Share

Efek Obat

Penulis: Mustacis
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-15 13:33:21

Rama membuka pintu kamar. Lampu utama sudah dimatikan dan pencahayaan menjadi remang-remang. Ia menemukan Lisa sudah tertidur di atas ranjang. Ia melirik kantung martabaknya, adahal ia ingin memberikannya kepada Lisa.

Karena mengingatkan Ayna untuk meminum obat, Rama juga mengingat obat yang sudah dia belikan untuk Lisa. Apa Lisa sudah meminumnya?

Namun, obat yang dia letakkan di atas nakas tidak ada. Rama membuka satu per satu laci nakas untuk mencari obat itu, tapi tidak ada. Di mana Lisa menyimpannya?

Ia juga mencari di lemari pakaian, lalu matanya tertuju pada tempat sampah. Kantung putih itu teronggok di sana. Dengan cepat Rama mengambilnya. Memeriksa isinya dan mengerutkan kening ketika semua jenis obat itu masih utuh. Tak ada satu pun yang berkurang, bungkusnya pun belum dibuka.

Kenapa Lisa sampai membuang obat-obatnya?

Rama naik ke kasur, menyentuh bahu Lisa dengan lembut dan membangunkan wanita itu. “Lisa? Bangun, Sayang.” Rama terus menepuk-nepuk pundak wanita itu sampai akh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merebut Suami Pelakor   Kekacauan di Dapur

    Saat Bik Sumi masuk ke dapur untuk membuat sarapan, ia terkejut hebat ketika mendapati kondisi dapur yang berantakan seolah habis diserang orang utan.Isi kulkas terhambur dan rusak begitu pun dengan badan kulkas yang penyok di beberapa bagian. Bik Sumi tak mampu menutup mulut saking kagetnya. Jangan-jangan ada maling semalam?Dengan cepat ia keluar dapur lalu mengetuk pintu kamar sang majikan. Untunglah Rama yang membukakan pintu jadi dia tidak perlu disemprot oleh Lisa.“Iya, Bik. Kenapa?” Seperti biasa, nada suara Rama selalu sopan dan lembut saat berbicara dengannya.“Anu … itu di dapur.” Mata Bibik berlarian ragu.“Di dapur kenapa?”“Kayaknya semalam ada maling, Pak. Dapur berantakan banget. Isi kulkas berceceran semua.”Alis Rama bertautan. “Maling?”“Iya, coba Bapak lihat. Dapur seperti kena badai.”Rama mengikuti Bik Sumi untuk melihat kondisi dapur dan benar saja. Situasi ruangan itu sama seperti yang Biik gambarkan.“Sejak kapan begini?”“Bibik baru lihat barusan pas masuk b

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Merebut Suami Pelakor   Siapa yang Kamu Lihat Semalam?

    “Lisa, bisa bicara sebentar?” Lisa baru saja melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi ketika Rama datang dengan wajah seriusnya. Ia mengerutkan kening seraya menghentikan gerakannya mengeringkan rambut dengan handuk. Lelaki itu mendekat dan mengangkat seuntai gelang yang selalu dia pakai setiap saat. “Ini punya kamu, 'kan?” Lisa segera mengambil gelang itu dari tangan Rama. “Loh, kok bisa sama kamu?” Rama juga merasa heran, mengapa gelang ini bisa ada di bawah kulkas? “Semalam kamu ke dapur? Kamu nggak melihat hal yang aneh-aneh? Ada maling yang masuk?” Kening Lisa berkerut bingung mencerna semua pertanyaan Rama. “Aku ke dapur buat ngambil minum. Memangnya kenapa, sih?” “Jam berapa?” Lisa mengangkat bahu tidak peduli. “Mana aku tahu, aku cuma bangun dan ngambil minum.” “Kamu nggak menemukan sesuatu yang aneh?” “Aneh apa, sih?” “Dapur berantakan pagi ini, seperti habis diamuk. Aku pikir rumah kita kemasukan maling.” Lisa mendongak untuk mengingat-ingat apa saja yang dia lak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Merebut Suami Pelakor   Laki-laki yang Hebat

