Di dalam Jalan Rahasia menuju ke Pantai Utara, Sang Raja beserta Pasukannya sampai di dekat Pantai Utara dengan muncul dari sebuah Gua rahasia yang berada di bebatuan dekat Pantai, disitu Raja dan Pasukannya telah melihat para Budak Beastman yang sedang dirawat oleh Merina dan Smarter.
“Hancurkan dan Bunuh semua orang yang ada disana!” Raja Gorry yang melihat para budak berada di pesisir Pantai segera memerintahkan para Prajurit untuk menyerang.
“Siap Pak!” para Prajurit mengangkat senjata dan mulai menyerbu.
Sebagian budak Beastman yang sudah lebih fit bersama dengan beberapa para tahanan melawan serangan para Prajurit itu. Pertempuran telah terjadi. Beberapa menit kemudian, Morine naik ke punggung Api Sirius terbang menuju ke pantai utara. Akhirnya mereka sampai di Pantai Utara yang terlihat penuh dengan pertempuran. Smarter berusaha membawa para Budak yang terluka, Merina terlihat menggunakan sihir penyembuhan jarak jauh melindungi para Tahanan dan Budak yang sedang bertarung.
|| Gawat ini, bagaimana Keadaan Master Nina dan lainnya? || Tanya Merina kepada Smarter melalui telepati yang sedang membawa para budak yang terluka ke tempat yang lebih aman.
|| Saya akan segera mencari mereka dan meminta bantuan. || Jawab Smarter.
Beberapa waktu kemudian, Akhirnya Morine tiba dan berjumpa dengan Merina. Saat berjumpa dengannya, seorang prajurit hendak menyerang Merina. Melihat hal tersebut, gadis berambut hijau itu tidak tinggal diam. Dia melompat dari Punggung Sirus dan kemudian...
“Size Manipulation : Area Shrinker Magic.” Morine mengaktifkan sihir penyusut Masal yang mana sihir ini membuat tubuh para Prajurit kerajaan menyusut. Melihat kondisi seperti itu membuat mereka lari terbirit-birit. para Budak Beastman dan tahanan yang terpojok kini memulai serangan balasan.
“SIALAN KAU MORINE, AKAN KUBUNUH KAU!! Black Magic : Feather Sleep.” Terlihat Raja Gorry yang murka menggunakan sihir ilusinya untuk menggunakan sihir ilusi tidurnya..
“Ini buruk...” Morine tiba-tiba menjadi sangat mengantuk dan tumbang. Seketika Morine dan para Beastman tertidur.
Raja Gorry tersenyum kemudian mengambil sebuah belati dari sakunya kemudian berjalan menghadap ke arah Morine yang berbaring tidur.
“Inilah kesempatanku, MATILAH KAU MORINE!” Raja Gorry berkata sambil mencoba menancapkan Belatinya ke jantung Morine yang sedang tertidur.
Saat Belati itu mendekat kepada Morine, tiba-tiba muncul perisai Api yang langsung menghancurkan belati tajam itu. Kemudian muncul Sirius di atas shield yang dibuat.
“Tidak akan kubiarkan Engkau menyakiti Master Morine, Atas perintah Master Nina, Saya bersumpah untuk melindunginya!” Ucap Sirius dengan tatapan tajam.
“SIALAN......!!!!!!!” Teriak Raja Gorry membanting Belatinya yang sudah hancur. Kemudian dia menyerang Sirius dengan sihir ilusi. Saat dia beraksi, Sirius menyemburkan Apinya kepadanya. Seketika dia gosong dan pingsan. Raja Gorry berhasil dikalahkan oleh Sirius dalam sekali semburan.
Sementara Itu, Clori terbang dengan mengangkut tiga orang tersebut dengan raut wajah yang menahan beban yang sangat berat...
“Astaga mengangkut 3 orang sekaligus berat sekali rasanya. Tapi ini demi nyawa mereka. Aku tak boleh menyerah.” Clori dengan semangat mengantar mereka meskipun dia sendiri terlihat kesusahan.
