Share

BAB 08

Author: Vaa_Morn
last update Last Updated: 2024-06-09 20:45:25

Siang berganti malam, hari berganti hari, waktu tak terasa berjalan sangat cepat bagi seorang Dera. Satu minggu telah berlalu, dan ini adalah hari penting bagi Dera. Namun sebenarnya tidak pernah ada sedikitpun di dalam rencananya.

Hari pernikahan yang tak pernah Dera bayangkan sejauh ini. Rasanya begitu mustahil, namun ia sedang menapaki realitanya sekarang. Antara sedih, bahagia, dan bingung, bahkan dimata Dera tidak ada sedikitpun ekspresi yang kentara.

"Der, gue nggak pernah nyangka kalau lo bakalan nikah secepat ini. Mau bahagia karena salah satu sahabat gue mau nikahpun kayaknya nggak bakalan bisa, mata lo udah menjelaskan semuanya." Zea mengutarakan pendapatnya.

Para sohib Dera memang sedang berkumpul menjadi satu di kamar Dera. Tanpa terkecuali, semuanya datang meskipun mereka sebenarnya sibuk dan memiliki urusan masing-masing. Namun demi Dera, mereka mengesampingkan semuanya dan mengosongkan jadwal. Termasuk jadwal kuliah mereka sendiri.

Mereka memakai pakaian formal, bermaksud menjadi pelepas atau pengantar sahabatnya menuju Altar beberapa waktu lagi. Dera akan melepas masa lajangnya, namun mereka semua yang ada di sana tidak tau harus berekspresi semacam apa. Mereka ingat, pernikahan ini karena unsur dipaksa.

"Gue juga nggak tau mau sedih apa seneng, tapi yang jelas gue sebagai Kakak lo bakalan terus ngedukung lo meskipun lo berada di jalan yang salah. Ingat selalu kata gue, gue bakalan terus ngedukung lo." kata Arkan sembari merangkul sepupunya dan berusaha menguatkannya.

Tidak mendapati jawaban, Dera hanya menatap kosong seolah sedang memikirkan sesuatu yang tak biasa. Bahkan sedari tadi, Dera belum mengatakan apapun meskipun hanya satu kata.

"Der, jangan diem kayak gini terus. Gue jadi bingung, antara mau ngelepasin atau ngebawa kabur lo sekarang. Lo bener-bener dipaksa sampai segitunya ya?" lanjut Zidan.

"Bener nih, jangan diem terus. Mana seorang Dera yang selalu pecicilan, frontal, dan nggak tau malu itu. Kalau lo kayak gini terus, kita juga bingung antara mau mutilasi orang tua lo sekarang atau nggak. Kita siap jadi narapidana demi lo, Dera." sambung Reina.

Dera tidak bergeming, pikirannya masih berkelana entah kemana. Kemarin-kemarin ia tidak seperti ini, ia masih menjalani hidupnya dengan normal seperti biasa. Namun hari ini, mendadak ia menjadi murung. Tidak ada gairah hidup, bahkan rasa putus asanya semakin menjadi-jadi.

Dera tidak ada keinginan untuk mengeluarkan suaranya, hitung-hitung untuk menghemat tenaganya juga sebenarnya. Karena dirinya yakin, hari ini akan terasa sangat panjang. Rasa lelahnya mungkin akan semakin menumpuk, dan beban hidupnya jangan ditanyakan lagi keberadaannya.

"Dera, gue yakin lo bisa ngelaluin semuanya. Ada kami yang selalu ada di samping lo apapun kondisinya, lagian ini juga keputusan yang lo buat kan? Kenapa lo jadi kayak gini sih?" tanya Aldo yang juga turut membuka suaranya.

Dera menghela napas panjang, ia juga tidak tau kenapa menjadi seperti ini. Sudah dikatakan sebelumnya, bahwa ia bisa mengalami perubahan suasana dalam sekejap. Namun entah kenapa hari ini terasa ekstrim sekali.