    Suasana di meja makan mendadak dipenuhi dengan keheningan. Saat perhatian Rama tertuju padanya, Lisa melirik Nayna dan wanita itu memberinya seringai yang sama seperti semalam. Lisa melotot. Nayna pasti berbohong! Itu sudah jelas. Nayna ingin membuat Lisa menjadi pihak yang paling disalahkan. “Kamu bilang kamu menghajar Ayna. Kamu hajar di bagian mana?” Ah, Rama benar. Bukti fisik tidak bisa disembunyikan. Dia sangat ingat luka-luka yang ia timbulkan di wajah Nayna semalam, tapi kenapa sekarang malah tidak ada? “Saya nggak merasakan sakit sama sekali. Mungkin kamu cuma bermimpi, Lisa.” Rama mengangguk menyetujui dugaan Nayna dan Lisa sangat tidak menyukainya. “Buat apa aku menceritakan ini ke kalian kalau aku cuma mimpi? Kamu bilang dapur berantakan, 'kan? Aku yang yang buat semuanya berantakan!” Spontan Lisa berdiri dengan wajah memerah emosi. “Aku yang mengacaukan dapur, kenapa? Aku perlu kasih pelajaran ke perempuan ini!” Dia tuding Nayna dengan dada yang naik turun dan emb

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Merebut Suami Pelakor   Kamu Bakal Dibuang

    Itu pertanda buruk. Nayna bisa merasakan ketertarikan Rama padanya. Saat mata Rama memandangnya penuh rasa terima kasih dan ketika lelaki itu tak kunjung mengalihkan pandangan seolah menemukan sesuatu pada diri Nayna. Sesuatu yang dia inginkan, sesuatu yang dia impikan sejak dulu. Nayna memahami perasaan itu, karena dia juga merasakan hal yang sama. Ada banyak hal yang ada pada diri Rama yang dia impikan dimiliki oleh Bagus. Tapi, Nayna tersadar. Bagus adalah Bagus dan Rama tetaplah Rama. Keduanya sudah dirancang dengan sifat yang berbeda. Barulah setelah Lisa menandaskan air di gelasnya, Rama akhirnya mengalihkan mata dan berdiri dari duduknya. “Aku ambilkan obat kamu, ya.” Lisa hanya cuek dan tidak peduli. Mendadak hati Nayna diliputi kekesalan. Rama keluar dari dapur, sementara waktu yang kosong itu digunakan Lisa untuk mendominasi keadaan. “Gimana caranya kamu sembunyiin semua luka kamu?” Mata itu memicing tajam pada Nayna, menilai wajah dan tubuh Nayna yang bersih dari lu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Merebut Suami Pelakor   Berani Mesra-mesraan di Luar

    Lisa menunggu Rama memanaskan mobil di garasi, sementara dirinya berdiri di ambang pagar. Mulai hari ini dia akan membuat Rama mengantarnya setiap hari, agar tidak ada kesempatan bagi Rama untuk berpaling ke perempuan lain. “Eh, Bu Lisa. Ngapain di luar?” Wanita berumur awal 40-an yang Lisa kenal sebagai Bu Sari diam-diam melirik ke dalam rumah, pada pintu yang terbuka. Kalung emasnya mencolok dan membuat mata Lisa silau. Norak sekali. “Nunggu suami saya.” Lisa tidak repot-repot bersikap ramah. “Ohhhh suami.” Sari masih melongok ke dalam. Muka julid itu ingin rasanya Lisa tampol. “Omong-omong di rumah Bu Lisa ada perempuan muda, ya? Kerabat atau keluarga, nih?” Lisa mendecak. Dalam hati kesal setengah mati karena Rama begitu lama memanaskan mobil. “Keluarga, ya? Pantesan dekat banget sama Pak Rama.” Sari mengangguk-angguk, meski dalam hati masih kepo setengah mati. “Apa maksudnya? Sejak kapan perempuan murahan itu dekat dengan suami saya?” Kedua alis tebal Sari spontan terangk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Merebut Suami Pelakor   Kompor untuk Mengusir Nayna

