Share

6. Apa Rencanamu?

Penulis: Namericanou
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-14 19:29:07

Rona menggeliat karena dering ponsel yang memekakan telinga tiada henti. Satu tangannya keluar dari balik selimut tebal dan sibuk meraba-raba area sekitar sesuai arah sumber suara.

Tepat di bawah bantal benda pipih itu ditemukan. Segera ia mengangkat panggilan tanpa memastikan dulu identitas si penelepon.

“Lo di mana?!”

Dari suaranya Rona langsung mengenalinya. Sembari mengucek mata sebelum membuka sepenuhnya, ia lantas mengerjap perlahan.

“Gue di kamar,” jawab Rona asal dengan rambut berantakan.

Pandangannya memendar ke sekeliling. Langit-langit putih yang senada dengan dinding. Ruangan yang ditempatinya terbilang megah, arsitektur bukan kaleng-kaleng hingga furniture terbaik.

Rona hendak bangkit duduk, tapi kepalanya masih cukup berat untuk diajak bergerak banyak.

“Kamar mana?” Yuyun makin mengomel. “Lo nggak balik ke apartemen gue, atau kasih gue kabar sama sekali ya!”

Rona mengambil napas dalam. “Bentar, gue masih pusing,” jawabnya sambil menahan sisa nyeri di kepala akibat minuman yang ia konsumsi semalam.

Astaga, jadi lo mabok-mabokan semalem? Lo sadar nggak, sih, udah berbuat seenaknya tanpa sepengetahuan gue?”

“Ya kali minum dikit udah dianggap seenaknya, Yun?" balas Rona membela diri. "Gue nggak ngapa-ngapain, sumpah deh.”

“Kalau gitu, kasih tahu di mana lo sekarang! Ada hal penting yang mau gue tanyakan soal kelakuan lo!”

Setelah beberapa saat, barulah kesadaran Rona kembali perlahan. Ia duduk dengan susah payah sambil mengamati sekelilingnya.

“Eh, iya. Ini gue di mana?” tanyanya bingung dan kekhawatiran mulai merasukinya.

“Jangan belagak kayak orang bodoh, Na.”

“Yun ... sumpah, gue nggak tahu ini di mana. Kok gue di kamar hotel, terus—“

Rona melotot saat selimutnya melorot dan memperlihatkan bagian gundukan di dadanya tanpa ditutupi apa pun. Refleks ia meraih selimut tersebut dan mengapitnya dengan ketiak.

Ia nyaris mengumpat menyadari kegilaannya begitu bangun dari tidur panjang. Kalau saja ia mengungkapkan semuanya pada Yuyun, manajernya itu pasti mengamuk tanpa ampun.

“Shareloc!” seru Yuyun tak sabaran. “Gue butuh ketemu langsung sama lo sekarang juga!”

“Iya, iya. Nggak usah galak-galak gitu, dong. Ini gue masih pusing, belum bisa mencerna baik-baik, Yun.” Rona menggerutu sambil mempelajari situasi dirinya.

“Halah, mana mungkin lo bisa main tandatangan kontrak sama Step Up Entertaintment?”

“Apa?” Untuk kesekian kali, mata Rona membeliak lebar. “Maksud lo apa ngomong gitu?”

Pihak HR Step Up baru aja kabarin gue kalau lo resmi jadi artis baru mereka!”

Kening Rona berkerut-kerut. “Hah?”

Rupanya kegilaan yang ia dapat tidak berhenti di tubuhnya yang telanj*ng bulat, melainkan fakta tentang dirinya yang sudah menerima tawaran dari agensi besar dan terkenal.

Step Up Entertaintment. Nama yang begitu familier dan melekat dengan seseorang. Samar-samar Rona mencoba mengingat siapa orang di balik itu semua.

“Lo tunggu, gue ke situ sekarang!” Teriakan Yuyun mengejutkannya. “Jangan ke mana-mana!”

Setelah panggilan itu berakhir, Rona menatap ponsel dengan banyak notifikasi. Baik itu pesan baru maupun panggilan tak terjawab.

