Diva~ : Kamu di mana? Aku sedang berjalan menuju taman lampu.
Giara membaca isi pesan dari Alland. Ia pun segera memalingkan pandangannya dari dosen rese yang berada di taman yang sama dengannya. Giara berharap, agar ia tak akan bertemu lagi dengan Nicko di tempat ini. Giara terus berjalan menjauhi Nicko, karena ia tak ingin berpapasan dengan dosen menyebalkannya itu. Giara sengaja mencari tempat lain, agar Nicko tak melihat dirinya. Tak lama, Giara membalas pesan Alland, agar Alland juga menuju ke taman lampu, karena Giara akan segera menuju ke sana. Alland : Baiklah, aku ke taman lampu sekarang. Tunggu aku di sana, Giara membaca isi pesan itu. Ia yakin, jika pria tersebut akan mendatanginya ke taman lampu. Giara mencari-cari tempat yang nyaman, dan lumayan ramai. Saat menemukan tempat yang menurutnya nyaman, Giara pun duduk di kursi taman. Alland : Kamu pakai baju warna apa? Posisimu di mana? Pria itu mengirim pesan lagi pada Giara. Agar tak memusingkannya, Giara mengiriminya sebuah foto. Foto lokasi di mana Giara berada. Pria itu tak membalas lagi, mungkin dia segera menuju ke taman lampu, sesuai instruksi yang diberikan oleh Giara. Nicko melihat isi pesan yang dikirimkan sugar babynya. Ia bergegas mencari di mana taman lampu berada. Hari mulai gelap, jadi Nicko tak bisa melihat dengan jelas di mana posisi taman lampu. Saat melihat beberapa kelap-kelip lampu, Nicko baru sadar, mungkin itu taman lampu tempat Diva berada. "Oh, itu tempatnya. Aku akan segera ke sana," Nicko berbicara sendiri. Nicko tetap melihat foto yang dikirimkan padanya. Agar Nicko tak kebingungan mencari, jika sudah melihat fotonya. Ternyata, seorang gadis berambut sebahu tengah duduk di kursi taman dekat lampu yang indah. Nicko melihatnya dari belakang, dan menyamakannya dengan foto yang ada di ponselnya. Nicko sangat yakin, jika Diva yang ia maksud, adalah wanita yang tengah duduk di kursi taman tersebut. Anehnya, jantung Nicko berdebar tak karuan. Entah apa yang terjadi dengannya, kenapa tiba-tiba jantungnya bisa berdegup sangat kencang? Padahal, Nicko bukan akan bertemu dengan pujaan hatinya. Nicko hanya akan bertemu dengan sugar baby yang akan ia sewa. Kenapa ini? Kenapa tiba-tiba jantungku berdebar tak karuan begini? Dia bukan siapa-siapa bagiku, kenapa seperti aku ini akan bertemu dengan kekasihku? Aargghh, ini benar-benar gila! Gerutu Nicko dalam hati. Nicko tetap berjalan perlahan-lahan, walau dadanya bergemuruh sangat cepat. Ia tak mengerti, kenapa perasaannya jadi seperti ini. namun Nicko mencoba seolah tak terjadi apa-apa. Ia harus tetap menemui wanita yang akan ia sewa untuk pergi ke Bali. "Halo, Diva," sapa Nicko dari belakang. Saat seseorang memanggilnya, sontak saja gadis berambut sebahu itu menoleh ke belakang. Seperti adegan-adegan slow motion di dalam sebuah drama, gadis berambut panjang itu menoleh pada sumber suara, hingga perlahan-lahan, mata mereka saling beradu. Wajah mereka pun saling berpandangan. Wajah yang semula dibuat semanis mungkin oleh Giara, tiba-tiba saja berubah menjadi sangat kaget dan ekspresi yang tak biasa. Pemandangan macam apa ini? Siapa dia? Pria yang memanggilnya Diva? Pria yang berada di belakangnya saat ini? "P-PAK N-NICKO!?" Giara refleks berdiri dari duduknya, ketika melihat siapa