Share

Bab 3. Dikira ART

Penulis: NonaRich
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 20:43:34

Hanifa menatap sendu beberapa menu makanan yang tersaji di atas meja. Sudah malam begini, tapi tidak ada tanda-tanda kedatangan Abimana.  Ini bahkan sudah terhitung tiga hari lamanya Abimana tak pulang ke rumah. 

Gadis itu juga enggan untuk menyentuh makanan yang ia masak sore tadi. 

"Pokoknya aku mau diet. Aku pengen kurus supaya Mas Abi bisa cinta sama aku!" monolog Hanifa dengan penuh tekad. 

Walau sejujurnya, makanan di atas meja sangat menggugah selera. Tapi, Hanifa sedang berusaha keras untuk menahan keinginannya. 

Waktu semakin larut, sementara perut Hanifa semakin keroncongan. Namun, dia tetap berusaha untuk menahan diri supaya tak tergoda dengan makanan.

Pada akhirnya, Hanifa memilih untuk masuk ke dalam kamar dengan memegangi perutnya yang terasa perih. 

"Mas Abi, aku bakal berusaha untuk cantik. Tapi, aku bingung, dia sudah bilang talak tiga ke aku. Kita ini sekarang apa? Masih suami istri atau sudah bukan?"

Di tengah malam yang sunyi ini, Hanifa kembali menangis, meratapi pernikahannya yang berada di ujung tanduk. 

"Setidaknya aku mau kasih kesan buat Mas Abi, supaya kami bisa bersatu lagi. Aku pengen punya keturunan dari Mas Abi," ujar Hanifa sebelum benar-benar memejamkan mata.

Keesokan harinya, Hanifa dikejutkan dengan tendangan kecil di kakinya. Gadis itu lekas terbangun dan mendapati sosok Abimana yang begitu gagah. 

Sayangnya, Abimana justru menatap datar pada Hanifa. 

"Kita sebaiknya pisah kamar. Jangan lupa bersihkan semua barang-barangmu dan pindah  kamar yang dekat dengan dapur."

"Tapi, Mas ...,"

Hanifa menghela napas ketika dia belum selesai bicara, tapi justru ditinggal begitu saja. 

"Aku nggak bakal mau pisah kamar sama dia! Enak saja. Aku nggak mau pisah sama Mas Abi!" gerutu Hanifa yang benar-benar keras kepala.

Ya, mau bagaimana lagi, Abimana itu merupakan sosok cinta pertama Hanifa. Dia sudah kehilangan kasih sayang sosok ayah kandungnya lantaran kedua orang tuanya bercerai ketika usia Hanifa yang masih kanak-kanan. 

Ayahnya memilih untuk menikah lagi dan tak pernah memberikan dia nafkah. Sementara Ibunya saat itu memilih untuk bekerja ke luar negeri menjadi seorang TKI. Sayangnya, sampai sekarang pun sang Ibu sama sekali tak ada kabar. 

Hanifa kecil hanya di asuh oleh Paman dan Bibinya. Sampai dia mulai dewasa dan bertekad untuk pergi merantau ke kota hingga pada akhirnya bertemu dengan sosok almarhum Kakek Abimana semasa Beliau masih hidup. 

Dari sanalah ia mengenal dan jatuh cinta dengan Abimana. Mengingatnya saja sudah membuat Hanifa menitikkan air mata.

"Jadi dewasa itu susah, ya. Apalagi kalau punya fisik jelek begini. Nggak pernah dihargai sama orang lain," keluh Hanifa seraya keluar dari kamar.

Samar-samar ia mendengar suara obrolan antara lelaki dan perempuan di ruang tamu. Hanifa pun memutuskan untuk mengintip dan matanya membelalak sempurna ketika mendapati suaminya sedang kedatangan tamu. Seorang wanita cantik yang memiliki body aduhai

"Mas Abi, siapa dia?" tanya Hanifa penasaran. Ia memilih untuk mendekati sang suami.