Rona terduduk lemas di pinggiran tempat tidur sambil mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.

[+62882632*****: Ini Dov. Sudah bangun dari tidur panjangmu, Tuan Putri?]

Kedua alis Rona sontak bertaut saat membuka pesan dengan nomor tak tersimpan.

“Dov? Dov siapa—“

Ia refleks menutup mulut dan kata-katanya terhenti seketika. Matanya membulat kaget begitu mengingat nama pria yang telah membuatnya mabuk berat semalam.

“Ya Tuhan! Ini ... gue semalem sama Dov ngapain?” gumamnya makin frustasi sambil sibuk meremas rambut.

Buru-buru Rona turun dari ranjang dan melangkah di atas lantai dingin. Pandangannya terpaku pada beberapa pakaiannya yang berserakan di dekat pintu kamar mandi.

“Gue cuma mabok, iya.” Ia meyakinkan diri sembari menggali ingatannya atas kejadian semalam sampai ia berakhir di kamar hotel semewah ini. “Gue nggak mungkin one night stand sama cowok asing. Gue bukan cewek segampang itu, iya ... nggak mungkinlah.”

Rona menanggalkan selimut tebal usai menyambar pakaiannya. Lekas ia memasuki kamar mandi dan berniat mengenakan pakaian, tapi perhatiannya teralih pada kaca yang memperlihatkan dirinya sekarang.

Shit,” makinya begitu menyaksikan rona kemerahan yang menghias di leher hingga dada dan beberapa bagian tubuhnya yang tak seharusnya dijamah orang lain. “Rona lo kok bego banget?”

Ia meraba permukaan kulitnya yang memerah. Lalu bergerak ke atas dan menggapai bibirnya yang bengkak. Langsung paham perbuatannya semalam dengan seseorang. Satu nama pun terlintas di kepala, walau baru menduga-duga.

Kepalanya menggeleng tak habis pikir. Tepat di bawah shower menyala, ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam setelah Dov mengajaknya pergi dari bar.

Seusai mengenakan pakaian lengkap, Rona berjalan mondar-mandir. Sesekali menggigiti ujung kukunya dengan gelisah. Sampai kemudian, terlintas satu ide untuk menghubungi nomor asing tadi.

“Lo abis ngapain gue semalam? Jawab jujur!” Rona langsung menyodorkan kata begitu teleponnya diangkat.

“Kamu lupa tentang saya lagi, Rona?”

Rona berdecak tanpa ragu. “Jangan bertele-tele!” keluhnya jengkel.

“Kita having fun-lah.”

Matanya mendelik jengkel. Lalu berdeham setelah mencoba menenangkan diri. “Cuma lanjut minum-minum, kan?” Rona terus berpikir positif. "Habis itu gue tidur dan lo pulang ke rumah. Iya, kan?"

Kekehan muncul tak lama kemudian yang makin membuat kekesalan Rona meradang.

"Dov!" pekiknya tak sabaran.

“Ya menurut kamu aja. Minum berdua di kamar hotel, berakhir apa lagi memangnya?”

Rona mengerjap kaget. Dov terkesan membantah dugaannya yang luar biasa posifif tanpa merasa ada yang salah.

“Jangan main-main sama gue, Dov!" peringatnga. "Gue lagi serius.”

“Saya juga serius. Lagian udah jelaslah kita ngapain aja semalam, kamu pasti udah tahu begitu pakai baju.”

“Dov—“

Keluhan yang siap dilontarkannya itu mendadak terhenti begitu dehaman Dov terdengar dari lubang speaker.

“Sekarang saya atasan kamu, Janish Merona. Bertindaklah lebih sopan dan temui saya di kantor sore ini, ya," potong Dov tenang.

“Wah, lo jangan gila.“

“Tahu alamatnya, ‘kan? Atau perlu saya jemput?” Sayangnya Dov mengabaikannya tanpa ragu.

Rona menggeram jengkel mendengarnya. Belum selesai ia melupakan pengkhianatan Jeff, sekarang masalah datang jauh lebih besar. Kecerobohannya membawanya pada kegilaan berkali lipat besarnya.