pria yang memanggilnya dengan sebutan Diva. Nicko mengernyitkan dahinya. Sungguh tak ia sangka, kenapa ia bisa bertemu dengan Giara di tempat ini? "Sedang apa kamu di sini?" Nicko heran, ia masih tak bisa berpikir jernih. Giara tak menjawab pertanyaan Nicko. Ia segera mengambil ponsel di sakunya. Giara segera mencari kontak dengan nama Alland, lalu ia memanggil kontak Alland di ponselnya. Giara melihat, saat panggilan itu tersambung ..., ternyata ..., ternyata memang terhubung pada ponsel Nicko. Saat Giara memanggil Alland, ponsel yang Nicko pegang di tangannya berdering. Berarti? Giara menatap Nicko dengan tajam. Pandangannya tak bisa terlepas dari Nicko. Giara masih shock sekaligus kaget melihat kejadian ini. "B-Bapak adalah Alland?" Giara mencoba meyakinkan. "A-Apa?" Nicko mulai mengerti, jika sugar baby yang bernama Diva, adalah Giara Divania, tak lain adalah mahasiswinya sendiri. Giara menghela napas panjangnya. Tak pernah Giara kira, jika pria yang akan menyewanya adalah dosennya sendiri. Apalagi, ini adalah dosen yang benar-benar menjadi musuh bebuyutan Giara di kelasnya. Mimpi apa Giara semalam, jika hari ini harus bertemu dengan Nicko, dalam keadaan seperti ini. Perasaannya jadi campur aduk tak nyaman. Baik Nicko maupun Giara, keduanya sama-sama kaget dan tak menyangka jika kebetulan semacam ini akan menimpa mereka berdua. Akhirnya, Nicko memberanikan diri untuk mengklarifikasi semua ini. "Kau Diva? Ha? Benarkan kau itu Diva?" Nicko masih meyakinkan dirinya. "Bapak Alland kah? Bapak pria yang tempo hari menghubungiku? Astaga, kuharap semua ini hanya mimpi di siang bolong," Giara pasrah, akhirnya sang dosen tahu, jika dirinya adalah seorang wanita sewaan, atau lebih dikenal dengan sebutan sugar baby. "Kamu seorang sugar baby, Giara?" Nicko seakan-akan tak percaya. Giara terdiam. Ucapan Nicko saat ini, seperti tengah merendahkan Giara. Namun Giara sudah sering mendapat pertanyaan menghina seperti ini. Ia sudah biasa mendengarnya dari beberapa orang yang ia kenal. Namun pada Nicko, rasanya Giara jadi tak mau mengalah. Dengan Nicko, rasanya selalu membuat Giara ingin berdebat dengannya. "Ya, memangnya kenapa?" Giara seperti menantang Nicko. "Astaga, aku sungguh tak menyangka jika kamu melakukan pekerjaan semacam ini!" Nicko geleng-geleng kepala. "Aku juga tak menyangka, jika Dosen yang terhormat dan berpendidikan seperti Bapak, mau-maunya menyewa seorang sugar baby seperti aku!" Giara membalas ucapan Nicko dengan sangat tajam dan menyakitkan. "Hey, apa maksudmu! Kamu harus sopan pada orang yang lebih tua dari kamu!" Nicko kesal karena Giara juga mengejeknya. "Bapak memang lebih tua dan harus disegani di kampus, karena Bapak itu Dosenku. Tapi di sini, Bapak bukan siapa-siapa untukku! Aku tak peduli siapa Bapak! Apalagi, seperti merendahkan profesi yang aku jalani saat ini! Aku tak menyangka, sangat-sangat tak menyangka, seseorang yang terhormat seperti Bapak, ternyata membutuhkan sugar baby sepertiku! Ini sungguh mencengangkan." Giara tersenyum ketus pada Nicko. "Jangan kira aku sengaja melakukan hal ini. Aku terpaksa menghubungimu! Jika saja keadaannya tak mendesakku, mana mau aku menyewa sugar baby sepertimu!" Nicko membela diri. "Oh ya? Rasanya, Bapak terlalu munafik. Seakan mempertahankan rumah