Share

Diana Tidak Mau Kembali

Penulis: Anarita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-28 22:24:45

Sorot mata Diana yang teduh menatap layar ponselnya saat melakukan panggilan video dengan Abian. Rasa cinta terpancar jelas dari wajah Diana, namun sayangnya rasa cinta itu tak cukup untuk mengobati hati yang terluka karena ulah Abian sendiri.

"Maaf Mas. Aku tidak bisa kembali sama Mas Bian," ucap Diana dengan suara yang bergetar.

"Bukannya aku tidak cinta lagi, tapi aku terus-terusan terbayang foto mesra Mas Bian sama Mbak Miranda. Aku rasa aku nggak bisa hidup dalam bayang-bayang seperti itu. Kalau kita bersama, mungkin aku bakalan sesak napas setiap hari!"

Abian terdiam, matanya membulat tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Nafasnya terasa berat, seperti ditusuk oleh seribu jarum saat mendengar kata-kata Diana. Dia merasa seolah hatinya diperas hingga tak ada sisa air mata yang bisa jatuh.

"Diana, aku...," Abian mencoba menjelaskan, namun Diana menggoyang kepala pelan, menandakan bahwa dia tak ingin mendengar penjelasan apa pun dari Abian. Hatinya telah rapuh, tak ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Minta Cerai

    Setelah berjanji pada Diana akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, Abian menunjukkan tekadnya yang bulat untuk menepati janjinya. Langkah pertama yang ia ambil adalah dengan berani menghadapi fitnah yang dulu merenggut segalanya darinya. Menyadari betapa besar konsekuensi dari tindakan mantannya, Abian mengumpulkan tim kuasa hukum terbaik untuk membersihkan namanya. Ia mengadakan konferensi pers yang penuh emosional, mengungkap bahwa selama ini ia menjadi korban penjebakan tak berdasar."Para pelaku sudah dijerat hukuman dengan pasalnya masing-masing. Saya harap ke depannya tidak ada yang mengalami hal serupa seperti saya," ucap Abian pada awak media. Saat orang yang terbukti menjadi dalang penjebakan Abian akhirnya tertangkap dan diadili sesuai hukum, dukungan dari publik pun semakin menggema. Abian disambut dengan hangat dan apresiasi yang luar biasa dari netizen, meskipun ia belum bisa kembali menjabat sebagai CEO di perusahaannya. Namun, perlahan tapi pasti, semanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Kesabaran Abian Habis

    Abian menyandarkan punggungnya ke belakang, tangan gemetar memegang file gugatan cerai yang baru saja diterimanya dari Diana. Wajahnya pucat pasi, perasaan hancur dan kecewa bercampur menjadi satu. Selama dua tahun ini, dia telah berjuang keras demi masa depan mereka berdua, dan kini ternyata semua sia-sia."Kenapa Diana minta cerai?" tanya Abian dengan suara parau, tak mampu menyembunyikan rasa pilunya."Diana sudah punya calon suami lain. Katanya Diana ingin menikah!" sahut Raka. Sorot mata teduh itu terlihat menatap iba pada sahabatnya. Namun Raka pun tak tahu harus berbuat apa selain menyuruh Abian bangkit dan melupakan harapannya bersama Diana."Apa kau bilang? Kau tidak sedang bercanda kan, Rak? Aku di sini berjuang mati-matian buat Diana dan anak kita. Kenapa dia tega sekali melakukan itu?" Abian menatap Raka dengan mata yang memerah, mencoba mencari kebenaran di balik ucapan temannya itu."Untuk apa aku bohong. Orang suruhanmu bilang sendiri! Kakek juga mengizinkan." Rendi men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Berlutut

    Abian dan Raka berjalan dengan langkah tergesa-gesa menuju kebun belakang rumah Kakek Bram setelah mendapat informasi dari salah seorang pelayan bahwa Kakek Bram sedang berkebun di sana. Sesampainya di kebun, mereka melihat Kakek Bram sedang tekun merawat tanaman-tanamannya dengan cekatan.Dia melirik sedikit kedatangan Abian dan Raka tapi tetap lanjut memotong daun bunga mawar."Kek!" sapa Abian."Ada apa gerangan kalian datang ke sini, cucuku?" Bram bertanya sok polos sambil tersenyum ramah. Namun Abian tak berniat untuk berbasa-basi, ia langsung menyampaikan maksud kedatangannya."Tidak usah basa-basi, Kek. Langsung ke inti saja! Tadi Diana baru saja mengirim surat gugatan cerai padaku," ujar Abian dengan nada yang keras dan kesal."Oh, ya?" Kakek Bram berpura-pura terkejut, walaupun sebenarnya ia sudah mengetahui masalah tersebut. "Kakek pasti sudah tahu lah. Sekarang beri tahu aku dimana alamat Diana dan anakku." Abian semakin menegaskan, matanya menatap tajam ke arah Kakek Bram