    Rama masih berdiam diri di tempatnya. Ia pejamkan mata rapat-rapat. Napasnya ia atur sedemikian rupa agar amarah itu tidak berhasil menguasai dirinya.Lisa sedang sakit, dan Lisa tidak sedang salah paham. Rama memang keluar bersama Ayna semalam dan melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan bersama perempuan lain.Rama khilaf, terbawa perasaan dan ia mengakui itu. Ia menarik napas panjang. Berusaha untuk mengenyahkan segala godaan yang merayunya untuk berpikir negatif. Di saat seperti ini dialah yang harus berpikir secara rasional.Rama memutuskan ke restoran saja, membiarkan Lisa menenangkan diri dulu. Ia masuk terlebih dahulu untuk memanggil Bik Sumi. Bik Sumi datang dari arah dapur, dan serta merta kaget melihat keadaan wajah Rama. “Loh, itu muka sama lehernya kenapa, Pak? Siapa yang cakar?”Lagi-lagi Rama hanya menghela napas. “Bukan siapa-siapa, Bik. Lisa ada di rumah Bu Sari. Kalau dia pulang, kabari saya ya.” Bik Sumi mengangguk dengan ekspresi bingung. “Iya, Pak, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24
  • Merebut Suami Pelakor   Perasaan yang Lancang

    Kali ini Nayna datang bukan untuk melancarkan rencananya. Ia naik ke lantai dua restoran Rama dan mengetuk ruang kerja lelaki itu. Kendati para pegawai Rama melihatnya aneh karena ia langsung menyelonong begitu saja.Pintu itu terbuka dengan tiga kali ketukan. Wajah Rama yang terkejut menyambut Nayna. Lelaki itu terdiam kaku dan tetap berdiri di depan pintu.“Saya boleh masuk?” Rama tidak menjawab. Kedua bola mata itu bergetar dan tidak tahu harus melakukan apa. “Boleh?” Nayna tidak memaksa Rama. Jika lelaki itu tidak ingin melihatnya di sini, maka Nayna akan pergi.Tapi, Rama malah menggeser tubuh sebagai tanda mengizinkan Nayna masuk. Nayna melangkah masuk dan duduk di depan meja kerja Rama alih-alih di sofa.Rama menghampiri mejanya dengan langkah ragu. Nayna tahu betul apa yang membuat lelaki itu menjadi seperti ini. Padahal rencananya tidak seperti ini. Ia hanya ingin membuat Lisa merasa dikhianati lalu mengungkap segalanya, bukan membuat Rama semakin tersakiti.“Saya datang un

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24
  • Merebut Suami Pelakor   Serangan Ibu-ibu Kompleks

    Nayna tidak memprediksi ketika ia turun dari mobil, sekelompok wanita paruh baya berdandan mencolok menunggunya di depan gerbang rumah Rama. Mereka punya raut wajah yang sama, seperti menyimpan kemarahan. Beberapa di antaranya berkacak pinggang, ada juga yang bersedekap layaknya bos. Yang pasti mereka semua menatap Nayna berang.“Oh, jadi ini pelakor yang sok-sok baik itu?” Seorang wanita berbaju putih dan menenteng tas merah mengkilap mengawali percakapan.“Cuma begini tampangnya? Cantikan juga Bu Lisa ke mana-mana!”“Iya, betul itu.”Ah, rasa-rasanya Nayna bisa menebak siapa dalang dari semua ini. “Heh, tahu nggak, Bu Lisa itu menderita gara-gara kamu! Ngapain juga kamu nggak tahu malu tinggal di rumah orang! Nggak punya uang buat nyewa rumah?!” Ibu-ibu yang bibirnya paling merah bercerocos sambil melotot ke arah Nayna. “Miskin kali, Bu Sari! Mau mengeruk uang suami orang pakai cara murahan kayak begitu.”Bu Sari yang berkacak pinggang di barisan paling depan maju dua langkah men

