Share

Milik Sang CEO
Milik Sang CEO
Author: nsr.andini

Drama

Author: nsr.andini
last update Last Updated: 2024-11-28 14:56:36

Datang ke acara perusahaan yang diadakan satu tahun sekali ini niatnya hanya ingin setor wajah bahwa aku ini masih menjadi Sekretaris terbaik. Selalu ada di mana Bos-nya ada. Lebih tepatnya akan langsung ada di saat CEO-ku itu membutuhkan.

Namun...

Malam ini sungguh malam yang berbeda. Apa yang terjadi detik ini membuatku mematung. Pertama kalinya dapat aku rasakan sesuatu yang kenyal menabrak bibir ini. Sesuatu yang meninggalkan sensasi 'luar biasa'.

Tunggu. Sadar, Elea! Apa yang sedang terjadi bukanlah hal baik. Saat kesadaran sudah sepenuhnya terkumpul kuletakkan kedua tangan di depan dada bidang itu, lalu mendorongnya. Hanya mampu menyisakan sedikit jarak.

Kutatap manik mata yang sulit diartikan. Bagaimana mungkin pria yang telah menjadi atasanku selama 3 tahun ini mengambil ciuman pertama ku! Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

"Saya bisa jelaskan, Elea."

Kalian tahu perasaanku yang sebenarnya saat ini? ... marah tapi juga suka. Aku suka karena ciuman pertama itu diambil oleh seseorang yang sejak lama aku suka, tapi mengetahui bahwa aku tak pernah sekali pun berada di hatinya dan pasti ciuman itu dilakukan bukan karena dia menyukaiku, bukankah pantas jika aku marah?

Di balik marah dan kecewa ini aku masih bisa-bisanya tersenyum seolah aku baik-baik saja. Sebelum aku membuka mulut terdapat seorang perempuan bergaya anggun dengan wajah lembut itu menghampiri kami.

"Aku gak tahu kalau kamu memiliki hubungan dengan Sekretaris kamu sendiri," kata perempuan bernama Luna itu.

Tiba-tiba Rhino-CEO meraih salah satu tanganku untuk digenggamnya dengan posisi berdiri yang sudah berada di sampingku. Mendadak perasaanku tak menentu. Kupikir akan terjadi hal yang lebih serius dari bibir kami yang saling menempel itu.

"Elea ini kekasih aku. Kami baru saja memulainya dan belum ada kesempatan untuk memberitahu semua orang."

HAH?! KEKASIH? sejak kapan? Ingatanku masih bagus kok. Seingatku tak pernah Rhino mengajakku berpacaran atau hanya sekedar mengatakan "aku cinta kamu, El". Walau apa yang dilakukan Rhino tak terduga, aku tidak sampai bingung perihal alasan Rhino memainkan drama bahwa kami sepasang kekasih. Rhino yang belum sepenuhnya move on ingin menunjukkan pada mantan tunangannya itu jika Rhino sudah move on dan hidupnya sudah mulai membaik.

Kulihat Luna tersenyum. "Selamat atas hubungan kalian."

Tatapan mata Luna terlihat tulus mengucapkan kata 'selamat' itu yang berarti Luna sungguh melepas Rhino. Tak ada keinginan kembali. Aku menoleh ke arah Rhino yang hanya memasang wajah datar. Wajah datar yang aku tahu hatinya tidak baik-baik saja. Rhino pasti menginginkan Luna tidak terima dengan hubungan kami.

"Terima kasih." Akhirnya aku yang mengucapkan kalimat tersebut mengingat Rhino terus diam. Luna melangkah pergi dari hadapan kami dengan Rhino yang terpantau masih menatap Luna.

"Seharusnya pertama kali resmi kalian langsung kasih tahu Kakek."

Datang pemilik asli perusahaan tempat aku bekerja. Si Kakek Hilman yang membiarkan Cucu pertamanya menempati posisi CEO. Aku mencoba tersenyum lembut pada Kakek Hilman yang selama ini selalu bersikap hangat padaku seakan aku juga salah satu Cucu-nya.

"Malam ini kami berencana memberitahu Kakek tapi jadinya seperti ini," kata Rhino sembari melepas tanganku.