yang telah roboh! Tak perlu berkilah, jika Bapak adalah pria yang kesepian, dan membutuhkan seorang wanita, untuk menemani Bapak. Pantas saja Anda kesepian, Pak, wanita mana yang mau pada pria jutek dan dingin seperti Anda!" Giara sangat puas telah mencaci Nicko. "Jangan kurang ajar ya kamu! Kelewatan sekali bicaramu ini!" "Jika tahu Bapak yang ingin menyewaku, sejak awal aku tak akan menerimanya. Perjanjian ini kita batalkan saja, Pak. Anggap saja pertemuan ini tak pernah ada. Kuharap, Bapak tak akan membahas pertemuan ini lagi. Maaf atas kata-katas kasar yang kulontarkan pada Bapak. Permisi, aku harus pergi," Giara berniat untuk pergi, ia sebenarnya malu jika terus berhadapan dengan Nicko. Nicko terdiam. Ia berpikir keras. Giara kini telah mengetahui dirinya menyewa seorang sugar baby. Sudah terlanjur basah, kenapa tidak mandi saja sekalian? Nicko berpikir, terus berpikir. Hingga akhirnya, ia berlari mengejar Giara, mencoba menahan Giara agar tak pergi meninggalkannya. Saat posisi Nicko telah dekat dengan Giara, refleks Nicko memegang tangan mulus Giara dan menghentikannya. Nicko ingin berbicara pada Giara, dan berharap jika rahasia ini bisa ditutupi. "G-Giara, tunggu!" Nicko menahan Giara. Giara kaget, karena seseorang memegang tangannya. Giara berbalik, ternyata itu memang Nicko, benar saja dugaannya. Giara tak suka jika Nicko memegang tangannya. Secepat kilat Giara menepis tangan Nicko yang memegang tangannya. "Lepas!" Giata menepis tangan Nicko. "Oh, sorry," Nicko melepaskan tangannya dari tangan Giara. "Ada apa lagi?" tanya Giara ketus. "Maafkan aku. Karena semua ini sudah terlanjur, bagaimana jika kita bahas perjanjian itu? Ada beberapa hal juga yang harus aku katakan padamu. Kuharap, kau menutup mulut dan jaga rahasia ini." pinta Nicko. Giara menatap Nicko sangat pekat. Rupanya, dia memang membutuhkan jasa Giara. Giara merasa puas, ditambah lagi, jika diingat-ingat, Nicko memberikan harga yang tak main-main untuknya. "Apa itu? Baiklah, cepat katakan dan jangan buang-buang waktu Anda, Pak, seperti yang sering Bapak katakan pada saya," Giara sengaja menyindir Nicko secara halus. "Jangan batalkan perjanjian ini," ucap Nicko lagi. "Ternyata Bapak memang membutuhkan saya," Giara merasa sangat-sangat puas. Nicko hanya terdiam, ia tak menjawab lagi ucapan Giara sedikitpun. Kurang ajar, dia berani sekali. Jika aku tak ketahuan olehnya, lebih baik aku batalkan saja dari awal perjanjian ini. Aku hanya takut, jika dia akan menyebarkan gosip tentangku yang menyewa seorang sugar baby. Ucap Nicko dalam hati.Akhirnya Nicko dan Giara duduk bersama. Nicko tertangkap basah karena menyewa Giara. Sebenarnya Nicko juga tercengang, karena mengetahui ternyata Giara seorang sugar baby. Intinya, mereka berdua sama-sama tertangkap basah ketahuan memiliki rahasia masing-masing."Sejak kapan kamu menjadi seorang sugar baby?" tanya Nicko."Bapak fokus saja pada perjanjian kita, jangan menjadi wartawan untukku." Giara sangat malas."Kau ini!" Nicko sangat geram.Sebenarnya Giara malas basa-basi dengan Nicko, namun apa boleh buat, jika semua ini harus terjadi. Giara juga sebenarnya malu, ketahuan oleh Nicko menjadi seorang wanita bayaran. Apalagi, ternyata yang menyewanya adalah Nicko, dosennya sendiri."Aku akan reuni ke Bali, kuharap kamu bisa bekerja sama menjadi pacar pura-pura untukku," pinta Nicko."Bapak ini belum menikah?" Giara terkekeh."Jangan jadi wartawan!" Nicko membalas ucapan menyebalkan Giara."Hish, itu kata-kataku! Ya ampun, speechless aku. Kukira Bapak sudah menikah. Pantas saja menye