Suami? Masih pantas, kah, Abimana disebut sebagai suaminya? Entahlah, Hanifa pun bingung dengan status mereka. 

"Saya Widya. Semalam Tante Santi nyuruh aku ke sini buat temu kangen sama Mas Abi. Mbaknya ART di sini, ya?" Suara halus dari wanita yang bernama Widya itu terdengar sangat menyebalkan di telinga Hanifa.

Bahkan, tangan Hanifa sudah gatal sekali ingin menggampar mulut sialan itu.

"Kamu siapanya Mas Abi, kok, sampai temu kangen kayak gini?" tanya Hanifa.

"Mas Abi, coba jelaskan sama ART-nya, Mas, dong. Bilang sama dia kalau aku ini calon pacarnya Mas." Widya langsung bergelanyut manja di lengan kekar Abimana. 

Hanifa yang sudah tak bisa menahan emosi pun langsung menghempaskan tangan Widya. 

"Lancang sekali kamu nyentuh suami aku kayak gini!" Pelakor harus dibasmi, begitulah isi pikiran Hanifa.

"Suami? Mas, yang benar saja kamu nikah sama perempuan gembrot macam dia?" Widya menatap remeh ke arah Hanifa seraya bersedekap dada.

"Hanifa, mending kamu masuk ke dalam kamar saja. Jangan membuat tamuku nggak nyaman!" tegur Abimana yang sebenarnya sangat malu ketika Widya tau jika dia pernah menikahi wanita jelek ini. 

"Nggak. Selama ini aku diam saja bukan berarti bisa ditindas terus. Aku nggak mau rumahku dikotori sama pelakor jelek macam dia!" Hanifa gegas maju dan menyeret Widya keluar dari rumah.

Abimana mendorong Hanifa hingga membuat kedua wanita itu terjatuh. Sayangnya, Abimana justru memilih untuk mendekati Widya dan menolongnya 

"Mas Abi. Si gembrot itu kayak raksasa. Aku takut. Aku pengen pergi dari sini!" rengek Widya dengan nada manja.  "Kakiku juga sakit, Mas. Nggak bisa jalan ini!"

Tanpa ba bi bu lagi, Abimana langsung mengangkat tubuh ramping Widya dan membawanya pergi dari sana.

"Mas Abi. Aku juga sakit, Mas!" jerit Hanifa, tapi hanya di anggap angin lalu oleh Abimana. 

Hanifa bangkit dan berjalan terseok. Dia sudah lelah menangis. Gadis itu memilih untuk masuk ke dalam kamar untuk membereskan pakaiannya. Dia berubah pikiran dan memilih pindah ke kamar dekat dapur sesuai dengan permintaan Abimana tadi. 

"Kalau aku tetap tidur di kamar ini, aku nggak bakal fokus buat diet, yang ada malah sakit hati terus!" keluh Hanifa.

Dia belum menyerah. Justru ini adalah awal dari segalanya. 

Hanifa menatap sekeliling kamar. Banyak kenangan pahit di kamar ini selama satu tahun menikah dengan Abimana. 

Langkahnya membawa tubuh gempal itu menuju cermin full body.

"Aku juga nggak minta ditakdirkan jadi gendut seperti ini. Apalagi, wajahku penuh sekali dengan jerawat!" monolognya seraya memegangi perut bagian bawahnya yang bergelambir.

"Aku yakin kalau aku bisa kurus dan cantik seperti wanita yang sedang bersama Mas Abi." Hanifa tersenyum sendu. Dia akan berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya.

Tekadnya sudah kuat. Hanifa pun langsung menyeret koper untuk meninggalkan kamar tersebut. 

Hari demi hari dilalui dengan sangat berat. Bahkan, Hanifa sempat beberapa kali pingsan karena menahan lapar dan hanya makan sayuran rebus beserta buah-buahan.

