Share

Bab 7 : Done For Me

Author: Backin_parade
last update Last Updated: 2024-05-17 09:37:27

Karina kembali ke hotel tempat ia menginap setelah mengurus berkas perceraiannya. Berdiri menghadap jendela, Karina memandang kota dengan hati yang kosong. Dalam sekejap, kebahagiaan yang ia anggap sempurna langsung hancur tak bersisa. Hingga detik ini Karina masih belum bisa berkata jujur pada sang ibu. Hatinya belum siap. Karena ia pasti akan menangis jika sampai ibunya tahu tentang rumah tangganya yang hancur. Dalam situasi ini, Karina tak ingin menangis sendirian lagi.

Bel pintu berbunyi. Karina bergegas membuka pintu, berpikir bahwa pesanannya beberapa waktu yang lalu sudah datang. Namun, ketika pintu terbuka, sebuah kejutan kecil datang. Lisa tiba-tiba masuk dan langsung menampar wajah Karina.

"Kurang ajar kamu! Begini cara kamu balas dendam?!" hardik Lisa.

Karina menghela napas pelan. Sesaat kemudian ia menampar balik wajah Lisa.

"akh!" pekik Lisa.

"Harusnya aku yang datang ke tempat kamu, bukan kamu yang datang ke sini!" Karina balas menghardik.

"Karina!" Lisa menggeram.

"Kamu benar-benar nggak tahu malu. Kamu pura-pura baik sama aku tapi di belakang kamu justru main api dengan suami aku. Kamu masih punya muka untuk datang ke sini?"

"Kamu belum sadar juga? Haris itu nggak pernah cinta sama kamu. Dia cintanya cuma sama aku. Dia menikahi kamu hanya untuk—"

Karina langsung menyela, "aku nggak peduli! Aku nggak peduli siapa yang dia cintai. Aku nggak peduli dia menghamili wanita manapun. Itu bukan urusan aku lagi."

Lisa menyunggingkan senyumnya. "Bukan urusan kamu tapi kamu melakukan semua ini untuk menghancurkan kami berdua. Sekarang kamu puas?!"

"Aku nggak ngerti maksud kamu dan aku nggak mau tahu."

"Kamu, kan yang nyebarin semua ini di rumah sakit. Kamu jangan pura-pura bodoh. Jelas-jelas kamu pelakunya!"

Kini Karina tahu tujuan utama Lisa datang ke sini. Firasatnya benar, dia akan disalahkan atas terbongkarnya hubungan keduanya.

"Aku atau bukan, itu nggak akan merubah apapun. Bahkan sepertinya semua orang udah tahu sejak awal. Tapi mereka hanya menutup mata karena itu bukan masalah mereka. Kamu jangan khawatir, aku akan menceraikan Mas Haris. Silakan kalau kamu mau mengambil Mas Haris. Dan apapun yang terjadi dengan kalian, itu bukan tanggung jawab aku. Jadi berhenti ganggu hidup aku lagi."

Karina mendorong Lisa dan langsung menutup pintu dengan kasar.

"Karina! Buka pintunya! Aku belum selesai bicara..." Sementara Lisa masih memaki di depan pintu.

Karina memegangi dadanya menggunakan satu tangan di saat tangan yang lain masih menggenggam gagang pintu. Dadanya masih terasa sakit. Hatinya belum bisa menerima pengkhianatan yang dilakukan oleh Haris.

"Aku nggak akan pernah maafin kalian. Demi apapun... aku nggak akan maafin kalian..."

Proses perceraian pun mulai berjalan. Keduanya hadir dalam mediasi dan mengikuti semua proses yang ada tanpa melibatkan pihak keluarga. Hingga pada akhirnya setelah melalui proses yang panjang, keduanya sepakat untuk berpisah. Palu sudah diketuk, ikatan keduanya terputus di titik paling bahagia yang mungkin hanya dirasakan oleh Karina seorang.

Karina meninggalkan ruang persidangan dan di depan ruangan itu Haris sudah menunggunya. Situasi tiba-tiba canggung bagi Karina ketika Haris bersikap tak peduli. Bahkan laki-laki itu masih bisa berjalan dengan santai di samping wanita yang sudah ia lukai hatinya.

"Kita bicara sebentar," ujar Haris ketika mereka sampai di luar gedung.

"Ini yang terakhir," ujar Karina.

