 tingkat xD
“(Dasar Nina! Aku iri banget. Ada pria tampan yang memeluknya. Seandainya aku jadi Nina... Aduh pasti hatiku meleleh),” Terlihat Raut wajah Morine yang terlihat cemburu ketika melihat aksi icha-icha mereka.
“Maafkan saya.” Nina Kembali kalem dan berusaha membangunkan Nijirou yang terkapar tak berdaya di atas lantai penjara.
“(Gadis cantik memang sadis),” Pikir Nijirou yang terkapar dengan tak berdaya.
“Master, ini gawat!!” Smarter tampak Kembali dari luar untuk melapor..
“Ada apa itu?” Tanya Nina kepada Smarter dengan raut wajah bingung.
“Semua Pasukan Kerajaan sudah mengepung Penjara bawah tanah.” Ujar Smarter memberitahu.
“Ini tidak mungkin, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?” Terlihat raut Nina yang ketakutan, disisi lain Morine dan Nijirou malah tersenyum......
“Saatnya Balas Dendam!” Morine terlihat sangat terobsesi untuk membalaskan dendamnya. xD
“Jangan khawatir Nina Chan, ada aku disini untuk melindungimu.” Nijirou berkata dengan tampang sok kerennya xD.
Kemudian mereka meneruskan perjalanannya hingga sampai di lantai pertama. Mereka hampir mencapai Gerbang Pintu Penjara Utama, disana terlihat Para Pasukan mulai memasuki Gerbang Penjara Bawah tanah untuk melakukan serangan terhadap para tahanan yang berusaha melarikan diri.
Mereka berdua berdiri di garis depan menghadapi serangan dari Para Pasukan. Mereka pun ikut membantu para tahanan yang sedang melawan para Pasukan Kerajaan.
“Kalian semua mundurlah terlebih dahulu. Biar aku dan Nijirou yang mengurus mereka!” Morine memberikan perintah kepada Para Tahanan yang sedang melawan para Pasukan Kerajaan. Para Tahanan terlihat menuruti perintahnya mundur dari pertarungan, kemudian..
“Sekarang saatnya Nijirou Kun, serang mereka!” Morine yang melihat para tahanan yang sudah mundur, memerintahkan Nijirou untuk melakukan serangan sihir. Tapi sebelum dia beraksi, para Pasukan melancarkan serangan hujan panah ke arah mereka. Sebagian tahanan ada yang terkena serangan.
“Tidak semudah itu. Element Form : Wind Mode. Wind Release : Wind Storm.” Nijirou memasuki mode elemen Anginnya dari Mode Normalnya. Dalam Mode Angin, perubahan transformasi yang terjadi hanya pada perubahan warna rambut yang berwarna silver abu-abu dan tato khas elemen angin yang berada di dadanya, corak tato di sekitar matanya membuat Nijirou (Wind) terasa sangat keren di mata Nina. Dengan serangan sihir angin yang dilancarkannya, seketika seluruh ruangan Penjara diselimuti badai Topan angin (Wussss), membuat panah-panah berhamburan kemana-mana.
Kemudian Tim Prajurit Elemen Api menembakkan sihir Hujan Bola api ke Arah Morine dan Nijirou yang sedang melancarkan sihirnya.
“Jangan anggap remeh saya! Size Manipulation : Compressing Range,” Morine membuat sebuah pusaran Lingkaran sihir yang bersifat absorb dengan kedua tangannya, kemudian menyerap semua Bola Sihir Api yang dilancarkan oleh Pasukan Penyihir, lalu Morine Memantulkan Kembali semua bola sihir Api yang ditembak ke pasukan.
“Size Manipulation : Expansion Magic,” Setelah memantulkan kembali serangan bola sihir api itu. Dengan jentikan jarinya, Morine mengubah ukuran bola-bola Sihir Api yang dipantulkannya menjadi sangat besar dan menghantam seluruh pasukan Kerajaan dan meledak. Seluruh Pasukan kerajaan kalah hanya sekali pantulan darinya.
“Itu sihir yang sangat mengagumkan. (Astaga, dia memang Monster... Aku sebagai pejantan kalah darinya).” Nijirou melihat gaya bertarung Morine yang sangat unik membuatnya kagum.
