Share

2. Hancur Sendirian

Author: Namericanou
last update Last Updated: 2025-02-27 21:02:35

“Minum.”

Sebotol air mineral disodorkan ke arahnya. Namun Rona masih terdiam, menatap telapak tangan dan beberapa luka karena kecerobohannya sendiri.

Kalau saja ia bisa menahan diri untuk tidak mengamuk dan menghancurkan barang-barang di unit apartemennya tadi, mungkin ia tidak kesakitan seperti ini.

“Abis diselingkuhi brondong nggak buat lo jadi budek kan, Na?” Yuyun, manager yang kini merangkap sebagai asistennya juga melempar sindiran.

Rona berdecak. Bukan karena pedih di telapak tangannya, melainkan kejengkelan yang belum reda.

“Lo nggak ada wine atau minuman yang lebih enak dari ini?” Ia menatap botol pemberian Yuyun dengan malas.

Daripada air mineral, Rona lebih membutuhkan minuman yang menyegarkan. Setidaknya wine atau vodka lebih berguna melegakan pikirannya yang semrawut ini.

Yuyun menoyor kepalanya pelan. “Udah bagus lo nggak dituntut karena rusak properti orang, masih aja mau buat masalah?”

“Gue?” Rona mendelik tak terima. “Jelas-jelas lo tahu, apartemen itu punya gue, atas nama gue. Hak-hak gue melakukan apa pun, Yun!”

“Iya, tapi Jeff udah transfer biaya untuk unit kalian. Dia bisa aja laporin lo ke polisi, Na.” Yuyun berujar tenang juga serius. “Lo mau diancam lagi sama Jeff atau Wena? Mau dipenjara?”

Tangan Rona mengepal erat. Ia melengos seketika, teringat kelakuannya sebelum tiba di apartemen Yuyun. Tidak hanya merusak barang-barang di apartemen miliknya, ia juga melukai diri sendiri.

Telapak tangan dan beberapa jarinya terluka akibat pecahan kaca. Meski sudah diberi antiseptik dan dijahit, rasanya tidak akan bisa menutupi pedih di hati. Luka akibat pengkhianatan Jeff jauh lebih menyakitkan.

Bukan hanya sakit yang ditorehkan Jeff untuknya, pria muda itu pun tega mengancam menelepon polisi. Sampai akhirnya Yuyun datang membantu dan melerai masalah tersebut.

“Ya silakan, gue juga punya alasan untuk itu. Dia selingkuh di apartemen sampai hamilin cewek lain.” Rona terkekeh miris saat mengungkapkannya. “Hampir seluruh sudut apartemen, bahkan kamar gue dijadikan tempat mereka buat anak.”

Jiwa Rona meradang. Masih ada banyak kata-kata yang terpendam di dada, urung ia tuntaskan semuanya pada Yuyun.

“Kenapa orang yang jelas-jelas berbuat salah, makin nggak tahu diri ya, Yun?”

Sebuah decakan keluar, tapi perlahan diselipi isakan. Mata Rona kembali berair dan akhirnya membasahi seluruh wajah.

“Sakit ... sakit, Yun.” Rona menatap lurus luka di telapak tangannya yang telah dibebat kasa juga plester. “Sakit banget rasanya di sini,” tunjuknya pada dada.

Rona merasakan tubuhnya dipeluk hangat dalam sekejap. Aroma khas milik Yuyun yang dipadukan wewangian bermerk itu terendus. Ia memutuskan menyandarkan kepala di sela tangisnya makin pecah.

Tidak hanya kekasihnya yang direnggut dan berpaling, tapi harga dirinya telah diinjak-injak. Tiga tahun ia meramu cinta, berharap bisa tumbuh subur hingga memanen hasil, tapi yang didapat justru hati yang hancur lebur.

“Lo harus kuat. Memang nggak semua cowok baik, Na, tapi pasti ada satu orang yang baik untuk lo nanti.” Yuyun menggosok punggungnya, menguatkan. “Lo kudu bangkit setelah ini. Gue tahu lo bisa melewati semuanya.”