"Apa mungkin kamu yang menyebarkan berita itu?" Bukan tuduhan, Haris benar-benar bertanya karena ingin tahu.

Karina memberi jeda, sedikit rasa sakit kembali ketika ia mendengar pertanyaan itu sebagai sebuah tuduhan.

"Aku nggak ada urusan dengan hal itu. Aku nggak perlu menjelaskan apapun lagi. Terserah kamu mau berpikir seperti apa. Aku harap kita nggak akan bertemu lagi setelah ini."

Karina kemudian meninggalkan Haris dan Haris pun bergegas pergi. Sepulangnya dari pengadilan, Haris langsung pergi ke rumah keluarga besarnya dan siapa sangka bahwa semua orang sudah berkumpul di ruang tamu.

Brata langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Haris. Pria itu langsung mengambil dokumen di tangan Haris dan tampak murka ketika mengetahui dokumen apa yang dibawa oleh putra sulungnya. Brata langsung menampar wajah Haris dan mengangkat berkas di tangannya.

"Apa-apaan ini?! Kamu tidak mendengar apa yang papa ucapkan waktu itu. Tidak ada perceraian! Beraninya kamu menceraikan istri kamu tanpa persetujuan papa!"

Haris menjawab dengan tenang, tapi ia juga cukup tahu malu. "Bukan aku menceraikan Karina. Papa udah dengar sendiri dari Karina, dia yang mengajukan gugatan."

"Dan kamu diam saja! Kamu benar-benar—"

"Aku cukup tahu malu," Haris menyela. "Aku cukup tahu malu untuk melakukan apapun, Pa."

"Ya jelas harus tahu malu lah. Lo aja selingkuh sama cewek hamil," sarkas Haikal, saudara laki-laki Haris. "Atau jangan-jangan yang ada di perut selingkuhan lo itu, bayi lo juga."

"Haikal, kamu diam aja." Soraya—ibu dari keduanya memberikan peringatan.

Haikal menyunggingkan senyumnya dan berujar, "semua orang juga udah mau, Ma. Kalau aku jadi Haris, aku nggak akan berani datang ke rumah sakit."

"Haikal, cukup!"

Haikal bangkit dan pergi dengan senyum meremehkannya. Begitu pun dengan Harus yang bergegas pergi ke kamar lamanya. Masih ada hal yang ia bicarakan dengan keluarganya. Namun, ia memutuskan untuk menunggu hingga keadaan tenang.

Soraya kemudian mendatangi Haris dan kala itu Haris tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon.

"Kita bicara nanti." Haris segera memutuskan sambungan.

"Mama mau bicara kalau kamu nggak sibuk."

Haris yang sebelumnya berdiri menghadap jendela berbalik dan Soraya mendekatinya.

"Benar jika Karina yang menggugat kamu?"

Haris mengangguk.

"Mama mau tanya satu hal. Apa selama hidup bersama Karina, benar-benar nggak ada sedikitpun perasaan cinta kamu terhadap Karina?"

Haris memalingkan wajahnya, terlihat enggan untuk memberikan jawaban. Soraya lantas meraih satu tangan Haris.

"Haris."

"Semua itu udah nggak penting lagi, Ma. Hubungan aku dan Karina sudah selesai."

"Haris. Mama mengerti jika kamu dulu terpaksa menikahi Karina. Tapi bukan berarti kamu bisa menyakiti Karina seperti ini. Karina sangat mencintai kamu, apa kamu nggak bisa melihat ketulusan Karina?"

Haris sekilas memijat keningnya. Jujur saja, ia merasa tertekan dengan masalah ini. Bahkan sedetikpun, ia tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini akan terjadi pada hidupnya meski ia tidak memiliki pandangan akan seperti apa hubungannya dengan Lisa ke depannya.

"Apa kamu udah berbicara dengan mertua kamu?"

"Ma, aku mau sendiri dulu. Mama tolong keluar."

"Haris."

"Tolong!" Haris memberikan sedikit penekanan.

Tak lagi bisa melanjutkan pembicaraan, Soraya pun lantas pergi. Dan hari itu, setelah putrinya resmi bercerai, Nathalie baru mengetahui apa yang tengah dihadapi oleh putrinya. Segera setelah mendapatkan kabar itu, Nathalie langsung menghubungi Karina yang kala itu menetap di hotel.