Abimana saja sampai heran lantaran Hanifa sudah tak pernah memasak. Walau begitu, ia sama sekali tak protes, tapi justru bisa bernapas dengan lega lantaran beras tidak gampang habis. Urusan perut, Abimana tidak banyak memikirkan lantaran sering makan menumpang di kediaman orang tuanya. 

"Kamu mau ke mana?" tanya Abimana ketika mendapati Hanifa yang sedang mengenakan baju olahraga. 

Hanifa menatap sinis ke arah Abimana yang semakin hari semakin lengket dengan Widya. 

"Bukan urusan kamu. Urus itu si pelakor supaya tidak gatal dengan suami orang!"

Brak!

Belum sempat Abimana dan Widya menyela, tapi pintu ruang tamu sudah dibanting kencang oleh Hanifa.

Napas Hanifa kembang kempis. Ia memilih untuk berlari dengan napas tersengal. Baru beberapa meter saja rasanya luar biasa lelahnya. Alhasil, Hanifa memilih untuk istirahat sejenak demi mengurangi rasa lelah.

Sayup-sayup gadis itu mendengar obrolan beberapa wanita yang sedang membeli sayur di pedagang keliling. 

"Gimana, sih, caranya supaya badan bagus kayak Mbak ini?" 

"Gampang. Rutin olahraga di tempat fitness yang baru buka di depan kompleks sana itu, loh. Pelatihnya ganteng lagi. Masuk sana nggak perlu keluar duit banyak, asal konsisten mau kurus, pasti dibantu!" 

Obrolan itu terus mengalir. Sementara Hanifa begitu bersemangat untuk menyimak. Apa dia coba saja, ya, pergi ke tempat itu supaya bisa menguruskan badan?

Bab terkait

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 4. Dipermalukan

    Hanifa baru saja keluar dari kantor penggadaian dengan membawa segepok uang dari hasil menggadaikan kalung emas yang beratnya puluhan gram. Kalung yang pernah diberikan oleh almarhum Kakek Abimana terpaksa dia gadaikan demi bisa berlangganan di tempat fitness. Dia juga ingin perawatan wajah dan seluruh permukaan kulit tubuhnya supaya bisa cantik."Kek, maafin Nifa, ya. Suatu saat nanti Nifa bakal tebus kembali kalung itu." Hanifa lekas menyimpan uang tersebut ke dalam tas. Setelahnya, ia gegas pergi ke tempat fitness baru itu. Untung saja pelayanan di sana sangat ramah dan justru begitu bersemangat untuk membantu Hanifa menurunkan berat badan, setelah mendengar keluh kesal gadis itu. Terlebih lagi, Hanifa akan dilatih secara langsung oleh si pemilik tempat tersebut yang tampangnya sangat rupawan."Mbak Hanifa mulai besok bisa datang ke sini. Saya akan bimbing Mbak sampai punya berat badan ideal. Itu janji saya!" Lelaki tampan yang bernama Respati itu sama sekali tidak ilfeel ketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 5. Bangkitnya Hanifa

    "Kamu siapa? Nggak usah ikut campur. Ini urusan keluarga!" sewot Widya yang sebenarnya tak terima ketika ada lelaki tampan yang membela Hanifa. "Bukan begini caranya berbicara dengan perempuan yang kata kalian keluarga—""Mas. Mending kita pergi saja!" Hanifa memotong ucapan lelaki tampan yang ternyata adalah Respati. Lelaki itu memilih untuk menurut lantaran sudah tak tega saat melihat air mata Hanifa. Perempuan bertubuh gempal ini sangat menyedihkan. Respati bahkan sejak tadi sudah menyaksikan bagaimana para tamu undangan menghina fisik Hanifa.Ia sejak tadi ingin membela, tapi sadar diri bila dia hanya tamu undangan di sini. Terlebih lagi, dia bukan siapa-siapanya Hanifa. Namun, ketika wanita itu digiring secara kasar, Respati tentu saja langsung mengikutinya lantaran sudah tak tahan bila harus melihat wanita lugu itu disakiti. "Oh, jadi gini kelakuan kamu, Nifa! Tubuh gembrotmu ternyata laku juga, ya. Dibayar berapa kamu sama dia, hah? Sudah tidur, kan, sama dia? Ngaku kamu!"P