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Biaaaaaaannnn

    Abian terus berlutut di kebun bunga meskipun waktu telah berlalu 5 jam lamanya. Langit mulai menampakkan gelapnya malam, dan hujan yang turun kini hanya menyisakan gerimis tipis-tipis yang menerpa wajahnya. Namun, tekad Abian tak bergeming sedikit pun."Kita lihat siapa yang akan mati duluan, aku atau justru harapanku," gumam Abian.Di sampingnya, Raka tetap setia menemani sahabatnya itu. Berkali-kali ia mencoba membujuk Abian untuk kembali ke dalam rumah, mengingat wajah Abian sudah pucat dan bibirnya mulai membiru akibat dingin."Sudah, Bian, masuk ke dalam saja. Lihat wajahmu, sudah pucat sekali!" ujar Raka khawatir.Namun Abian tetap keras kepala. Dia tidak mau mengalah dan bertekad untuk terus berlutut di kebun bunga itu. Dalam hatinya, Abian ingin menunjukkan kepada Diana dan anaknya betapa besar pengorbanan yang ia relakan demi mereka."Aku tidak akan berhenti berlutut sampai aku mati. Biar Diana dan anakku tahu kalau aku rela berkorban buat dia!" seru Abian dengan mata berkaca

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Gimana sih ini?

    "Diana!" teriak Abian histeris, keringat dingin mengucur deras membasahi keningnya.Dengan nafas terengah-engah, Abian bangun ke posisi terduduk. Pemandangan dinding berwarna krem, tempat tidur besi, dan bau antiseptik langsung menyadarkannya bahwa ia berada di sebuah rumah sakit."Ini rumah sakit, bukan rumah Diana!" suara Raka tiba-tiba menginterupsi lamunan Abian, membuatnya menoleh dengan ekspresi kaget sekaligus menyadarkan Abian kalau apa yang dilihatnya sekarang bukanlah mimpi."Diana di mana?" tanya Abian dengan mata membelalak.Raka tersenyum sebal. Lalu hidungnya mendengkus malas beberapa saat kemudian."Belum waktunya ketemu Diana, Bian! Sembuh dulu! Kamu gak sadar kalau sekarang kamu lagi ada di ranjang rumah sakit. Baru aja bangun sudah nyariin Diana," ujar Raka dengan nada tak bersahabat, tapi tangannya tetap setia menepuk-nepuk punggung Abian."Aku sakit apa?" tanya Abian bingung, masih berusaha mencerna situasi saat ini."Demam tinggi selama dua hari. Untung nggak kena

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Pertemuan Setelah Sekian Lama

    Abian berdiri di depan sebuah villa megah yang dikelilingi oleh taman indah.Itu adalah tempat di mana dia pernah merasakan kebahagiaan bersama orang tua dan keluarga yang lengkap. Villa yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya kini telah berpindah tangan.Air mata tak bisa Abian tahan saat mengenang kenangan manis yang pernah ia jalani di tempat itu. Dulu, saat kedua orang tuanya masih ada, hidup Abian penuh dengan canda tawa dan kasih sayang.Namun, kini semua itu sudah berlalu, dan Abian harus menerima kenyataan bahwa dirinya sudah dewasa dan harus menghadapi hidup yang penuh tantangan.Sambil menatap villa tersebut, Abian merasa penasaran dan rindu dengan sosok penghuni yang kini menempati tempat itu.Diana, wanita yang menjadi istrinya, telah dua tahun ia tak pernah bertemu, baik secara raga maupun wujud.Mengetahui bahwa Diana tinggal di villa tersebut, perasaan rindu dan penasaran yang menyelimuti hati Abian menjadi semakin kuat!Sambil mengusap air mata yang menetes, Abian b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Siapa

    Sudah satu jam lebih Abian duduk di ruang tamu. Di rumahnya ini, segala yang ada terasa asing untuk Abian.Dia bahkan tidak berani mencari keberadaan anaknya. Sejak Diana menyuruh Abian menunggu tak ada satu pun orang yang datang menemuinya. Bahkan untuk sekadar menyambut kedatangan Abian atau memberi segelas minumam saja tidak ada.Kenapa para pembantu di rumah ini yang dulu banyak sekali? Apa jangan-jangan Diana hanya hidup berdua dengan Azka?Masa sih?Di rumah sebesar ini? Pikir Abian.Lelaki itu memutuskan keliling villa karena dihantui rasa bosan. Kaki Abian terus melangkah, menyusuri ruangan demi ruangan sampai tak sadar langkahnya terhenti di depan kamar yang pintunya agak terbuka.Dalam siam Abian mencoba melihat pemandangan yang ada di dalam sana. Ternyata Diana sedang berusaha menidurkan Azka.Perempuan itu tampak telaten mengusap-usap kepala Azka dengan posisi Azka yang masih menempel pada dadanya."Manisnya," gumam Abian tanpa sadar.Rasanya Abian ingin ikut melompat ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Dia Pras

    "Diana?" Pria itu menyapa Diana dengan lembut.Sungguh hati Abian langsung terbakar saat Diana begitu lugas melempar senyumnya pada pria itu.Ya, sepertinya Abian tidak bisa mengambil hati Diana dengan cara santai sesuai rencananya. Dia harus membuat gebrakan baru supaya dua mahluk menyebalkan itu sadar kalau posisi Abian dalam hubungan ini masih sangat penting.Abian masih suami Diana secara sah. Mereka belum bercerai bahkan Abian belum pernah mengucapkan kata itu sama sekali."Mas Pras?""Iya Diana. Kamu lagi sama siapa?" tanya Pras karena belum melihat wajah Abian.Pras?Abian mengerutkan kening. Tunggu dulu!Sepertinya Abian tidak asing dengan nama itu.Saat matanya melirik ke samping, memperhatikan lebih jelas wajah pria itu, ternyata memang benar Pras yang dimaksud Abian adalah Pras mantan temanya dulu."Pras, kenapa kamu bisa ada di sini? Di rumah istriku," ucap Abian penuh penekanan."Loh, Bian?" Pras justru terkekeh. "Sudah lama kita nggak ketemu ya. Maaf aku belum sempat mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   TAMAT

    Hari itu, ruangan dokter terasa lebih hangat dari biasanya bagi Abian. Dengan senyum yang tak bisa disembunyikan, dia memandangi layar USG yang menunjukkan gambar bayi mereka yang kedua. Antusiasme terpancar dari matanya yang berbinar saat membayangkan kehadiran anggota keluarga baru."Semoga aja yang kedua perempuan. Jadi formasi keluarga kita bakalan lengkap. Tapi kalau laki-laki juga tidak masalah. Aku juga suka," ujarnya sambil terus menatap foto hasil usg, seolah bisa melihat masa depan keluarganya yang bahagia.Di sampingnya, Diana yang mendengar ucapan Abian itu menoleh dengan ekspresi yang rumit. Matanya yang tadinya memancarkan kebahagiaan kini seolah tertutup oleh awan kegelisahan. "Sebenarnya hubungan kita ini bagaimana sih Mas? Kita jadi cerai atau tidak?" tanyanya dengan suara yang mendadak serius.Abian menoleh, ekspresi bahagianya berganti dengan tatapan yang lebih dalam. "Kamu maunya gimana?" tanyanya, mencoba menggali perasaan dan keinginan Diana yang sebenarnya."Ak

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Posesif Parah Lagi

    Lupakan isi hati perempuan yang sulit dipahami. Abian berusaha memaklumi sikap Diana yang aneh karena wanita itu sedang hamil sekarang.Pagi harinya, Abian dikejutkan oleh kabar Diana yang pingsan mendadak. Dia dilarikan ke rumah sakit karena kekurangan cairan.Abian saat itu cukup panik. Dia baru saja duduk di kursi kantor saat kabar itu datang. Tanpa basa-basi Abian langsung pergi menuju rumah sakit tempat Diana dilarikan.Sesampainya di rumah sakit ada kakeknya yang menunggu Diana. "Gimana keadaannya, Kek?" tanya Abian dengan wajah pucat pasi."Masih di dalam, dokter sedang menanganinya," jawab kakeknya sambil memandang lekat-lekat ke arah pintu ruang gawat darurat.Abian menghela napas berat. Pundaknya terasa seolah ditumpuk beban berat. Dia duduk di samping kakeknya, mencoba mengumpulkan keberanian untuk bertanya lebih lanjut tapi kata-kata terasa tersangkut di tenggorokannya.Beberapa menit terasa seperti jam berlalu hingga akhirnya seorang dokter keluar dari ruang tersebut. A

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Lahhh??

    Diana menatap pintu kamar anaknya yang tertutup rapat, berharap suara lembut dari luar tidak akan membangunkan si kecil. Punggungnya terasa kaku, tangannya gemetar sedikit saat memegang gagang pintu. Ketika Abian berbicara, suaranya menimbulkan desas-desus yang menambah ketegangan di udara."Azka sudah tidur?""Sudah," sahut Diana, suaranya hampir tak terdengar, berusaha keras menyembunyikan kegugupannya."Kalau sudah selesai ayo tidur ke kamar. Bagaimanapun kita belum resmi cerai. Jadi usahakan jangan membuat orang salah paham," kata Abian dengan nada yang mencoba terdengar tenang namun Diana bisa mendengar sedikit kekecewaan di dalamnya.Kata-kata itu seperti jarum yang menusuk-nusuk perasaan Diana, membuatnya semakin merasa tidak nyaman. Tanpa menjawab, ia melangkah pergi, meninggalkan Abian yang masih berdiri di ambang pintu. Setiap langkahnya terasa berat, seolah-olah lantai di bawahnya menjadi lumpur yang menahan kakinya."Kamar kita masih sama kayak dulu. Ada di atas," sambun

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Kembalinya Diana

    Kakek Bram berdiri tegak di halaman villa, keriput di wajahnya semakin terlihat jelas, namun matanya masih tajam dan penuh semangat.Diana baru saja sampai di villa dan melihat sosok Kakek Bram yang sudah lama tidak bertemu dengannya. Tubuh Kakek Bram tampak lebih renta, namun ia tetap berdiri tegap dan berkharisma."Kakek," sapa Diana dengan suara agak gemetar, mengetahui Kakek Bram pasti punya maksud tertentu mendatanginya.Kakek Bram tersenyum tipis, "Apa kabar Diana? Lama tidak berjumpa!""Kabar baik, Kek!" jawab Diana sambil berusaha tersenyum, menutupi rasa cemas yang menyelimuti hatinya."Ayo masuk, Kakek pasti sudah menunggu lama di sini kan," ajak Diana, berharap bisa mengalihkan pembicaraan.Namun Kakek Bram menggelengkan kepalanya pelan, "Maaf, Diana. Kakek tidak mau basa-basi. Kamu pasti paham tujuan Kakek ke sini buat apa."Diana menelan ludah, hatinya berdebar semakin kencang. Ia tidak tahu apa yang akan dibahas Kakek Bram, namun ia tahu, apa pun itu, pasti sangat pentin

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Pengalaman Hidup

    Diana menatap Prass dengan mata berkaca-kaca, seolah tak sanggup menahan kesedihan yang mendalam. Prass, yang sejak tadi mencoba menunjukkan sikap tegas, mulai merasa jantungnya berdegup kencang. Ia sadar, ini bukan hanya tentang kebahagiaan dirinya, tapi juga tentang Diana dan Bian."Maafkan aku, Mas Prass. Menurutku ini jalan terbaik untuk kita bertiga. Aku dengan jalanku, Mas Bian dengan jalannya, dan Mas Prass dengan langkah Mas sendiri," ungkap Diana dengan nada lirih.Prass mengepalkan tangannya, merasakan rasa kecewa yang begitu dalam. "Jadi begitu menurutmu. Jujur aku kecewa sekali dengan putusnya hubungan kita , Diana. Tapi aku cukup tercengang dengan isi pikiranmu. Menurutku kamu salah!"Diana terkejut, "Salah?""Hum. Kalau kamu masih sayang pada Abian. Kejarlah dia. Untuk apa kamu ikut menyerah?" kata Prass, mencoba menyadarkan Diana."Biar adil untuk Mas. Menurutku tidak etis jika aku berbahagia dia atas penderitaan orang," jawab Diana dengan suara terputus-putus."Sejak

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Hikss.

    Diana merasa hampa, ia menatap lantai dengan mata berkaca-kaca. Ia merasa tidak berdaya, tidak bisa mencegah Abian pergi meninggalkannya. Diana memang terlalu egois untuk mengatakan bahwa dirinya masih membutuhkan laki-laki itu.Saat sedang tenggelam dalam kesedihan, tiba-tiba pintu terbuka dan Firman datang. Firman, bapak Nuna yang dulunya jahat namun kini sudah bertobat."Nuna, apa yang terjadi?" tanya Firman cemas, melihat wajah anaknya yang sembab karena menangis. "Mas Bian baru saja pergi, Yah. Dia minta tinggal satu bulan di sini sebelum kita bercerai, dan sekarang waktunya sudah tinggal di sini habis," jawab Nuna dengan suara serak."Terus kenapa kamu nangis?" tanya Firman heran, berusaha menenangkan Nuna.Nuna menangis semakin keras, Firman mencoba merangkul dan mengusap punggung Nuna, berusaha memberi dukungan pada anaknya yang sedang berduka. Di tengah kekacauan hati ini, Diana merasa sendiri dan terluka, namun ia bersyukur masih memiliki Firman yang peduli dan siap mend

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Waktunya Abian Pergi

    Abian merasakan perasaan yang tidak adil menyeruak dalam hatinya. Ini seharusnya hari yang penuh kebahagiaan karena ia mengetahui istrinya sedang mengandung anak mereka. Namun, kebahagiaan itu sirna saat ia melihat Diana menangis sambil menyebut nama Prass, pria yang membuat harapan Abian dalam mendapatkan Diana kembali sedikit terhambat, malahan terancam hancur berantakan."Kenapa kamu nangis, Diana? Harusnya kamu bahagia dengan kehamilanmu," ujar Abian dengan nada sedih yang mencoba ditekan."Bahagia gimana? Kamu lupa kalau kita mau cerai. Dan juga, aku sudah terlanjur janji sama Mas Prass kalau kita akan menikah setelah pengajuan perceraianku dikabulkan. Sekarang gimana caranya aku cerai kalau aku hamil!" isak Diana yang tak mampu menahan tangisnya."Pras lagi Prass lagi! Kalau kamu hamil artinya Tuhan tidak ingin kita berdua cerai. Harusnya kamu sadar Diana. Bisa jadi ini petunjuk dari Tuhan," gerutu Abian, rasanya ingin meludah mendengar nama pria itu. Namun sekali lagi, ia ber

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Hamil Lagi?

    Mata Abian terus menatap Diana yang muntah-muntah di pojok kamar mandi. Dengan cepat, ia bergegas ke apotik untuk membeli obat.Sambil mengendarai mobil, pikirannya terus menerka apakah Diana benar-benar hamil atau tidak.Setibanya di rumah, Abian segera menyodorkan 5 buah tespack kepada Diana yang masih terengah-engah."Apa ini?" tanya Diana heran."Dicoba saja! Barangkali..." ucap Abian dengan nada bersemangat."Kamu gila ya? Aku tidak hamil. Datang bulanku bahkan masih kurang satu minggu lagi," bantah Diana."Apa salahnya mencoba," sahut Abian. Ia segera menarik tangan Diana dan membawanya ke kamar mandi. Abian memberikan sebuah wadah kecil untuk menampung urin Diana."Kamu ngapain?" tanya Diana dengan kesal."Ayo, kita buktikan sekarang juga. Aku hanya ingin memastikan secara langsung kalau kamu tidah hamil," jawab Abian dengan nada lembut namun tegas."Gila ya? Kalau mau coba benda ini paling tidak kamu keluar dulu!""Tidak mau! Mana tahu kamu nanti ganti air urin nya dengan air

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Jangan Jangan Kamu?

    "Wah ... Wah. Sepertinya ada tontonan gratis dan seru nih," gumam Bian."Mas Bian ngapain kesini?" Diana rasanya ingin menonjok muka Abian. Mau apa dia malah menyusul ke sini.Sudah tahu situasinya sedang tidak baik-baik saja, Abian malam datang seakan menyiram kobaran api dengan minyak tanah."Salam buat si miniom Prass," seru Abian.Prass merasa darahnya mendidih ketika mendengar kata-kata Abian.Wajahnya tampak merah padam, sedangkan tangannya mengepal erat hingga kulit putih memerah. Dia menatap sengit ke arah Abian, yang berdiri di ambang pintu gerbang dengan senyum sinis yang menghina."Kamu tenang aja. Mas nggak ada bayangin apa-apa. Kamu dan Abian masih sepasang suami istri. Kalian sah jika melakukan hal semacam itu," ujar Prass dengan suara bergetar. Dia berusaha menenangkan diri dan tidak terpancing oleh provokasi Abian."Akhirnya kamu sadar!" celetuk Abian, sambil tertawa kecil. Laki-laki itu muncul seperti hantu, dengan wajah pucat dan mata yang menyala mengejek."Menyerah

DMCA.com Protection Status