Share

157. Jasen Bermain di Balik Hukum

Aku memandang lembut pada kedua anakku bergantian, kemudian memandang pada Irene tajam. Aku rasa sahabatku itu tahu arti dari pandanganku, kulihat senyum masam tercetak pada bibirnya. Mungkin Irene paham akan tatapan tajamku.

"Bisa kalian jelaskan sati per satu!" pintaku.

"Maafkan aku, Ann. Tadi aku sempat kirim kabar pada Cyntia tentang kedatangan Amelia ke Surabaya melalui sambungan telepon. Namun, ... ," Irene berhenti sambil menatapku penuh harap.

"Iya, lanjutkan saja!"

Kemudian Irene melanjutkan ceritanya. Saat dia menghubungi Cyntia, gadis itu kebetulan sedang bersama Jasen di kantor lebih tepatnya diruang kerja si Jasen. Aku yang mendengar sedikit cerita Irene mulai mengerti kemana akhir dari cerita itu. Tetapi aku mencoba bersabar mendengarkan semua cerita Irene. Selama keduanya bertelepon itu lah si Jasen ikut nimbrung, akhirnya dia berkata bahwa akan berusaha menghambat jalannya sidang pertamaku. Huft, rupanya inilah alasan hakim.

"Jika kamu sudah mengerti, mengapa tadi bert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status