"Gue baik-baik aja kok, nggak usah khawatirin gue. Gue juga lagi usahain bakalan bahagia sama pernikahan gue, cuma di sini gue lagi mikir aja nasib gue semisal baru seminggu kena talak tiga aja gitu." hanya itu yang Dera katakan, setelahnya ia membungkam mulutnya kembali.

Mereka akhirnya terbengong. Capek-capek mengkhawatirkan Dera yang dari tadi hanya diam membisu seolah tak memilih gairah hidup, ternyata pikiran Dera lah yang sudah lain dari yang lain.

"Ngapain sih kamu mikirin kayak begituan, kamu cantik, malah pakai banget Dera. Sekali-kali mainlah sama kita ke salon, jangan main sama kaum batangan mulu. Otak kamu jadi konslet begini kan?" Flora, salah satu sohib Dera yang baru saja pulang dari luar negeri hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Iya nih, jadi lakik begini kan bawaan lo." Reina ikut mendukung.

Dera menghembuskan napas kesal, "Perumpaan doang tadi. Lagian tuh si Feli juga kelakuannya nggak beda jauh dari gue. Sekali-kali ikutlah ngomentarin gaya hidup dia, jangan gue doang."

Feli juga salah satu sahabatnya yang baru saja pulang dari luar negeri. Jarang berbicara kalau tidak penting, namun memiliki solidaritas yang sangat tinggi. Tidak ada yang berani mengajaknya mengobrol, Feli hanya mengatakan satu dua patah kata disaat penting-penting saja.

"Nggak bakalan berani sih, dia bawaannya pengin mutilasi orang. Lihat aja tuh anak lebih milih mojok sambil mainin pisau buah yang ada di kamar lo, kan ngeri sendiri gue. Lagian nih yang lagi kita omongin itu lo, lo yang udah sold out duluan tanpa kita duga."

"Sekate-kate, gue sold out aja bukan karena kehendak gue sendiri. Jujur, dalam hidup gue juga nggak ada pikiran bakalan nikah kayak gini."

Cklek...

Suara knop pintu yang terbuka, membuat mereka membungkam mulutnya saat itu juga. Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam dengan senyuman manis, namun tak ada tanggapan dari mereka yang berada di dalam sana. Mereka nampak diam tak merespon apapun, termasuk Dera sang tuan rumah itu sendiri.

"Dera akhirnya kamu sebentar lagi bakalan sah jadi istri orang, selamat ya nak. Nanti Mamah ya yang antar kamu ke bawah untuk ngikutin akad yang akan dilontarkan calon suami kamu."

Dera tak bergeming, lagi-lagi ia tidak tau harus berekspresi dan berujar seperti apa. Semuanya semu, Dera tidak merasakan apa-apa sekarang. Lantas kenapa Mamahnya bahagia sekali di atas dirinya? Benar, semua ini karena kehendak mereka.

"Dera, kamu juga cantik sekali nak. Mamah jadi pangling banget sama kamu, soalnya kamu nggak pernah dandan. Mamah yakin, calon suami kamu nanti bakalan terpesona dengan kamu. Ayo ke bawah sekarang, Mamah yang akan tuntun kamu."

Dera menggeleng. Berkali-kali ia dikecewakan oleh orang yang berada dihadapannya, dan Dera tidak akan pernah melupakan kejadian itu semua sekecil apapun.

Mengapa wanita itu bertindak seolah tidak memiliki rasa bersalah kepada dirinya? Dera tercengang akan hal itu semua.

"Dera udah ada mereka yang siap megantarkan Dera kemanapun, jadi Mamah nggak perlu basa-basi lagi dan penuh pencitraan seperti ini lagi sama Dera. Mohon maaf, Mamah boleh pergi dari sini sekarang." jawab Dera.

"Apa maksud kamu nak, Mamah tidak seperti yang kamu bayangkan."