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-17

Bab terbaru

  • Merebut Suami Pelakor   EXTRA PART - Terima Kasih, Sayang

    EXTRA PARTTerima Kasih, Sayang. “Mereka seenaknya narik rambut dan meludahi wajah aku kalau kesel. Memangnya aku ini apa?” Bibir Lisa bergetar-getar, menahan diri untuk tak berteriak dan tetap berbisik. Sedang Bagus di sampingnya mengusap wajah frustrasi. “Aku sering ditampar di sel. Disebut tukang selingkuh dan mau ngebunuh istri. Mereka begitu karena ada beberapa yang ditangkap karena mencuri untuk ngasih makan istri dan anak.” Ini adalah ketiga kalinya mereka bertemu dalam pembinaan para napi. Napi pria dan wanita digabung dalam satu aula untuk mendengarkan bimbingan yang diadakan setiap tahun. Sudah tiga tahun berlalu dan kehidupan di dalam penjara tidak pernah baik-baik saja untuk mereka. Ada saja napi lain yang kurang ajar dan sok berkuasa. Rasanya seperti di neraka. Jika Lisa tahu kehidupan di penjara akan sesulit ini, maka ia akan menahan diri untuk tak selingkuh dengan Bagus dan memilih setia. Setidaknya biarpun sibuk, kehidupan pernikahannya bersama Rama selalu baik-bai

  • Merebut Suami Pelakor   Lamaran (END)

    Satu tahun kemudian. Nayna mengerutkan kening saat Vina masuk membawa beberapa kantong besar yang entah isinya apa. Raut wajahnya terlihat antusias. Sudut bibirnya terus terangkat ketika ia mengeluarkan isi dari semua kantong yang dibawanya. Ada aneka macam kue dan makanan. Hidangan yang sangat banyak. Vina bahkan bersenandung sambil sesekali tertawa sendirian. “Abis mimpi bagus, ya, Vin?” Nayna mendekat, mengintip isi dari mangkuk-mangkuk plastik yang dikemas rapi itu. Selama dua bulan terakhir, Vina seringkali mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan mimpinya, seperti mimpi menang lotere, mimpi gendong keponakan, atau mimpi masuk surga. “Yah … bisa dibilang begitu.” Vina cengengesan. “Kali ini mau ngundang siapa lagi?” Setiap kali ia merayakan mimpinya, Vina pasti mengundang orang lain untuk berbagi. Entah itu anak yatim, para tukang ojek, tetangga, ataupun teman-teman seprofesinya dulu. “Teman lama.” Senyum Vina kian lebar dengan mata menerawang. Nayna menggulung

  • Merebut Suami Pelakor   Jawaban untuk Rama

    Pengacara Alif Trisakti yang mendampingi Nayna mengucapkan selamat kepada mereka berdua karena telah memenangkan persidangan dan kedua terdakwa sudah dihukum seberat-beratnya. Ruangan sidang itu senyap. Helaan napas yang tegang dan lega bersahut-sahutan. Nayna menatap kosong dua punggung yang melemas di depan sana setelah menerima berita hukuman mereka. Mungkin Nayna merasakan kelegaan seperti yang dirasakan Vina yang duduk di sampingnya, tapi lebih daripada itu, ada perasaan nanar yang menghinggapi. Hanya karena nafsu sesaat, kedua orang itu benar-benar hancur, orang-orang yang ada di sisi mereka, yang mencintai mereka dengan tulus juga ikut mereka hancurkan. Hanya gara-gara nafsu sesaat itu, Nayna harus hadir di tempat ini, berjalan sejauh ini, dan bertindak sebesar ini. Di sisi deretan meja yang lain, ia mendengar sesenggukan dan teriakan protes dari Mirna. Ujung jarinya menunjuk-bunjuk hakim dan berusaha menggapai Bagus. Sesekali memelototi Nayna dengan mata memerah.“Anak say