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 6. Pertama Kali Menyentuh Wajah Abimana

    Hanifa sengaja mengenakan masker supaya tidak dikenali oleh Abimana dan Widya. Gadis itu sekarang ini sedang membantu Kusuma untuk menangani dua pasiennya. Sebab, bukan hanya Widya yang akan menjalani perawatan, tapi juga Abimana yang dipaksa oleh si calon untuk menjalani perawatan wajah."Mbak, tolong buat wajah saya makin kinclong, ya. Supaya calon istri saya makin kesemsem sama saya!" ujar Abimana yang kini sudah berbaring di tempat ketika Hanifa sedang menutup tirai pembatas antara Abimana dan Widya.Gadis itu sama sekali tak bersuara dan memilih mengangguk saja. Dia tak ingin Abimana mengenali suaranya.Entahlah, kebetulan macam apa ini? Niat hati hanya ingin bekerja dengan tentram, tapi dia harus kembali berhadapan dengan Abimana. Walau begitu, Hanifa berusaha keras untuk tetap profesional. Bagaimana pun juga, dia sedang bekerja dan harus mengesampingkan masalah pribadi. Toh juga antara dirinya dan Abimana sebentar lagi akan benar-benar berakhir."Tangan Mbak lembut, tapi kenap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 7. Jelang Sidang Terakhir

    Abimana membawa Widya pulang ke kediaman orang tuanya. Ini dia lakukan supaya Widya tak banyak menguras uangnya. Bisa tekor dia nanti jika belum menikah saja, Widya sudah banyak maunya. Sudah dikasih perawatan gratis dari ujung rambut hingga kaki, tapi masih saja ingin tas mahal dan barang mewah lainnya. Sayangnya, sepertinya Abimana melupakan sesuatu. Mereka sudah janjian pada seseorang yang akan menghandle segala keperluan pernikahan. Widya dengan seenaknya bahkan memberitahukan orang tersebut supaya segera datang di kediaman calon mertuanya. Alhasil, belum ada setengah jam, rumah Santi sudah kedatangan tamu dan hal tersebut membuat Widya senang bukan kepalang. "Bisa tidak bahasnya nanti saja?" tanya Abimana yang masih belum terima jika uangnya akan kembali melayang."Nanti kapan, sih, Mas? Bentar lagi kita mau nikah loh ini. Tante nggak keberatan, kan?" tanya Widya meminta pendapat kepada Santi.Santi meneguk ludah dengan susah payah. Wanita paruh baya itu melirik ke arah sang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 8. Abimana Meminta Warisannya

    "Memangnya, Mas mau minta apa?" tanya Hanifa terlampau penasaran."Tetap di sisi saya walau tujuan kamu sudah berhasil tercapai. Maksud saya, kamu tetap boleh tinggal di rumah kontrakan dan bekerja di klinik adik saya. Jangan mencari tempat lain, kami sudah nyaman dengan kehadiranmu!"Sebenarnya, bukan ini yang hendak Respati utarakan. Hanya saja, mungkin moment-nya belum tepat. Dia tak mau jika Hanifa mulai menjauh jika sampai tau apa yang sebenarnya Respati rasakan. Dengan kata lain, lelaki itu memiliki perasaan lebih terhadap Hanifa. "Mas. Aku nggak mungkin pergi begitu saja setelah aku sudah bergantung penuh sama Mas. Mungkin nanti kalau semisal Mas Pati sudah berkeluarga, aku bakal pergi. Soalnya nggak enak sama istrinya Mas nanti!""Kenapa harus tidak enak kalau semisal kamu yang menjadi orangnya?" kekeh Respati yang seketika langsung gelagapan sendiri."Maksudnya, Mas?" tanya Hanifa yang masih belum paham ketika diberi kode oleh lelaki gagah pemilik tempat fitness itu.Respati

