Share

100

Penulis: Alya Feliz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-18 23:05:41

Sebagian besar pelayat sudah pergi meninggalkan area pemakaman umum, meninggalkan Ajeng yang masih meneteskan air mata di pelukan Evan.

Kondisinya yang sedang hamil muda membuatnya tidak bisa terlalu larut dalam kesedihan, atau janin di dalam perutnya akan ikut stres.

"Ikhlaskan. Memang sudah ini jalannya," kata Evan sambil mengelus-elus lengannya.

"Kalau tahu begini, seharusnya aku kembali ke sini lebih cepat," ucap Ajeng di sela-sela tangisannya.

"Kita nggak tahu kapan seseorang akan pergi dari dunia ini. Doakan dia diampuni."

Tangan Ajeng gemetar ketika mengusap air mata di wajahnya. Dia menatap gundukan tanah yang masih baru dan dipenuhi dengan bunga. Rasanya masih seperti mimpi. Baru juga dia berbicara dengan Ella, lalu tiba-tiba saja wanita itu tergeletak di atas lantai dan menghembuskan nafas terakhir di depan matanya sendiri.

"Kamu udah maafin dia kan, Mas?" Air mata tidak mau berhenti dari netra Ajeng.

Biar bagaimanapun juga, mereka sudah bersahabat sejak tahun awal perkuliah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    101

    Semua terjadi begitu cepat. Tubuh Ajeng ditarik menjauh sebelum sebilah pisau tajam menghujam dadanya. Dia bahkan belum sempat mencerna apa yang terjadi ketika Evan menerjang tubuh pria yang menyerangnya."Mas Evan!"Nathan menendang pergelangan tangan si penyerang sampai pisau itu terlepas dan terlempar jauh. Pria bule itu mengambil alih si pelaku setelah Evan melepaskannya."Mas Evan! Kamu berdarah!" Ajeng melepaskan siapapun yang tadi merengkuh tubuhnya dan bergegas menghampiri sang suami. "Mas, tangan kamu kena pisau."Ajeng buru-buru membawa Evan ke mobilnya. Dia melihat Pak Adi yang sudah menunggu di depan mobil dengan wajah khawatir. Matanya membelalak. Jika Pak Adi ada di situ, lantas siapa yang tadi menarik dan memeluknya dari belakang?"Mari saya obati, Tuan. Di dalam ada kotak P3K," kata Pak Adi sambil terburu-buru membuka pintu mobil dan mencari kotak yang dimaksud.Ajeng menyuruh Evan untuk duduk di kursi tengah. Sebelum ikut masuk, dia menoleh ke belakang untuk melihat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    102

    "Kenapa kamu mau menjadi kaki tangan Ansel?" tanya Susno sekali lagi.Broto yang keadaannya masih lemah dan babak belur dan terikat di kursi tetap tidak mau menjawab. Geram, Susno menendang perut pria itu untuk yang kesekian kalinya.Bertahun-tahun dia menantikan momen ini untuk menghajar perusak rumah tangganya. Laki-laki tidak tahu diri yang menjadi parasit dan menghisap hartanya melalui Puspa dan Ella. Betapa tidak tahu dirinya pria miskin itu."Kamu sudah dijanjikan apa sama anak ingusan itu? Harta? Jabatan?" Susno mendengkus. "Anak itu saja masih bergantung di bawah ketiak ayahnya. Mau-mau saja kamu dimanfaatkan sama anak bau kencur. Broto...Broto! Kamu itu benar-benar nggak tahu terima kasih. Masih untung aku mau menampung kamu biar nggak jadi gelandangan."Ya, Broto adalah teman sekolahnya dulu. Pria yang pernah menjadi tetangganya ketika dia masih tinggal di Malang. Pria yang juga membantunya untuk mendapatkan Sekar Anjani, namun digagalkan oleh Mark.Ditinggal mati oleh kedua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    103

    "Aku memiliki beberapa kandidat buronan yang dimaksud oleh Broto. Jika yang dimaksud dia adalah buronan internasional, maka aku punya beberapa nama," kata Nathan setelah mengetikkan sesuatu di laptop milik Evan.Ketika Susno menyiksa Broto di rumah pria itu agar mengaku, mereka berdua memang diam-diam mendengarkan di luar ruangan. Bukan atas kemauan sendiri, melainkan atas saran dari Susno. Pria itu sengaja membiarkan pintu ruangan tersebut sedikit terbuka agar mereka bisa mendengarkan dengan jelas.Meski enggan untuk mengakui, tapi Evan akhirnya yakin bahwa Susno memang benar-benar bukanlah penguntit yang terobsesi dengan ibu mertuanya. Ternyata pria itu hanya belum bisa move on dari rasa cinta yang benar-benar tulus untuk Sekar, tapi caranya salah dan menimbulkan petaka bagi Ajeng.Selama ini Susno memang menyewa orang untuk terus mengikuti Sekar dan Ajeng, semata-mata untuk melindungi kedua perempuan itu dari serangan Puspa dan Ella. Sejak menikah dengan Puspa, wanita itu memang sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    104