"Gue nggak pernah merasa udah tanda tangan kontrak sama agensi tempat lo jadi direktur, Dov. Jadi, stop ... stop memperlakukan gue kayak gini."

Ada jeda panjang yang dibuat Dov hingga Rona semakin gelisah selama menunggunya. 

"Sebaiknya kamu ingat-ingat dulu sebelum kita ketemu nanti sore," tandas Dov. "Begitu ketemu langsung, kita bisa bicarakan semua ini dan memperjelas semuanya."

Rona menelan ludah. Menghadapi sikap Dov kesulitannya melebihi Jeff dan pelakor itu. Ia perlu menyiapkan tenaga ekstra untuk semua ini.

Matanya perlahan memicing, menaruh kecurigaan besar. "Dov, apa yang sebenarnya lo rencanakan?"

"Tentunya yang bisa menguntungkan kita berdua, terutama kamu." Entah mengapa suara Dov berubah menakutkan. "Sampai ketemu nanti, ya."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   7. Ini Jebakan?

    “Kacau!”Itulah komentar Yuyun begitu tiba di kamar hotel berbintang yang dihuni Rona semalaman. Wajahnya memerah saat melihat tanda kemerahan yang terlihat jelas di ceruk leher Rona.“Lo main gila sama siapa sampai begini, hah?” sambar Yuyun tak habis pikir. “Gue ngerti lo habis diselingkuhi sama Jeff dan putus, tapi nggak main ONS sama orang asing, Na! Astaga ....”Rona menggigit bibir bawahnya dan mendekati Yuyun cukup canggung. “Sebenarnya ... gue nggak ONS sama cowok asing, dan—““APA?!” Yuyun melotot galak. “Jangan bilang lo main sama artis atau orang kenalan kita buat dijadiin pelampiasan?”“Nggak gitu.” Rona menggeleng. “Cowok ini ternyata pernah tetanggaan sama gue. Kita ketemu semalam dan dia jelasin semuanya. Gue nggak sadar kenapa kami bisa berujung kayak gini, Yun.”“Siapa orangnya? Biar gue cari dan kasih uang tutup mulut.” Yuyun menatapnya serius dan bersiap menyalakan ponsel untuk bergerak mengurusnya. “Terus dia tahu masalah lo sama Jeff?”“Yun ....”Rona membuang nap

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   8. Menjadi Simpanan?

    “Apa-apaan tuh, tadi?”Rona menegang di atas tempat duduknya. Seruangan berdua saja dengan pria yang membuangnya seperti sampah rasanya campur aduk. Terlebih setelah kelakuan Dov yang berkoar-koar seperti tadi.“Kamu ada main gila sama Pak Dovindra ternyata, ya.” Jeff menambahkan sambil menatap Rona dengan picingannya yang tajam. “Sejak kapan kamu masuk ke Step Up dan jadi wajah kebanggaan agensi besar di negara ini, Na? Kamu ambil start diam-diam tanpa ngomong ke aku?”Nada suara Jeff yang meninggi membuat harga diri Rona diinjak-injak. Ia sontak mengangkat wajah dan membalas tatapan Jeff lebih galak“Kita udah putus!” jawabnya tegas. “Untuk apa gue bilang ke lo soal rencana gue, hah?”Jeff berdecih. Seringainya muncul tiap kali kalah debat, tapi Rona yakin pria itu tidak akan berhenti mengoloknya sekarang.“Lebih baik lo urus selingkuhan dan calon anak lo. Emang lo pikir ke depannya bakal baik-baik aja?” imbuh Rona berapi-api. “Setelah lo ambil jalan licik dan nyakitin hati orang, j

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   1. Rahasia: Dua Garis Biru

