Share

150. Bermain Bersama

Matahari mulai condong ke arah barat. Udara perlahan menjadi hangat. Di jalan depan rumah, anak-anak sibuk bermain. Ada yang bermain sepeda, berkejaran atau sekedar duduk-duduk sambil bercerita.

Aku melihat Amel dan Dahlia asik bermain masak-masakan dengan anak-anak lain. Amel terlihat memetik rumput lalu menghaluskannya dengan batu. Mereka ceria sekali. Sesekali Amel tertawa lepas. Senang rasanya melihat Amel punya teman-teman baru seperti sekarang. Setidaknya itu bisa menjadi penambal lubang yang mungkin ada di hati Amel terkait perpisahan kami, kedua orang tuanya.

"Maafin Bunda, Nak." Aku menghela napas berat.

Di antara keriangan anak-anak itu, aku melihat Irene dan Frans berjalan bersisian. Saat melihatku, Irene pun langsung melambaikan tangannya.

"Ann!"

Aku menyambut sepasang sejoli itu dengan senang. Tidak lupa, aku segera mengajak mereka masuk. Tetapi kulihat tidak ada Yoga yang berjalan di belakang mereka, aku sedikit kecewa.

"Kalian tidak istirahat dulu saja di kontrakan?"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status