Setelah melewati perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka sampai di Pantai Utara. Disana Clori melihat Merina yang sedang merawat luka para Budak dan Tahanan. Kemudian awan gendut itu segera menghampirinya.
“Merina San, Cepat selamatkan mereka!!” Ucap Clori memohon kepada Merina dengan nada yang ngos-ngosan.
Morine, Merina dan Smarter dengan cepat membawa mereka ke tempat tidur yang disediakan Beastman.
“Master...” Merina memegang tangan Nina yang berada di atas punggung Clori. Dia tampak berusaha memanggil Nina yang tak sadarkan diri. Di sisi lain, dia juga melihat kondisi Nijirou dan Natasha yang memburuk.
“Holy Spell : Area Holy Healing,” Melihat hal tersebut, Merina langsung menggunakan Area Holy Healing untuk menyembuhkan luka Nina, Nijirou dan Natasha..
Perlahan-lahan Kondisi mereka berdua mulai membaik. Akan tetapi, efek penyembuhan Merina tidak berefek pada Nina.
“Kami lapar, apakah ada sesuatu yang bisa kami makan?” tanya para Budak Beastman kepada Merina.
Mendengar permintaan para Beastman, Merina mencoba merogoh kocek Nina dan mengambil sebuah Golden spirit Koin. Kemudian, dia memanggil Golden spirit Koin Ratu Flora, Kome. Seketika di sampingnya muncul sesosok gadis berambut Hijau tua yang berponi 2, bermata biru kehijauan, berkacamata, berpakaian serba putih dan hijau, bajunya berbentuk seperti gaun dengan pola Bunga di bagian lehernya. Kemudian dia berdiri di satu sisi.
“Meri? Ada apa ini?” Kenapa anda memanggil saya?” Tanya Kome kepada Merina yang telah memanggilnya..
“Saya mohon maaf, Master Nina sekarang tidak sadarkan diri. Alasan saya memanggil Anda karena para Beastman kelaparan. Bisakah kamu membuat sesuatu yang bisa dimakan oleh mereka?” Tanya Merina kepada Merina..
“Tentu saja. Wood Release : Fruit Trees.” Ucap Kome dengan tersenyum. Tiba-tiba dari bawah tanah muncul banyak pohon yang tumbuh dengan sangat cepat.
Para Beastman tercengang saat melihat sihir Kome. Kemudian mereka berlari ke pohon-pohon itu untuk memetik buah-buahan. Seorang anak Beastman menghampirinya dan mengucapkan terima kasih. Kome hanya tersenyum sambil mengelus kepala anak Beastman itu.
Nijirou akhirnya terbangun. Dengan keadaan tubuh diperban, tidak memakai baju, dia melihat Kondisi Nina yang berada di sampingnya. Raut wajahnya terlihat ketakutan mengingat keseramannya saat melawan Popol.
Beberapa saat sebelumnya Morine akhirnya menemukan Merina bersama dengan Nijirou dan lainnya. Morine melihat Raut Wajahnya yang ketakutan segera menghampirinya..
“Pasti kamu takut dengan Nina bukan? Saat mu sekarat dia menyerang musuh dengan sangat brutal bukan?” Ucap Morine menebak hal yang dirasakan oleh Nijirou dengan nada yang tenang. Nijirou hanya mengangguk..
“Janganlah takut, Nina orangnya sangat lembut. Yang kamu lihat dari Nina adalah kepribadian Lainnya. Itu merupakan kutukan yang dimilikinya. Ketika dia melihat darah ataupun orang dibunuh atau dianiaya di depannya, dia akan ketakutan, bersedih, dan melemah. Disinilah kepribadian lainnya memiliki kesempatan untuk mengambil alih kendali tubuhnya. Kepribadian Lain Nina merupakan sesosok Iblis Kuno yang sangat kuat. Dia mampu melahap Jiwa-jiwa yang ketakutan. Iblis itu memberi kutukan kepada Nina, yang mana kutukan ini membuat dia tidak bisa terluka oleh serangan sihir tingkat apa pun. Namun, dia sangat lemah terhadap seorang Physical Fighter, Assassin, Marksman (Penembak Jitu). Dan juga dia tidak dapat menerima efek Buff sihir Support seperti Sihir Enchantment dan Sihir Healing. Dia juga mendapat kutukan yang mana Nina tidak dapat makan secara normal, Jika Nina makan makanan normal, dia akan keracunan. Nina hanya bisa makan vegetarian dan Cairan kehidupan Pria. Dia sangat membutuhkannya.” Morine menjelaskan segalanya tentang Kutukan yang dialami Nina, dan kelainan makannya kepada Nijirou.