    Rona baru saja memasuki kamar mandi apartemen dan berniat membasuh wajah, begitu mendatangi apartemen yang dihuninya bersama sang kekasih. Niatnya terjeda lantaran perhatiannya terpaku pada benda kecil yang mencolok.Ia meraihnya perlahan dengan tangan gemetar. Hatinya gelisah, tapi tetap berusaha berpikir positif di tengah kegilaan momen itu.Testpack. Garis dua tebal. Rona menelan ludah. Seumur-umur ia baru melihat benda itu dengan hasil positif. Sebelumnya ia hanya melihatnya di layar televisi atau tontonan drama kesukaan.“Jeff!” teriaknya langsung, memanggil nama kekasihnya sambil melangkah keluar dari kamar mandi. “Jeffrian!”Rona seperti kesetanan, memindai seluruh ruangan agar cepat menemukan Jeff. Ketika mendapati ruang tengah kosong, ia melangkah ke kamar utama. Tepat saat ia akan meraih kenop, sosok yang dicari muncul dengan wajah tanpa dosa.“Kenapa, sih, pakai teriak segala? Aku di sini, nggak budeg!” dengkus pria itu. “Baru sampai apartemen bukannya salam, malah asal ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   2. Hancur Sendirian

    “Minum.”Sebotol air mineral disodorkan ke arahnya. Namun Rona masih terdiam, menatap telapak tangan dan beberapa luka karena kecerobohannya sendiri.Kalau saja ia bisa menahan diri untuk tidak mengamuk dan menghancurkan barang-barang di unit apartemennya tadi, mungkin ia tidak kesakitan seperti ini.“Abis diselingkuhi brondong nggak buat lo jadi budek kan, Na?” Yuyun, manager yang kini merangkap sebagai asistennya juga melempar sindiran.Rona berdecak. Bukan karena pedih di telapak tangannya, melainkan kejengkelan yang belum reda. “Lo nggak ada wine atau minuman yang lebih enak dari ini?” Ia menatap botol pemberian Yuyun dengan malas.Daripada air mineral, Rona lebih membutuhkan minuman yang menyegarkan. Setidaknya wine atau vodka lebih berguna melegakan pikirannya yang semrawut ini.Yuyun menoyor kepalanya pelan. “Udah bagus lo nggak dituntut karena rusak properti orang, masih aja mau buat masalah?”“Gue?” Rona mendelik tak terima. “Jelas-jelas lo tahu, apartemen itu punya gue, ata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   3. Jadi Ini Salahku?

    Keadaan kamar dan beberapa ruangan hasil amukan Rona masih terlihat berantakan. Hanya pecahan kaca yang tidak lagi berserakan di lantai dan sebagian barang yang diacak tadi sudah kembali ke tempat semula.Rona berdiri melekat di dinding ruang tengah, tak sudi duduk di sofa setelah tahu fakta menjijikan yang diutarakan Jeff. Sementara Wena menempati ujung sofa, wajahnya was-was sekali atas kehadirannya.“Lain kali Kak Rona bisa hubungi pengacara Kak Jeff, daripada datang ke sini malam-malam.” Wena mendengkus hati-hati. “Nggak sopan banget dilihat cewek bertamu ke apartemen mantan.”“Lebih nggak beradab mana cewek yang gampang menyerahkan diri ke cowok orang?” balas Rona tak kalah menyindir. “Udah nggak beradab, gampangan, murahan lagi.”“Selama bukan suami orang itu nggak masalah,” timpal Jeff yang baru keluar dari kamar dengan pakaian lengkap. Bukan sebatas handuk yang membalut setengah tubuhnya. “Kalau kamu datang mau cari perkara sama Wena, lebih baik kamu pulang sekarang. Aku nggak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   4. Rekaman Video