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 9. Diberi Waktu Untuk Rujuk

    "Dengan berat hati saya mengatakan jika warisan ini lima puluh persen akan jatuh di tangan Mbak Nifa. Lima puluh persennya lagi akan disumbangkan di panti asuhan!""Nggak bisa gitu, Pak! Enak saja main disumbangun ke panti. Apalagi mau dikasih ke si gembrot! Enak saja. Hidup cuma sekali, masa iya harta mertua saya jatuh di tangan orang asing? Nggak bisa gitu! Nggak sudi saya!" Santi langsung mengamuk di tempat.Beberapa orang bahkan sampai merekam aksi wanita paruh baya itu. Sedangkan Abimana sudah malu bukan main dengan tingkah sang ibu. Dia juga sebenarnya ingin mengamuk, tapi berusaha ditahan. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa, Bu Santi. Saya hanya menyampaikan wasiat almarhum!" Bapak pengacara dengan sabar menjelaskan.Hanya saja, Santi yang kepalang murka bahkan langsung menangis sesenggukan di sini. "Saya susah payah ngelahirin cucu untuk mertua. Kenapa justru orang lain yang akan mendapatkan warisan? Kenapa dunia tidak adil?" Abimana sampai menutup wajahnya menggunakan buku m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 10. Heels Pemberian Camer?

    "Maksudnya, Mas?" tanya Hanifa dengan jantung yang berdebar hebat.Sebenarnya, gadis itu tau apa yang di maksud oleh Respati. Hanya saja, dia berusaha keras untuk menyangkal, walau sejujurnya dia juga sudah merasa sangat nyaman dengan semua ini.Namun, perlu diingat, Hanifa masih menyimpan nama Abimana di hatinya lantaran lelaki itu adalah cinta pertamanya. Melupakan masa lalu bukanlah hal yang gampang. Terlebih lagi, masa lalu menyakitkan yang pernah dia dapat dari mantan suaminya. Ibarat, cinta itu masih ada, walau hanya tersisa secuil di relung hati. Mungkin seiring berjalannya waktu, cinta itu akan menghilang. "Saya cin—"Ting!Respati memejamkan mata sejenak. Sedetik lagi dia bisa mengungkapkan rasa cintanya pada Hanifa, tapi bunyi notif ponselnya menghentikan semuanya. Ia pun menghela napas dan mulai membuka ponsel."Nifa. Saya harus pulang. Ada sesuatu yang harus saya urus. Saya pamit dulu, ya. Jangan lupa dibuka hadiah dari Ibu saya!" pamit Respati. Lelaki itu bahkan menyem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 11. Susah Rujuk karena Terlanjur Talak 3

    "Ma. Mama. Aku pusing, Ma. Ini gimana?" teriak Abimana yang kini sudah memasuki pekarangan rumah kedua orang tuanya.Santi yang mendengar teriakan sang anak pun gegas keluar rumah seraya berkacak pinggang. Sebal sekali rasanya ketika terus menerus direcoki oleh Abimana."Kamu kenapa, sih? Jangan bikin malu, ah! Nggak enak didengar tetangga. Kalau ada masalah yang mau dibicarakan, masuk rumah!" hardik Santi seraya menatap tajam ke arah sang anak.Abimana pun langsung masuk ke dalam rumah dengan wajah kusutnya. Entahlah, akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang menimpa calon duda itu. Hidupnya seolah tak tenang dan semuanya berantakan.Jika bukan karena harta warisan sialan itu, sudah pasti Abimana tak akan seperti ini."Aku capek, Ma!" keluh Abimana yang kini sudah duduk manis di sofa ruang tamu. "Kalau capek, ya, istirahat. Widya mana?" tanya Santi celingukan ketika tak melihat keberadaan calon menantu cantiknya. "Widya marah sama aku karena izin rujuk sama Hanifa. Mau di ajak nik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12