"Kamu tahu Rhi, kalau Kakek gak akan menentang hubungan kamu yang kali ini juga. Elea adalah perempuan baik-baik. Kakek percaya kalau Elea bisa membahagiakan kamu."

"Saat itu juga Kakek percaya kalau Luna bisa membahagiakan aku, tapi nyatanya Luna menjadi orang pertama yang membuat aku terluka." Sedetik kemudian, Rhino berlalu dari hadapan kami tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Dapat aku lihat Kakek yang merasa bersalah dari raut wajahnya. Setelah menatap kepergian Rhino, Kakek menoleh ke arahku.

"Kakek berharap kamu sungguh rumah untuk Rhino pulang. Kakek kasihan padanya yang belum pernah terlihat bahagia sejak pisah dengan Luna."

Apa yang harus aku katakan? Ini semua salah Rhino tapi aku sudah mulai merasa bersalah. Aku tidak ingin membohongi Kakek, tapi bagaimana dengan Rhino jika aku membongkar kebohongannya pada Kakek? Bisa jadi dengan cepatnya Luna akan tahu.

Aku tersenyum dengan alasan ingin membuat suasana hati Kakek tidak seburuk itu setelah apa yang dikatakan Rhino. "Kakek tenang saja. Aku akan selalu ada di samping Pak Rhino dalam keadaan apa pun."

"Terima kasih, Elea." Seraya tersenyum.

Setelah obrolan singkat dengan Kakek Hilman, aku mencari Rhino yang tidak juga kutemukan. Sampai aku ingin buang air kecil dan saat hendak melangkah ke arah Toilet perempuan langkahku terhenti saat mendengar suara yang tidak asing dari dalam Toilet.

"Kamu benar gakpapa kalau aku bersama perempuan lain?" Suara itu .... milik Rhino.

"Cukup Rhino! Kita sudah sama-sama memiliki seseorang."

"Kamu tahu, Lun? Kalau kamu suruh aku meninggalkan Elea, aku akan meninggalkannya."

"Karena aku pernah membuat kamu terluka, jadi jangan pernah buat orang lain juga terluka, Rhi."

Walau hubungan kami hanya sandiwara Rhino, tapi mendengar Rhino siap meninggalkan aku jika Luna memintanya, hatiku sakit. Seolah aku benar kekasihnya. Sepertinya jika kami sungguh berpacaran, Rhino akan meninggalkan ku untuk kembali pada Luna. Miris, bukan?

"Sepengamatan aku Eleanor adalah perempuan yang baik. Dia selalu melakukan yang terbaik untuk kamu dan perusahaan. Kalau kamu menyakiti perempuan seperti Eleanor kamu akan menyesal."

"Kamu sendiri gak menyesal sudah meninggalkan aku?"

Sudah cukup dalam aku mendengarkan percakapan mereka, sebaiknya aku pergi. Tak baik juga untuk kondisi hati yang mungkin akan lebih buruk jika aku terus berada di sana.

.

.

.

Mengingat Rhino yang sibuk dengan Luna, aku memutuskan meninggalkan pesta. Kembali ke Rumah yang jauh lebih nyaman rasanya. Setelah mandi dan sudah memakai piyama, kurebahkan tubuh di kasur yang rasanya begitu menenangkan. Rasanya siap tertidur namun tiba-tiba dering handphone terdengar.

Kududukkan diri lalu mengambil handphone. Dapat kulihat layar handphone yang menampilkan panggilan masuk dari 'Pak Rhino'. Kugeser gambar gagang telepon berwarna hijau itu.

"Hallo, Pak."

"Di mana? Saya gak melihat kamu."

"Saya sudah di Rumah."

"Ya sudah, kalau gitu."

Sebelum aku mengeluarkan suara panggilan telah terputus. Kutatap layar handphone di mana panggilan benar-benar sudah berakhir. Setelah kebohongan yang dibuatnya sepihak tak ada yang ingin dikatakan? Sikap Rhino itu seolah tak terjadi apa-apa di antara kami. Menyebalkan, bukan?