Karina terlihat enggan untuk menjawab panggilan ketika ia melihat nama sang ibu di layar ponselnya. Firasatnya mengatakan bahwa ibunya sudah mengetahui semuanya dari orang lain. Tak bisa terus melarikan diri, Karina lantas menjawab panggilan tersebut.

"Halo, Karin. Kamu di mana?" Suara Nathalie terdengar sangat tenang.

"Aku di luar, Ma."

"Kamu pulang sekarang, mama tunggu di rumah."

Sambungan terputus. Karina tertunduk, menghela napas panjang. Ia harus menyelesaikan semuanya sebelum memulai kehidupan yang baru dengan status barunya.

Related chapters

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 1 : Suami Dingin Idaman

    Pintu kamar terbuka dari luar."Sayang," tegur Haris. Tak seperti pasangan lainnya yang menegur dengan suara yang manis, Haris menegur dengan wajah yang kaku dan sikap yang terkesan dingin.Karina langsung menoleh."Kita berangkat sekarang," ujar Haris kembali. Tapi bukannya langsung pergi, Haris justru menunggu Karina."Mas, aku cantik nggak?" tanya Karina, lengkap dengan senyum lebarnya ketika ia sudah berada di hadapan Haris.Tak langsung menjawab, Haris mengangkat tangan kirinya menyentuh wajah Karina. Memberikan usapan kecil dan berkata, "cantik."Seulas senyum tipis itu kembali di wajah Haris ketika ia menarik kembali tangannya. Dan dengan pujian kecil itu, senyuman lebar kembali menghiasi wajah Karina. Sudah tujuh tahun bersama, suaminya itu tetap irit berbicara. Dan bahkan hampir tidak pernah merayunya."Nggak ada yang ketinggalan?"Karina menggeleng. "Kita berangkat sekarang."Karina memberikan anggukan dan mereka pun bergegas meninggalkan rumah. Malam itu Haris mengajak Kar

    Last Updated : 2023-07-21
  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 2 : Tragedi

    Pesta berakhir, Haris dan Karina sudah kembali ke rumah dan bersiap untuk beristirahat. Keluar dari kamar mandi, Haris langsung menuju ruang kerjanya. Ia kembali mengenakan kaca matanya untuk mengecek sesuatu di layar komputernya.Sesaat kemudian Karina menyusul. Berdiri di ambang pintu, ia sejenak memperhatikan suaminya sebelum memutuskan untuk mendekatinya. Tak ingin mengganggu pekerjaan Haris, Karina berdiri di samping kursi yang diduduki oleh Haris dan memastikan apa yang saat ini dilakukan oleh suaminya."Kamu tidur aja dulu, sebentar lagi aku selesai," ujar Haris tanpa membagi perhatiannya dari layar komputer di hadapannya.Bukannya menjawab, Karina justru bergelayut pada sandaran sofa. Tak ada kalimat yang terucap, ia hanya menunggu. Hanya dengan cara itu Haris akan menjadi lebih peka dengan keadaan. Dan hal itu terbukti ampuh.Haris meraih tangan Karina, membawa Karina duduk di atas pangkuannya dengan posisi tubuh menghadap ke samping. Karina pun refleks mengalungkan tangann

    Last Updated : 2023-07-22
  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 3 : Noda Rumah Tangga

    Siang itu, saat jam makan siang tiba. Haris kembali ke ruangan Divisi Bedah Umum setelah melakukan pemeriksaan pada beberapa pasiennya. Ia hendak memeriksa ponselnya, tapi urung ketika seseorang membuka pintu ruangan dan menegurnya. "Kamu udah selesai?" Haris menoleh dan berbalik, mendapati Lisa yang berjalan ke tempatnya. "Udah makan siang?" tegur Lisa kembali. "Belum," sahut Haris tanpa menunjukkan ekspresi lain di wajah datarnya. "Kamu terlalu ceroboh kemarin," celetuk Lisa. "Tentang apa?" "Kamu dan Julia. Meskipun kalian akrab, kalian nggak perlu menunjukkan itu di depan istri kamu. Itu namanya bunuh diri." Haris tak memberikan respon. Lisa kemudian melangkah lebih dekat dan berdiri tepat di hadapan Haris. Perhatiannya langsung tertuju pada bagian leher Haris yang sebagian tertutupi oleh kerah kemeja. Ia mengangkat tangannya, menyingkap salah satu sisi kerah kemeja dan melihat apa yang kini menghiasi leher pria itu. Lisa tiba-tiba memberikan tatapan tajam, sedangkan Haris