"Realitanya memang seperti itu. Mamah terlalu lemah, terlalu naif, terlalu munafik, bahkan untuk menolak permintaan Ayah yang nggak masuk akal pun Mamah nggak berani. Tau nggak, secara nggak sadar Mamah nyakitin salah satu anak yang dilihirin oleh Mamah sendiri. Sebenarnya, Dera anak Mamah atau bukan?"

Semua sahabat yang ada di sana menatap Dera iba. Mereka tidak pernah melihat perseteruan Dera dan orang tuanya secara langsung, mereka hanya mendengar cerita Dera yang terkadang hanya menceritakan setengah dari inti cerita saja.

"Nak, maafin Mamah..."

Dera terkekeh. Baginya orang tuanya sudah mati, mereka tidak pernah menganggapnya ada. Alasan Dera bertahan saat ini, karena masih ada yang mau menerima dan menemaninya disaat senang maupun susah. Itu semua cukup untuk membuat Dera bertahan hidup.

"Andai Dera bisa milih, andai Dera bisa memutar waktu, andai Dera tau alur hidup Dera bakalan sekacau ini, Dera nggak akan mau dilahirin dari rahim Mamah. Tapi terimakasih udah ngelahirin Dera ke dunia, dan terimakasih telah menorehkan banyak luka untuk Dera."

Mamahnya terdiam selanjutnya. Ia tidak bisa menyangkal atau menolak, semua yang dibeberkan adalah fakta. Dan semua ketidak berdayaannya lah yang membuat Dera besar dengan diselimuti kebencian terhadap kedua orang tuanya sendiri.

"Mamah nggak perlu ngapa-ngapain di sini. Semuanya udah diambil alih oleh sahabat-sahabat Dera yang bakalan nganterin Dera ke bawah sebentar lagi. Mamah bisa kembali ke bawah dan bergabung dengan anak dan suami tercinta Mamah, Dera nggak apa-apa sendiri."

Kalimat yang terlontarkan dari mulut Dera mengandung makna tersirat. Ia tidak mau menghancurkan hari sakralnya, Dera juga tidak ingin membuang-buang tenaga. Citranya juga harus baik hari ini, keluarga mempelai pria bukan sembarangan orang yang bisa Dera sepelekan begitu saja.

"Dera mohon untuk sekali lagi, Dera bisa sendiri nanti. Ada mereka yang bakalan nganterin Dera ke bawah dan bertemu dengan suami masa depan Dera. Maaf dan terimakasih."

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 09

    Pernikahan hendak dilakukan secara kekeluargaan namun bisa dikatakan mewah untuk seukuran Dera. Tamu undangan bisa dihitung dengan jari karena hanya menyediakan beberapa kursi, dan semuanya hanya diisi oleh keluarga mereka saja. Meskipun pengumuman pernikahan telah dikonsumsi publik, namun tidak ada media yang meliput seperti yang Dera bayangkan sebelumnya. Mungkin karena posisi mempelai pria yang belum lama mengalami kecelakaan dan mengalami kelumpuhan, ditambah lagi dengan terjadinya pengantin pengganti yaitu dirinya sendiri. "Sebenarnya saya kecewa ketika kalian memilih untuk mengganti putri yang akan dinikahi putra saya. Namun di balik itu saya bersyukur, sifat-sifat buruk dari putri anda terbongkar sebelum melangkah lebih jauh. Entah dengan sifat putri anda yang satu ini." Dera yang baru saja menginjakkan kakinya di tangga terakhir, dibuat mematung di tempat diselingi rasa takut. Ia kenal pria paruh baya itu, ia sering melihatnya ditelevisi karena kesuksesan bisnis dari berb

    Last Updated : 2024-06-10
  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 10