***

Seperti inilah jika lupa mengganti mode menjadi hening. Handphone terus berdering tanpa berniat berhenti. Mengganggu tidurku yang nyenyak saja!

Setelah duduk, tanpa melihat siapa yang menelepon dengan mata terpajam kuangkat telepon itu.

"Sebaiknya kamu segera ke Klub yang biasa."

"Klub? Ini siapa sih?"

"Bara, El. Kok bisa kamu lupa?"

Kujauhkan handphone untuk melihat layar handphone yang ternyata penelepon itu adalah teman dekat Rhino.

"Ada apa ya, Pak Bara?"

"Rhino mabuk berat!"

Bentar-bentar. Kan bisa Bara yang mengantar, kenapa menelepon aku? Jangan bilang kalau aku perlu datang untuk mengantar pulang Rhino...

Related chapters

  • Milik Sang CEO   Surat Pengunduran Diri

    Padahal bukan jam kerja di mana artinya aku tak memiliki kewajiban dalam masalah pribadi Rhino, tetapi seakan tidak ingin menghilangkan predikat Sekreatris terbaik selama 3 tahun berturut-turun nyatanya aku telah berada di sini. Klub tempat Rhino berada di jam seharusnya aku sedang terlelap dalam tidur.Dengan pakaian santai dengan sweater merah yang kukenakan, tentu beberapa orang akan memperhatikanku. Pakaianku bukan pakaian yang seharusnya dipakai saat ke Klub. Kuedarkan penglihatan ini ke setiap penjuru arah hingga kulihat seorang lelaki melambaikan tangan ke arahku.Kuhentikan langkah kaki di dekat kedua lelaki itu yang terlihat dalam kondisi berbeda. Bara terlihat baik-baik saja sementara Rhino sudah tak sadarkan diri dalam posisi kepala yang bersandar ke sandara sofa.Setelah kehadiranku Bara segera melarikan diri. Lebih tepatnya katanya sih dia ada urusan mendadak jadi tidak bisa mengantar Rhino.Tanpa mendengar cerita Rhino sampai mabuk berat seperti itu, aku langsung yakin j

    Last Updated : 2024-11-29
  • Milik Sang CEO   Cinta dalam Diam

    Sudah terdapat 4 bus yang berbaris di depan Kantor yang siap mengantar kami ke tempat tujuan. Saat aku sedang bingung mau naik bus yang mana, sejenak perhatianku teralihkan akan mobil sport hitam yang berhenti di belakang bus terakhir. Keluar Rhino dan Bara dari dalamnya dengan pakaian casual yang membuat keduanya nampak keren.Tak kusangka Bara menghampiriku. "Kenapa belum masuk bus?""Bingung mau duduk di bus yang mana."Dapat kulihat Bara menoleh ke arah Rhino yang tengah terduduk di bagian depan mobil. "Kenapa bingung? Kekasih kamu sudah di sini. Rhino mungkin akan membiarkan kamu berada di mobil-nya."Tidak kusangka jika rumor yang penuh kebohongan itu telah sampai pada Bara. Rasanya diri ini semakin buruk karena yang harus memercayai kebohongan itu lebih dari satu atau dua orang."Pak Rhino datang ke sini bersama Pak Bara, jadi untuk pergi ke tempat acara pun kalian bisa bareng."Kulangkahkan kaki dengan masuk ke dalam salah bus secara acak. Aku berada di dalam bus yang lebih de

    Last Updated : 2024-11-29
  • Milik Sang CEO   "Kekasih"

    Menyenangkan sih menguasai satu Kamar sendiri tanpa merasa tak nyaman atau mengganggu orang lain. Tetapi, sedikit tak enak dengan yang lain. Rasanya seperti aku menggunakan kekuasaan sebagai "kekasih" Rhino. Kalau seperti ini caranya orang lain akan semakin percaya.Hufftthh. Kurebahkan diri ini di kasur yang sangat empuk dengan kaki yang menyentuh lantai. Menatap langit-langit Kamar sembari menghayal. Jika aku menjadi kekasih sungguhan Rhino, apa hidupku akan berubah? Jadi lebih berwarna? Treat like a queen?Dengan mirisnya bahwa realita tak seindah ekspektasi, aku tersenyum. Sudahlah, El. Sedikit pun jangan membayangkan menjadi seseorang yang spesial untuk Rhino. Sampai kapan pun di hati Rhino cuma ada Luna....Tak kusangka aku ketiduran dengan posisi kaki menyentuh lantai. Memang dalam perjalanan aku sedikit lelah dan mengantuk. Ketika aku baru mendudukkan diri, terdengar ketukan pintu."Pak Rhino menyuruh saya membawakan makan siang karena saat makan siang Bu Elea gak turun." L