"Ini sudah jalan hidupku, dan aku menikmatinya." jawab Giara tanpa basa-basi."Really? Kamu menikmati pria-pria tua yang bermain-main denganmu?" tanya Nicko."As a simple question too. Bapak mau tahu jawabannya? Seperti begini, Pak Nicko memiliki seorang anak, kan? Bukankah anak itu akan bahagia jika dia memiliki seorang Ibu? Kenapa Bapak tak berusaha mencari Ibunya untuk anak Bapak? Apa Bapak tega membiarkan anak Bapak tak bahagia? Apakah sesuatu seperti itu patut dipertanyakan? Kurasa, pertanyaan Bapak terlalu ambigu. Kita memiliki jalan hidup yang berliku dan berwarna. Tidak bisa selalu lurus menjalaninya. Tentunya setiap apa yang kita lakukan, ada alasannya, Pak. Pertanyaan Bapak, seperti pertanyaan, Apa Bapak tega membiarkan anak Bapak tak memiliki seorang Ibu?"Nicko tercengang mendengar penjelasan Giara.Giara berbicara lagi, "Ini adalah jalan yang kupilih. Kita memiliki jalan hidup masing-masing yang begitu bervariasi. Ada yang A, ada yang B, dan ada yang C. Aku begini, Bapak
"Jadi kita satu kamar?" tanya Giara saat mereka berada di dalam satu kamar hotel yang sama."Ya, ranjangnya juga dua. Tak akan ada masalah. Jika kita pisah kamar, Fadli bilang anak-anak malah akan curiga." jawab Nicko."Bilang saja Pak Nicko ingin satu kamar dengan saya!" celetuk Giara."Eh, sembarangan sekali kamu bicara. Mana mau aku satu kamar denganmu! Awalnya aku malah berniat akan memesan kamar baru untukmu! Tapi Fadli malah mencegahnya. Ah rumit sekali memang hidup dengan wanita! Menyesal aku ikut acara reuni seperti ini." Nicko menggaruk-garuk kepalanya.Giara hanya menatap Nicko tanpa memberikan respon apapun. Giara lebih memilih merebahkan dirinya di kasur hotel yang empuk, daripada harus menjawab ucapan Nicko yang tak mau kalah.Nicko menatap heran melihat Giara yang malah enak-enakan merebahkan tubuhnya. Nicko merasa menang, karena ia bisa mematahkan kalimat demi kalimat yang Nicko lontarkan.Jam tiga sore nanti, ada acara makan bersama di pinggir pantai, siapkan dirimu!"
Menjadi seorang sugar baby, bukanlah keinginan gadis cantik nan seksi yang bernama Giara Divania. Gadis berusia 20 tahun ini terpaksa menjadi seorang sugar baby, karena dia harus membiayai Ibunya yang tengah sakit keras.Ayahnya telah meninggal sejak sepuluh tsahun lalu. Semenjak itu, Giara mencoba bekerja keras berjualan demi membantu sang Ibu. Dua tahun terakhir, Ibunya mengidap penyakit diabetes dan jantung, yang menyebabkan Giara harus bekerja ekstra untuk menggantikan posisi Ibunya berjualan kue.Berjualan kue nyatanya tak mampu mencukupi kebutuhan Giara dan sang Ibu. Terlebih biaya berobat jalan tentu saja membutuhkan uang yang tak sedikit. Giara saat ini juga tengah kuliah di sebuah universitas.Hingga akhirnya, Giara diajak oleh salah satu teman masa SMA-nya yang bernama Belva Natasya. Belva bekerja di sebuah diskotek, dan Belva menyarankan agar Giara menjadi sugar baby Om-Om yang ber-uang. Demi menyambung hidup, hal itu tentu saja akan memudahkan Giara untuk mendapatkan uang.