    "Eh, sayang? Kok udah bangun? Kamu mau apa? Pengen makan sesuatu?" Evan buru-buru mendekati Ajeng yang sudah siap menangis.Dia tidak pernah menghadapi ibu hamil, tapi ibunya sering mengomel tentang bagaimana kebiasaan ibu hamil sampai kupingnya terasa panas dan akhirnya hafal di luar kepala."Mau makan yang asem-asem? Rujak atau apa gitu? Aku nggak kembali ke kantor kok. Papa yang handle soalnya tahu kamu lagi berduka. Yuk, kita makan siang. Atau kamu mau makan di luar?" Sebisa mungkin Evan mengalihkan perhatian istrinya agar tidak berpikiran yang terlalu berat."Tapi tadi kamu bilang...""Kamu salah dengar. Tadi Nathan membahas soal Elena yang dulu dikuntit sama orang asing.""Tapi tadi kamu teriak....""Ssshhh, aku cuma niruin dialog di film. Ayo, kamu mau makan apa? Atau kita balik ke kamar?""Hah? Tapi aku yakin tadi....mmmhhhh!"Cara ampuh untuk membungkam perempuan adalah dengan membuatnya terlena. Evan sudah menguasai teknik untuk membuat istrinya kehilangan fokus. Dia menyung

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    105

    Sander mengamati gerak-gerik Ansel dengan pandangan tajam. Sejak tahu bahwa pria itu begitu kurang ajar diam-diam memasang kamera tersembunyi di kamar Ajeng, dia sudah tidak lagi menganggap Ansel sebagai sepupunya.Lidahnya sungguh gatal untuk terus berkata kasar dan sinis setiap kali Ansel berpura-pura berbicara dengan manis dan sopan pada ayah dan ibunya. Kehadiran Om Dennis semakin membuat Sander ingin membongkar kelakuan bejat sepupunya itu."Aku mau mengambil dokumen di kamar Kak Ajeng. Kayaknya ketinggalan di sana," kata Ansel sambil tersenyum, menampilkan wajah lugu dan terlihat baik.Cih! Ingin sekali Sander meludah dan meninju wajah songong itu. Selama ini, dia dan semua orang sudah tertipu oleh wajah itu."Kamu kenapa dari tadi diam saja, Nak?" tanya ibunya dengan kening mengernyit."Buat apa kamu ke kamar Ajeng? Jangan lancang masuk ke kamarnya di saat dia nggak ada di sini. Biar aku saja yang mengambil dokumen itu," kata Sander dingin, mengabaikan pertanyaan ibunya.Semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    106

    Sander membuka pintu kamar Ajeng dan tersenyum sinis ketika melihat Ansel sedang mencari-cari sesuatu."Sejak kapan dokumen ditaruh di boneka?"Tangan Ansel membeku dan tubuh pria itu terlihat tegang, namun sedetik kemudian kembali biasa. "Ah, Mas Sander. Aku cuma pengen lihat bonekanya Kak Ajeng aja kok. Dia sangat suka dengan boneka ini," kata Ansel dengan tenang sambil tersenyum.Setelah Sander ditelpon oleh Evan yang mendapatkan instruksi dari bodyguard Ajeng, dengan sigap ia kembali menyisir kamar sang adik untuk menemukan adanya kemungkinan kamera lainnya.Dan benar saja. Dia menemukan kamera di tempat-tempat yang tidak akan pernah dicurigai oleh siapapun yang melihatnya. Boneka beruang besar, pot bunga imitasi, pulpen, bahkan di sela-sela springbed dan dipan.Ansel benar-benar gila. Tidak, pasti orang yang memerintah Ansel benar-benar gila. Sepupunya tidak akan mengerti dengan hal-hal semacam itu. Dia tahu betul Ansel tidak terlalu pintar."Kamu mencari ini?" Sander meraih sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    107