    "Saya terima nikah dan kawinnya Dera Aurora Bethany binti Bapak Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Dera tergugu di tempat, dan sempat membekukan pikirannya untuk sementara waktu. Mahar yang diucapkan oleh pewaris tunggal kaya raya di sampingnya tadi pagitidak main-main, setidaknya cukup menghidupinya untuk lima tahun ke depan. Mobil, cincin berlian, uang 1 miliyar, bahkan Dera tidak perlu takut lagi jika ia mendapatkan talak tiga dalam waktu kurun dekat ini. Mahar itu untuknya kan? Atau ada pembagian harta setelah ini? Apakah orang tuanya memiliki hak atas mahar-mahar yang diberikan kepadanya itu? Ia akan menjamin bahwa harta itu untuknya semua, sebut saja Dera serakah. Ia jadi membayangkan hidup hedonisnya selepas ini. "SAH." Dera mengerjapkan matanya. Jadi sekarang ia tidak berstatus lajang lagi, ia resmi menjadi istri orang diusianya yang masih ke dua puluh satu. Hidup hedonnya sepertinya akan dimulai, tetapi ia juga tidak yakin hidupnya akan dipermudah setela

    Last Updated : 2024-06-10
  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 11

    Mansion yang terletak di pusat kota, dengan ornamen bernuansa eropa itu membuat Dera tidak bisa fokus sedari tadi. Ia mengenali bangunan ini, bahkan ia pernah berhenti sejenak dan mengagumi bangunan di depannya sembari berkhayal jauh kapan bisa memilikinya. Namun, bukan itu yang Dera pikirkan saat ini. Ia melirik ke arah Dafi yang sedang dibantu keluar dari mobil, lalu mengetuk-ngetuk dagunya sambil berpikir untuk beberapa saat. Ia mengumpulkan memori-memori otaknya dengan keras, sepertinya pertemuan pertama dengan Dafi bukan di restoran itu tetapi di tempat lain. "Ada yang nggak beres, tapi gue juga mager buat cari tau. Fakta pasti akan terkuak nggak akan lama lagi. Gue jamin!" Dera tersenyum polos, ketika pintu mobilnya dibuka perlahan oleh anak buah suaminya. Disitulah ia melihat sosok Dafi yang lagi-lagi sudah di dorong jauh meninggalkan dirinya. Mau menggurutu pun, Dera paham dengan situasinya sendiri. Dera kan hanya seorang pengantin pengganti saja, meskipun ciuman pertaman

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 12

    "Saya tidak akan mengizinkan kamu pisah kamar dengan saya, terlebih dengan alasan klasik seperti itu. Apa kamu pikir sebelum menikahi kamu, saya tidak tau kelakuan kamu di luar sana?" final Dafi, suami Dera yang kini duduk santai dengan Dera yang terlihat agak linglung. Sembari menikmati secangkir teh hangat dan kudapannya, Dera akhirnya tak henti-hentinya menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti. Ia tidak ingin berdebat dan berbicara lebih panjang lagi, karena sudah pasti Dera akan kalah telak. Bahkan Dera sekarang sudah tak terlalu mendengarkan, tapi pada intinya semua aktivitas yang akan dilakukan oleh Dera harus atas izin Dafi. Menyeruput teh yang mungkin sudah mulai dingin, Dera menatap lamat Dafi yang terus berbicara tanpa menunjukkan ekspresinya sama sekali. Benar-benar pria yang kaku, tapi untung saja wajahnya tidak membosankan. Jadi biarkan Dera mengagumi ciptaan Tuhan yang nampak sempurna itu. "Kamu tidak mendengarkan perkataan saya?" Dafi akhirnya menyadari, istr