    Last Updated : 2023-07-22
  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 4 : Hubungan Palsu

    Malam tiba, klinik kecantikan milik ibu Karina sudah tutup, tapi hingga detik ini Karina memutuskan untuk menetap di sana. Seharian ini ia terus menyiksa batinnya tanpa bisa membagikan apa yang ia lihat sebelumnya kepada sang ibu. Karina tidak ingin menyeret siapapun ke dalam masalahnya.Terduduk di depan meja resepsionis, Karina masih tidak bisa mempercayai apa yang kini terjadi di hidupnya. Rumah tangganya yang harmonis justru memiliki cacat yang bahkan tak ia sadari selama ini. Karina tidak menyangka, ia berpikir jika suaminya berselingkuh, maka wanita itu adalah Julia, bukannya Lisa—perempuan yang dahulu mendekatinya lebih dulu dan menawarkan hubungan baik. Wanita yang kini tengah hamil lima bulan. Itu benar-benar di luar dugaan. Di saat ia mewaspadai kehadiran wanita lain, dia justru mengabaikan orang yang menusuknya dari belakang."Kenapa harus Mbak Lisa? Kenapa bukan Julia? Kenapa aku harus kenal orang itu?" gumam Karina.Untuk kali pertama setelah ia memutuskan untuk menerima

    Last Updated : 2023-08-05
  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 5 : Tak Pantas Diperjuangkan

    "Ceraikan aku, atau aku yang gugat kamu."Haris terdiam, sementara air mata Karina sudah mulai berjatuhan meski wanita itu berusaha untuk tetap terlihat kuat. Pandangan Haris sempat terjatuh, menghembuskan napas dalam dengan pelan sebelum ia kembali memandang Karina dan berbicara."Silakan lakukan apa yang kamu mau."Ucapan Haris berhasil menyentak batin Karina, seperti sebuah pukulan yang meruntuhkan dinding pertahanannya. Dan ketika Haris memutuskan untuk pergi, Karina tak bisa lagi berpura-pura baik-baik saja.Berpegangan pada meja, Karina membiarkan isak tangis keluar dari mulutnya. Tanpa ada kata maaf, seakan tak pantas untuk diperjuangkan. Karina ditinggalkan begitu saja. Sebenarnya siapa yang bersalah di sana?Tubuh Karina merosot ke lantai. Tak lagi peduli tentang apapun, ia menangis dengan suara yang keras. Memukul dadanya sendiri yang terasa sesak dan menyakitkan. Hanya dengan satu kesalahan yang dilakukan oleh suaminya, pria kaku berhati dingin itu membuangnya dengan cara y

    Last Updated : 2023-08-20
  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 6 : Memulangkan Suami

    Julia mengobati luka yang didapatkan oleh Haris. Haris sepertinya tak lagi memiliki muka untuk muncul di hadapan Julia hingga ia terus menghindari kontak mata dengan wanita itu. Julia lantas menarik dagu Haris, berniat mengobati sisi yang disembunyikan oleh Haris dan hal itu membuat pandangan mereka sempat beradu."Syukurlah kalau kamu masih punya rasa malu," ujar Julia tak acuh.Haris menahan tangan Julia. "Kamu boleh pergi.""Semua orang udah tahu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?"Haris melepaskan tangan Julia dan berpaling, mengambil kaca matanya dan mengenakannya kembali. Ia menyahut, "itu bukan urusan kamu.""Kamu masih nggak tahu atau hanya pura-pura?"Haris terdiam memandang Julia."Aku khawatir," ujar Julia."Aku bukan orang yang pantas untuk kamu khawatirkan."Sebuah panggilan masuk ke ponsel Haris, terlihat sang ayah memanggil. Ia pun bangkit dan berbicara pada Julia untuk kali terakhir."Kita hanya perlu menjadi orang asing waktu bertemu."Haris kemudian meninggalkan J