Bab terbaru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 62. Kepergok Mertua Saat Kissing

    "Aduh, menantu Mama kok tambah cantik, sih?" Hanifa dan Respati baru saja pulang langsung di hadang oleh Anisa. Wanita paruh baya itu sangat terkesima dengan penampilan baru sang menantu. Wajahnya semakin cantik dengan warna rambut yang dirubah menjadi sedikit kecoklatan. "Cocok, tidak, Ma?" Bukan Hanifa yang bertanya melainkan Respati. Jika boleh jujur, lelaki itu rasanya semakin tergila-gila dengan kecantikan sang istri yang paripurna. Dia sama sekali tak bisa melirik ke arah wanita lain lantaran istrinya sendiri saja sudah sangat menggoda seperti ini. Berkat bantuan Kusuma, Hanifa benar-benar bisa merawat diri dari ujung rambut hingga ujung kaki semuanya sangat mulus. "Cocok sekali. Pokoknya kalau Nifa mau pergi ke luar, kamu sebagai suami harus ikut. Jangan sampai lelaki di luaran sana kepincut sama kecantikan menantu Mama!"Hanifa tersipu malu. Suami dan mertuanya ini sangat berlebihan dalam memuji dirinya. "Sudah, jangan dipuji lagi, Ma. Nanti aku besar kepala, loh. Ini

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 61. Om Genit!

    Hanifa keluar lebih dulu dan berjalan santai menuju ruang tunggu untuk menunggu kedatangan sang suami yang mungkin sebentar lagi akan sampai. Semerbak aroma harum dari tubuh Hanifa rupanya membuat fokus pria paruh baya yang tak lain adalah Bowo, pun mulai menoleh dan mendapati sosok wanita cantik yang sedang duduk di ujung. Bowo bahkan sampai membasahi bibir bawahnya ketika melihat pemandangan yang begitu sayang untuk di lewatkan. Namun, pria paruh baya itu merasa sangat familiar dengan wajah cantik itu. Seolah tak asing untuk dirinya. "Cantik. Sudah melakukan biaya administrasi?"Hanifa terkejut bukan main dan sontak saja menoleh. Tangannya mengarah pada dirinya sendiri seolah bertanya apakah dia yang sedang di ajak bicara atau bukan?"Iya kamu. Kalau belum, Om bisa bayarkan sekalian Om bayar punya teman Om! Bagaimana?" tawar Bowo dengan tatapan laparnya.Hanifa sampai bergidik ngeri. Dia tak menyangka jika mantan Papa mertuanya punya saudara yang menjijikkan seperti ini. "Om lup

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 60. Calon Istri Ternyata Simpanan Om

    Sesuai janji yang pernah di ucapkan oleh Respati atas usulan Anisa, lelaki itu membawa sang istri ke klinik kecantikan milik Kusuma. Jika dulu Hanifa bekerja di sini, maka sekarang wanita itu akan menikmati segala fasilitas di klinik tanpa menunggu traktiran dari mantan bosnya (Kusuma)"Mau ditunggu atau Mas boleh pergi sebentar?" tanya Respati pada sang istri.Hanifa tersenyum geli. Dia tak akan membiarkan suaminya sibuk menunggu dirinya yang perawatan. Sudah pasti akan memerlukan waktu yang cukup lama. "Kamu pergi saja, Mas, kalau memang ada kerjaan atau urusan apapun. Nanti kalau aku sudah selesai bisa kamu jemput, atau naik taksi juga boleh!" "Jangan naik taksi! Mas akan jemput kamu. Nanti kabari saja, ya, Sayang!" Hanifa mengangguk seraya memejamkan mata ketika Respati memberikan kecupan di kening. Setelahnya, Respati langsung pergi dari klinik tersebut dan membiarkan sang istri melakukan serangkaian perawatan. Hari ini Kusuma tidak datang ke klinik, tapi sudah mengabari pad