“Kekuatan manipulasi ukuranku tidak akan kalah dari siapa pun!” Morine memamerkan sihir Manipulasi ukuran nya dengan sangat bangga
“Morine Chan sangat keren...” Nina memuji.
“Tentu dong, Nina Chan... Merina, Rawatlah Budak yang terluka!” Morine kembali memberi komando kepada Merina.
“Baik, Master Morine.” Jawab Merina yang kemudian pergi ke tempat Tahanan yang terluka. Dia mulai melakukan proses penyembuhan dengan sihir Holy Healingnya.
“Baiklah Sekarang Mari kita serang Kerajaan Gorry! Sambil dalam perjalanan, mari kita juga selamatkan para Budak.” Morine memberi semangat kepada semua orang yang berada di dalam penjara untuk menyerang Kota Gorry.
“Siap Bosku.” Semuanya bersorak dengan semangat.
Di dalam Istana Kerajaan, Raja Gorry yang duduk merasa khawatir dan tidak tenang. Kemudian Assassin itu muncul kembali di hadapan raja untuk melapor.
“Yang Mulia, Pasukan kerajaan yang dikirim semua sudah tumbang. Apa yang harus kita lakukan?” Assassin yang bernama Natasha itu menghadap raja dengan sikap berlutut, melaporkan situasi yang telah terjadi di Penjara saat ini.
“Panggil para Perisai ESDA Gorry!, Bunuh Nina Sekarang Juga” Perintah Raja Gorry kepada Natasha untuk segera memanggil para Perisai ESDA Gorry.
“Ok.” Natasha kembali menghilang dan mulai mengumpulkan para Perisai ESDA.
Beberapa menit telah berlalu, dan akhirnya Natasha mengumpulkan ketiga Perisai ESDA Gorry.
>> Reana Gadis berambut merah pendek, bermata hitam berpakaian Hitam, berkulit putih.
>> Earu Pria berpakaian Hitam (Mirip Baju Akatsuki Gitu, Tapi hitam polos), berambut Kuning, bermata Biru, berkulit Hitam, Dan
>> Popol, seorang bocah Kecil berpakaian hitam (Seragam dengan Earu dan Raena), bermata Kuning, berambut Hijau, Berkulit Hitam, dan memiliki Tanduk.
Ketiga Perisai ESDA Gorry bertemu Raja dan memberi hormat.
“Kalian, Bunuhlah semua Tahanan, Para budak, Nina beserta rekannya! Jangan biarkan mereka hidup lagi!” Raja Gorry memerintahkan para perisai ESDA dengan nada penuh kebencian, hasrat ingin membunuh yang sangat kuat.
Perisai ESDA itu menjawab, “Baiklah.”
Seketika ketiga Perisai ESDA Gorry itu tersenyum kemudian menghilang.
“Mari kita lihat sejauh mana kau bisa bertahan, Nina..” Dengan ekspresi wajah memuakkan, Raja Gorry berkata.
Di tengah kota, para tahanan membantu para budak melarikan diri dari Bangsawan Keji. Suasana Kota sangat kacau balau. “Kalian semua, kembalilah ke Kota untuk menghindari Konflik dan bawalah para Budak yang disana.” Smarter yang berada di Luar Penjara mengarahkan para Tahanan untuk segera menuju ke kota menyelamatkan para Budak yang terjerat oleh para Bangsawan yang keji itu. Para Tahanan mengikuti arahan dari Smarter dan segera menuju ke Pusat Kota. Nijirou (Wind) dan Nina ikut Bersama dengan para tahanan. “Morine San, aku dan Nina akan membantu para tahanan. Ayo Nina kita bantu mereka.” Nijirou (Wind) spontan mengajak Nina dan Clori untuk membantu para Tahanan yang bergegas menuju ke pusat kota. Mereka berdua naik punggung Clori keluar dari Gerbang Penjara terbang menuju Pusat Kota. “Baiklah, aku juga akan ke Istana untuk mengalahkan Master G.” Morine juga ikut keluar tetapi melewati rute yang berbeda. Akhirnya Pusat Kota menjadi porak-poranda. para bangsawan menjadi panik dan me