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 13

    Dera tertidur sangat pulas, seolah tidak memiliki beban apapun di pundaknya. Berapa jam ia tidur, intinya Dera merasa sangat segar sekarang. Seminggu yang lalu Dera mungkin kekurangan tidur, tetapi itu semua sudah terbayarkan sekarang. Kasurnya sangat nyaman, Dera menyukainya. Apalagi dengan kerapian kamar ini yang membuat Dera mendadak tersenyum penuh arti. Benar-benar pria idaman, Dera mungkin wanita yang beruntung karena bisa bertemu dengan Dafi yang memiliki banyak kelebihan di dalam hidupnya. "Udah anak tunggal kaya raya, perfeksionis, ganteng, pekerja keras. Eh, tapi perasaan terakhir kali gue lagi baca buku di sofa kan? Siapa yang gotong gue kesini?" Dera mengernyit bingung. Jadi siapa yang memindahkan dirinya ke kasur? Dafi ? Itu sangat tidak mungkin kan? Jadi siapa? Dera menggigit bawah bibirnya. Mengingat Dafi belum terlihat dalam pandangannya, sepertinya ia berada di dalam masalah sekarang. Ia bergegas turun dari kasur, kemudian pergi keluar berencana mencari Dafi sa

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 14

    "Dia pergi tanpa melaksanakan sarapan, dia menolak memakai mobil dan memilih kabur menggunakan motor, dia sama sekali tidak membawa ponsel dan laptopnya. Pertanyaan saya, ada yang berhasil mengikutinya? Apakah dia baik-baik saja?" Dafi Ezekiel Addison, latar belakangnya sangat berpengaruh di kalangan bisnis. Pewaris tunggal perusahaan raksasa itu, benar-benar harus dihadapkan dengan banyak musuh yang setiap waktu mengancam nyawanya. Sosok yang dikatakan menyeramkan bagi mereka yang bekerja di bawah kendalinya. Dafi berada di kursi kebesarannya, dengan tumpukan-tumpukan dokumen yang semakin meninggi di setiap harinya. Raut tanpa ekspresinya, tidak ada satupun yang berani mendekatinya. Bahkan siapapun yang menargetkan Dafi sebagai lawan, Dafi tidak akan pernah melepaskannya hidup-hidup. Keluarga Dafi terlalu tinggi dan berkuasa dari yang lain. "Tidak ada yang berhasil mengikutinya Tuan. Nyonya mengendarai motor dengan kecepatan penuh, sedangkan mereka belum menyalakan mesin mobilny

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 15

    Tubuh Dera lemas lunglai. Lambungnya sudah terasa tidak karuan, nafsu makannya sudah hilang ditelan bumi, ia tidak ingin melakukan apa pun selain memejamkan mata saja. Keluar dari bimbingan tadi, Dera tidak mengikuti kelas sama sekali. Ia memilih untuk pergi ke unit kesehatan kampus, meminta obat, lalu tiduran dan malas-malasan setelah itu. Sebelum ke tempat kesehatan ini, ia sempat mengembalikan laptop yang sempat ia pinjam dari teman kelasnya terlebih dahulu. Tentu diselingi dengan meminta temannya itu, untuk menginformasikan keadaannya kepada para sohibnya. "Der, lo baru sehari nikah loh ini. Tapi keadaan lo udah memprihatinkan gini aja kayak tengkorak hidup. Kita udah bilang kan sebelumnya kalau kita bisa bantuin lo lepas dari jeratan mereka, lo nggak perlu menanggung beban mereka sampai kayak gini!" jelas Zidan panjang lebar, tentu dengan sedikit emosi yang tertahankan. Bagi Zidan, Dera sudah seperti sahabat sehidup semati. Dalam keadaan apapun mereka selalu bersama, sali

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 16

    Pagi telah berganti menjadi malam. Dafi sengaja menyisikan pekerjaan agar ia bisa pulang cepat, dan menjemput istrinya yang katanya akan berada di kampus sampai malam. Sayangnya ketika Dafi sudah sampai di kampus, istrinya itu tidak terlihat sama sekali. Bahkan ia sudah meluangkan waktu satu jam lebih cepat untuk menunggunya, namun tak ada tanda-tanda istrinya akan muncul. "Apa dia sudah pulang lebih dulu? Tapi kenapa tidak ada yang memberi tahuku?" tanya Dafi pada dirinya sendiri. Dafi memutuskan untuk pulang saja, barangkali istrinya memang sudah berada di rumah lebih cepat. Tidak sampai tiga puluh menit, Dafi sudah sampai di tempat tinggal mewahnya yang memang tidak jauh dari pusat kota. Turun dengan dibantu para bodyguard, dramanya masih berlaku sampai sekarang dan entah sampai kapan ia akan berhenti dari drama yang dibuatnya. "Nyonya kalian sudah pulang?" tanya Dafi datar dan tanpa basa-basi. Para pekerja yang memang ditugaskan untuk menjadi penjaga rumahnya itu langsu