  • Merebut Suami Pelakor   Langkah Balas Dendam Terakhir

    “Kamu bisa menemui pengacara bersama saya?” Rama bertanya keesokan harinya. Alih-alih menelepon, ia malah datang sendiri dengan baju rapi seolah sudah siap mengantar Nayna ke suatu tempat. Kemarin pagi setelah sarapan, Rama pulang dan tidak kembali lagi. Dia hanya meminta izin kepada Pak RT untuk menginap sampai Nayna sedikit membaik. “Hanya sekali. Setelah itu saya akan urus sisanya.” Sepertinya Rama mengerti ekspresi keberatan di wajah Nayna. “Pengacara untuk membela saya dan membuat Lisa dihukum?” Nayna mengernyit. Bukankah itu terlalu ikut campur? “Bahkan tanpa pengacara pun, Lisa dan Bagus sudah bisa dihukum.” Mata Nayna seolah bertanya, ‘lalu kenapa kamu sendiri yang menyodorkan pengacara pada saya?’ Dan Rama mengerti arti tatapan itu. “Anggaplah sebagai pembalasan dendam terakhir. Lisa akan sangat marah jika melihat saya ada di pihak kamu.” “Kamu yakin?” “Saya juga ingin sedikit memberikan pelajaran. Dia sudah mengkhianati kepercayaan saya.” Jika alasan rasional itu m

  • Merebut Suami Pelakor   Pendekatan

    Jantung Nayna berdebar cepat. Ia terpaku di hadapan Rama tanpa mampu menjawab ajakan pria itu. Mata Rama masih memandangnya dengan tatapan sayu.“Oh, mau salat bareng? Gue ikut, ya?” sahut Vina yang baru saja keluar dari kamar mandi.Rama memberikan tiga anggukan lalu bangkit dari sofa, melewati Nayna begitu saja tanpa menunggu jawaban wanita itu. Ia berjalan menuju kamar mandi sambil menggulung lengan kemejanya. Sekarang Nayna tahu seperti apa aroma parfum pria itu. Wanginya seperti kayu manis, sepat, dan menusuk hidung, tapi berkesan dalam indra penciuman Nayna. Nayna menghela napas, duduk di sofa yang ditiduri Rama. Masih hangat dengan jejak Rama yang tertinggal. Nayna belum mengucapkan terima kasih. Setidaknya dia harus jadi orang yang tahu diri karena Rama sudah repot-repot merawatnya. Nayna masih sibuk dengan pikirannya ketika pintu kamar mandi terbuka. Rama keluar dengan wajah dan rambut yang basah. “Bisa wudhu?” Nayna tidak mengerti mengapa dia sampai menahan napas. "Bisa

  • Merebut Suami Pelakor   Mau Salat Bareng?

    Sekujur tubuh Nayna terasa remuk redam. Kelopak matanya berat untuk terbuka. Tenggorokan yang terbakar dan kepala yang pening, tapi ia tetap berusaha membuka mata.Langit-langit yang temaram menyambutnya beserta suara dengkuran halus di samping. Ia menemukan Vina yang meringkuk menghadap ke arahnya. Ah, sepertinya dia jatuh sakit dan merepotkan Vina. Padahal Vina-lah yang mesti dirawat. Samar-samar Nayna mencium aroma parfum yang tertinggal, yang akhir-akhir ini sering kali dia cium. Terendus seperti wangi Rama. Apa hanya perasaannya?Nayna memaksakan diri untuk bangun. Sepertinya dia sudah lama berbaring sebab punggungnya terasa kebas. Ia hanya ingat Vina yang menyuapinya bubur beberapa kali. Mendongak, Nayna melihat jarum pendek pada jam dinding mengarah pada angka empat. Berarti sudah Subuh. Berapa lama ia terbaring sakit?Napasnya masih sedikit berat, tak sengaja ketika ia mengembuskan napas, Nayna menemukan kakinya yang dibalut dengan perban baru dan lebih tebal. “Nay? Kamu ba