Berbeda dengan Giara, di saat mahasiswa lain memuja dan mengagumi sosok dosen baru mereka, Giara malah terkesan malas menatap wajahnya. Bagaimana tidak, selama mata kuliahnya dengan Pak Sugandi, Giara bisa dengan bebasnya izin sesuka hati, karena Pak Gandi tak pernah mempermasalahkan hal tersebut.Dengan dosen baru seperti sekarang ini, tentu saja Giara tak tahu kebijakan-kebijakan apa yang dia miliki. Giara sangat malas, jika dosen muda dihadapannya ini akan begitu menjengkelkan dan menyebalkan.Sesuai janji, Giara akan bertemu dengan Om Roy pada pukul empat sore. Seperti biasa, ia pasti akan izin jika mata kuliah belum selesai. Jika dengan Pak Gandi, Giara biasa melakukannya. Pak Gandi tak pernah mempersulit izin atau apapun.Namun kali ini, dengan dosen baru ini? Mungkinkah Giara bisa alasan izin seperti biasanya? Ada sedikit kekhawatiran dalam diri Giara saat ini. Ia tak tahu bagaimana karakter dosen barunya ini.Perkenalan demi perkenalan, telah Nicko langsungkan. Sebagai dosen b
“Lo berdebat apa sama Pak Nicko? Gak diizinin pulang duluan ya?” tanya Belva saat Giara kembali duduk ke mejanya.“Iya, gue gak nyangka dia galak banget! Padahal kan, dia itu baru pertama kali ngajar di sini, tapi gayanya udah kayak dosen senior aja yang maen larang-larang! Gimana gak gedek coba gue! Udah nyaman dan enak sama Pak Gandi, eh malah diganti sama dosen rese kayak dia. Gimana coba sekarang? Om Roy udah ada di depan kampus kita, Bel ... gue emang udah kirim pesan ke dia, kalau gue gak bisa keluar sekarang. Tapi, belum ada balasan juga dari Om Roy. Bahaya, nih, cuan gue bisa ilang kalo sampe gagal makan malam sama Om Roy!” bisik Giara di telinga Belva.Belva menepuk-nepuk pundak Giara. Seakan tahu perasaan sahabatnya saat ini. Belva tak pernah serumit Giara, karena Belva bekerja di malam hari, saat mereka telah pulang kampus. Berbeda dengan Giara, yang selalu mengiyakan permintaan para sugar daddy, kapanpun mereka ingin bertemu dan jalan-jalan.Tak lama kemudian, Giara memint
Sesampainya di rumah, Nicko melihat anaknya sudah tidur dengan sang Ibu. Nicko jadi tak tega jika harus mengganggu Queen. Segera ia bergegas ke kamarnya dan membersihkan dirinya. Jika menatap sang putri, Nicko selalu terbayang-bayang akan wajah mantan istrinya.Diana Rininta, dialah mantan istri Nicko. Diana meninggalkan Nicko setelah tiga bulan Queen lahir ke dunia. Wanita yang sangat Nicko cintai, namun dengan teganya meninggalkan Nicko dan putrinya yang masih bayi. Bisa-Bisanya, Diana meninggalkan mereka, tanpa sebab dan jejak sedikitpun.Dari pernikahan yang hanya seumur jagung itu, Nicko dikaruniai seorang putri yang bernama Queen. Queen hanya merasakan kasih sayang Bundanya sampai usia tiga bulan. Setelah itu, Diana pergi begitu saja tanpa sepengetahuan Nicko. Memang, pernikahan itu tak dikehendaki oleh keluarga Diana, sehingga mungkin tekanan demi tekanan dirasakan oleh Diana.Nicko berkali-kali menanyakan kabar Diana pada keluarganya, namun ternyata Keluarga Diana malah menyal