    Last Updated : 2024-06-12

Latest chapter

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 28

    Pagi-pagi sekali, Dera dikejutkan dengan dering telepon yang mengharuskan dirinya pergi ke kampus. Jadi Dera yang hendak menyiapkan sarapan untuk dia dan Dafi memilih untuk berhenti, skripsi akhirnya lebih penting. Kemarin, baru saja dia mendapatkan ACC untuk bagian pembahasan. Sebentar lagi penderitaannya akan berakhir. Arkan juga sudah menyepam pesan sejak kemarin. Mungkin karena Dera belum sempat membuka ponsel, jadi baru sempat membukanya sekarang. Ada ajakan nongkrong kemarin, tapi tidak jadi karena Dera tidak ikut serta dengan mereka."Harus cepet, bentar lagi wisuda!" seru Dera penuh semangat. Dera segera bergegas, mengambil tasnya dan memasukkan laptop serta berkas-berkas penting yang sudah disiapkan sejak kemarin. Dafi, yang masih setengah terjaga, bangun dan melihat Dera yang tampak sibuk entah karena apa. "Buru-buru, mau kemana?" tanya Dafi dengan raut bingung. "Kampus, maaf ya nggak jadi masak. Bimbingan kali ini lebih awal dari hari-hari sebelumnya, ada urusan mendad

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 27

    "Manusia sultan mah bebas. Gue yakin si Dafi rumahnya nggak cuma ini dan yang sebelumnya doang, pasti masih banyak aset yang gue nggak tau. Mana rumahnya tetep gede semua lagi." kata Dera sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Ehhh tunggu, ini beneran rumah yang waktu itu gue datengin karena habis nolongin orang kan? Jadi apa bener yang gue tolongin waktu itu beneran si Dafi?" Dafi sudah keluar dari dalam mobil lebih dulu, meninggalkan dirinya yang masih berada di dalam mobil karena dia sempat berpura-pura tidur tadi. Luar kota yang dimaksud Dafi ternyata hanya perbatasan kota saja. Dera kira harus membutuhkan banyak waktu untuk perjalanan ke tempat yang Dafi maksud. Dera keluar dari mobil dengan perasaan campur aduk. Dia memandangi rumah besar yang sekarang tampak begitu familiar. Ingatannya mulai berputar kembali ke kejadian beberapa hari yang lalu ketika dia menolong seorang pria yang dikeroyok. "Jadi yang gue tolongin waktu itu beneran Dafi, jangan-jangan bener gue

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 26

    "Apa itu masih sakit? Sini saya obatin muka kamu." kata Dafi ketika Dera baru saja masuk ke dalam mobil. Kaget, tentu saja Dera merasakan hal itu. Dafi menggeser tubuhnya agar Dera bisa duduk di sampingnya. Sejak tadi dia juga sudah menyiapkan P3K, berharap Dera mau segera diobati lukanya ketika menyusulnta. Namun nyatanya Dafi harus dibuat menunggu, sambil mengamati gerak-gerik yang dilakukan istrinya sejak tadi. Bangga tentu saja, padahal Dafi sudah mencari informasi sedetail yang dia bisa. Yang dilakukan Ayahnya kepada Dera hhanyalah menorehkan ebagian luka besar menganga tak pernah diobati. Namun Dera masih terlihat berbaik hati, menunggu dengan setia hingga Ayahnya masuk ke dalam taksi. "Ini mungkin sedikit perih, tapi kamu harus bertahan ya?" Dafi tiba-tiba berkata lembut, tangannya bergerak pelan membersihkan luka tamparan di wajah Dera dengan hati-hati. Dera meringis sedikit, tapi dia tetap diam tidak berkomentar apapun. Pikirannya masih dipenuhi oleh fakta-fakta yang

