Beranda / Pernikahan / Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin / 63. Menggenggam Tangan Husein

Share

63. Menggenggam Tangan Husein

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 05:17:33

“Untuk saat ini masih dalam proses penanganan. Nanti setelah penanganan berjalan dan bapak sudah diperkenankan untuk melihat kondisinya, bapak bisa temui saya untuk berkonsultasi lebih lanjut.” Dokter berlalu pergi.

“Bayiku!”

Suara lirih itu membuat pandangan Husein tertuju ke sumbernya. Habiba telah membuka mata. Dia menyebut bayinya. Kemudian langsung terduduk sambil mencari- cari. Selang infus di tangan mengganggu pergerakannya.

“Dimana dia? Dimana bayiku?” Habiba panik.

Husein langsung meraih kepala Habiba dan membenamkan ke dada bidangnya, menenangkan istrinya. “Dia bersama dokter, sedang dalam perawatan,” bisik Husein.

Mendengar jawaban Husein, tubuh Habiba yang menegang, kini mulai rileks dan tenang. Pelukan Husein mampu memberikan kenyamanan. Terbukti dari kedua tangan kecil Habiba yang membalas pelukan Husein.

“Dia tidak apa- apa kan?” lirih Habiba.

“Kita akan lihat bersama- sama nanti,” jawab Husein yang juga belum mengetahui kondisi bayinya.

Suara napas Habiba ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
entah biba menyadarinya ataukah tidak,biba telah menggenggam tangannya husein
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
ternyata husein bisa memberikan ketenangan kepada biba.sehingga membuat biba mengeluarkan semua uneg-uneg dihatinya kepada husein
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
terharuuu.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   64. Tersingkir Oleh Lelaki Lain

    Habiba melanjutkan lagi, “Terakhir, saat saya benar- benar hanya berharap ada keajaiban pada hape itu, berharap supaya Tuhan menunjukkan Kuasa- Nya, akhirnya Tuhan benar- benar mengabulkan harapan saya. Ponsel saya menyala, tepat saat Tuan menelepon saya, dan beruntung sekali langsung dirampas oleh penjahat itu sehingga niat mereka yang awalnya mau melenyapkan saya, akhirnya gagal karena takut atas teror Amda. Saya selamat, anak saya pun selamat.” Husein mendengarkan dnegan setia.“Saya sempat berpikir bahwa hari ini adalah hari terakhir menghirup napas, tapi Tuhan menunjukkan keajaiban dengan kejadian ini,” imbuh Habiba. “Saya berhasil melahirkan bayi saya dengan selamat. Saya telah menjadi seorang ibu.”Husein tidak tahu bagaimana menyikapi. Dia tetap tenang dan rileks melihat keharuan Habiba.Seketika keharuan itu lenyap saat seseorang mengetuk pintu. Sejurus pandangan tertuju pada Irzan yang berdiri di ambang pintu.Husein menegakkan punggung, mengernyit menatap Irzan. Dia s

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   65. Kabar Mengejutkan Tentang Bayi

    Tomy yang sejak tadi berada di luar kamar, kini mengiringi Irzan.Sesampainya di ruang rawat bayi, mereka menunggu di luar. Kaca bening yang menjadi pembatas membuat pandangan mereka dengan mudah menjangkau pemandangan di dalam kamar. Tampak bayi mungil kecil tengah terbaring, tidur. Dokter dan beberapa suster tengah melakukan penanganan pada bayi.Habiba menempelkan telapak tangannya ke kaca. Tersenyum seakan sedang menyentuh bayi. Husein tanpa sadar sudah melepas kursi roda, berdiri mendekat pada kaca. Irzan dengan cekatan mendekat pada Habiba, mengambil kesempatan itu untuk menyentuh pundak Habiba dan memberikan dukungan."Itu bayiku!" bisik Habiba terharu. Matanya berembun menatap bayinya yang bergerak- gerak di dalam sana."Ya." Irzan mengangguk. “Kamu luar biasa. Kamu telah menghadirkan malaikat yang nantinya akan menjagamu.”Dokter kemudian keluar setelah penanganannya selesai."Selamat malam! Apakah ini adalah keluarga si bayi?" tanya Dokter laki- laki itu mengedarkan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   66. Sentuhan Husein