  • Merebut Suami Pelakor   Tak Ada yang Bisa Dipertahankan Lagi

    Semalaman penuh Rama hampir-hampir tidak tidur karena sibuk mengompres Nayna, memastikan handuk yang melekat di dahinya tetap terasa hangat. Nayna sangat gelisah. Ia sering merintih dan berdeham sambil memegang lehernya. Sepertinya tenggorokan wanita itu terasa sakit. Karena itu, Rama terus menyuapkan air secara berkala, sedangkan Vina dia suruh istirahat. Tidak lucu jika Nayna sembuh nanti, malah giliran Vina yang sakit. Nayna akan cemas dan merasa bersalah lagi. Rama masih berjaga di kamar Nayna, mengamati bagaimana mata yang terpejam itu sering kali mengerjap sayu. Wajah Nayna masih pucat dan bibirnya bergetar kedinginan padahal ia sudah memakai dua lapis selimut. Rama terdorong untuk menggenggam tangan wanita itu dan meniupnya. Mungkin tidak sopan, tapi rasa-rasanya ia ingin berbaring di samping Nayna dan mendekap wanita itu, menyalurkan rasa hangat dan berbagi kesakitan yang sama. Entah sejak kapan ia begitu ingin melindungi perempuan mungil yang selalu terlihat sok kuat ini.

  • Merebut Suami Pelakor   Anda Kami Kepung

    ASeolah semua tenaga Lisa berangsur-angsur kembali. Rasa lapar dan kelelahan yang menyerangnya tergantikan dengan amarah membabi buta. “Kamu nggak lebih baik daripada aku, Mas.”Serangan telak itu menembus hati Rama. Kepalanya mendadak blank. Niatnya untuk membiarkan Lisa masuk dan berganti pakaian lenyap sudah. Rasa-rasanya ia tak sanggup melihat Lisa masuk dan mengingatkan lelaki itu pada kegagalan dan ketidakbecusannya menjadi seorang suami. “Jangan bergerak! Anda kami kepung.” Suara berat dengan nada yang tegas itu memecah suasana sunyi yang menyesakkan di antara mereka. Lisa membelalak saat melihat dua orang polisi tengah mengacungkan pistol ke arah dirinya dan Rama. Ia mundur ketakutan dan bersembunyi di balik punggung Rama.“Kamu menelepon polisi? Sialan. Harusnya aku nggak ke sini,” bisik Lisa. Sedang Rama mengernyit. Dia tidak pernah menelepon polisi.“Maaf, Pak. Saya tidak pernah melapor.” “Katanya di sini ada pencurian. Kami datang atas laporan dari penghuni rumah.” P

  • Merebut Suami Pelakor   Kesialan Lisa

    Waktu tiga hari ini adalah waktu yang sangat panjang dan melelahkan bagi Lisa, benar-benar seperti neraka. Setiap detik ia merasa hendak mati. Tak ada harapan dan bantuan yang datang, yang ada hanya ketakutan. Tak ada makanan, tempat tinggal, dan air. Ia mesti berjuang mati-matian untuk mendapatkan semua itu, meski dengan cara mencuri sekalipun. Di malam pertama, ia berbaring kelelahan di batang pohon pinggir jalan. Namun, tiba-tiba ia dibangunkan paksa oleh orang gila yang hendak melecehkannya. Tertawa menjijikkan sambil mengejarnya dengan penampilan kotor. “Heh, mau apa kamu! Jangan sentuh saya!” Orang gila berambut gimbal dengan gigi ompong dan wajah yang kotor itu terkekeh aneh sambil mencoba menyentuh lengan Lisa. “Pergi kamu, Gembel Sialan!”Sial! Orang gila ini tidak mau pergi. Lisa terpaksa melarikan diri, tapi orang itu tetap mengejar dengan baju compang-camping yang warnanya tidak jelas lagi. “Siapa pun tolong singkirkan orang sinting itu!” Lisa menjerit, tapi tidak ad

DMCA.com Protection Status