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 25

    Dera itu memang tipikal perempuan yang gampang patuh, namun di sisi lain dia juga tipikal yang pembangkang juga. Setelah masuk ke dalam kontrakan, dia memilih untuk memasang telinganya dalam-dalam. Ingin tahu apa yang dibicarakan oleh Ayahnya dan suaminya secara serius tentu saja! Mendekatkan telinganya ke arah pintu, berharap bisa mendengar dengan jelas percakapan antara ayahnya dan Dafi di luar sana. Ayahnya berbicara dengan nada yang jelas tegang dan marah, sementara Dafi masih dengan suara yang tenang dan datar. "Saya sudah tidak peduli dengan siapa saya berbicara sekarang. Pada intinya, anda harus membantu perusahaan saya! Sesuai perjanjian bisnis dalam pernikahan, sudah seharusnya anda membantu keruntuhan perusahaan saya!" suara Ayah Dera terdengar jelas di telinga Dera saat ini. Dera terkekeh kecil, benar-benar tidak tau malu Ayahnya itu. Padahal Ayahnya sendiri yang melanggar perjanjian dengan menggantikan Dela dengan dirinya didetik-detik terakhir lantaran berita kecelakaa

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 24

    Dera tidak langsung pulang ke rumah suaminya. Sebaliknya dia memilih untuk pergi ke tempat kontrakannya sebelumnya, ada beberapa barang penting yang seharusnya dia bawa ke tempat tinggal barunya. Beruntung ketika Arkan mengambil barang-barangnya tempo beberapa hari yang lalu, kuncinya tidak dibawa dan diletakkan di tempat persembunyian aman. Jadi dia memilih untuk bersantai sebentar, presetan dengan waktu yang sudah hampir menjelang sore. "Ini baru Dera, kehidupan seperti ini yang sebenarnya gue mau. Aman, tenang, damai, dan yang pasti hidup sendirian." kata Dera sambil tersenyum dan memejamkan matanya.Andai Ayahnya tidak memintanya untuk menikah, andai Ayahnya tidak memintanya untuk menggantikan posisi kembarannya dalam sebuah pernikahan bisnis, mungkin Dera masih bisa hidup dengan tenang sekarang. Minusnya, Dera mungkin akan selalu hidup di bawah garis kemiskinan. "Hidup terlalu sempurna untuk kembaran gue. Sedangkan hidup gue terlalu hancur demi kebahagian kembaran gue." lanjut

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 23

    Dafi kini berada di kursi kebesarannya dengan senyum yang kadang-kadang timbul. Kantornya yang mewah dan rapi memancarkan kesan profesionalisme, namun pikiran Dafi melayang kembali ke momen-momen bersama Dera tadi pagi. Dia merasakan kepuasan yang mendalam melihat bagaimana hubungan mereka perlahan-lahan membaik meskipun dengan sedikit paksaan. Di depannya, Andrew Matthew sang sahabat sekaligus sekretarisnya itu menatap Dafi dengan raut bingung. Ia sebenarnya sedikit agak ngeri, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi selama mereka menjalin persahabatan. Sahabatnya tidak sedang kerasukan kan sekarang? "Hei, bro," panggil Andrew pelan, berusaha mengembalikan perhatian Dafi dari lamunan dan senyum mengembangkan, "Lo nggak sedang kerasukan kan? Gue takut lo ketempelan genderuwo diperjalanan ke kantor tadi." Andrew Matthew menatap Dafi dengan rasa ingin tahu yang semakin besar. Ia sudah mengenal Dafi sejak lama, dan senyum yang kadang-kadang muncul di wajah sahabatnya itu adalah