Tiga hari kemudian ....Hari ini, jadwal Nicko mengajar di kelas Giara. Sesuai dengan janjinya pada sang sugar baby, Nicko akan bertemu dengannya sekitar pukul lima sore. Sang sugar baby ternyata menolak, dia meminta agar pertemuan diundur menjadi pukul setengah enam. Akhirnya, Nicko pun mengiyakan permintaan sugar baby yang bernama Diva tersebut.Seperti biasa, Nicko memberi materi dan tugas di kelas ini. Nicko sangat intens memerhatikan Giara, karena ia selalu teringat dengan amanat Pak Sugandi. Nicko ingin Giara sungguh-sungguh dalam mata kuliahnya.Giara kesal, karena Nicko tak henti-hentinya menatap tajam padanya. Sebenarnya, jika Giara serius dalam kuliahnya, semua tugas dan materi bisa selesai dengan cepat. Seperti saat ini, Giara telah lebih dulu menyelesaikan tugasnya dibanding dengan rekan yang lain. Namun Giara malas, jika harus mengumpulkan lebih dulu pada Nicko."Tumben lu cepet ngerjainnya. Ada angin apa?" sindir Belva."Males lah, diperhatiin dosen rese itu terus! Padah
"Jadi kita satu kamar?" tanya Giara saat mereka berada di dalam satu kamar hotel yang sama."Ya, ranjangnya juga dua. Tak akan ada masalah. Jika kita pisah kamar, Fadli bilang anak-anak malah akan curiga." jawab Nicko."Bilang saja Pak Nicko ingin satu kamar dengan saya!" celetuk Giara."Eh, sembarangan sekali kamu bicara. Mana mau aku satu kamar denganmu! Awalnya aku malah berniat akan memesan kamar baru untukmu! Tapi Fadli malah mencegahnya. Ah rumit sekali memang hidup dengan wanita! Menyesal aku ikut acara reuni seperti ini." Nicko menggaruk-garuk kepalanya.Giara hanya menatap Nicko tanpa memberikan respon apapun. Giara lebih memilih merebahkan dirinya di kasur hotel yang empuk, daripada harus menjawab ucapan Nicko yang tak mau kalah.Nicko menatap heran melihat Giara yang malah enak-enakan merebahkan tubuhnya. Nicko merasa menang, karena ia bisa mematahkan kalimat demi kalimat yang Nicko lontarkan.Jam tiga sore nanti, ada acara makan bersama di pinggir pantai, siapkan dirimu!"
"Ini sudah jalan hidupku, dan aku menikmatinya." jawab Giara tanpa basa-basi."Really? Kamu menikmati pria-pria tua yang bermain-main denganmu?" tanya Nicko."As a simple question too. Bapak mau tahu jawabannya? Seperti begini, Pak Nicko memiliki seorang anak, kan? Bukankah anak itu akan bahagia jika dia memiliki seorang Ibu? Kenapa Bapak tak berusaha mencari Ibunya untuk anak Bapak? Apa Bapak tega membiarkan anak Bapak tak bahagia? Apakah sesuatu seperti itu patut dipertanyakan? Kurasa, pertanyaan Bapak terlalu ambigu. Kita memiliki jalan hidup yang berliku dan berwarna. Tidak bisa selalu lurus menjalaninya. Tentunya setiap apa yang kita lakukan, ada alasannya, Pak. Pertanyaan Bapak, seperti pertanyaan, Apa Bapak tega membiarkan anak Bapak tak memiliki seorang Ibu?"Nicko tercengang mendengar penjelasan Giara.Giara berbicara lagi, "Ini adalah jalan yang kupilih. Kita memiliki jalan hidup masing-masing yang begitu bervariasi. Ada yang A, ada yang B, dan ada yang C. Aku begini, Bapak
Akhirnya Nicko dan Giara duduk bersama. Nicko tertangkap basah karena menyewa Giara. Sebenarnya Nicko juga tercengang, karena mengetahui ternyata Giara seorang sugar baby. Intinya, mereka berdua sama-sama tertangkap basah ketahuan memiliki rahasia masing-masing."Sejak kapan kamu menjadi seorang sugar baby?" tanya Nicko."Bapak fokus saja pada perjanjian kita, jangan menjadi wartawan untukku." Giara sangat malas."Kau ini!" Nicko sangat geram.Sebenarnya Giara malas basa-basi dengan Nicko, namun apa boleh buat, jika semua ini harus terjadi. Giara juga sebenarnya malu, ketahuan oleh Nicko menjadi seorang wanita bayaran. Apalagi, ternyata yang menyewanya adalah Nicko, dosennya sendiri."Aku akan reuni ke Bali, kuharap kamu bisa bekerja sama menjadi pacar pura-pura untukku," pinta Nicko."Bapak ini belum menikah?" Giara terkekeh."Jangan jadi wartawan!" Nicko membalas ucapan menyebalkan Giara."Hish, itu kata-kataku! Ya ampun, speechless aku. Kukira Bapak sudah menikah. Pantas saja menye
Diva~ : Kamu di mana? Aku sedang berjalan menuju taman lampu.Giara membaca isi pesan dari Alland. Ia pun segera memalingkan pandangannya dari dosen rese yang berada di taman yang sama dengannya. Giara berharap, agar ia tak akan bertemu lagi dengan Nicko di tempat ini.Giara terus berjalan menjauhi Nicko, karena ia tak ingin berpapasan dengan dosen menyebalkannya itu. Giara sengaja mencari tempat lain, agar Nicko tak melihat dirinya. Tak lama, Giara membalas pesan Alland, agar Alland juga menuju ke taman lampu, karena Giara akan segera menuju ke sana.Alland : Baiklah, aku ke taman lampu sekarang. Tunggu aku di sana,Giara membaca isi pesan itu. Ia yakin, jika pria tersebut akan mendatanginya ke taman lampu. Giara mencari-cari tempat yang nyaman, dan lumayan ramai. Saat menemukan tempat yang menurutnya nyaman, Giara pun duduk di kursi taman.Alland : Kamu pakai baju warna apa? Posisimu di mana?Pria itu mengirim pesan lagi pada Giara. Agar tak memusingkannya, Giara mengiriminya sebua
Tiga hari kemudian ....Hari ini, jadwal Nicko mengajar di kelas Giara. Sesuai dengan janjinya pada sang sugar baby, Nicko akan bertemu dengannya sekitar pukul lima sore. Sang sugar baby ternyata menolak, dia meminta agar pertemuan diundur menjadi pukul setengah enam. Akhirnya, Nicko pun mengiyakan permintaan sugar baby yang bernama Diva tersebut.Seperti biasa, Nicko memberi materi dan tugas di kelas ini. Nicko sangat intens memerhatikan Giara, karena ia selalu teringat dengan amanat Pak Sugandi. Nicko ingin Giara sungguh-sungguh dalam mata kuliahnya.Giara kesal, karena Nicko tak henti-hentinya menatap tajam padanya. Sebenarnya, jika Giara serius dalam kuliahnya, semua tugas dan materi bisa selesai dengan cepat. Seperti saat ini, Giara telah lebih dulu menyelesaikan tugasnya dibanding dengan rekan yang lain. Namun Giara malas, jika harus mengumpulkan lebih dulu pada Nicko."Tumben lu cepet ngerjainnya. Ada angin apa?" sindir Belva."Males lah, diperhatiin dosen rese itu terus! Padah
Sesampainya di rumah, Nicko melihat anaknya sudah tidur dengan sang Ibu. Nicko jadi tak tega jika harus mengganggu Queen. Segera ia bergegas ke kamarnya dan membersihkan dirinya. Jika menatap sang putri, Nicko selalu terbayang-bayang akan wajah mantan istrinya.Diana Rininta, dialah mantan istri Nicko. Diana meninggalkan Nicko setelah tiga bulan Queen lahir ke dunia. Wanita yang sangat Nicko cintai, namun dengan teganya meninggalkan Nicko dan putrinya yang masih bayi. Bisa-Bisanya, Diana meninggalkan mereka, tanpa sebab dan jejak sedikitpun.Dari pernikahan yang hanya seumur jagung itu, Nicko dikaruniai seorang putri yang bernama Queen. Queen hanya merasakan kasih sayang Bundanya sampai usia tiga bulan. Setelah itu, Diana pergi begitu saja tanpa sepengetahuan Nicko. Memang, pernikahan itu tak dikehendaki oleh keluarga Diana, sehingga mungkin tekanan demi tekanan dirasakan oleh Diana.Nicko berkali-kali menanyakan kabar Diana pada keluarganya, namun ternyata Keluarga Diana malah menyal
“Lo berdebat apa sama Pak Nicko? Gak diizinin pulang duluan ya?” tanya Belva saat Giara kembali duduk ke mejanya.“Iya, gue gak nyangka dia galak banget! Padahal kan, dia itu baru pertama kali ngajar di sini, tapi gayanya udah kayak dosen senior aja yang maen larang-larang! Gimana gak gedek coba gue! Udah nyaman dan enak sama Pak Gandi, eh malah diganti sama dosen rese kayak dia. Gimana coba sekarang? Om Roy udah ada di depan kampus kita, Bel ... gue emang udah kirim pesan ke dia, kalau gue gak bisa keluar sekarang. Tapi, belum ada balasan juga dari Om Roy. Bahaya, nih, cuan gue bisa ilang kalo sampe gagal makan malam sama Om Roy!” bisik Giara di telinga Belva.Belva menepuk-nepuk pundak Giara. Seakan tahu perasaan sahabatnya saat ini. Belva tak pernah serumit Giara, karena Belva bekerja di malam hari, saat mereka telah pulang kampus. Berbeda dengan Giara, yang selalu mengiyakan permintaan para sugar daddy, kapanpun mereka ingin bertemu dan jalan-jalan.Tak lama kemudian, Giara memint
Berbeda dengan Giara, di saat mahasiswa lain memuja dan mengagumi sosok dosen baru mereka, Giara malah terkesan malas menatap wajahnya. Bagaimana tidak, selama mata kuliahnya dengan Pak Sugandi, Giara bisa dengan bebasnya izin sesuka hati, karena Pak Gandi tak pernah mempermasalahkan hal tersebut.Dengan dosen baru seperti sekarang ini, tentu saja Giara tak tahu kebijakan-kebijakan apa yang dia miliki. Giara sangat malas, jika dosen muda dihadapannya ini akan begitu menjengkelkan dan menyebalkan.Sesuai janji, Giara akan bertemu dengan Om Roy pada pukul empat sore. Seperti biasa, ia pasti akan izin jika mata kuliah belum selesai. Jika dengan Pak Gandi, Giara biasa melakukannya. Pak Gandi tak pernah mempersulit izin atau apapun.Namun kali ini, dengan dosen baru ini? Mungkinkah Giara bisa alasan izin seperti biasanya? Ada sedikit kekhawatiran dalam diri Giara saat ini. Ia tak tahu bagaimana karakter dosen barunya ini.Perkenalan demi perkenalan, telah Nicko langsungkan. Sebagai dosen b
Menjadi seorang sugar baby, bukanlah keinginan gadis cantik nan seksi yang bernama Giara Divania. Gadis berusia 20 tahun ini terpaksa menjadi seorang sugar baby, karena dia harus membiayai Ibunya yang tengah sakit keras.Ayahnya telah meninggal sejak sepuluh tsahun lalu. Semenjak itu, Giara mencoba bekerja keras berjualan demi membantu sang Ibu. Dua tahun terakhir, Ibunya mengidap penyakit diabetes dan jantung, yang menyebabkan Giara harus bekerja ekstra untuk menggantikan posisi Ibunya berjualan kue.Berjualan kue nyatanya tak mampu mencukupi kebutuhan Giara dan sang Ibu. Terlebih biaya berobat jalan tentu saja membutuhkan uang yang tak sedikit. Giara saat ini juga tengah kuliah di sebuah universitas.Hingga akhirnya, Giara diajak oleh salah satu teman masa SMA-nya yang bernama Belva Natasya. Belva bekerja di sebuah diskotek, dan Belva menyarankan agar Giara menjadi sugar baby Om-Om yang ber-uang. Demi menyambung hidup, hal itu tentu saja akan memudahkan Giara untuk mendapatkan uang.