“Gimana gue harus menjalani hari kalau muka mereka berdua pasti ada di mana-mana sekarang atau besok dan hari-hari berikutnya?” kata Rona serak. “Gue muak, gue benci, Yun. Gue bahkan belum terima maaf dari Jeff sama sekali. Dia nggak ada rasa bersalah apalagi menyesal, Yun. Jeff—”

Dering ponsel Yuyun menghentikan perkataan Rona.

“Sebentar.” Si pemilik ponsel seketika beringsut. “Gue angkat telepon dulu.”

Dapat Rona tangkap lirikan aneh dari Yuyun sebelum wanita itu keluar menuju balkon untuk menerima panggilan. Hampir tidak ada suara yang bisa Rona dengarkan dari dalam, tapi gerak-gerik Yuyun di sana tampak mencurigakan.

“Dari siapa?” tanya Rona cepat begitu Yuyun kembali.

Ada jeda sekitar 15 detik yang dibuat Yuyun sebelum menjawab, “Jeffrian.”

“Ngapain dia telepon? Dia ngomong apa aja?” Rona refleks mendekat, wajahnya tampak antusias. Ia sedikit menaruh harap ada kabar baik datang untuknya. “Apa dia kasih pesan ke gue, kayak permintaan maaf?”

Mulut Rona kontan mengatup saat mendapati Yuyun diam tanpa reaksi. Manajernya itu terpaku melihatnya dengan wajah sulit diartikan. Sepertinya harapan Rona kelewat besar hingga terasa mustahil.

“Yun?”

Yuyun mengambil napas dan melempar tubuh ke sofa. “Jeff bilang, dia udah batalin kontrak brand sekalian endorse-an kalian berdua. Soal pinalti udah dia bayar setengahnya, sisanya—“

“Jadi dia minta gue yang bayar? Ini masuk akal?” sela Rona tak habis pikir. “Lo tahu, dia yang selingkuh. Dia yang buat masalah dan sekarang gue ... gue yang ikut menanggung resikonya?”

Belum selesai ia meluapkan rasa sedihnya melalui tangis, ada batu besar yang mendadak menghantamnya tanpa ampun. Kedua kakinya lemas, tak mampu menumpu beban hingga perlahan ia terduduk di lantai.

Tatapannya berubah kosong. Sulit mencerna kabar buruk itu, walau ia mencoba berusaha lebih keras sekalipun.

“Lo tenang dulu, gue akan urus masalah ini sama pengacara—”

“Ini gila! Gue nggak salah apa-apa, kenapa gue harus tanggungjawab?”

“Rona, gue yang urus semuanya. Lo hanya perlu tenang, oke?”

“Menurut lo segampang itu? Kalau gue tetap diminta bayar, gimana?” kekeh Rona. “Umur gue 30, Yun. Nama gue melejit karena konten pacaran beda usia sama Jeff, terus sekarang kami putus. Jeff selingkuh dan bulan depan dia menikah sama selingkuhannya. Ke depannya mereka pasti bikin konten dan jauh lebih bagus, jadi family goals yang diidam-idamkan banyak orang.”

Ketika Yuyun sudah membuka mulut dan bersiap angkat suara, Rona bangkit seraya mengangkat satu tangan.

“Terus gue?” Ia menunjuk diri sendiri. “Gue jadi perawan yang ditinggal brondong. Apa yang mau dijual? Nggak ada!” teriaknya frustasi. “Karir gue udah hancur, kesempatan buat bertahan di industri ini rasanya udah nggak ada lagi.”

“Rona, tenangin diri lo dulu,” ujar Yuyun. “Masih banyak kesempatan di luar sana, apalagi gue bisa bantu—“

“Nggak!” Rona menggeleng kencang. “Kali ini gue nggak akan tinggal diam. Gue nggak mau bayar pinalti itu!”

Dalam sekali gerak, Rona menyambar kunci mobil dan tas jinjingnya. Ia meninggalkan apartemen Yuyun begitu saja. Tak peduli seberapa banyak manajernya memanggil, ia terus melangkahkan kaki untuk maju.