    Last Updated : 2023-09-25

Latest chapter

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 7 : Done For Me

    Karina kembali ke hotel tempat ia menginap setelah mengurus berkas perceraiannya. Berdiri menghadap jendela, Karina memandang kota dengan hati yang kosong. Dalam sekejap, kebahagiaan yang ia anggap sempurna langsung hancur tak bersisa. Hingga detik ini Karina masih belum bisa berkata jujur pada sang ibu. Hatinya belum siap. Karena ia pasti akan menangis jika sampai ibunya tahu tentang rumah tangganya yang hancur. Dalam situasi ini, Karina tak ingin menangis sendirian lagi. Bel pintu berbunyi. Karina bergegas membuka pintu, berpikir bahwa pesanannya beberapa waktu yang lalu sudah datang. Namun, ketika pintu terbuka, sebuah kejutan kecil datang. Lisa tiba-tiba masuk dan langsung menampar wajah Karina. "Kurang ajar kamu! Begini cara kamu balas dendam?!" hardik Lisa. Karina menghela napas pelan. Sesaat kemudian ia menampar balik wajah Lisa. "akh!" pekik Lisa. "Harusnya aku yang datang ke tempat kamu, bukan kamu yang datang ke sini!" Karina balas menghardik. "Karina!" Lisa menggeram.

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 6 : Memulangkan Suami

    Julia mengobati luka yang didapatkan oleh Haris. Haris sepertinya tak lagi memiliki muka untuk muncul di hadapan Julia hingga ia terus menghindari kontak mata dengan wanita itu. Julia lantas menarik dagu Haris, berniat mengobati sisi yang disembunyikan oleh Haris dan hal itu membuat pandangan mereka sempat beradu."Syukurlah kalau kamu masih punya rasa malu," ujar Julia tak acuh.Haris menahan tangan Julia. "Kamu boleh pergi.""Semua orang udah tahu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?"Haris melepaskan tangan Julia dan berpaling, mengambil kaca matanya dan mengenakannya kembali. Ia menyahut, "itu bukan urusan kamu.""Kamu masih nggak tahu atau hanya pura-pura?"Haris terdiam memandang Julia."Aku khawatir," ujar Julia."Aku bukan orang yang pantas untuk kamu khawatirkan."Sebuah panggilan masuk ke ponsel Haris, terlihat sang ayah memanggil. Ia pun bangkit dan berbicara pada Julia untuk kali terakhir."Kita hanya perlu menjadi orang asing waktu bertemu."Haris kemudian meninggalkan J

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 5 : Tak Pantas Diperjuangkan

    "Ceraikan aku, atau aku yang gugat kamu."Haris terdiam, sementara air mata Karina sudah mulai berjatuhan meski wanita itu berusaha untuk tetap terlihat kuat. Pandangan Haris sempat terjatuh, menghembuskan napas dalam dengan pelan sebelum ia kembali memandang Karina dan berbicara."Silakan lakukan apa yang kamu mau."Ucapan Haris berhasil menyentak batin Karina, seperti sebuah pukulan yang meruntuhkan dinding pertahanannya. Dan ketika Haris memutuskan untuk pergi, Karina tak bisa lagi berpura-pura baik-baik saja.Berpegangan pada meja, Karina membiarkan isak tangis keluar dari mulutnya. Tanpa ada kata maaf, seakan tak pantas untuk diperjuangkan. Karina ditinggalkan begitu saja. Sebenarnya siapa yang bersalah di sana?Tubuh Karina merosot ke lantai. Tak lagi peduli tentang apapun, ia menangis dengan suara yang keras. Memukul dadanya sendiri yang terasa sesak dan menyakitkan. Hanya dengan satu kesalahan yang dilakukan oleh suaminya, pria kaku berhati dingin itu membuangnya dengan cara y

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 4 : Hubungan Palsu

    Malam tiba, klinik kecantikan milik ibu Karina sudah tutup, tapi hingga detik ini Karina memutuskan untuk menetap di sana. Seharian ini ia terus menyiksa batinnya tanpa bisa membagikan apa yang ia lihat sebelumnya kepada sang ibu. Karina tidak ingin menyeret siapapun ke dalam masalahnya.Terduduk di depan meja resepsionis, Karina masih tidak bisa mempercayai apa yang kini terjadi di hidupnya. Rumah tangganya yang harmonis justru memiliki cacat yang bahkan tak ia sadari selama ini. Karina tidak menyangka, ia berpikir jika suaminya berselingkuh, maka wanita itu adalah Julia, bukannya Lisa—perempuan yang dahulu mendekatinya lebih dulu dan menawarkan hubungan baik. Wanita yang kini tengah hamil lima bulan. Itu benar-benar di luar dugaan. Di saat ia mewaspadai kehadiran wanita lain, dia justru mengabaikan orang yang menusuknya dari belakang."Kenapa harus Mbak Lisa? Kenapa bukan Julia? Kenapa aku harus kenal orang itu?" gumam Karina.Untuk kali pertama setelah ia memutuskan untuk menerima