Di Reruntuhan Istana Kerajaan Gorry... Terlihat Raja Gorry sedang kewalahan. “Dimana para budak itu bersembunyi?” Tanya Raja Gorry yang sedang berdiri dengan emosi. “Menurut laporan, mereka sepertinya menuju ke pantai utara.” Jelas Prajurit itu dengan nada yang kurang meyakinkan. “Wahai semuanya... Atas perintahku, Mari kita hancurkan dan bantai para budak di Pantai Utara itu. Habisi mereka sampai ke akar-akarnya!” Raja Gorry dipenuhi oleh emosi negatif membuatnya terlihat seperti orang tidak waras yang meluap-luapkan amarahnya dan memerintah para Prajurit tersisa. Para Prajurit Bersorak dan mulai menyerbu ke pantai Utara melalui jalan Rahasia dari Istana. Di Area Pertarungan Nijirou Pusat Kota Gorry, Nijirou (Water) dan Nijirou (Lightning) bertarung melawan Popol dengan sangat sengit. Pertarungan Nijirou (Lightning) cepat akan tetapi Nijirou (Water) memiliki celah yang banyak, Popol mengambil kesempatan itu untuk menyerang celah dan titik lemah Nijirou (Water). “Dasar Lemah, Das
Di dekat Reruntuhan Gerbang Istana Gorry, Tampak Reana yang sudah memasuki fase true Awakeningnya (Mode bertransformasi menjadi Iblis dengan tanduk yang besar). “Hahahahahaha... Sekarang waktunya untuk Mengakhirimu. Rasakan ini Demon Whip Magic : Thicket of Whip,” Seketika dari tubuh Reana Mengeluarkan Banyak sekali Cambuk belukar yang beracun Racun dari tubuhnya untuk menyerang. Morine tampak menghindari setiap serangan yang dilancarkan olehnya. “Aduh... Dia sangat berbahaya, Sihir Manipulasi ukuranku sudah tidak berefek. Sepertinya aku juga harus lebih serius.” Pikir Morine dengan wajah yang terlihat sangat serius. Dia meningkatkan Jumlah penggunaan Mana, terlihat tubuhnya mulai diselimuti oleh Aura sihir berwarna Hijau tua. “Hahahahahaha.......” Reana tertawa bagaikan orang stress yang tidak waras. Dia tampak terus-menerus melancarkan serangan tanpa ampun kepada Morine. “Ini sungguh menyebalkan, Racun-racun itu berduri.” Kali ini Morine langsung menyusutkan ukuran badannya dan m
Di dalam Jalan Rahasia menuju ke Pantai Utara, Sang Raja beserta Pasukannya sampai di dekat Pantai Utara dengan muncul dari sebuah Gua rahasia yang berada di bebatuan dekat Pantai, disitu Raja dan Pasukannya telah melihat para Budak Beastman yang sedang dirawat oleh Merina dan Smarter. “Hancurkan dan Bunuh semua orang yang ada disana!” Raja Gorry yang melihat para budak berada di pesisir Pantai segera memerintahkan para Prajurit untuk menyerang. “Siap Pak!” para Prajurit mengangkat senjata dan mulai menyerbu. Sebagian budak Beastman yang sudah lebih fit bersama dengan beberapa para tahanan melawan serangan para Prajurit itu. Pertempuran telah terjadi. Beberapa menit kemudian, Morine naik ke punggung Api Sirius terbang menuju ke pantai utara. Akhirnya mereka sampai di Pantai Utara yang terlihat penuh dengan pertempuran. Smarter berusaha membawa para Budak yang terluka, Merina terlihat menggunakan sihir penyembuhan jarak jauh melindungi para Tahanan dan Budak yang sedang bertarung. |
Di Pinggir Pantai Utara Kota Gorry... “Sebelum Kita menuju Planet Herby, bisakah kamu memperbaiki Ekosistem Hutan disana?” Tanya Morine kepada Kome sambil menunjuk ke arah Hutan yang berada jauh dari mereka terbakar... “Tentu saja.” Kemudian Kome menuju ke dalam hutan dengan cepat merambat ke dalam tanah. “Wood Art Magic : Forest Restore,” Seketika seluruh area hutan bercahaya hijau. Tanaman yang terbakar oleh api Hitam perlahan mulai sembuh dan hidup Kembali. Morine yang melihat pemandangan yang indah ini bergumam sambil tersenyum, “(Kamu memang hebat Nina, Energi Manamu tiada habisnya).” Kemudian setelah itu, Kome kembali ke hadapan Morine.. “Sudah selesai Master.” Ucap Kome yang tersenyum lebar.. “Terima Kasih.” Morine tampak berterima kasih kepada Kome. “Bukan masalah besar. Kalau begitu aku kembali dulu ya dadah...” Kome pamit dan melambaikan tangannya kepada Morine dan kemudian menghilang. Morine juga melambaikan tangannya dengan tersenyum. Lalu... “Nijirou, Sirius, Clor