Setelah mendengarkan penjelasan Morine, Nijirou hanya bisa terdiam. Dia tampak menatap wajah Nina yang sedang terbaring di punggung Clori. Sambil memegang tangannya, dalam hati dia bergumam, “(Maafkan aku. akhirnya aku mengerti alasan kamu begitu seram. Aku berjanji akan selalu melindungimu).”
Dengan air mata membasahi pipinya, Nijirou akhirnya sepenuhnya paham mengenai kondisinya. Tanpa sadar dia mencium keningnya dengan lembut. Saat Mencium kening Nina, dia mengingat kenangan dimana dia diselamatkan Nina saat berada di Pantai Utara.
“(Dasar Nina, Selalu saja dia yang mendapat hal yang romantis),” Morine cemburu melihat aksi icha-ichanya.
Di sisi lain, tubuh Smarter dan Merina tiba-tiba saja bersinar remang-remang..
“Ini waktunya...” Smarter telah menyadari sesuatu..
“Apa yang terjadi dengan kalian?” Tanya Morine kepada Smarter dan Merina yang tubuhnya bercahaya.
“Sepertinya batas waktu kami sudah berakhir. Aku sudah tidak bisa berlama-lama didunia ini.” Jelas Merina kepada Morine..
“Aku mengerti.. Kalian, kembalilah dulu. Terimakasih banyak sudah membantu kami. Sisanya serahkan padaku.” Ucap Morine dengan santai dan tersenyum.
“Aku berdoa semoga Master selalu sehat.” Smarter tersenyum.
Perlahan cahaya ditubuh mereka terus menerang hingga menghilang. Smarter dan Merina telah Kembali ke dunia Spirit.
“Bagaimana denganmu?” Tanya Morine kepada Kome yang sedang melihat para Budak Beastman dan tahanan yang sedang makan.
“Aku masih ada waktu.” Jawab Kome dengan wajah tersenyum.
Di Pinggir Pantai Utara Kota Gorry... “Sebelum Kita menuju Planet Herby, bisakah kamu memperbaiki Ekosistem Hutan disana?” Tanya Morine kepada Kome sambil menunjuk ke arah Hutan yang berada jauh dari mereka terbakar... “Tentu saja.” Kemudian Kome menuju ke dalam hutan dengan cepat merambat ke dalam tanah. “Wood Art Magic : Forest Restore,” Seketika seluruh area hutan bercahaya hijau. Tanaman yang terbakar oleh api Hitam perlahan mulai sembuh dan hidup Kembali. Morine yang melihat pemandangan yang indah ini bergumam sambil tersenyum, “(Kamu memang hebat Nina, Energi Manamu tiada habisnya).” Kemudian setelah itu, Kome kembali ke hadapan Morine.. “Sudah selesai Master.” Ucap Kome yang tersenyum lebar.. “Terima Kasih.” Morine tampak berterima kasih kepada Kome. “Bukan masalah besar. Kalau begitu aku kembali dulu ya dadah...” Kome pamit dan melambaikan tangannya kepada Morine dan kemudian menghilang. Morine juga melambaikan tangannya dengan tersenyum. Lalu... “Nijirou, Sirius, Clor
Di ruang kemudi Kapal, “Sirius, Apa kamu melihat sesuatu?” Tanya Clori kepada Sirius yang sedang memandang Langit. “Saya hanya melihat pemandangan angkasa. Jadi, benda bercahaya berkedap kedip itu disebut sebagai bintang?” Tanya Sirius kembali kepada Clori. “Ya, itu bintang.” Jawab Clori dengan nada ceria. “Itu sangat Indah. Ini pertama kalinya aku melihat bintang.” Mata Sirius berbintang. Dia terlihat sangat kagum saat melihat pemandangan bintang yang ada melalui jendela kapal. “Tentu.” Clori hanya tersenyum saat melihat ekspresi Sirius. Diruang Dapur Kapal. Nina, Nijirou, Natasha dan Morine terlihat sibuk mempersiapkan menu makanan untuk para Beastman dan Tahanan. “Natasha San, ambilkan Tepung, Garam, dan air. Setelah itu tolong ke ruang pemandian umum untuk mendata jumlah Beastman. Agar kami bisa menyajikan porsi yang sesuai.” Nina meminta Natasha untuk mengambil beberapa Bahan makanan. “Ok.” Terlihat Natasha mengambil Tepung Terigu, Garam dan Air kemudian memberikannya kepa