***

Telunjuk Rona beberapa kali menari di atas tombol angka yang melekat di pintu unit dengan nomor 407. Namun dari sekian banyak kesempatan tidak ada yang berhasil membuat pintu tersebut terbuka.

Sampai kemudian, “Buka! Jeffrian, Buka pintunya!”

Lama, ia berusaha. Pintu itu akhirnya terbuka. Sayangnya bukan sosok yang ia ingin temui. Wena muncul dengan kimono tipis dengan kedua tali yang menjuntai ke lantai.

“Mau apa ke sini? Mau ngamuk lagi?”

“Gue nggak ada urusan sama pelakor,” balas Rona sambil mengintip melalui celah pintu.

“Kak Jeff—“

Segera Rona mendorong pintu sekaligus tubuh Wena yang menghalangi. Ia menggunakan sisa tenaga untuk memasuki tempat tinggal yang dulu terasa hangat tiap kali menetap di sana. Namun sekarang, rasanya seperti berada di kerak neraka.

“Stop, Kak Rona! Kakak mau aku lapor polisi?” ancam Wena tanpa ragu. “Kakak harus ingat apartemen ini bukan lagi punya—“

“Berisik, minggir!”

Dalam sekejap, Rona berhasil menemui pria itu yang asyik berdiri di bawah guyuran air.

“Rona!” Jeff terkesiap dan buru-buru mematikan shower. Ia segera melilit tubuh dengan handuk. “Kamu ngapain masuk ke sini, hah? Keluar!”

Rona menggeleng dengan sorot tegas. “Gue nggak akan keluar sebelum lo bayar penuh pinalti kontrak brand yang lo batalin sepihak itu!” teriaknya. “Atau gue viralin kalian berdua dan buat karir lo hancur!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   3. Jadi Ini Salahku?

    Keadaan kamar dan beberapa ruangan hasil amukan Rona masih terlihat berantakan. Hanya pecahan kaca yang tidak lagi berserakan di lantai dan sebagian barang yang diacak tadi sudah kembali ke tempat semula.Rona berdiri melekat di dinding ruang tengah, tak sudi duduk di sofa setelah tahu fakta menjijikan yang diutarakan Jeff. Sementara Wena menempati ujung sofa, wajahnya was-was sekali atas kehadirannya.“Lain kali Kak Rona bisa hubungi pengacara Kak Jeff, daripada datang ke sini malam-malam.” Wena mendengkus hati-hati. “Nggak sopan banget dilihat cewek bertamu ke apartemen mantan.”“Lebih nggak beradab mana cewek yang gampang menyerahkan diri ke cowok orang?” balas Rona tak kalah menyindir. “Udah nggak beradab, gampangan, murahan lagi.”“Selama bukan suami orang itu nggak masalah,” timpal Jeff yang baru keluar dari kamar dengan pakaian lengkap. Bukan sebatas handuk yang membalut setengah tubuhnya. “Kalau kamu datang mau cari perkara sama Wena, lebih baik kamu pulang sekarang. Aku nggak

    Last Updated : 2025-02-27
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   4. Rekaman Video

    “Nggak ada bukti valid yang lo punya, jadi jangan terlalu percaya diri,” sahut Rona berusaha tetap tenang meladeni lawannya.Senyum tipis masih tercetak baik di bibir sang pria. Lalu pria itu menoleh ke samping dan berkata, “Imron, kamu sudah rekam semua kejadian tadi, ‘kan?”“Sudah, Mas. Dari angle terbaik malahan,” jawab pria bernama Imron.“Sialan,” maki Rona, nyaris tak peduli lagi pencitraan yang dibangunnya selama ini.“O-ow!” seru Dov. “Ternyata ini karakter asli Janish Merona, ya.”Persetan dengan komentar yang datang, Rona lekas mendekati Imron dan menuntut. “Hapus video itu sekarang juga!” serunya sambil mendekati Imron dan berusaha menggapai-gapai benda pipih yang berisikan bukti kejadian tadi. “Jangan macam-macam sama gue! Siniin HP-nya! Hapus video itu sekarang juga!”Rona tidak tahu sejak kapan bahunya dipegang kuat-kuat oleh Dov dan membuat jarak mereka begitu dekat. Dari pasang mata yang bisa ia lihat, pemandangan itu terasa familier seolah pernah ada momen seperti in