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 59. Simpanan Om

    Widya dengan terpaksa mengikuti langkah Abimana yang tengah mendekat ke arah penjual es teh di pinggir jalan. Wanita itu menatap jijik dan merasa tak nyaman."Pak. Es tehnya 1, ya!" ujar Abimana yang dibalas senyuman oleh penjual tersebut. Lelaki itu melirik ke arah Widya yang sudah merengut tak suka. Dia cukup paham jika gaya hidup kekasihnya ini sangat hedon. Bukan hanya dalam segi penampilan, tapi juga dengan makanan yang maunya makanan enak dan mahal. "Ini Mas pesanannya. Mbaknya tidak sekalian minum?" tanya penjual tersebut yang seketika membuat Widya mendelik."Maaf, ya, Pak. Saya anti minum minuman di pinggir jalan kayak gini!" balas Widya dengan angkuh.Untung saja si penjual sama sekali tak merasa tersinggung dan hanya menanggapi dengan senyuman teduh. "Harganya berapa, Pak?" tanya Abimana kalem."Lima ribu, Mas!"Abimana pun mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu yang tadi dia minta dari Widya. "Kembaliannya ambil saja, Pak!""Terima kasih, Mas. Semoga rezeki Mas meli

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 58. Memadu Kasih di Kamar Hotel

    Di tengah kesunyian malam, kedua insan itu masih sibuk dengan kegiatan panasnya. Sang istri hanya bisa mengeluarkan suara merdunya sementara sang suami masih berpacu dan bergerak dengan liar."Mas. Aku capek ...," cicit Hanifa seraya mencengkram kuat bahu sang suami yang masih dengan gagahnya bergerak di atas tubuhnya seolah stamina dari lelaki itu tiada habisnya. "Sebentar, Sayang. Sebentar lagi Mas akan keluar!" bisik sang suami seraya melabuhkan beberapa kecupan hangat di kening dan leher. Hanifa hanya bisa pasrah menuruti segala kemauan sang suami. Wanita itu lelah, bahkan sangat lelah. Ingatkan besok untuk memberikan jeweran panas di telinga sang suami."Mas. Aku mau sampai!" jerit Hanifa yang berakhir terisak hebat. Dia tak kuat menerima serangan demi serangan kenikmatan dari sang suami. "Tahan sebentar. Kita keluar bersama!" tekan Respati membuat Hanifa geleng-geleng kepala.Hanya hitungan detik, mereka kembali mendapatkan pelepasan yang beradu menjadi satu, hingga kegelapan

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 57. Memancing Hasrat Sang Suami

    Di sinilah kedua insan itu berada, di atas kapal layar yang sedang menyusuri sungai Seine. Respati sengaja membawa sang istri ke tempat yang tak kalah romantis ini supaya suasana hati Hanifa kembali membaik setelah tadi mengaku cemburu. Hanifa bahkan sudah melupakan rasa cemburunya tadi dan kini terus tersenyum memandang hamparan sungai tersebut dengan perasaan penuh haru. "Bagaimana perasaannya? Apa masih marah sama Mas?" tanya Respati penasaran dan dibalas gelengan oleh Hanifa. "Aku sayang kamu. Maaf kalau tingkahku tadi sangat kekanakan. Padahal niat kamu baik, Mas!" Hanifa menatap sendu ke arah suaminya yang kini hanya mengenakan kaos hitam saja, lantaran jaket besar lelaki itu sudah menutupi tubuhnya.Respati terkekeh dan tak lupa melabuhkan kecupan manis di pipi sang istri. Setelahnya, mereka duduk dengan posisi sang suami yang sedang mengukung tubuh istrinya dari belakang. "Mas justru suka kalau kamu seperti itu. Itu artinya, kamu cemburu!" bisik lelaki itu yang sejujurnya