    "Mi, Ajeng mau jalan-jalan sebentar ya. Suntuk di rumah terus," pamit Ajeng setelah sholat subuh.Kebetulan sang mertua sedang berada di dapur untuk minum. Wanita itu menaikkan alis."Nggak nunggu Evan dulu? Dia belum pulang dari masjid?" "Nggak ah, Mi. Kelamaan nungguin Mas Evan keburu terang. Ajeng males ketemu tetangga." Pasti banyak yang kepo dengan status Ajeng.Mendadak ia merasa kesal pada suaminya. Kenapa pernikahan mereka masih belum dirayakan agar semua orang tidak menuduhnya yang tidak-tidak? Orang-orang di kompleks perumahan mertuanya pasti tahunya yang menjadi istri Evan itu masih Ella."Lho, terus? Kamu mau jalan-jalan sendirian? Jangan, nanti suami kamu marah-marah. Kamu lupa rumah kamu dibom waktu Evan pergi?" kata Dahlia dengan raut wajah khawatir."Sama Nathan kok, Mi. Ajeng juga takut kalau sendirian."Penyerangan dari Broto membuat Ajeng semakin takut saja pergi kemana pun. Sekarang dia justru bingung, sampai kapan dia akan seperti ini terus? Dia juga tidak punya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    108

    Suara bariton Evan membuat Ajeng dan para ibu penggosip itu menoleh. Ajeng terkejut karena ternyata suaminya menyusul sampai ke sini dengan pakaian rumahan.Lelaki itu merangkul pundaknya dan menghadap ke arah mereka dengan tenang."Kami menikah secara agama dan hukum. Mantan istri saya dulu memberikan ijin pada saya untuk menikah lagi, bahkan dia sendiri yang mengurus surat ijinnya. Jadi, saya rasa anda semua tidak memiliki alasan untuk menyebut Ajeng sebagai istri simpanan saya," kata Evan dengan tegas."Tapi dia ini istri kedua. Sudah pasti dia merebut kamu dari istri pertamamu. Sama saja dia ini pelakor.""Tahu apa anda tentang kondisi rumah tangga saya? Apakah saya harus melaporkan semua yang terjadi pada kalian?" tanya Evan masih dengan sikap tenang.Ajeng bahkan heran kenapa Evan tidak terpancing emosinya. Mungkin karena lelaki itu sering menghadapi rekan bisnis dengan berbagai karakter."Bukan begitu, Nak. Maksud kami itu, kami hanya mengingatkan Ajeng untuk nggak bertingkah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 6

    H-1 sebelum pesta dilaksanakan di sebuah kapal pesiar mewah, Siska mengetuk pintu kamar Ajeng untuk menanyakan tentang kepastian acara besok. Dia lupa pesta diadakan jam berapa, karena betapa banyaknya pekerjaan di kantor yang harus dia selesaikan sebelum akhirnya naik ke kapal pesiar demi menghadiri pesta pernikahan sang sahabat."Jeng, kamu lagi sibuk nggak?" teriaknya setelah mengetuk pintu beberapa kali.Dia tadi melihat Evan bersama Dana sedang bercengkerama dengan bos besar dan nyonya besar Braun, jadi dia pikir Ajeng mungkin sedang berada di kamar untuk mempersiapkan segala sesuatu."Jeng?"Tidak ada jawaban. Dia mendorong pintu yang ternyata tidak terkunci."Aku buka ya. Maaf kalau aku mengganggu," ucapnya sambil tersenyum. Tidak sabar untuk bergosip ria dengan Ajeng. "Besok pestanya jam bera...pa..."Siska langsung menganga dengan mata membelalak ketika melihat tubuh yang hanya dibalut dengan handuk di bagian bawah pinggul. Dia terengah kaget dan hal itu membuat sang pemilik

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 5

    Siska menatap mantan calon mertuanya tak percaya sekaligus geram. Padahal selama dia menjalin hubungan dengan Bayu, wanita itu begitu baik padanya. "Apa selama ini Tante hanya berpura-pura baik di depan saya? Kalau memang Bayu sudah bertunangan sejak kuliah, kenapa Tante menerima saya sebagai calon menantu?" tuntutnya.Ibu Bayu langsung gelagapan ketika Meliana mengerutkan kening, lalu menatap wanita itu curiga."Eh, ng-nggak kok Mel. Nggak usah percaya sama dia. Mama nggak kenal siapa dia. Bayu selalu setia sama kamu kok," kata ibu Bayu cepat-cepat.Hati Siska sakit sekali mendengarnya. Seandainya saja pernikahan itu sudah terlanjur terjadi, apakah dia akan ditindas oleh wanita itu? Dia jadi teringat dengan nasib Ajeng ketika menikah dengan Dimas. "Ck, ternyata memang bener ya. Orang jahat itu manipulatif dan pinter berpura-pura. Untung saya nggak jadi menikah sama Bayu. Nggak kebayang saya menjadi perempuan yang dibodohi oleh suami dan keluarganya."Siska beralih menatap Meliana.