    “Nggak ada bukti valid yang lo punya, jadi jangan terlalu percaya diri,” sahut Rona berusaha tetap tenang meladeni lawannya.Senyum tipis masih tercetak baik di bibir sang pria. Lalu pria itu menoleh ke samping dan berkata, “Imron, kamu sudah rekam semua kejadian tadi, ‘kan?”“Sudah, Mas. Dari angle terbaik malahan,” jawab pria bernama Imron.“Sialan,” maki Rona, nyaris tak peduli lagi pencitraan yang dibangunnya selama ini.“O-ow!” seru Dov. “Ternyata ini karakter asli Janish Merona, ya.”Persetan dengan komentar yang datang, Rona lekas mendekati Imron dan menuntut. “Hapus video itu sekarang juga!” serunya sambil mendekati Imron dan berusaha menggapai-gapai benda pipih yang berisikan bukti kejadian tadi. “Jangan macam-macam sama gue! Siniin HP-nya! Hapus video itu sekarang juga!”Rona tidak tahu sejak kapan bahunya dipegang kuat-kuat oleh Dov dan membuat jarak mereka begitu dekat. Dari pasang mata yang bisa ia lihat, pemandangan itu terasa familier seolah pernah ada momen seperti in

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   5. Mari Bersenang-senang

    Rona masih menatap lekat Dov yang kini sibuk menunjuk satu botol minuman keras agar bartender mengerti keingiannya. Saat white wine itu sudah di tangan, Dov menyerahkannya pada Rona.“Sori.” Suara berat itu terdengar sopan sekali di telinga hingga Rona tercenung sesaat. “Sebagai permintaan maaf, tolong terima pemberian saya.”“Lo minta maaf itu sama aja lo mengakui omongan gue?” Pening di kepala mulai menyerang, Rona berusaha menyusun kata-kata hingga tercipta kalimat yang runut. “Jadi bener, lo ngikutin gue ke sini? Terus soal rekaman video tadi gimana?”Sejauh ini baik dirinya dan Yuyun belum berkomunikasi lagi. Boleh jadi Yuyun sengaja memberikan ruang untuknya istirahat dan tidak menghubunginya sama sekali.Stool yang ditempati Dov memutar hingga pria itu menghadapnya dengan sempurna.“Permintaan maaf saya bukan untuk itu. Saya nggak mengikuti kamu sama sekali, Rona. Ini semua pure kebetulan,” terang Dov. “Saya minta maaf karena udah buat kamu merasa nggak nyaman. Sebetulnya saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27

Bab terbaru

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   8. Menjadi Simpanan?

    “Apa-apaan tuh, tadi?”Rona menegang di atas tempat duduknya. Seruangan berdua saja dengan pria yang membuangnya seperti sampah rasanya campur aduk. Terlebih setelah kelakuan Dov yang berkoar-koar seperti tadi.“Kamu ada main gila sama Pak Dovindra ternyata, ya.” Jeff menambahkan sambil menatap Rona dengan picingannya yang tajam. “Sejak kapan kamu masuk ke Step Up dan jadi wajah kebanggaan agensi besar di negara ini, Na? Kamu ambil start diam-diam tanpa ngomong ke aku?”Nada suara Jeff yang meninggi membuat harga diri Rona diinjak-injak. Ia sontak mengangkat wajah dan membalas tatapan Jeff lebih galak“Kita udah putus!” jawabnya tegas. “Untuk apa gue bilang ke lo soal rencana gue, hah?”Jeff berdecih. Seringainya muncul tiap kali kalah debat, tapi Rona yakin pria itu tidak akan berhenti mengoloknya sekarang.“Lebih baik lo urus selingkuhan dan calon anak lo. Emang lo pikir ke depannya bakal baik-baik aja?” imbuh Rona berapi-api. “Setelah lo ambil jalan licik dan nyakitin hati orang, j

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   7. Ini Jebakan?

    “Kacau!”Itulah komentar Yuyun begitu tiba di kamar hotel berbintang yang dihuni Rona semalaman. Wajahnya memerah saat melihat tanda kemerahan yang terlihat jelas di ceruk leher Rona.“Lo main gila sama siapa sampai begini, hah?” sambar Yuyun tak habis pikir. “Gue ngerti lo habis diselingkuhi sama Jeff dan putus, tapi nggak main ONS sama orang asing, Na! Astaga ....”Rona menggigit bibir bawahnya dan mendekati Yuyun cukup canggung. “Sebenarnya ... gue nggak ONS sama cowok asing, dan—““APA?!” Yuyun melotot galak. “Jangan bilang lo main sama artis atau orang kenalan kita buat dijadiin pelampiasan?”“Nggak gitu.” Rona menggeleng. “Cowok ini ternyata pernah tetanggaan sama gue. Kita ketemu semalam dan dia jelasin semuanya. Gue nggak sadar kenapa kami bisa berujung kayak gini, Yun.”“Siapa orangnya? Biar gue cari dan kasih uang tutup mulut.” Yuyun menatapnya serius dan bersiap menyalakan ponsel untuk bergerak mengurusnya. “Terus dia tahu masalah lo sama Jeff?”“Yun ....”Rona membuang nap

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   6. Apa Rencanamu?