    Husein mendadak merasa asing, seolah dia bukanlah siapa- siapa di sana. Bahkan Tomy terlihat menepuk pundak Irzan, memberikan dukungan penuh supaya pria itu menenangkan Habiba.Keluarganya Habiba sama sekali tidak menyukai Husein karena kesalahan yang sudah terjadi, demikian sebaliknya. Keluarga Husein pun tidak menyukai Habiba.Mungkin beginilah perasaan Habiba saat berada di tengah- tengah keluarga Husein, seperti orang asing yang sama sekali tidak diharapkan.Husein masih mengawasi Habiba yang kini tengah menangis sambil menatap Irzan, meluapkan kesedihan dengan mengatakan apa saja. “Kenapa Tuhan tidak membuat aku saja yang cacat? Kenapa anakku?” Habiba sedih. “Kasian sekali bayiku. Dia belum pantas merasakan sakit. Lihatlah tubuhnya di tempeli selang infus.” Habiba sesenggukan.“Ini sudah takdir Tuhan. Kamu tidak bisa menolaknya.”“Aku tahu, aku ikhlas Tuhan memberikan kehidupan yang tidak sempurna untuk anakku. Ini sudah ketatapan dan kehendak Tuhan, aku hanya berharap

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   67. Sisi Lain Sosok Husein

    Husein menempelkan telapak tangannya ke kening bayinya. Mengelus pelan. Tidak ada respon dari si bayi. “Kalau kau tanyakan alasan apa yang membuat kita harus kembali bersama, maka jawabannya adalah bayi kita,” ucap Husein.Hati Habiba basah mendengar perkataan itu. Matanya berembun melihat Husein yang tengah menatap bayinya dengan teduh."Aku tidak akan membawamu pulang ke rumah mama. Kita bisa tinggal di rumah lain. Aku memiliki rumah yang bisa kau tinggali bersama dengan si kecil," jawab Husein."Apa Tuan muda menyayangi anak ini?" tanya Habiba.Husein mengernyit."Bayi ini terlahir dari rahim saya, rahim seorang wanita miskin yang menurut orang tua Anda menjadi aib dalam keluarga Anda," sambung Habiba. "Dia darah dagingku."Hati Habiba terharu mendengarnya. Ternyata Husein, lelaki kaya raya yang kelas sosialnya jauh jomplang dengan Habiba itu bersedia mengakui bayinya sebagai darah daging."Apakah Anda tidak malu punya anak autisme?" lirih Habiba. “Ini pasti akan menjadi masalah b

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   68. Bujukan

    "Habiba, sebegitu yakinnya kau akan kembali bersama dengan lelaki itu?" ucap Irzan dengan suara lembut dan tatapan teduh. "Tomy sudah menceritakan semua yang telah terjadi padamu. Dan aku mencemaskanmu, Biba. Hidup bersama dengan keluarga yang tidak menerimamu itu sama sekali tidak baik. Apa lagi suamimu juga tidak memberikan dukungan sepenuhnya kepadamu. Lalu apa yang akan kau pertahankan dari hubunganmu ini?""Aku paham dengan kecemasanmu, pasti sama seperti yang dirasakan Mas Tomy. Tapi aku sudah besar, aku bisa tentukan pilihanku.""Justru kau akan selalu merasa terancam, tidak tenang dan hidup dalam perundungan mereka. Kesehatan mental dan pikiranmu jauh lebih penting dari segalanya." Irzan tampak khawatir. "Siapa yang tidak akan mencemaskan kondisimu yang sendirian menghadapi manusia- manusia seperti mereka?""Percayalah, aku akan baik- baik saja.""Aku percaya padamu, tapi aku tidak percaya pada mereka semua yang ada di lingkunganmu.""Tuan Muda Husein tidak akan membawaku pulan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   69. Memaksa

    “Tidak! Aku yang akan mengantarmu pulang! Bukan lelaki ini!” tegas Husein menunjuk Irzan dengan dagunya.“Tuan muda, saya tidak ingin ibu melihat Anda mengantar saya pulang. Biarkan ibu berbahagia dulu dengan cucunya. Saya hanya inginkan ibu fokus pada satu kebahagiaan, yaitu melihat cucunya lahir. Jika Anda bersama saya, maka semuanya tidak akan baik,” jawab Habiba.“Sekali aku bilang tidak, ya tidak!” tegas Husein.“Kau tidak bisa memaksa Habiba hanya karena kau adalah suaminya. Ada batasan suami mengatur istri. Mental istrimu jauh lebih penting dari segalanya. Jangan hanya memikirkan egomu untuk bisa menguasai Habiba sementara kau tidak pikirkan mental istrimu, apakah dia bisa tenang hidup bersamam denganmu?” ucap Irzan. “Biarkan Habiba kuantar pulang!”“Diam! Jangan bicara! Ini urusan rumah tanggaku!” balas Husein dengan tenang. “Tuan Muda, saya janji akan kembali kepada Anda. Ini hanya sementara. Saya ingin mengabarkan pada ibu bahwa cucunya sudah lahir. Saya ingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   70. Debaran Yang Memudar

    Ah, kenapa Husein terpengaruh oleh perkataan Habiba? Memangnya apa yang membuatnya merasa seperti tertampar begini? Husein geram pada dirinya sendiri. Sekarang Husein harus menjawab apa? disaat kebingungan, untung saja dia menemukan mobil Irzan di luar, sehingga ia punya alasan untuk mengalihkan pembicaraan. “Irzan menunggumu di luar. Pergilah pindah mobil!” titah Husein.“Baik. Saya pamit dulu.” Habiba turun dari mobil.Husein menurunkan kaca mobilnya, menatap Irzan yang kaca mobilnya juga terbuka. “Aku titip Habiba,” kata Husein.Irzan diam saja. Seharusnya Habiba bukan hanya sekedar dititipkan kepadanya, melainkan dilepaskan untuknya.Habiba masuk ke mobil Irzan.Kemudian, wuuuush… mobil Husein langsung melesat pergi sebelum Irzan menjalankan mobilnya. Kencang sekali.“Suamimu pengendara handal ya?” Irzan geleng kepala.Habiba hanya melirik singkat ke arah Irzan tanpa menanggapi. Ingatannya malah melayang pada wajah Husein yang mendadak canggung saat tadi Habiba dengan beraninya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   71. Tinggalkan Husein!

    "Selamat siang, Bu." Irzan melangkah masuk. "Tomy tidak bisa menjemput Habiba di rumah sakit, jadi aku yang jemput."Fatona tampak fokus menimang Sakha, sampai dia tidak begitu respon dengan perkataan Irzan."Selamat Bu, sudah punya cucu!" imbuh Irzan dan ditanggapi dengan senyum oleh Fatona."Mau minum teh? Biar ibu buatkan," tawar Fatona."Tidak. Makasih, Bu." Irzan duduk di kursi. "Tomy memintaku supaya menjemput Habiba, dia sedang mengurus penjualan ikan- ikannya ke juragan ikan." "Jadi kalian menyembunyikan persalinan Habiba dari ibu?" Fatona menatap wajah Habiba dan Irzan silih berganti."Maaf, Bu. Aku hanya tidak ingin ibu menjadi khawatir, aku juga tidak mau membebani ibu. Tuan Husein memberikan kebutuhanku dengan sempurna. Bahkan Tian Husein juga menyembunyikan kelahiran anakku dari ibunya.""Jadi Bu Amira belum tahu kalau kamu sudah melahirkan?" tanya Fatona.Habiba mengangguk. Fatona duduk, memeluk Sakha dalam pangkuannya. "Bu Amira secepatnya harus tahu, supaya kamu bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   335. Akhir Dari Segalanya

    Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   334. Selamat Dari Ancaman

    Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   333. Dia Mati

    "Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   332. Tembakan

    "Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   331. Terancam Oleh Irzan

    "Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   330. Bertemu Irzan si Pengkhianat

    "Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   329. Jodoh Untuk Adik

    Setelah itu, ustaz Adi Hifayah mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausiah.“Sebuah kehormatan besar saya bisa berada di sini. Dan di sini saya selaku penceramah, pembimbing, dan orang tua bagi Shaka El Qasam, ingin menyampaikan sedikit hal tentang besarnya peranan anak laki- laki bagi keluarga. Dia akan bertanggung jawab merawat orang tua ketika orang tuanya sudah berumur. Menanggung nafkah orang tuanya ketika orang tua sudah berusia lanjut. Dia juga menjadi pelindung bagi istri, adik perempuan dan kakaknya.”“Laki- laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Tuhan melebihkan kondisi fisik lelaki dari wanita. Dan di sini, ada banyak anak laki- laki yang akan menjadi generasi penerus bangsa, menjadi pemimpin negeri ini, demikian juga Qasa yang akan menjadi calon penerus negeri ini. jadilah sosok yang bertaqwa, beriman dan tangguh.”Ustaz Adi menelan saliva. “Baiklah, mari kita berdoa, tundukkan kepala. Semoga Nak Qasam menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   328. Jangan Buli Lagi

    Tak disangka, Qasam yang dulu terlihat penakut, pendiam dan tak banyak tingkah, kini terlihat gagah berani melangkah maju tanpa rasa gentar. Di hadapan banyak orang, di hadapan para gurunya, serta di hadapan teman- temannya yang sering membuly nya sebagai anak aneh, ia tampak penuh percaya diri."Qasam, kau tahu kenapa mama dan papamu bangga terhadapmu?" tanya Irfan Sadim sambil memegang pundak Qasam yang sudah berdiri di sisinya."Karena aku anak yang pintar," jawab Qasam lantang, menggunakan mikrofon yang diberikan oleh Irfan Sadim."Benar. Dan satu lagi, kau pemberani."Qasam tersenyum bangga."Dulu, ketika Om Irfan masih seusiamu, Om punya cita- cita sebagai pemain sepak bola. Om berasal dari keluarga sederhana yang untuk makan pun sulit, bagaimana Om bisa menjadi pesepak bola?""Om bermimpi, terus bermimpi. Om mengumpulkan uang jajan yang sedikit demi sedikit. Tak Lain uang logam. Rela tidak jajan demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bila. Dan akhirnya, siapa sangka uang

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   327. Pertunjukkan

    "Kalau begitu Qasam sudah bisa dibawa ke acara itu?" tanya Qasam penuh percaya diri."Tentu sudah bisa. Kita semua sudah siap, bukan?" jawab Husein."Kalau Qansha bagaimana, Pa? Sudah cantik?" Qansha memutar badannya. Memperlihatkan pakaian mengembang warna kuning yang dia kenakan. Rambutnya diikat satu. Make up di wajahnya minimalis. Sendal putih hak tinggi melapisi kakinya. "Beautiful. Perfect!" Husein tersenyum menatap putrinya. "Yeey!" Qansha menjingkrak. "Yang ini bagaimana? Apakah sudah kelihatan cantik?" Habiba mengayunkan Wafa di gendongannya."Seperti mamanya," sahut Husein sekenanya. Habiba pura- pura sebal melihat tingkah suaminya. Berakhir dengan hidung yang dijepit oleh Husein.Fara berdiri di pintu menatap keluarga yang sudah siap dengan pakaian serba bagus. Ia gigit jari. Kepingin ikutan."Mbak Fara, jaga rumah ya!" pesan Habiba."Iya." Fara mengangguk pasrah. Membayangkan pesta besar, isi kepalanya mendadak ambyar. "Ya sudah, kita berangkat sekarang! Let's go!" Hu

DMCA.com Protection Status