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 22

    Dera tersentak kaget, pagi-pagi sekali dia terbangun di dalam pelukan seseorang yang seharusnya ia hindari. Perasaan terakhir kali, dia sedang memeluk guling. Kenapa sekarang dia jadi memeluk Dafi Ezzekiel Edison? Kemana guling yang terakhir kali ia gunakan? Dera dengan hati-hati melepas pelukan mereka. Namun ketika dia hendak bangkit, Dafi benar-benar menarik tubuh Dera kembali dan merapatkan tubuh mereka. Dera jadi sedikit menggeliat meminta untuk dilepaskan, tetapi langsung bungkam ketika Dafi mengeluarkan kata-kata yang tidak disangka. "Diam, atau yang dibawah sana bangun karenamu. Tidur kembali, waktu masih sangat pagi untuk membuka mata." kata Dafi yang membuat Dera membelalakkan matanya. Pagi dari mana coba? Setelah Dera mengecek jam yang dipajang di area kamar tersebut, waktu sudah menjelang pukul sembilan pagi. Jika dia tidak salah ingat, skripsinya sudah terbengkalai cukup lama. Dia ingin segera melakukan bimbingan, dia ingin mendapatkan pekerjaan impiannya dengan ce

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 21

    Dera bersedekap dada dengan kesal. Jika ada laki-laki paling menyebalkan di dunia ini, maka itu adalah suaminya sendiri. Tampan sih, kaya raya juga jangan ditanyakan lagi. Tapi yang paling menyebalkan di sini, kenapa laki-laki itu tega mengurungnya? "Sebenarnya apa yang dia mau dari gue? Perasaan gue bukan wanita sempurna kayak yang lain. Cantik, mungkin relatif. Tapi perasaan kelakuan gue berbeda dari yang lain. Buktinya aja gue langsung tantrum, pas tau gue dikunciin di dalam kamar." pikir Dera dengan sedikit rasa kekhawatiran yang terpancar dari dalam matanya. Dera akan menunggu Dafi Ezzekiel Edison itu datang ke kamar ini. Dia butuh penjelasan yang lebih spesifik mengapa laki-laki itu terlalu mengekangnya. Apa dia memiliki kesalahan di masa lalu kepada laki-laki itu. Jika iya, Dera akan meminta maaf sebesar-besarnya. Cklek... Pintu kamar yang diwanti-wanti Dera untuk dibuka akhirnya terwujud juga. Dia menantikan momen ini, momen dimana dia akan memaksa Dafi untuk menjela

  • Menjadi Istri Sang Billionaire   BAB 20

    Dera bertepuk tangan ketika hasil kreativitasnya seharian ini bersama para koki telah selesai. Sebentar lagi waktu makan malam akan tiba, dan Dafi juga akan pulang ke rumah sebentar lagi. Ia jadi tidak sabar memamerkan hasil yang ia ciptakan ini. Dera tentu saja sangat puas. Merasa badannya lengket karena keringat, mungkin ia mandi terlebih dulu sembari menunggu sang Tuan rumah pulang. Karena Dera tipikal orang yang tidak terlalu menghabiskan banyak waktu di kamar mandi, sepertinya sepuluh menit cukup untuk menyegarkan badannya. "Untuk sementara, gue emang jadi Nyonya di rumah ini. Mungkin nikmati dulu kehidupan glamor yang nggak datang dua kali, sebelum didepak sama Dapi. Sayang sekali, tampilan gue tetep kayak anak itik habis kecebur got. Miris!" Dera menatap dirinya dicermin sambil menggelengkan kepalanya. Begitu sialnya Dafi sang suami, sampai-sampai mendapatkan wanita tidak tau cara berpenampilan seperti Dera. Mau memuji diri sendiri pun, sepertinya tidak ada yang menarik da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status