    Rona menggeliat karena dering ponsel yang memekakan telinga tiada henti. Satu tangannya keluar dari balik selimut tebal dan sibuk meraba-raba area sekitar sesuai arah sumber suara.Tepat di bawah bantal benda pipih itu ditemukan. Segera ia mengangkat panggilan tanpa memastikan dulu identitas si penelepon.“Lo di mana?!”Dari suaranya Rona langsung mengenalinya. Sembari mengucek mata sebelum membuka sepenuhnya, ia lantas mengerjap perlahan. “Gue di kamar,” jawab Rona asal dengan rambut berantakan.Pandangannya memendar ke sekeliling. Langit-langit putih yang senada dengan dinding. Ruangan yang ditempatinya terbilang megah, arsitektur bukan kaleng-kaleng hingga furniture terbaik.Rona hendak bangkit duduk, tapi kepalanya masih cukup berat untuk diajak bergerak banyak.“Kamar mana?” Yuyun makin mengomel. “Lo nggak balik ke apartemen gue, atau kasih gue kabar sama sekali ya!”Rona mengambil napas dalam. “Bentar, gue masih pusing,” jawabnya sambil menahan sisa nyeri di kepala akibat minum

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   5. Mari Bersenang-senang

    Rona masih menatap lekat Dov yang kini sibuk menunjuk satu botol minuman keras agar bartender mengerti keingiannya. Saat white wine itu sudah di tangan, Dov menyerahkannya pada Rona.“Sori.” Suara berat itu terdengar sopan sekali di telinga hingga Rona tercenung sesaat. “Sebagai permintaan maaf, tolong terima pemberian saya.”“Lo minta maaf itu sama aja lo mengakui omongan gue?” Pening di kepala mulai menyerang, Rona berusaha menyusun kata-kata hingga tercipta kalimat yang runut. “Jadi bener, lo ngikutin gue ke sini? Terus soal rekaman video tadi gimana?”Sejauh ini baik dirinya dan Yuyun belum berkomunikasi lagi. Boleh jadi Yuyun sengaja memberikan ruang untuknya istirahat dan tidak menghubunginya sama sekali.Stool yang ditempati Dov memutar hingga pria itu menghadapnya dengan sempurna.“Permintaan maaf saya bukan untuk itu. Saya nggak mengikuti kamu sama sekali, Rona. Ini semua pure kebetulan,” terang Dov. “Saya minta maaf karena udah buat kamu merasa nggak nyaman. Sebetulnya saya

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   4. Rekaman Video

    “Nggak ada bukti valid yang lo punya, jadi jangan terlalu percaya diri,” sahut Rona berusaha tetap tenang meladeni lawannya.Senyum tipis masih tercetak baik di bibir sang pria. Lalu pria itu menoleh ke samping dan berkata, “Imron, kamu sudah rekam semua kejadian tadi, ‘kan?”“Sudah, Mas. Dari angle terbaik malahan,” jawab pria bernama Imron.“Sialan,” maki Rona, nyaris tak peduli lagi pencitraan yang dibangunnya selama ini.“O-ow!” seru Dov. “Ternyata ini karakter asli Janish Merona, ya.”Persetan dengan komentar yang datang, Rona lekas mendekati Imron dan menuntut. “Hapus video itu sekarang juga!” serunya sambil mendekati Imron dan berusaha menggapai-gapai benda pipih yang berisikan bukti kejadian tadi. “Jangan macam-macam sama gue! Siniin HP-nya! Hapus video itu sekarang juga!”Rona tidak tahu sejak kapan bahunya dipegang kuat-kuat oleh Dov dan membuat jarak mereka begitu dekat. Dari pasang mata yang bisa ia lihat, pemandangan itu terasa familier seolah pernah ada momen seperti in

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   3. Jadi Ini Salahku?

