Share

152. Pesanan Dalam Partai Besar

Aku masih menatap penuh tanya pada sulungku, pria kecilku masih bungkam. Dia seakan enggan untuk memulai sebuah ungkapan yang selama ini ingin dia utarakan secara langsung. Aku menganggukkan kepala tanda sedang menunggu sebuah kata yang meluncur dari bibir mungilnya.

Yoga terlihat sedang menata hati, hal itu terbukti dari cara dia mengambil napas. Aku kembali tersenyum manis agar pria kecilku merasa nyaman sehingga semua yang ada dalam benaknya bisa keluar tanpa beban.

"Bicaralah, Le! Bunda akan mendengarkan semua, jika memang itu suatu hal yang baik akan bunda coba jalani dengan iklas," paparku.

"Iya, benar apa yang Bunda kamu katakan, Yoga. Ungkapkan saja, jika memang itu terbaik untuk semua kita akan pikirkan jalan keluarnya," ucap Frans mencoba berbicara pada putraku dengan nada rendah.

Yoga kembali menarik napas panjang, lalu bibirnya mulai membuka. Dengan lirih suaranya keluar satu demi satu.

"Jika Bunda melakukan gugatan cerai berarti kalian berdua sudah tidak bisa bersatu, bol
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status