    Last Updated : 2024-12-02
  • Milik Sang CEO   Nyata vs Palsu

    Menurutku kalau bukan Bara atau kedua perempuan itu yang mentraktir seharusnya bayar masing-masing, tapi kenapa Rhino yang membayarnya?"Kita gak minta pajak jadian kok, Pak." Si rambut keriting gantung yang bicara dengan tersenyum ramah."Nikmati saja," balas Rhino dengan wajah datar.Aku merasa Rhino mentraktir seolah untuk berbagi kebahagiaan. Tapi, lelaki itu sedang tidak baik-baik saja. Rhino akan baik-baik saja jika Luna kembali ke dalam dekapannya."Seharusnya Bapak gak melakukan ini." Rasanya aku tidak ingin semua ini semakin jauh.Dari pada mencintai dalam diam lebih menyakitikan berpura-pura menjadi seseorang yang spesial dalam hidup orang yang kita cinta.Tanpa diduga Rhino yang duduk di sampingku, menyentuh salah satu tanganku yang berada di meja. Perlakuan Rhino sungguh ingin membuatku cepat mengakhiri masa jabatan sebagai Sekretaris ini. Lupakan bahwa setiap perlakukan manis Rhino sesungguhnya mampu meluluh lantakan ruang hati."Ingin dicintai secara ugal-ugalan seperti

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • Milik Sang CEO   Nyata vs Palsu

    Menurutku kalau bukan Bara atau kedua perempuan itu yang mentraktir seharusnya bayar masing-masing, tapi kenapa Rhino yang membayarnya?"Kita gak minta pajak jadian kok, Pak." Si rambut keriting gantung yang bicara dengan tersenyum ramah."Nikmati saja," balas Rhino dengan wajah datar.Aku merasa Rhino mentraktir seolah untuk berbagi kebahagiaan. Tapi, lelaki itu sedang tidak baik-baik saja. Rhino akan baik-baik saja jika Luna kembali ke dalam dekapannya."Seharusnya Bapak gak melakukan ini." Rasanya aku tidak ingin semua ini semakin jauh.Dari pada mencintai dalam diam lebih menyakitikan berpura-pura menjadi seseorang yang spesial dalam hidup orang yang kita cinta.Tanpa diduga Rhino yang duduk di sampingku, menyentuh salah satu tanganku yang berada di meja. Perlakuan Rhino sungguh ingin membuatku cepat mengakhiri masa jabatan sebagai Sekretaris ini. Lupakan bahwa setiap perlakukan manis Rhino sesungguhnya mampu meluluh lantakan ruang hati."Ingin dicintai secara ugal-ugalan seperti

  • Milik Sang CEO   "Kekasih"

    Menyenangkan sih menguasai satu Kamar sendiri tanpa merasa tak nyaman atau mengganggu orang lain. Tetapi, sedikit tak enak dengan yang lain. Rasanya seperti aku menggunakan kekuasaan sebagai "kekasih" Rhino. Kalau seperti ini caranya orang lain akan semakin percaya.Hufftthh. Kurebahkan diri ini di kasur yang sangat empuk dengan kaki yang menyentuh lantai. Menatap langit-langit Kamar sembari menghayal. Jika aku menjadi kekasih sungguhan Rhino, apa hidupku akan berubah? Jadi lebih berwarna? Treat like a queen?Dengan mirisnya bahwa realita tak seindah ekspektasi, aku tersenyum. Sudahlah, El. Sedikit pun jangan membayangkan menjadi seseorang yang spesial untuk Rhino. Sampai kapan pun di hati Rhino cuma ada Luna....Tak kusangka aku ketiduran dengan posisi kaki menyentuh lantai. Memang dalam perjalanan aku sedikit lelah dan mengantuk. Ketika aku baru mendudukkan diri, terdengar ketukan pintu."Pak Rhino menyuruh saya membawakan makan siang karena saat makan siang Bu Elea gak turun." L