    Keadaan kamar dan beberapa ruangan hasil amukan Rona masih terlihat berantakan. Hanya pecahan kaca yang tidak lagi berserakan di lantai dan sebagian barang yang diacak tadi sudah kembali ke tempat semula.Rona berdiri melekat di dinding ruang tengah, tak sudi duduk di sofa setelah tahu fakta menjijikan yang diutarakan Jeff. Sementara Wena menempati ujung sofa, wajahnya was-was sekali atas kehadirannya.“Lain kali Kak Rona bisa hubungi pengacara Kak Jeff, daripada datang ke sini malam-malam.” Wena mendengkus hati-hati. “Nggak sopan banget dilihat cewek bertamu ke apartemen mantan.”“Lebih nggak beradab mana cewek yang gampang menyerahkan diri ke cowok orang?” balas Rona tak kalah menyindir. “Udah nggak beradab, gampangan, murahan lagi.”“Selama bukan suami orang itu nggak masalah,” timpal Jeff yang baru keluar dari kamar dengan pakaian lengkap. Bukan sebatas handuk yang membalut setengah tubuhnya. “Kalau kamu datang mau cari perkara sama Wena, lebih baik kamu pulang sekarang. Aku nggak

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   2. Hancur Sendirian

    “Minum.”Sebotol air mineral disodorkan ke arahnya. Namun Rona masih terdiam, menatap telapak tangan dan beberapa luka karena kecerobohannya sendiri.Kalau saja ia bisa menahan diri untuk tidak mengamuk dan menghancurkan barang-barang di unit apartemennya tadi, mungkin ia tidak kesakitan seperti ini.“Abis diselingkuhi brondong nggak buat lo jadi budek kan, Na?” Yuyun, manager yang kini merangkap sebagai asistennya juga melempar sindiran.Rona berdecak. Bukan karena pedih di telapak tangannya, melainkan kejengkelan yang belum reda. “Lo nggak ada wine atau minuman yang lebih enak dari ini?” Ia menatap botol pemberian Yuyun dengan malas.Daripada air mineral, Rona lebih membutuhkan minuman yang menyegarkan. Setidaknya wine atau vodka lebih berguna melegakan pikirannya yang semrawut ini.Yuyun menoyor kepalanya pelan. “Udah bagus lo nggak dituntut karena rusak properti orang, masih aja mau buat masalah?”“Gue?” Rona mendelik tak terima. “Jelas-jelas lo tahu, apartemen itu punya gue, ata

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   1. Rahasia: Dua Garis Biru

    Rona baru saja memasuki kamar mandi apartemen dan berniat membasuh wajah, begitu mendatangi apartemen yang dihuninya bersama sang kekasih. Niatnya terjeda lantaran perhatiannya terpaku pada benda kecil yang mencolok.Ia meraihnya perlahan dengan tangan gemetar. Hatinya gelisah, tapi tetap berusaha berpikir positif di tengah kegilaan momen itu.Testpack. Garis dua tebal. Rona menelan ludah. Seumur-umur ia baru melihat benda itu dengan hasil positif. Sebelumnya ia hanya melihatnya di layar televisi atau tontonan drama kesukaan.“Jeff!” teriaknya langsung, memanggil nama kekasihnya sambil melangkah keluar dari kamar mandi. “Jeffrian!”Rona seperti kesetanan, memindai seluruh ruangan agar cepat menemukan Jeff. Ketika mendapati ruang tengah kosong, ia melangkah ke kamar utama. Tepat saat ia akan meraih kenop, sosok yang dicari muncul dengan wajah tanpa dosa.“Kenapa, sih, pakai teriak segala? Aku di sini, nggak budeg!” dengkus pria itu. “Baru sampai apartemen bukannya salam, malah asal ter

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status