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 56. Kissing and Jealous

    Baru saja membuka pintu balkon, keduanya sudah disuguhi dengan pemandangan menara eiffel yang begitu memanjakan mata. Hanifa tersenyum sumringah seraya merentangkan tangan menikmati semilir angin yang berhembus di pagi hari. Respati yang tadinya berada di samping, kini langsung berpindah ke belakang tubuh sang istri. Memeluk wanitanya dengan begitu erat. Sang empu yang mendapat serangan mendadak pun justru memilih untuk menyenderkan tubuhnya di pundak sang suami."Mas. Aku bahagia, terima kasih banyak. Sekalinya ke luar negeri, aku bisa mengunjungi tempat indah seperti ini. Apalagi saat di Maldives lalu. Semuanya sangat indah." Suara Hanifa mendayu membuat Respati tersenyum lebar. "Tidak perlu berterima kasih. Sebisa mungkin Mas akan buat kamu bahagia, Sayang!" bisik lelaki itu seraya memberikan beberapa kecupan di pipi sang istri. Keduanya sama-sama menikmati moment indah lewat balkon hotel yang harga sewanya sangat fantasy. Beberapa saat kemudian, Respati dan Hanifa sudah siap

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 55. Morning Kiss

    Hanifa sudah melupakan semua rasa sesak di dada ketika mengingat semua tentang kedua orang tuanya yang dengan tega membiarkan dia sendirian sejak kecil. Bahkan, wajah keduanya saja sudah wanita itu lupakan sejak lama.Sekarang, waktunya bersenang-senang untuk menikmati bulan madu dengan sang suami. Malam ini pun Hanifa berniat untuk menyenangkan sang suami. Wanita itu sudah berada di dalam kamar mandi dengan membawa satu set lingerie pemberian dari Kusuma. Lingerie kali ini ia pilih warna hitam. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang lumayan putih untuk ukuran orang Indonesia yang kebanyakan berkulit kuning langsat. Mungkin juga karena dia selalu rutin perawatan selama proses perceraiannya dulu sampai sekarang ini. "Dek. Masih lama di dalam kamar? Nanti masuk angin, loh!" Suara Respati menggema seraya tangannya sibuk mengetuk pintu kamar mandi.Lihatlah, hal sekecil ini saja Respati sudah bisa membuat Hanifa tersenyum cerah. Lelaki itu selalu bisa membuat jantung istrinya berdeta

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 54. Bulan Madu (3) Kissing On the Beach

    Hanifa beberapa kali menghela napas ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Sebentar lagi ia dan sang suami akan pergi ke tepi pantai dan outfit yang ia kenakan justru long dress berlengan panjang pilihan Respati. "Kenapa mukanya cemberut begitu, hm? Sudah cantik begini juga!" Respati datang dan langsung merengkuh erat tubuh Hanifa dari belakang. Lelaki itu mengamati penampilan sang istri yang menurutnya sangat cantik. "Masa mau ke pantai pakai kayak gini, Mas? Kayak mau ke kondangan saja pakai long dress!" gerutu Hanifa. Jangan lupakan, bibir wanita itu sudah merengut.Respati menghela napas. Lelaki itu lekas membalikkan tubuh sang istri hingga kini keduanya saling berhadapan. "Lihat Mas!"Hanifa yang merajuk bahkan justru menoleh ke arah samping. Enggan sekali untuk melihat wajah suaminya yang menurutnya sanga menyebalkan. "Sayang, lihat Mas dulu sini!" Respati memegang dagu sang istri hingga wajah cantik itu ia tolehkan dengan amat hati-hati supaya menatap ke arahnya. "Denga

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status