Setelah itu Nina pergi ke ruang kendali untuk membawa makanan ke Sirius dan Clori. “Clori, Sirius, saatnya makan.” Nina sambil membawa Air segar kepada Clori dan Obor api ke Sirius. “Terima kasih, Master.” Ucap Clori sembari meminum Air tersebut.. “Yummy..” Terlihat Sirius melahap api dari Obor tersebut. “Mengapa Master pergi ke tempat kami untuk membawa makanan?” Tanya Sirius dengan penasaran setelah melahap api dari obor tersebut. “Jangan berkata seperti itu. Meskipun kalian hanya Jiwa Homies, kalian tetaplah hidup dan memiliki hati dan pikiran. Itu membuktikan bahwa kita sebenarnya keluarga. Tak terlepas seperti apa pun bentuknya. Kalian selalu melindungiku dan itu membuat saya sangat Bahagia.” Nina berdiri di satu sisi menatap bintang-bintang dari jendela kaca kapal kendali dengan tenang. Sirius dan Clori yang mendengar Perkataan langsung menangis dan memeluknya. Nijirou yang mengintip dari depan Pintu Ruang kendali hanya tersenyum. “(Syukurlah, tidak ada masalah serius).” P
Setelah mandi, Nina bergegas ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. akan tetapi saat ke dapur terlihat disana ada beberapa gadis Beastman yang sedang melihat-lihat bahan makanan di kulkas dan di gudang penyimpanan makanan. Mereka tampak ingin membantu mempersiapkan Sarapan. “Master, Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Gadis Beastman A kepada Nina dengan senyum tipis. “Hari ini kita buat menu Mie Goreng.” Ucap Nina sembari membuka Lemari stok makanan lainnya. “Mohon Maaf, Master. Akan tetapi kita sudah kehabisan Stok makanan, yang tersisa hanya tepung terigu.” Jelas Gadis Beastman B itu setelah memeriksa stok Gudang makanan. Mendengar penjelasan Gadis Beastman B, Nina sambil memegang Koin Golden dan Silver berkata “Jangan khawatir, Kita akan segera mendapatkannya. Terbukalah Gerbang Ratu Flora, Asisten Rumah, Kome, Lala.” seketika muncul Kome dan seorang Gadis berpakaian maid, berambut Pink bersanggul 2, menghadap di satu sisi berdiri. “Ada yang bisa saya bantu Master?” Tanya Kome dan L
Ketika kapal memasuki Wormhole, Seluruh Benda di sekitar bergetar. Gravitasi di dalam kapal tidak stabil. Sebagian benda terhempas ke arah belakang.. Nina yang tidak sempat duduk pun juga ikut terhempas. Saat terhempas, dia terpental ke arah Nijirou yang sedang duduk. Saat Terjun ke arah Nijirou, “Nina Chan...” Lihat Nijirou yang kaget melihatnya yang terhempas ke arahnya. Pria itu segera bersedia untuk menangkap Nina dengan kedua tangannya. Akan tetapi dia memegang bagian tubuhnya yang janggal. “(Benda Empuk apa yang telah kupegang),” Sekali Nijirou melihat, mukanya langsung memerah. “Hentikan itu.. ah..” Wajah Nina menjadi merah dan kadang-kadang mendesah. Dia melemah dan tampak sudah tidak mampu menonjoknya lagi. Nijirou terus menerus memegang dan meremas Dadanya dengan maksud menahan gaya Gravitasi. Di sisi lain, Nina pun tidak sanggup bergerak karena sangking kuatnya Dorongan Gravitasi.. “Yamete...” Ucap Nina yang nafasnya mulai terengah-engah.. Tak terasa 30 menit telah