  • Milik Sang CEO   Cinta dalam Diam

    Sudah terdapat 4 bus yang berbaris di depan Kantor yang siap mengantar kami ke tempat tujuan. Saat aku sedang bingung mau naik bus yang mana, sejenak perhatianku teralihkan akan mobil sport hitam yang berhenti di belakang bus terakhir. Keluar Rhino dan Bara dari dalamnya dengan pakaian casual yang membuat keduanya nampak keren.Tak kusangka Bara menghampiriku. "Kenapa belum masuk bus?""Bingung mau duduk di bus yang mana."Dapat kulihat Bara menoleh ke arah Rhino yang tengah terduduk di bagian depan mobil. "Kenapa bingung? Kekasih kamu sudah di sini. Rhino mungkin akan membiarkan kamu berada di mobil-nya."Tidak kusangka jika rumor yang penuh kebohongan itu telah sampai pada Bara. Rasanya diri ini semakin buruk karena yang harus memercayai kebohongan itu lebih dari satu atau dua orang."Pak Rhino datang ke sini bersama Pak Bara, jadi untuk pergi ke tempat acara pun kalian bisa bareng."Kulangkahkan kaki dengan masuk ke dalam salah bus secara acak. Aku berada di dalam bus yang lebih de

  • Milik Sang CEO   Surat Pengunduran Diri

    Padahal bukan jam kerja di mana artinya aku tak memiliki kewajiban dalam masalah pribadi Rhino, tetapi seakan tidak ingin menghilangkan predikat Sekreatris terbaik selama 3 tahun berturut-turun nyatanya aku telah berada di sini. Klub tempat Rhino berada di jam seharusnya aku sedang terlelap dalam tidur.Dengan pakaian santai dengan sweater merah yang kukenakan, tentu beberapa orang akan memperhatikanku. Pakaianku bukan pakaian yang seharusnya dipakai saat ke Klub. Kuedarkan penglihatan ini ke setiap penjuru arah hingga kulihat seorang lelaki melambaikan tangan ke arahku.Kuhentikan langkah kaki di dekat kedua lelaki itu yang terlihat dalam kondisi berbeda. Bara terlihat baik-baik saja sementara Rhino sudah tak sadarkan diri dalam posisi kepala yang bersandar ke sandara sofa.Setelah kehadiranku Bara segera melarikan diri. Lebih tepatnya katanya sih dia ada urusan mendadak jadi tidak bisa mengantar Rhino.Tanpa mendengar cerita Rhino sampai mabuk berat seperti itu, aku langsung yakin j

  • Milik Sang CEO   Drama

    Datang ke acara perusahaan yang diadakan satu tahun sekali ini niatnya hanya ingin setor wajah bahwa aku ini masih menjadi Sekretaris terbaik. Selalu ada di mana Bos-nya ada. Lebih tepatnya akan langsung ada di saat CEO-ku itu membutuhkan.Namun...Malam ini sungguh malam yang berbeda. Apa yang terjadi detik ini membuatku mematung. Pertama kalinya dapat aku rasakan sesuatu yang kenyal menabrak bibir ini. Sesuatu yang meninggalkan sensasi 'luar biasa'.Tunggu. Sadar, Elea! Apa yang sedang terjadi bukanlah hal baik. Saat kesadaran sudah sepenuhnya terkumpul kuletakkan kedua tangan di depan dada bidang itu, lalu mendorongnya. Hanya mampu menyisakan sedikit jarak.Kutatap manik mata yang sulit diartikan. Bagaimana mungkin pria yang telah menjadi atasanku selama 3 tahun ini mengambil ciuman pertama ku! Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"Saya bisa jelaskan, Elea."Kalian tahu perasaanku yang sebenarnya saat ini? ... marah tapi juga suka. Aku suka karena ciuman pertama itu diambil oleh ses

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status