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 4

    Siska terus menangis entah sudah berapa lama. Dadanya sesak sekali dan rasanya dia ingin menghilang dari dunia ini. Cintanya pada Bayu begitu besar. Dia sudah menyerahkan seluruh hatinya pada pria itu karena berpikir bahwa Bayu adalah belahan jiwanya."Kenapa pria yang terlihat baik dan setia seperti Bayu ternyata bajingan?" tanyanya setelah tangisnya reda, namun masih sesenggukan."Biasanya kan memang begitu," jawab Raka dengan santai.Siska langsung melotot pada pria yang telah bertahun-tahun menjadi rekan kerjanya menjadi orang kepercayaan Evan. Raka langsung mengangkat kedua tangannya."Biasanya memang begitu. Pria yang terlihat kalem dan nggak neko-neko tuh justru menyimpan banyak rahasia. Coba lihat Mr. Evan. Dia itu dingin, kelihatan nggak peduli sama perempuan. Eh tahu-tahu istrinya dua kan? Tapi kasusnya kan beda. Diam-diam dia bucin akut sama Ajeng."Siska menyeka air mata di wajahnya, tak peduli dengan make-up yang ikut luntur."Rasanya sakit banget, Ka. Kenapa aku nggak ja

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 3

    "Semua dokumen sudah lengkap?""Sudah, Mr.," jawab Siska dengan antusias. Jantungnya berdegup kencang karena sebentar lagi akan bertemu dengan tunangannya. Kesibukannya sebagai sekretaris CEO di perusahaan multinasional membuatnya begitu sibuk dan sering pulang malam, sehingga waktu untuk bertemu dengan tunangannya sangat sedikit."Semangat banget yang mau ketemu tunangan," goda Raka ketika mereka sampai di lobi perusahaan.Siska hanya tersenyum, namun debar dalam dadanya semakin kencang. Padahal mereka sebentar lagi menikah, tapi Siska merasa seperti baru saja jadian dengan sang tunangan.Mereka masuk ke dalam mobil dinas khusus CEO yang disediakan oleh perusahaan. Mobil mewah keluaran terbaru yang anti peluru, karena keselamatan Evan Braun sangatlah penting."Gimana liburannya di Malang, Pak?" tanya Raka membuka percakapan sambil fokus melihat jalanan di depannya."Menyenangkan. Istri saya pintar memilih tempat liburan yang bagus," jawab Evan sambil tersenyum.Siska yang duduk di s

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 2

    Dari sekian banyak orang yang mengenalnya, kenapa justru wanita itu yang datang menjenguknya? Bahkan orangtuanya sudah tidak peduli lagi, apalagi kekasihnya."Maaf ya baru bisa menjenguk kamu. Nih, aku bawain makanan kesukaan kamu," kata Ajeng sambil tersenyum."Kenapa?"Wanita itu mendongak. Gerakan tangannya meletakkan dua kotak makanan dan satu gelas minuman terhenti."Aku pengen bawain kamu makanan yang enak. Nggak aku kasih racun kok, udah diperiksa juga sama petugas," jawab Ajeng."Kenapa kamu mau repot-repot datang?" jelasnya.Ajeng menghela nafas panjang. Wanita itu terlihat lebih bercahaya dan tetap awet muda, persis seperti ketika dia pertama kali dikenalkan pada wanita itu oleh Ella dulu.Hanya Ajeng yang tidak pernah mengusiknya, meskipun tahu bahwa dia membawa pengaruh buruk pada sahabat wanita itu. Jadi ketika Ella ikut terjerumus ke dalam sekte sesat demi bisa menghancurkan Ajeng, Johan tidak mendukung Ella sama sekali.Baginya, Ajeng itu seperti kertas putih yang sayan

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 1

    "Kamu juga harus mati, Johan. Enak saja kamu masih hidup dengan tenang, sedangkan aku harus menjadi bulan-bulanan mereka."Johan membelalak ketika melihat Nadia mendekatinya dengan pakaian yang sama seperti terakhir kali dia melihat wanita itu. Rambut panjang Nadia acak-acakan. Perut wanita itu berlubang dan mengeluarkan banyak darah. Lalu di tangan kanan wanita itu....Janin merah yang tiba-tiba saja melihat ke arahnya dengan mata melotot. Bibir janin itu tertarik membentuk senyuman dengan gigi-gigi runcing yang terlihat tajam."Ayah."Johan menjerit ketakutan. Dia langsung berlari dengan sekuat tenaga. Nadia sudah mati, dia yakin itu. Dia sendiri yang mengatakan pada Ansel di mana keberadaan Nadia sebelum kabur ke Australia. Belum jauh dia berlari, kakinya tersandung. Membuatnya jatuh dengan keras. Dua orang berjubah hitam dan bertudung menarik tangannya dan memaksanya untuk berdiri. "Nggak! Nggak lepasin aku! Aku udah bukan bagian dari kalian lagi!""Siapapun yang menjadi pengkhi

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    166 - The End

    Pesta pernikahan Ajeng dan Evan diadakan di kapal pesiar yang mewah. Seluruh karyawan Deca di kantor pusat dan karyawan Ajeng di Otten Supermarket turut hadir dalam pesta.Banyak yang takjub dengan pesta mereka, apalagi Evan benar-benar maksimal dalam menjamu tamu. Mereka semua menikmati makanan mewah dan mahal yang biasanya hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas."Ternyata Mr. Evan lebih bahagia bersama Ajeng ya," ucap salah satu karyawan Deca yang dulu satu divisi dengan Ajeng."Iya bener. Waktu sama Bu Ella dulu, dia nggak pernah tersenyum. Kaku banget kayak kanebo kering. Pestanya juga biasa aja nggak semewah ini," sahut yang lain."Pantesan Bu Marta langsung dipecat dan dijebloskan ke penjara begitu mencelakai Ajeng. Secinta itu orangnya sama Ajeng. Lihat aja deh, senyumnya nggak pernah luntur tuh. Benar-benar bucin akut.""Aku sih mendukung Ajeng. Dia emang baik orangnya. Bahkan meskipun sekarang udah menjadi istri konglomerat, dia nggak pernah lupa sama kita-kita.""Eh iya ben

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    165

    "Sudah tahu punya anak bayi, kenapa malah nggak pulang-pulang? Lihat nih, Dana sampai nangis ngejer kayak gini. Mbok ya diajak kalau jalan-jalan. Benar-benar nggak kasihan sama anak," omel Sekar begitu Ajeng dan Evan baru pulang setelah Maghrib.Ajeng langsung meraih Dana yang menangis sesenggukan sampai suaranya serak dan buru-buru menepuk-nepuk punggung bayi itu."Cup...cup...maaf ya mama baru pulang. Dana nyariin mama ya?" ucapnya dengan wajah bersalah.Dia langsung duduk di depan televisi dan menyusui bayi itu yang langsung diam. Perasaan bersalah kembali menyerangnya. Seharusnya mereka mengajak Dana. Siapa yang tahu bahwa anak itu mencari-carinya, padahal tadi Dana kelihatan senang ketika diajak oleh neneknya."Kalian ini kalau masih punya anak bayi, jangan sering ditinggal. Dia masih butuh perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya. Bayi itu peka. Jangan sampai dia merasa diabaikan," omel Sekar lagi.Kalau biasanya Ajeng menjawab, maka kali ini dia hanya diam saja. Dia jarang m

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    164

    "Sudah?" Evan langsung berdiri begitu melihat Ajeng keluar dari ruang kunjungan. "Kenapa kamu kelihatan sedih?"Ajeng hanya tersenyum tipis. Mendadak dia merasa energinya tersedot habis setelah melihat kondisi Ansel. Bagaimanapun juga, pria itu adalah adik sepupunya. Dulu, sebelum dia mengenal Ella, dia dan Ansel sudah seperti adik kakak. Mereka begitu akrab dan hangat, sampai-sampai Ajeng tidak sadar bahwa timbul rasa lain di hati Ansel.Secara agama, memang Ansel itu bukanlah mahramnya. Jadi ketika pria itu menaruh hati padanya, tidak ada yang salah, karena memang mereka halal untuk menikah. Tapi tetap saja, Ajeng merasa itu saru (tidak pantas)."Kita ke Selecta ya, Mas. Aku pengen ngadem. Pikiranku suntuk banget," pinta Ajeng sambil menggandeng lengan suaminya.Dana dititipkan ke kakek dan neneknya, dan tentu saja Sekar sangat senang sekali. Apalagi Dana tipe bayi yang tidak gampang rewel. Kecuali jika anak itu tidak suka pada seseorang yang juga tidak menyukainya. "Siap. Mas jug

DMCA.com Protection Status