Di ruang kemudi Kapal, “Sirius, Apa kamu melihat sesuatu?” Tanya Clori kepada Sirius yang sedang memandang Langit. “Saya hanya melihat pemandangan angkasa. Jadi, benda bercahaya berkedap kedip itu disebut sebagai bintang?” Tanya Sirius kembali kepada Clori. “Ya, itu bintang.” Jawab Clori dengan nada ceria. “Itu sangat Indah. Ini pertama kalinya aku melihat bintang.” Mata Sirius berbintang. Dia terlihat sangat kagum saat melihat pemandangan bintang yang ada melalui jendela kapal. “Tentu.” Clori hanya tersenyum saat melihat ekspresi Sirius. Diruang Dapur Kapal. Nina, Nijirou, Natasha dan Morine terlihat sibuk mempersiapkan menu makanan untuk para Beastman dan Tahanan. “Natasha San, ambilkan Tepung, Garam, dan air. Setelah itu tolong ke ruang pemandian umum untuk mendata jumlah Beastman. Agar kami bisa menyajikan porsi yang sesuai.” Nina meminta Natasha untuk mengambil beberapa Bahan makanan. “Ok.” Terlihat Natasha mengambil Tepung Terigu, Garam dan Air kemudian memberikannya kepa
Setelah itu Nina pergi ke ruang kendali untuk membawa makanan ke Sirius dan Clori. “Clori, Sirius, saatnya makan.” Nina sambil membawa Air segar kepada Clori dan Obor api ke Sirius. “Terima kasih, Master.” Ucap Clori sembari meminum Air tersebut.. “Yummy..” Terlihat Sirius melahap api dari Obor tersebut. “Mengapa Master pergi ke tempat kami untuk membawa makanan?” Tanya Sirius dengan penasaran setelah melahap api dari obor tersebut. “Jangan berkata seperti itu. Meskipun kalian hanya Jiwa Homies, kalian tetaplah hidup dan memiliki hati dan pikiran. Itu membuktikan bahwa kita sebenarnya keluarga. Tak terlepas seperti apa pun bentuknya. Kalian selalu melindungiku dan itu membuat saya sangat Bahagia.” Nina berdiri di satu sisi menatap bintang-bintang dari jendela kaca kapal kendali dengan tenang. Sirius dan Clori yang mendengar Perkataan langsung menangis dan memeluknya. Nijirou yang mengintip dari depan Pintu Ruang kendali hanya tersenyum. “(Syukurlah, tidak ada masalah serius).” P
Setelah mandi, Nina bergegas ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. akan tetapi saat ke dapur terlihat disana ada beberapa gadis Beastman yang sedang melihat-lihat bahan makanan di kulkas dan di gudang penyimpanan makanan. Mereka tampak ingin membantu mempersiapkan Sarapan. “Master, Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Gadis Beastman A kepada Nina dengan senyum tipis. “Hari ini kita buat menu Mie Goreng.” Ucap Nina sembari membuka Lemari stok makanan lainnya. “Mohon Maaf, Master. Akan tetapi kita sudah kehabisan Stok makanan, yang tersisa hanya tepung terigu.” Jelas Gadis Beastman B itu setelah memeriksa stok Gudang makanan. Mendengar penjelasan Gadis Beastman B, Nina sambil memegang Koin Golden dan Silver berkata “Jangan khawatir, Kita akan segera mendapatkannya. Terbukalah Gerbang Ratu Flora, Asisten Rumah, Kome, Lala.” seketika muncul Kome dan seorang Gadis berpakaian maid, berambut Pink bersanggul 2, menghadap di satu sisi berdiri. “Ada yang bisa saya bantu Master?” Tanya Kome dan L
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd