Beranda / Romansa / Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder / Bab 63. RENCANA GILA MARISSA

Share

Bab 63. RENCANA GILA MARISSA

Penulis: Purple Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 20:13:02

“Gila Marissa, ini gila!” Joshua gusar saat mendengar pengakuan dari perempuan di hadapannya itu.

“Sttt ….” Marissa meletakkan jari telunjuknya tepat di depan bibir yang kini dipoles dengan warna plum.

“Jangan keras-keras! Nanti Deniz curiga,” lanjutnya dengan perasaan cemas.

Ia mendekatkan kursinya agar bisa mengobrol lebih intens dengan Joshua. Marissa merasa jika hubungannya dengan Deniz harus memiliki kejelasan, dan ia pun meminta pendapat pada teman dekatnya yang mengerti benar tentang masalahnya selama ini—Joshua.

“Lalu apalagi, Josh? Jika aku berada di dekatnya, dia akan selalu terlibat dalam masalah. Kamu tahu itu bukan?” tutur Marissa dengan sikap yang tidak kalah gusarnya dengan Joshua.

“Setelah apa yang kalian lakukan bersama hingga sejauh ini, dan kamu akan menyerah begitu saja?” Joshua memundurkan wajahnya dengan dahi yang berkerut.

“Tidak, Josh. Sampai kapanpun kamu tidak akan mengerti, karena ….” Marissa tidak melanjutkan kalimatnya.

“karena apa? Dengan bersikap sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 64. AKU PERGI

    Marissa keluar dari dalam mobil begitu saja, ia meninggalkan Deniz yang masih duduk termangu. Pria itu merasa heran dengan perubahan sikap, Marissa. Namun sampai di mana Deniz mengejarnya hingga ke dalam kamar, Marissa tetap memasang wajah yang masam.“Ada apa denganmu? A-Aku benar-benar tidak mengerti,” Deniz menarik tangan Marissa, perempuan itu pun menghentikan langkahnya.“Aduh, jangan kasar dong!” Marissa menepis tangan Deniz agar tidak menyentuhnya.“Apa aku telah melakukan kesalahan? Tolong jawab, Marissa!” kata Deniz dengan semburat wajah yang terlihat kacau.Marissa terpaku, ia menatap nyalang ke arah suaminya. Entah apa yang saat ini dipikirkan oleh perempuan itu, “Tidak, tidak ada.” Jawabnya dengan cepat.“Lantas? What’s wrong with you?” Deniz membuka kedua tangannya, ia meminta alasan yang tepat pada perempuan yang dinikahinya beberapa bulan lalu.“Kamu tahu, Deniz? Kamu terlalu baik untukku.” Jawabnya dengan saliva yang menggantung di kerongkongan.“Aku tidak pantas untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 65. ARE YOU SERIOUS?

    Sepi. Padahal waktu sudah menunjukkan tengah hari. Marissa berjalan menyusuri jalan setapak menuju sebuah outlet yang ada di hadapannya. Ia menyeret sebuah koper yang tentu saja berisi pakaian saat dirinya baru pertama kali berjumpa dengan Deniz. “Here we are,” gumamnya sebelum benar-benar membuka pintunya. Marissa menarik napas panjang dan menghembuskan secara perlahan, lalu memandang bangunan yang tidak berubah sejak beberapa tahun lalu. “Marissa ….!” teriak seorang perempuan yang sigap menyambut kedatangannya. Perempuan itu memeluk Marissa dengan hangat, lalu menatapnya dengan senyuman tipis. “Kamu datang sendirian?” tanya perempuan bernama Ruth itu dengan kelopak mata sedikit melebar. “Memangnya kamu melihat aku datang bersama siapa? Tenang saja, tidak ada yang mengikutiku.” Marissa menjawab dengan bibir dimanyunkan. “Hanya berjaga-jaga, siapa tahu ‘kan? Kamu tahu sendiri kalau orang-orang di sekelilingmu itu sangat— mengerikan.” Ujar Ruth dengan bahu digedikkan.“Termasu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 66. ANTARA WANITA DAN MINUMAN

    “Jika kamu berhasil menjual satu potong baju minggu ini. Aku akan memberimu upah 10 persen dari harga baju tersebut, bagaimana?” Ruth pun menyetujui usul Marissa yang sepertinya tidak main-main jika soal pekerjaan. “Hem, menarik!” senyumnya mengembang dengan sempurna. “Hitung-hitung, kamu bantu temanmu ini.” Lalu ia meringis dan memperlihatkan sederet giginya. Ruth manyun, lalu menautkan kedua alisnya. “Memangnya kamu sudah berpikir masak-masak soal itu?”Marissa menghembuskan napas dengan kasar, “Mau bagaimana lagi?”“Kamu tidak merasa sayang apa?” selidik Ruth yang mendekatkan diri saat menatapnya. “Sayang kenapa?” Marissa mengernyitkan dahi saat membalas tatapan Ruth yang menurutnya sangat mengherankan. “Ada seorang pria mapan, tajir melintir dan sangat tampan. Dia bersedia menikahimu yang ….” Ruth tidak melanjutkan kalimatnya, ia melirik ke arah Marissa dari bawah kaki sampai atas kepala. “Itu hanya accident, Ruth.” Jawab Marissa sambil melengos.“Accident atau tidak, kenya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 67. SANTAI SAJA MARISSA

    Hanya berselang beberapa minggu saja, galeri fashion milik Ruth sudah kembali ramai seperti sedia kala. Perempuan cantik berambut cepak tersebut melebarkan senyumannya saat melihat sekeliling. Tidak ada raut cemberut atau mengajukan protes karena dulu ia selalu menolak retur produk dari para pelanggan. “Jangan bengong! Bantu aku melayani mereka,” Marissa menyenggol bahu Ruth hingga perempuan itu tersadar. Ia menoleh pada Marissa yang baru saja melewati dirinya dan membaur dengan pelanggan di depan sebuah manekin. “Kenapa bisa?” bisik Ruth setelah mendekat. Marissa menoleh, ia memanyunkan bibirnya lalu mengedikkan kedua bahu. “Buktinya bisa ‘kan?” jawab Marissa singkat. Ia terlihat sangat ramah saat melayani para pembeli yang menurut Ruth sangat cerewet itu. Marissa bersikap profesional seolah dirinya sudah terbiasa dengan pekerjaan tersebut. “Hem, bagus deh.” Ujar Ruth sambil mengangguk pelan. Waktu sudah menunjukkan jam 1 siang. Ruth melirik jarum jam di pergelangan tangan kir

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 68. TESPEK

    Marissa terlihat pucat saat ia turun dari lantai atas. Perempuan itu tidak memiliki semangat seperti hari-hari sebelumnya, “Kamu sakit?” tanya Ruth ketika meletakkan dua piring berisi omelet di atas meja makan.“I’m fine,” jawabnya singkat sambil menarik kursi dan duduk di hadapan sepiring makanan yang baru saja dihidangkan oleh Ruth.Ia memijat pangkal hidungnya setelah mencium aroma yang menurut Marissa sangat menyengat. Tangannya meraih segelas air putih dan, “Hoek,” ia merasa mual dan buru-buru membekap mulutnya sendiri.Marissa beranjak dari tempat duduk, ia berlari kecil menuju kamar mandi yang berada di lantai dasar. Sementara Ruth, ia tidak bisa melakukan apapun selain melihat Marissa yang tengah bingung dengan sendirinya.“Kenapa dengannya?” Ruth mengernyitkan dahi dengan kelopak mata dipicingkan.Ruth menyusul Marissa, ia mengetuk pintu kamar mandi untuk memastikan jika sahabatnya itu baik-baik saja. “Marissa, are you ok?” Terdengar bunyi kran air dinyalakan, sepertinya Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 69. POSITIF

    Marissa duduk termenung, ia melihat luar jendela dengan sebuah tespek yang ada dalam genggaman tangannya. Garis dua. Ya, ia positif hamil setelah mencoba lari dari dekapan Deniz. ‘Aku harus bagaimana?’ (tanya Marissa dalam hati).Gurat wajahnya terlihat mengeras, meski mau marah rasanya akan sia-sia. Marissa menahannya, menahan semua emosi yang hampir saja meledak di ujung ubun-ubun. Perlahan ia meremas celana berbahan spandek yang dikenakan, tapi kenapa tak juga membuat gemuruh di dadanya bisa reda saat itu juga?“Aku antar ke dokter, ya?” sentuhan di pundaknya membuyarkan lamunan Marissa seketika. Ia yang semula bertarung dengan pikirannya sendiri, mendadak harus mengendalikan perasaannya. Tanpa menoleh, Marissa menggeleng lemah. Tatapannya nanar ke luar jendela seakan ia tidak ingin terusik oleh apapun.“Biar bisa memastikan jika kamu dan calon bayimu,” Marissa beranjak dari tempat duduknya, sehingga meninggalkan bunyi berdecit akibat pergesekan kaki kursi dengan lantai keramik

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 70. HIDUP ITU REALISTIS

    Untuk apa pulang, jika tidak ada ruang untuk berbagi. Gempitanya redam setelah apa yang diinginkannya terkabul dengan mudah, tapi kenapa Marissa seakan tidak suka. Ia meremas kertas yang beberapa waktu lalu sampai ke tangannya. “Marissa,”Lekas ia mengangkat tangan kanannya, menandakan jika Marissa tidak menerima bentuk protes atau apapun saat ini. Semesta memang lucu, ketika mempertemukan dua insan tanpa rasa menjadi sebuah asa. Begitu pula cara memisahkannya, hingga Marissa tidak bisa mengekspresikannya dengan tawa sekalipun. “Maafkan aku,” Ruth mundur kembali, ia berbalik arah dan meninggalkan Marissa dalam kesunyian. Ia sempat menoleh setelah berjalan beberapa langkah. Ruth melihatnya masih dalam posisi yang sama, Marissa mematung dengan tatapan yang— entah. Tanpa mediasi ataupun kehadirannya dalam persidangan. Pihak pengadilan langsung mengabulkan permohonan gugatan cerai yang dilayangkan beberapa waktu lalu, tapi kenapa Marissa tidak terlihat senang atau bahagia? ‘Kamu pas

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 71. ADA APA DENGAN KOTA ADANA?

    Srettt ….!Suara kartu kredit unlimited digesek tanpa ragu. Ruth meniup napas dari arah mulut untuk meredam gejolak emosi yang tiba-tiba saja membuat kepalanya hampir meledak. Tagihan yang tertera di atas nota saat ia menghadap meja resepsionis rumah sakit mengharuskannya mendapatkan uang yang tidak sedikit dalam waktu singkat.“Berapa nomor aksesnya?” tanya Ruth seakan tidak memperdulikan kondisi Marissa yang menahan sakit. Dengan kesadaran yang sisa separuh, Marissa melirik pada tangan Ruth yang tengah memegang black card miliknya. “Cepat Marissa! Sudah tidak ada waktu lagi, demi bayi yang ada dalam kandunganmu.” Kata Ruth yang mendesaknya di hadapan perawat dan dokter obgyn.“Nona,” salah satu perawat mencoba untuk menghentikan aksi bar-bar Ruth yang dinilai anarkis pada pasien mereka.“Jangan sekalipun menghalangi! Kalau tidak, maka pasien ini urung melakukan tindakan operasi.” Ancam Ruth tidak main-main.“R-Ruth,” sepotong kata itu terdengar serak di dalam ruangan operasi.Ruth

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 97. BUKAN KANGEN BIASA

    Kenapa tangan Marissa begitu gemetar saat ia menerima setumpuk berkas yang diberikan oleh Sam — bodyguard mantan suaminya. “Kau bercanda, Sam?” Marissa mengangkat wajahnya setelah ia mematung sekian detik. “Tidak. Mana ada bercanda dalam kasus yang saya tangani Nona,” jawabnya sambil menopangkan kedua tangannya di ujung meja. Sam menatap Marissa dengan tajam, ia tahu jika perempuan itu belum siap dengan gebrakan baru yang dirancang olehnya bersama Deniz. “Aku tidak bisa menerimanya,” sahut Marissa dengan cepat. Ia meletakkan kembali beberapa map yang baru saja dibacanya dengan kasar. Kali ini sasaran kemarahannya ditujukan pada meja kerja Deniz yang dinilainya sebagai meja terkutuk. “…. Nona sudah di sini tidak bisa mundur lagi,” ujar Sam tidak memindahkan pandangannya. “Lho, kok maksa sih? Aku bisa menolak ‘kan? Lagian, imbalan sebesar ini pasti kerjasama yang ditawarkan oleh tuanmu juga nggak main-main resikonya, iya ‘kan?” Marissa membalas tatapan Sam dengan memicingkan kedu

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 96. SALAH SASARAN

    Kenyataannya sampai sore menyapa, Marissa tidak meninggalkan tempat duduknya. Ia masih di posisi yang sama saat pria itu dibaringkan pada tempat tidur berukuran large. “Huft ….” Marissa menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan. Ia memainkan jemarinya yang terasa semakin dingin di suhu ruang normal. Marissa berusaha untuk bersikap tenang, meski bola matanya tidak lepas memindai jarum infus dan alat perekam detak jantung sedari tadi. Satu jam yang lalu ….“Dia akan baik-baik saja, percayalah ….” ucap dokter Sunny sambil menepuk pelan bahunya. Dokter keluarga tersebut seakan ingin membesarkan hati Marissa yang saat ini tak ubahnya sedang terjun payung tak tentu arah. “Sejak saat itu, kesehatan tuan muda Deniz semakin memburuk.”Marissa menunduk dalam-dalam, ia menghela napas agar perasaan yang membuat dadanya begitu sesak hilang sudah.“Apa tidak ada alternatif lain agar suami oh maaf, agar tuan Deniz bisa pulih kembali?” Yang ada dadanya semakin sesak dengan realita yang a

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 95. RAPUH

    “Silahkan masuk, Nona.” Sam membuka pintu sebuah ruangan, ia mempersilahkan Marissa masuk ke dalamnya. Perempuan berpostur semampai tersebut terlihat begitu tegang. Selama dalam perjalanan ia menerka-nerka seperti bermain dalam sebuah teka-teki. Kira-kira apa yang telah membuat dua orang kepercayaan keluarga Ghazy tersebut datang menemuinya kembali setelah sekian lama menghilang. Marissa masuk ke dalam ruangan dengan pandangan lurus ke depan. Tidak ada senyuman di bibirnya, hanya suara hak sepatunya yang menggema di sepanjang lorong. Tepat di menit ke lima, ia berhenti di depan seseorang yang tengah duduk di kursi sofa yang cukup mewah. Sepertinya pria di hadapannya ingin sekali menyapa, ‘Hai, apa kabar?’Tapi situasi tidak mendukungnya menjadi pejantan tangguh seperti dulu, bahkan nyalinya berubah menciut setelah melihat kondisi Marissa jauh lebih baik setelah bercerai dengannya. Satu kata yang pantas ditujukan pada sosok Deniz saat ini, menyedihkan! “Kamu tidak bertanya keadaan

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 94. HARI BARU UNTUK MARISSA

    Pagi buta Marissa bergegas, ia menyiapkan semua bahan baking untuk diolah menjadi roti gandum yang lezat. Ia sudah berdiri di depan sebuah meja panjang stainless yang berada di dapur belakang, “Mario, apa kamu sudah cek semua bahan?” tanya Marissa yang sudah mengenakan apron berwarna gelap.Pria muda dengan kisaran usia 19 tahun itu menoleh, ia memegang satu buah paprika berwarna merah. “Saya rasa sudah Madam,” “Bagus,” Marissa mengangguk kecil. Tampak terlihat di wajahnya begitu sumringah, ketika mendapati usaha yang telah ditekuninya kembali berjalan lancar sejak satu tahun yang lalu.Marissa pun kembali melanjutkan aktivitasnya untuk menakar semua adonan sesuai tekstur yang diinginkan. “Jam 7 tepat kita akan membuka toko, apa kalian bisa melakukannya dengan baik?” “Ya, Madam,” jawab Kay, gadis berusia 17 tahun yang sedang magang di tempat Marissa. Lebih tepatnya, Marissa mempekerjakan Kay secara paruh waktu untuk membantu membayar tunggakan biaya sekolahnya.“Aku bisa mengandalka

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 93. MEMILIH JALAN MASING-MASING

    “Kalau aku sudah tidak dibutuhkan di sini, aku akan pergi.” Marissa beranjak dari tempat duduknya, ia menggenggam tas yang semula diletakkan di atas meja. “TUNGGU!” cegah Deniz dengan suara yang lantang.Marissa menghentikan langkahnya, kepalanya menoleh tanpa melihat ke arah Deniz. Ia meremas tas yang semula digenggamnya dengan erat, sampai di mana Deniz telah mengarahkan kursi roda yang didudukinya ke hadapan Marissa. “Ikut denganku,” kata Deniz tanpa menengok ke belakang, ia menjalankan kursi roda miliknya secara otomatis. Wajah pria itu terlihat pucat, keadaannya tak jauh berbeda dengan Marissa. Ia lebih terguncang dari yang terlihat, hanya saja Deniz terlalu pandai menyimpan rasa sakit hatinya. “Memangnya ada apa?” gumam Marissa dengan sendirinya. Tapi tidak ada jawaban dari Deniz, pria itu terus saja menjalankan kursi roda miliknya menyusuri lorong rumah sakit.Marissa diam sejenak, ia mematung sambil melihat kepergian Deniz yang bersikap dingin dari awal pertemuan mereka. Lal

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 92. PERASAAN BERSALAH

    “Tidakkk ….!” Teriakan itu terdengar sangat pilu. Marissa bersimpuh di bawah lantai dengan posisi memeluk dirinya sendiri setelah ia histeris beberapa saat.“Kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain.” Sambung dokter Andrew yang telah mengerahkan tenaganya untuk mempertahankan nyawa Elizabeth selama 5 tahun ini.Marissa mengira, jika suster memanggilnya karena operasi pencangkokan yang dijalani oleh putri dan mantan suaminya telah selesai. Tanpa disangka, dokter Andrew membawa berita yang membuat semangat yang tersisa pada dirinya telah luluh lantak saat itu juga.“M-Marissa,” suara Ruth terdengar bergetar.Ia meraih tubuh Marissa dengan segera, tapi rasa kecewa yang telah menyelimuti hatinya membuat Ruth terpaksa ikut bersimpuh di sampingnya. Sementara itu, dokter Andrew pergi meninggalkan mereka tanpa permisi. Dokter paruh baya tersebut membiarkan Ruth dan Marissa meraung di dalam ruangan kerjanya. Ia merasa bersalah karena upaya yang dilakukannya sejauh ini berakhir dengan

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 91. JANGAN CENGENG

    “Menjauhlah dariku!” bentak Marissa saat ia mengangkat kaki kanannya.“Aduh!” Deniz memekik, kedua tangannya memegang bagian pangkal paha. Rupanya tendangan Marissa tepat mengenai sasaran dan membuat pria itu menjauh.“Jaga sikapmu, Deniz. Keluar dari ruangan ini dan biarkan aku mengenakan bajuku,” usir Marissa dengan tegas.“Tapi kemarin kamu,” “Apa? Kemarin ya kemarin, kalau sekarang— tidak!” mata Marissa melotot saat menjawab pertanyaan dari mantan suaminya tersebut.“Kenapa jual mahal begitu?” gerutu Deniz sambil mendesis menahan rasa sakit.“Cukup, Deniz! Kemarin adalah kesalahan, jangan harap kamu mendapatkannya kembali.” Ujar Marissa dengan tampang marah.“Sudah berapa pria yang kamu layani?” akhirnya pria itu bisa berdiri dengan tegap, ia menatap Marissa dengan wajah cukup sengit.Plak!Tamparan keras dari Marissa melayang tepat di pipi kiri Deniz. Wajah pria yang tidak siap dengan tindakan Marissa tersebut sedikit bergeser ke arah kanan. “Kau sudah tahu jika aku melakukan i

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 90. MASIH BERJODOH

    “Kalian memang berjodoh,” cibir Ruth setelah melihat Marissa datang bersama Deniz. “Si*alan kamu,” umpat Marissa dengan lirikan pedas. Ruth tersenyum tipis, ia berdiri di sisi tembok sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. “Kenyataannya seperti itu, jangan marah. Kalian memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” sambung Ruth yang masih saja menggoda Marissa.“Hanya kebetulan bertemu, jangan berekspektasi terlalu tinggi.” Marissa mengelak.“Masih saja kamu berbohong, Marissa.” Ruth menggeleng pelan.“Tentang apa? Jangan mengada-ada,” Marissa menghempaskan bobot tubuhnya di atas kursi, perjalanan sepanjang hari ini membuat dirinya benar-benar letih.“Kamu masih mencintainya bukan?” Ruth sedikit memajukan wajahnya sambil mengedipkan sebelah mata.Pluk,Marissa melempar kotak tisu yang ada di atas meja, untung saja Ruth bisa menghindar. Perempuan berambut cepak tersebut tertawa puas karena berhasil menggoda sahabatnya.“Joshua meninggal,” tampak jelas jika Marissa begitu

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 89. PERJANJIAN PRA NIKAH

    “T-Tes DNA? A-Apa maksudnya ini?” “Lebih tepatnya, yang ada di hadapanmu saat ini adalah— hasil tes DNA.” Bruk, Dokumen yang ada dalam genggaman Marissa pun terjatuh begitu saja. Mendadak kakinya tidak bisa berdiri dengan sempurna, sehingga Marissa sedikit limbung dan hampir saja terjatuh. ***Marissa tidak berani mengangkat wajahnya, ia memilih untuk menghindari kontak mata dengan Deniz yang saat ini ingin menelannya hidup-hidup. “Gadis kecil yang ada di rumah sakit itu adalah putriku bukan?” jari telunjuk Deniz diarahkan dengan asal ke belakang dengan mimik muka yang serius. “Kenapa kamu menyembunyikannya dariku, Marissa?” lanjut Deniz yang mau tidak mau harus menginterogasi Marissa tentang keberadaan Eliza di tengah-tengah mereka. “A-Aku,” lidahnya benar-benar kaku, Marissa bingung hendak memulai jawaban dari mana. “5 tahun Marissa, dan kamu …. Argh ….!” Deniz sedikit menjauh dari Marissa yang mematung, ia mengacak rambutnya dengan kasar untuk melampiaskan perasaan kesalnya

DMCA.com Protection Status