    Last Updated : 2025-02-27
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   5. Mari Bersenang-senang

    Rona masih menatap lekat Dov yang kini sibuk menunjuk satu botol minuman keras agar bartender mengerti keingiannya. Saat white wine itu sudah di tangan, Dov menyerahkannya pada Rona.“Sori.” Suara berat itu terdengar sopan sekali di telinga hingga Rona tercenung sesaat. “Sebagai permintaan maaf, tolong terima pemberian saya.”“Lo minta maaf itu sama aja lo mengakui omongan gue?” Pening di kepala mulai menyerang, Rona berusaha menyusun kata-kata hingga tercipta kalimat yang runut. “Jadi bener, lo ngikutin gue ke sini? Terus soal rekaman video tadi gimana?”Sejauh ini baik dirinya dan Yuyun belum berkomunikasi lagi. Boleh jadi Yuyun sengaja memberikan ruang untuknya istirahat dan tidak menghubunginya sama sekali.Stool yang ditempati Dov memutar hingga pria itu menghadapnya dengan sempurna.“Permintaan maaf saya bukan untuk itu. Saya nggak mengikuti kamu sama sekali, Rona. Ini semua pure kebetulan,” terang Dov. “Saya minta maaf karena udah buat kamu merasa nggak nyaman. Sebetulnya saya

    Last Updated : 2025-02-27
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   6. Apa Rencanamu?

    Rona menggeliat karena dering ponsel yang memekakan telinga tiada henti. Satu tangannya keluar dari balik selimut tebal dan sibuk meraba-raba area sekitar sesuai arah sumber suara.Tepat di bawah bantal benda pipih itu ditemukan. Segera ia mengangkat panggilan tanpa memastikan dulu identitas si penelepon.“Lo di mana?!”Dari suaranya Rona langsung mengenalinya. Sembari mengucek mata sebelum membuka sepenuhnya, ia lantas mengerjap perlahan. “Gue di kamar,” jawab Rona asal dengan rambut berantakan.Pandangannya memendar ke sekeliling. Langit-langit putih yang senada dengan dinding. Ruangan yang ditempatinya terbilang megah, arsitektur bukan kaleng-kaleng hingga furniture terbaik.Rona hendak bangkit duduk, tapi kepalanya masih cukup berat untuk diajak bergerak banyak.“Kamar mana?” Yuyun makin mengomel. “Lo nggak balik ke apartemen gue, atau kasih gue kabar sama sekali ya!”Rona mengambil napas dalam. “Bentar, gue masih pusing,” jawabnya sambil menahan sisa nyeri di kepala akibat minum

    Last Updated : 2025-04-14
  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   1. Rahasia: Dua Garis Biru

    Rona baru saja memasuki kamar mandi apartemen dan berniat membasuh wajah, begitu mendatangi apartemen yang dihuninya bersama sang kekasih. Niatnya terjeda lantaran perhatiannya terpaku pada benda kecil yang mencolok.Ia meraihnya perlahan dengan tangan gemetar. Hatinya gelisah, tapi tetap berusaha berpikir positif di tengah kegilaan momen itu.Testpack. Garis dua tebal. Rona menelan ludah. Seumur-umur ia baru melihat benda itu dengan hasil positif. Sebelumnya ia hanya melihatnya di layar televisi atau tontonan drama kesukaan.“Jeff!” teriaknya langsung, memanggil nama kekasihnya sambil melangkah keluar dari kamar mandi. “Jeffrian!”Rona seperti kesetanan, memindai seluruh ruangan agar cepat menemukan Jeff. Ketika mendapati ruang tengah kosong, ia melangkah ke kamar utama. Tepat saat ia akan meraih kenop, sosok yang dicari muncul dengan wajah tanpa dosa.“Kenapa, sih, pakai teriak segala? Aku di sini, nggak budeg!” dengkus pria itu. “Baru sampai apartemen bukannya salam, malah asal ter

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   6. Apa Rencanamu?

    Rona menggeliat karena dering ponsel yang memekakan telinga tiada henti. Satu tangannya keluar dari balik selimut tebal dan sibuk meraba-raba area sekitar sesuai arah sumber suara.Tepat di bawah bantal benda pipih itu ditemukan. Segera ia mengangkat panggilan tanpa memastikan dulu identitas si penelepon.“Lo di mana?!”Dari suaranya Rona langsung mengenalinya. Sembari mengucek mata sebelum membuka sepenuhnya, ia lantas mengerjap perlahan. “Gue di kamar,” jawab Rona asal dengan rambut berantakan.Pandangannya memendar ke sekeliling. Langit-langit putih yang senada dengan dinding. Ruangan yang ditempatinya terbilang megah, arsitektur bukan kaleng-kaleng hingga furniture terbaik.Rona hendak bangkit duduk, tapi kepalanya masih cukup berat untuk diajak bergerak banyak.“Kamar mana?” Yuyun makin mengomel. “Lo nggak balik ke apartemen gue, atau kasih gue kabar sama sekali ya!”Rona mengambil napas dalam. “Bentar, gue masih pusing,” jawabnya sambil menahan sisa nyeri di kepala akibat minum

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   5. Mari Bersenang-senang

    Rona masih menatap lekat Dov yang kini sibuk menunjuk satu botol minuman keras agar bartender mengerti keingiannya. Saat white wine itu sudah di tangan, Dov menyerahkannya pada Rona.“Sori.” Suara berat itu terdengar sopan sekali di telinga hingga Rona tercenung sesaat. “Sebagai permintaan maaf, tolong terima pemberian saya.”“Lo minta maaf itu sama aja lo mengakui omongan gue?” Pening di kepala mulai menyerang, Rona berusaha menyusun kata-kata hingga tercipta kalimat yang runut. “Jadi bener, lo ngikutin gue ke sini? Terus soal rekaman video tadi gimana?”Sejauh ini baik dirinya dan Yuyun belum berkomunikasi lagi. Boleh jadi Yuyun sengaja memberikan ruang untuknya istirahat dan tidak menghubunginya sama sekali.Stool yang ditempati Dov memutar hingga pria itu menghadapnya dengan sempurna.“Permintaan maaf saya bukan untuk itu. Saya nggak mengikuti kamu sama sekali, Rona. Ini semua pure kebetulan,” terang Dov. “Saya minta maaf karena udah buat kamu merasa nggak nyaman. Sebetulnya saya

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   4. Rekaman Video

    “Nggak ada bukti valid yang lo punya, jadi jangan terlalu percaya diri,” sahut Rona berusaha tetap tenang meladeni lawannya.Senyum tipis masih tercetak baik di bibir sang pria. Lalu pria itu menoleh ke samping dan berkata, “Imron, kamu sudah rekam semua kejadian tadi, ‘kan?”“Sudah, Mas. Dari angle terbaik malahan,” jawab pria bernama Imron.“Sialan,” maki Rona, nyaris tak peduli lagi pencitraan yang dibangunnya selama ini.“O-ow!” seru Dov. “Ternyata ini karakter asli Janish Merona, ya.”Persetan dengan komentar yang datang, Rona lekas mendekati Imron dan menuntut. “Hapus video itu sekarang juga!” serunya sambil mendekati Imron dan berusaha menggapai-gapai benda pipih yang berisikan bukti kejadian tadi. “Jangan macam-macam sama gue! Siniin HP-nya! Hapus video itu sekarang juga!”Rona tidak tahu sejak kapan bahunya dipegang kuat-kuat oleh Dov dan membuat jarak mereka begitu dekat. Dari pasang mata yang bisa ia lihat, pemandangan itu terasa familier seolah pernah ada momen seperti in

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   3. Jadi Ini Salahku?

    Keadaan kamar dan beberapa ruangan hasil amukan Rona masih terlihat berantakan. Hanya pecahan kaca yang tidak lagi berserakan di lantai dan sebagian barang yang diacak tadi sudah kembali ke tempat semula.Rona berdiri melekat di dinding ruang tengah, tak sudi duduk di sofa setelah tahu fakta menjijikan yang diutarakan Jeff. Sementara Wena menempati ujung sofa, wajahnya was-was sekali atas kehadirannya.“Lain kali Kak Rona bisa hubungi pengacara Kak Jeff, daripada datang ke sini malam-malam.” Wena mendengkus hati-hati. “Nggak sopan banget dilihat cewek bertamu ke apartemen mantan.”“Lebih nggak beradab mana cewek yang gampang menyerahkan diri ke cowok orang?” balas Rona tak kalah menyindir. “Udah nggak beradab, gampangan, murahan lagi.”“Selama bukan suami orang itu nggak masalah,” timpal Jeff yang baru keluar dari kamar dengan pakaian lengkap. Bukan sebatas handuk yang membalut setengah tubuhnya. “Kalau kamu datang mau cari perkara sama Wena, lebih baik kamu pulang sekarang. Aku nggak

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   2. Hancur Sendirian

    “Minum.”Sebotol air mineral disodorkan ke arahnya. Namun Rona masih terdiam, menatap telapak tangan dan beberapa luka karena kecerobohannya sendiri.Kalau saja ia bisa menahan diri untuk tidak mengamuk dan menghancurkan barang-barang di unit apartemennya tadi, mungkin ia tidak kesakitan seperti ini.“Abis diselingkuhi brondong nggak buat lo jadi budek kan, Na?” Yuyun, manager yang kini merangkap sebagai asistennya juga melempar sindiran.Rona berdecak. Bukan karena pedih di telapak tangannya, melainkan kejengkelan yang belum reda. “Lo nggak ada wine atau minuman yang lebih enak dari ini?” Ia menatap botol pemberian Yuyun dengan malas.Daripada air mineral, Rona lebih membutuhkan minuman yang menyegarkan. Setidaknya wine atau vodka lebih berguna melegakan pikirannya yang semrawut ini.Yuyun menoyor kepalanya pelan. “Udah bagus lo nggak dituntut karena rusak properti orang, masih aja mau buat masalah?”“Gue?” Rona mendelik tak terima. “Jelas-jelas lo tahu, apartemen itu punya gue, ata

  • Menjadi Simpanan Presdir Setelah Diselingkuhi Brondong   1. Rahasia: Dua Garis Biru

    Rona baru saja memasuki kamar mandi apartemen dan berniat membasuh wajah, begitu mendatangi apartemen yang dihuninya bersama sang kekasih. Niatnya terjeda lantaran perhatiannya terpaku pada benda kecil yang mencolok.Ia meraihnya perlahan dengan tangan gemetar. Hatinya gelisah, tapi tetap berusaha berpikir positif di tengah kegilaan momen itu.Testpack. Garis dua tebal. Rona menelan ludah. Seumur-umur ia baru melihat benda itu dengan hasil positif. Sebelumnya ia hanya melihatnya di layar televisi atau tontonan drama kesukaan.“Jeff!” teriaknya langsung, memanggil nama kekasihnya sambil melangkah keluar dari kamar mandi. “Jeffrian!”Rona seperti kesetanan, memindai seluruh ruangan agar cepat menemukan Jeff. Ketika mendapati ruang tengah kosong, ia melangkah ke kamar utama. Tepat saat ia akan meraih kenop, sosok yang dicari muncul dengan wajah tanpa dosa.“Kenapa, sih, pakai teriak segala? Aku di sini, nggak budeg!” dengkus pria itu. “Baru sampai apartemen bukannya salam, malah asal ter

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status