Di dalam kamar Istana, terlihat disana Clori dan Sirius tertidur di atas ranjang Bersama dengan Nina, Natasha yang sedang duduk di lantai. Nijirou berbaring di Kasur dengan santai... “Nina San, apakah ini disebut dengan Istana?” Tanya Natasha yang terlihat kagum melihat pemandangan pernak-pernik Istana yang sangat mewah.. “Iya, ini adalah Istana.” Ucap Nina yang tersenyum.. “Ini memang sangat Indah. Ini pertama kalinya dalam hidupku melihat pemandangan indah ini.” Ucap Natasha yang bersemangat.. “Ya. ini semua berkat sihir Morine San, Lady Erina dan para pengrajin bangunan.” Ujar Nina dengan ceria. “Nina Chan.. Apakah kamu tinggal di Istana ini?” Tanya Nijirou yang sedang berbaring santai di kasur. “Tidak. Saya tidak tinggal di sini.” Ucap Nina dengan tersenyum. “Kenapa tidak tinggal di sini?” Tanya Natasha dengan penasaran.. “Saya hanya penduduk biasa yang hidup di Planet ini.” Jawab Nina dengan senyuman. “Apakah seorang penduduk biasa tidak diperbolehkan tinggal di sini?” Ta
Di Apartemen Nina, Nina membaca buku aturan Suami-istri. Isi Buku itu secara garis besar : Buku aturan suami Istri, secara poin hal ini wajib anda lakukan saat berada di Planet Herby.1. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk makan bersama.2. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk tidur bersama.3. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk mandi bersama.4. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk belanja bersama.5. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk menjalankan Quest bersama.6. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk selalu berpelukan, bercium.7. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk selalu bergandeng tangan.8. Sebagai Pasutri, diwajibkan untuk melakukan hubungan lebih intim, dsb....... Ketika membaca teks buku itu semakin lama, wajah Nina semakin memerah. Dengan wajah yang penuh rona merah, dia tiba-tiba merobek buku itu dengan sikap yang panik... “(Aku tidak tahan membacanya),” Pikir Nina yang terlihat mulai drop saat membaca buku itu. Disampingnya ada Nijirou yang terus memandanginya ketika membaca buku itu.
Di dalam Istana Salah satu prajurit Robot berlari ke ruang kerja Maha Master dan berkata, “Maha Master, ini sangat gawat. Ada penyusup ESDA. Sekarang langit dipenuhi oleh sihir air!! Tampaknya dia akan melancarkan serangan bom air.” Mendengar perkataan dari Prajurit robot itu, Maha Master langsung berdiri dari tempat duduknya, kemudian berkata, “Ungsikan semua penduduk ke lantai bawah tanah kerajaan.” “Baiklah.” Kata Prajurit Robot itu, kemudian mengirim signal ke seluruh prajurit Robot lainnya untuk melakukan evakuasi penduduk... “Ini benar Maha Master, di langit ada air seperti lautan yang melayang.” Ucap Ria yang sedang melihat langit dari Jendela. “Kita harus segera menindaklanjuti hal ini, Ini sangat berbahaya.” Kata Maha Master dengan wajah yang sangat serius. Kemudian Maha Master dan Ria menuju keluar untuk melihat Keadaan, dan betapa terkejutnya mereka saat melihat di atas langit Herby yang dipenuhi oleh lautan air. “Bagaimana ini, Master? Apa yang harus kita lakukan?” Ta
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd