Tiga hari kemudian ....
Hari ini, jadwal Nicko mengajar di kelas Giara. Sesuai dengan janjinya pada sang sugar baby, Nicko akan bertemu dengannya sekitar pukul lima sore. Sang sugar baby ternyata menolak, dia meminta agar pertemuan diundur menjadi pukul setengah enam. Akhirnya, Nicko pun mengiyakan permintaan sugar baby yang bernama Diva tersebut.
Seperti biasa, Nicko memberi materi dan tugas di kelas ini. Nicko sangat intens memerhatikan Giara, karena ia selalu teringat dengan amanat Pak Sugandi. Nicko ingin Giara sungguh-sungguh dalam mata kuliahnya.
Giara kesal, karena Nicko tak henti-hentinya menatap tajam padanya. Sebenarnya, jika Giara serius dalam kuliahnya, semua tugas dan materi bisa selesai dengan cepat. Seperti saat ini, Giara telah lebih dulu menyelesaikan tugasnya dibanding dengan rekan yang lain. Namun Giara malas, jika harus mengumpulkan lebih dulu pada Nicko.
"Tumben lu cepet ngerjainnya. Ada angin apa?" sindir Belva.
"Males lah, diperhatiin dosen rese itu terus! Padahal, sebenarnya gue ini pintar. Dia aja yang sok-sok ngatur gue."
"Jangan gitu lu. Di kelas ini, cuma lu doang tahu gak yang gak suka ama Pak Nicko! Hati-Hati kualat lu, Ra." Belva lagi-lagi terkekeh.
"Berisik lu ah! Oh iya, ngomong-ngomong, gue minggu depan mau ke Bali loh. Ada cowok yang mau sewa gue buat jadi pacar pura-puranya dia! Dan lo tahu gak Bel, dia berani bayar mahal. Mungkin karena takut gue tolak kali!" Giara terkekeh.
Belva mengernyitkan dahinya, "Hati-Hati lo kalau sama cowok yang belum dikenal. Apalagi perjalanan jauh gitu. Bahaya kalau dia macem-macem, dan lu gak bisa lindungin diri lu. Mending jangan ambil deh," Belva memberi saran.
"Ya elah lu, mana bisa gue tolak. Gue minta 3 juta, eh dia malah nambahin jadi 5 juta katanya! Gimana gue gak tergiur coba.
"Gila lu ya? Kenapa gak hati-hati sih? Jangan deh! Cari aman aja kalau lu belum kenal ama orangnya. Apa lu udah tanya, dia dapet nomer lu dari mana?" Belva semakin khawatir.
"Gue gak tanya, sih. Ya mungkin aja dia tahu dari internet atau tahu dari temennya gitu. Dah lah, gak usah terlalu khawatir gitu kenapa? Gue juga bisa antisipasi, kok. Gue sama dia mau ketemu sore ini. Sialnya, dia minta ketemu jam 5. Padahal, gue kan kelar kampus jam setengah enam karena nih dosen rese!" Giara menggerutu lagi.
"Terus gimana? Lu undur waktunya?"
"Iyalah, gue bilang aja setengah enam atau jam enam. Gue mana bisa izin pulang duluan sekarang?" sambar Giara.
Giara tak menyadari, jika Nicko saat ini tengah memerhatikan dirinya yang sibuk mengobrol. Tanpa basa-basi, Nicko segera menegur Giara dan Belva yang terkesan lalai dalam pembelajaran.
"Giara, Belva! Saya perhatikan, kalian sejak tadi ngobrol terus kerjanya! Selesaikan tugas yang saya berikan, bukan ngobrol terus seperti itu!" Tegur Nicko sembari melotot tajam.
"M-maaf, Pak," ucap Belva.
"Tugas saya sudah selesai sejak tadi, Pak," Giara sengaja menunggu momen-momen ini.
"Kalau sudah, kerjakan tugasmu yang lain! Kamu pikir, tugasmu hanya itu saja? Banyak sekali tugas yang belum kamu selesaikan!" balas Nicko mengalahkan Giara.
Sial, dia terus aja bikin gue mati kutu. Batin Giara dalam hati.
Nicko kembali memeriksa tugas anak-anak yang lain. Ia sengaja bersikap tegas pada Giara, karena ia memang harus mendompleng Giara, agar segan padanya. Beberapa saat telah berlalu, waktu kini menunjukkan pukul lima sore.
Nicko melirik jam tangan casio-nya, sudah jam lima. Nicko rasa, ia harus menyudahi saja mata kuliah kali ini. Karena ada suatu hal, dan Nicko memang akan bertemu dengan seseorang.
"Attention, please ... untuk semuanya, tugas-tugas yang saya berikan, harap dikumpulkan lusa nanti. Saya tegaskan, jangan sampai ada yang tidak mengerjakannya. Apalagi dengan alasan lupa, ataupun buku ketinggalan. Saya ingin kalian serius menjalani mata kuliah ini. Mengerti?" Nicko berkata dengan sangat tegas.
"Mengerti, Pak," seru semua mahasiswa.
"Baiklah, kita sudahi saja kelas hari ini. Saya ada keperluan lain, karena itu saya cukupkan kelas sampai di sini. Stay safe, dan selamat sore semuanya." Nicko membereskan beberapa buku dan tas nya, lalu ia pergi meninggalkan ruang kelas.
Betapa tercengangnya Giara, karena akhirnya mata kuliah dengan Nicko selesai juga pukul lima sore. Tahu begini, sejak awal Giara akan berkata pada pria yang akan bertemu dengannya, untuk menyetujui bertemu saat jam lima.
"Dasar dosen egois! Kalau dia aja yang ada keperluan, bisa cepet-cepet pergi! Tapi kalau gue, mau izin aja susahnya minta ampun. Sumpah ya, nyebelinnya bukan main tuh dosen rese!" Giara terus menggerutu sepanjang perjalanannya pulang kampus.
"Ya elah, mak lampir marah-marah aja sih. Udah, napa? Kalau Pak Nicko kan emang mungkin ada keperluan penting, beda ama elu! Yang keperluannya tuh karena mau ketemu sama Om-Om!" Belva tertawa puas.
"Lama-Lama lu nyebelin juga, ya! Lu belain Dosen rese itu mulu! Lu itu sebenernya temen gue apa temennya dia sih?"
"Idih, sensitif amat sih Ra! Udah ah, lu ngambekan sih, gak asyik. Ngomong-Ngomong, lu mau ketemuan di mana sama cowok itu? Siapa sih namanya?" Belva penasaran.
"Di taman anggrek, malam ini ada live music sama acara skate gitu, jadi pasti seru. Nama dia itu Alland, masih agak muda sih, gak tua-ua amat. Seumuran kali ya ama si Dosen rese itu," Giara membandingkan.
"Wah, bukan Om-Om dong! Gue ikut ya? Gue juga mau tahu gimana orangnya ..."
"Eh jangan, lu mau jadi nyamuk? Lagipula gue juga gak akan lama ketemu sama dia. Gue cuma mau tahu orangnya kayak gimana, dan tugas gue nanti apa aja. Setelah itu, gue minta DP tanda jadi deh ama dia." jelas Giara.
"Yaelah, pelit banget lu. Yaudin deh, gue mau pulang ke kosan aja. Gue siap-siap kerja. Bye-Bye, Ra, hati-hati lo ya. Takut-Takut kalau dia pria jahat!" bisik Belva.
"Rese lu, malah doain yang enggak-enggak!"
Giara akhirnya pergi sendiri menuju tempat yang sudah dijanjikan. Tempatnya tak begitu jauh dari kampus, hanya tinggal satu kali naik angkutan umum, tak lama juga pasti sampai di taman anggrek.
Sepuluh menit berlalu, akhirnya Giara telah sampai di tempat yang dituju. Giara membuka ponselnya, ternyata lima menit yang lalu, ada sebuah pesan masuk, dan ternyata dari pria yang akan ditemui Giara, yaitu Alland.
Alland : Aku sudah berada di taman anggrek.
Begitulah pesan yang dikirimkan pada Giara. Giara berjalan pelan-pelan, sembari mencari di mana keberadaan pria yang bernama Alland itu. Saat Giara melangkah masuk area taman, betapa kagetnya Giara, karena melihat Nicko tengah berdiri di dekat arena skate yang mulai ramai.
"Astaga! Sial banget gue hari ini! Kenapa di taman ini harus ada si dosen rese itu? Eh bener kan itu dia? Itu Pak Nicko? Ngapain coba dia di sini? Aaaah, kurang ajar emang tu dosen! Ternyata, dia sengaja pulang cepet. Bilangnya ada urusan, tahunya? Mmm, dia pasti mau ngapel sama ceweknya. Eh, ceweknya, apa istrinya ya? Ah, dah lah, bodo amat deh! Emang gue pikirin. Di kampus dia boleh ngatur-ngatur gue. Tapi di luar? No! Dia gak ngaruh buat gue!"
Giara mengangkat bahunya, lalu berjalan meninggalkan arena skate, dan berniat membalas pesan dari Alland secepatnya.
*Bersambung*
Menjadi seorang sugar baby, bukanlah keinginan gadis cantik nan seksi yang bernama Giara Divania. Gadis berusia 20 tahun ini terpaksa menjadi seorang sugar baby, karena dia harus membiayai Ibunya yang tengah sakit keras.Ayahnya telah meninggal sejak sepuluh tsahun lalu. Semenjak itu, Giara mencoba bekerja keras berjualan demi membantu sang Ibu. Dua tahun terakhir, Ibunya mengidap penyakit diabetes dan jantung, yang menyebabkan Giara harus bekerja ekstra untuk menggantikan posisi Ibunya berjualan kue.Berjualan kue nyatanya tak mampu mencukupi kebutuhan Giara dan sang Ibu. Terlebih biaya berobat jalan tentu saja membutuhkan uang yang tak sedikit. Giara saat ini juga tengah kuliah di sebuah universitas.Hingga akhirnya, Giara diajak oleh salah satu teman masa SMA-nya yang bernama Belva Natasya. Belva bekerja di sebuah diskotek, dan Belva menyarankan agar Giara menjadi sugar baby Om-Om yang ber-uang. Demi menyambung hidup, hal itu tentu saja akan memudahkan Giara untuk mendapatkan uang.
Berbeda dengan Giara, di saat mahasiswa lain memuja dan mengagumi sosok dosen baru mereka, Giara malah terkesan malas menatap wajahnya. Bagaimana tidak, selama mata kuliahnya dengan Pak Sugandi, Giara bisa dengan bebasnya izin sesuka hati, karena Pak Gandi tak pernah mempermasalahkan hal tersebut.Dengan dosen baru seperti sekarang ini, tentu saja Giara tak tahu kebijakan-kebijakan apa yang dia miliki. Giara sangat malas, jika dosen muda dihadapannya ini akan begitu menjengkelkan dan menyebalkan.Sesuai janji, Giara akan bertemu dengan Om Roy pada pukul empat sore. Seperti biasa, ia pasti akan izin jika mata kuliah belum selesai. Jika dengan Pak Gandi, Giara biasa melakukannya. Pak Gandi tak pernah mempersulit izin atau apapun.Namun kali ini, dengan dosen baru ini? Mungkinkah Giara bisa alasan izin seperti biasanya? Ada sedikit kekhawatiran dalam diri Giara saat ini. Ia tak tahu bagaimana karakter dosen barunya ini.Perkenalan demi perkenalan, telah Nicko langsungkan. Sebagai dosen b
“Lo berdebat apa sama Pak Nicko? Gak diizinin pulang duluan ya?” tanya Belva saat Giara kembali duduk ke mejanya.“Iya, gue gak nyangka dia galak banget! Padahal kan, dia itu baru pertama kali ngajar di sini, tapi gayanya udah kayak dosen senior aja yang maen larang-larang! Gimana gak gedek coba gue! Udah nyaman dan enak sama Pak Gandi, eh malah diganti sama dosen rese kayak dia. Gimana coba sekarang? Om Roy udah ada di depan kampus kita, Bel ... gue emang udah kirim pesan ke dia, kalau gue gak bisa keluar sekarang. Tapi, belum ada balasan juga dari Om Roy. Bahaya, nih, cuan gue bisa ilang kalo sampe gagal makan malam sama Om Roy!” bisik Giara di telinga Belva.Belva menepuk-nepuk pundak Giara. Seakan tahu perasaan sahabatnya saat ini. Belva tak pernah serumit Giara, karena Belva bekerja di malam hari, saat mereka telah pulang kampus. Berbeda dengan Giara, yang selalu mengiyakan permintaan para sugar daddy, kapanpun mereka ingin bertemu dan jalan-jalan.Tak lama kemudian, Giara memint
Sesampainya di rumah, Nicko melihat anaknya sudah tidur dengan sang Ibu. Nicko jadi tak tega jika harus mengganggu Queen. Segera ia bergegas ke kamarnya dan membersihkan dirinya. Jika menatap sang putri, Nicko selalu terbayang-bayang akan wajah mantan istrinya.Diana Rininta, dialah mantan istri Nicko. Diana meninggalkan Nicko setelah tiga bulan Queen lahir ke dunia. Wanita yang sangat Nicko cintai, namun dengan teganya meninggalkan Nicko dan putrinya yang masih bayi. Bisa-Bisanya, Diana meninggalkan mereka, tanpa sebab dan jejak sedikitpun.Dari pernikahan yang hanya seumur jagung itu, Nicko dikaruniai seorang putri yang bernama Queen. Queen hanya merasakan kasih sayang Bundanya sampai usia tiga bulan. Setelah itu, Diana pergi begitu saja tanpa sepengetahuan Nicko. Memang, pernikahan itu tak dikehendaki oleh keluarga Diana, sehingga mungkin tekanan demi tekanan dirasakan oleh Diana.Nicko berkali-kali menanyakan kabar Diana pada keluarganya, namun ternyata Keluarga Diana malah menyal
Tiga hari kemudian ....Hari ini, jadwal Nicko mengajar di kelas Giara. Sesuai dengan janjinya pada sang sugar baby, Nicko akan bertemu dengannya sekitar pukul lima sore. Sang sugar baby ternyata menolak, dia meminta agar pertemuan diundur menjadi pukul setengah enam. Akhirnya, Nicko pun mengiyakan permintaan sugar baby yang bernama Diva tersebut.Seperti biasa, Nicko memberi materi dan tugas di kelas ini. Nicko sangat intens memerhatikan Giara, karena ia selalu teringat dengan amanat Pak Sugandi. Nicko ingin Giara sungguh-sungguh dalam mata kuliahnya.Giara kesal, karena Nicko tak henti-hentinya menatap tajam padanya. Sebenarnya, jika Giara serius dalam kuliahnya, semua tugas dan materi bisa selesai dengan cepat. Seperti saat ini, Giara telah lebih dulu menyelesaikan tugasnya dibanding dengan rekan yang lain. Namun Giara malas, jika harus mengumpulkan lebih dulu pada Nicko."Tumben lu cepet ngerjainnya. Ada angin apa?" sindir Belva."Males lah, diperhatiin dosen rese itu terus! Padah
Sesampainya di rumah, Nicko melihat anaknya sudah tidur dengan sang Ibu. Nicko jadi tak tega jika harus mengganggu Queen. Segera ia bergegas ke kamarnya dan membersihkan dirinya. Jika menatap sang putri, Nicko selalu terbayang-bayang akan wajah mantan istrinya.Diana Rininta, dialah mantan istri Nicko. Diana meninggalkan Nicko setelah tiga bulan Queen lahir ke dunia. Wanita yang sangat Nicko cintai, namun dengan teganya meninggalkan Nicko dan putrinya yang masih bayi. Bisa-Bisanya, Diana meninggalkan mereka, tanpa sebab dan jejak sedikitpun.Dari pernikahan yang hanya seumur jagung itu, Nicko dikaruniai seorang putri yang bernama Queen. Queen hanya merasakan kasih sayang Bundanya sampai usia tiga bulan. Setelah itu, Diana pergi begitu saja tanpa sepengetahuan Nicko. Memang, pernikahan itu tak dikehendaki oleh keluarga Diana, sehingga mungkin tekanan demi tekanan dirasakan oleh Diana.Nicko berkali-kali menanyakan kabar Diana pada keluarganya, namun ternyata Keluarga Diana malah menyal
“Lo berdebat apa sama Pak Nicko? Gak diizinin pulang duluan ya?” tanya Belva saat Giara kembali duduk ke mejanya.“Iya, gue gak nyangka dia galak banget! Padahal kan, dia itu baru pertama kali ngajar di sini, tapi gayanya udah kayak dosen senior aja yang maen larang-larang! Gimana gak gedek coba gue! Udah nyaman dan enak sama Pak Gandi, eh malah diganti sama dosen rese kayak dia. Gimana coba sekarang? Om Roy udah ada di depan kampus kita, Bel ... gue emang udah kirim pesan ke dia, kalau gue gak bisa keluar sekarang. Tapi, belum ada balasan juga dari Om Roy. Bahaya, nih, cuan gue bisa ilang kalo sampe gagal makan malam sama Om Roy!” bisik Giara di telinga Belva.Belva menepuk-nepuk pundak Giara. Seakan tahu perasaan sahabatnya saat ini. Belva tak pernah serumit Giara, karena Belva bekerja di malam hari, saat mereka telah pulang kampus. Berbeda dengan Giara, yang selalu mengiyakan permintaan para sugar daddy, kapanpun mereka ingin bertemu dan jalan-jalan.Tak lama kemudian, Giara memint
Berbeda dengan Giara, di saat mahasiswa lain memuja dan mengagumi sosok dosen baru mereka, Giara malah terkesan malas menatap wajahnya. Bagaimana tidak, selama mata kuliahnya dengan Pak Sugandi, Giara bisa dengan bebasnya izin sesuka hati, karena Pak Gandi tak pernah mempermasalahkan hal tersebut.Dengan dosen baru seperti sekarang ini, tentu saja Giara tak tahu kebijakan-kebijakan apa yang dia miliki. Giara sangat malas, jika dosen muda dihadapannya ini akan begitu menjengkelkan dan menyebalkan.Sesuai janji, Giara akan bertemu dengan Om Roy pada pukul empat sore. Seperti biasa, ia pasti akan izin jika mata kuliah belum selesai. Jika dengan Pak Gandi, Giara biasa melakukannya. Pak Gandi tak pernah mempersulit izin atau apapun.Namun kali ini, dengan dosen baru ini? Mungkinkah Giara bisa alasan izin seperti biasanya? Ada sedikit kekhawatiran dalam diri Giara saat ini. Ia tak tahu bagaimana karakter dosen barunya ini.Perkenalan demi perkenalan, telah Nicko langsungkan. Sebagai dosen b
Menjadi seorang sugar baby, bukanlah keinginan gadis cantik nan seksi yang bernama Giara Divania. Gadis berusia 20 tahun ini terpaksa menjadi seorang sugar baby, karena dia harus membiayai Ibunya yang tengah sakit keras.Ayahnya telah meninggal sejak sepuluh tsahun lalu. Semenjak itu, Giara mencoba bekerja keras berjualan demi membantu sang Ibu. Dua tahun terakhir, Ibunya mengidap penyakit diabetes dan jantung, yang menyebabkan Giara harus bekerja ekstra untuk menggantikan posisi Ibunya berjualan kue.Berjualan kue nyatanya tak mampu mencukupi kebutuhan Giara dan sang Ibu. Terlebih biaya berobat jalan tentu saja membutuhkan uang yang tak sedikit. Giara saat ini juga tengah kuliah di sebuah universitas.Hingga akhirnya, Giara diajak oleh salah satu teman masa SMA-nya yang bernama Belva Natasya. Belva bekerja di sebuah diskotek, dan Belva menyarankan agar Giara menjadi sugar baby Om-Om yang ber-uang. Demi menyambung hidup, hal itu tentu saja akan memudahkan Giara untuk mendapatkan uang.