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 3 : Noda Rumah Tangga

    Siang itu, saat jam makan siang tiba. Haris kembali ke ruangan Divisi Bedah Umum setelah melakukan pemeriksaan pada beberapa pasiennya. Ia hendak memeriksa ponselnya, tapi urung ketika seseorang membuka pintu ruangan dan menegurnya. "Kamu udah selesai?" Haris menoleh dan berbalik, mendapati Lisa yang berjalan ke tempatnya. "Udah makan siang?" tegur Lisa kembali. "Belum," sahut Haris tanpa menunjukkan ekspresi lain di wajah datarnya. "Kamu terlalu ceroboh kemarin," celetuk Lisa. "Tentang apa?" "Kamu dan Julia. Meskipun kalian akrab, kalian nggak perlu menunjukkan itu di depan istri kamu. Itu namanya bunuh diri." Haris tak memberikan respon. Lisa kemudian melangkah lebih dekat dan berdiri tepat di hadapan Haris. Perhatiannya langsung tertuju pada bagian leher Haris yang sebagian tertutupi oleh kerah kemeja. Ia mengangkat tangannya, menyingkap salah satu sisi kerah kemeja dan melihat apa yang kini menghiasi leher pria itu. Lisa tiba-tiba memberikan tatapan tajam, sedangkan Haris

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 2 : Tragedi

    Pesta berakhir, Haris dan Karina sudah kembali ke rumah dan bersiap untuk beristirahat. Keluar dari kamar mandi, Haris langsung menuju ruang kerjanya. Ia kembali mengenakan kaca matanya untuk mengecek sesuatu di layar komputernya.Sesaat kemudian Karina menyusul. Berdiri di ambang pintu, ia sejenak memperhatikan suaminya sebelum memutuskan untuk mendekatinya. Tak ingin mengganggu pekerjaan Haris, Karina berdiri di samping kursi yang diduduki oleh Haris dan memastikan apa yang saat ini dilakukan oleh suaminya."Kamu tidur aja dulu, sebentar lagi aku selesai," ujar Haris tanpa membagi perhatiannya dari layar komputer di hadapannya.Bukannya menjawab, Karina justru bergelayut pada sandaran sofa. Tak ada kalimat yang terucap, ia hanya menunggu. Hanya dengan cara itu Haris akan menjadi lebih peka dengan keadaan. Dan hal itu terbukti ampuh.Haris meraih tangan Karina, membawa Karina duduk di atas pangkuannya dengan posisi tubuh menghadap ke samping. Karina pun refleks mengalungkan tangann

  • Menjadi Orang Ketiga Di Hubungan Suamiku   Bab 1 : Suami Dingin Idaman

    Pintu kamar terbuka dari luar."Sayang," tegur Haris. Tak seperti pasangan lainnya yang menegur dengan suara yang manis, Haris menegur dengan wajah yang kaku dan sikap yang terkesan dingin.Karina langsung menoleh."Kita berangkat sekarang," ujar Haris kembali. Tapi bukannya langsung pergi, Haris justru menunggu Karina."Mas, aku cantik nggak?" tanya Karina, lengkap dengan senyum lebarnya ketika ia sudah berada di hadapan Haris.Tak langsung menjawab, Haris mengangkat tangan kirinya menyentuh wajah Karina. Memberikan usapan kecil dan berkata, "cantik."Seulas senyum tipis itu kembali di wajah Haris ketika ia menarik kembali tangannya. Dan dengan pujian kecil itu, senyuman lebar kembali menghiasi wajah Karina. Sudah tujuh tahun bersama, suaminya itu tetap irit berbicara. Dan bahkan hampir tidak pernah merayunya."Nggak ada yang ketinggalan?"Karina menggeleng. "Kita berangkat sekarang."Karina memberikan anggukan dan mereka pun bergegas meninggalkan rumah. Malam itu Haris mengajak Kar

DMCA.com Protection Status