Beranda / Rumah Tangga / Menjadi Cantik Setelah Talak 3 / Bab 6. Pertama Kali Menyentuh Wajah Abimana

Share

Bab 6. Pertama Kali Menyentuh Wajah Abimana

Penulis: NonaRich
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 21:44:00

Hanifa sengaja mengenakan masker supaya tidak dikenali oleh Abimana dan Widya. Gadis itu sekarang ini sedang membantu Kusuma untuk menangani dua pasiennya. 

Sebab, bukan hanya Widya yang akan menjalani perawatan, tapi juga Abimana yang dipaksa oleh si calon untuk menjalani perawatan wajah.

"Mbak, tolong buat wajah saya makin kinclong, ya. Supaya calon istri saya makin kesemsem sama saya!" ujar Abimana yang kini sudah berbaring di tempat ketika Hanifa sedang menutup tirai pembatas antara Abimana dan Widya.

Gadis itu sama sekali tak bersuara dan memilih mengangguk saja. Dia tak ingin Abimana mengenali suaranya.

Entahlah, kebetulan macam apa ini? Niat hati hanya ingin bekerja dengan tentram, tapi dia harus kembali berhadapan dengan Abimana. 

Walau begitu, Hanifa berusaha keras untuk tetap profesional. Bagaimana pun juga, dia sedang bekerja dan harus mengesampingkan masalah pribadi. Toh juga antara dirinya dan Abimana sebentar lagi akan benar-benar berakhir.

"Tangan Mbak lembut, tapi kenapa gemetar begini? Apa grogi punya pasien tampan seperti saya? Maaf, ya, Mbak. Walau Mbak naksir sama saya sekalipun, nggak bakal buat saya beralih ke lain hati. Sudah ada tambatan hati saya yang sebentar lagi jadi istri!" Abimana berkata seraya tersenyum cerah.

Seandainya dia tau jika sekarang ini sedang berhadapan dengan Hanifa. Entahlah, bagaimana reaksi dari lelaki itu.

Hanifa tetap tak mengeluarkan suara dan mulai melakukan serangkaian perawatan di wajah Abimana sesuai dengan instruksi dari Kusuma selaku bosnya.

Sekitar hampir satu jam perawatan, akhirnya selesai juga. Widya sejak tadi sudah merengut tak suka kepada sosok Hanifa.

"Mbaknya jangan kegatalan sama calon suami saya! Untung saja calon saya itu orangnya setia!" sinis Widya. Padahal sejak tadi Hanifa hanya diam seraya menjalankan tugas. Abimana saja yang terlalu cerewet dan suka menggoda Hanifa.

"Saya permisi dulu!" Pada akhirnya, Hanifa lebih memilih untuk mengeluarkan suara ketika tugasnya sudah selesai.

Abimana terpaku di tempat. Sementara Widya yang kepalang dongkol hanya bisa mendengus seraya bersedekap dada. 

"Kayak nggak asing—"

"Mas. Ngapain pegang-pegang dia, sih?" Widya mendelik ke Arah Abimana hingga membuat sang empu langsung melepaskan tangan Hanifa yang barusan dia genggam.

Hanifa lekas pergi dari sana dengan napas menderu hebat. Wanita itu memilih untuk duduk di gazebo samping bangunan klinik. 

Ia menghela napas seraya mencopot masker yang sejak tadi dia kenakan. Hanifa menatap lekat kedua tangannya yang tadi dengan leluasa menyentuh wajah Abimana. Sentuhan pertama yang dia lakukan pada lelaki yang pernah menjadi bagian dari hidupnya dan sayangnya kandas begitu saja.

Hanifa dikagetkan dengan rasa dingin di pipi. Ia menoleh dan mendapati sosok Respati yang sedang tersenyum padanya sembari membawa botol air mineral dingin yang barusan ia tempel di pipi Hanifa. 

"Habis kerja kok malah melamun di sini? Kenapa, hm?" tanya Respati seraya membuka segel botol tersebut untuk Hanifa.

Sang empu menerimanya seraya tersenyum simpul. 

"Ada Mas Abi sama calonnya di dalam. Bahkan, tadi sempat nanganin Mas Abi perawatan." Hanifa menunduk lesu.

Respati menghela napas. Ia menatap lekat ke arah Hanifa yang seperti tak memiliki semangat hidup setelah bertemu dengan Abimana dan selingkuhannya. 

"Kenapa? Masih ada rasa sama dia?" 

Hanifa memberanikan diri untuk menatap Respati. Gadis itu kembali menunduk seraya menghela napas.

"Rasanya mungkin masih ada sedikit, tapi lebih banyak sakitnya, sih, Mas. Nggak papa, kan, kalau aku kayak gini? Bagaimanapun juga, Mas Abi pernah ada di sini!" Hanifa menunjuk ke arah dadanya.

Respati tersenyum teduh. Ia pun memaklumi hal tersebut. Hanya saja, rasanya tak adil bila Hanifa masih menyimpan perasaan cinta setelah apa yang sudah di lakukan oleh Abimana. 

"Iya, tidak masalah. Hanya saja, kamu harus tetap bangkit. Jangan lemah hanya karena Abimana. Buktikan pada lelaki itu bila kamu bisa bahagia setelah berpisah darinya!"

"Eh, Mas Abi. Itu, kan, lelaki yang waktu itu belain si gembrot!" pekik seseorang yang sukses membuat Hanifa menunduk dan gegas kembali mengenakan masker. Ia tau betul siapa pemilik suara itu. Dia adalah Widya, yang katanya calon istri Abimana, si lelaki setia sejagat raya

Widya dengan heboh menarik tangan Abimana guna mendekati sosok Hanifa dan Respati. 

"Aduh, kalau si gembrot tau malaikat penolongnya lagi berduaan dengan Ners klinik kecantikan, mungkin langsung depresi dia. Sudah diceraikan sama Mas Abi. Eh, sekarang ditinggal pacaran sama malaikat penolongnya." Widya terus mengoceh tanpa henti.

Hal ini sukses membuat Hanifa muak. Ingin rasanya menggampar mulut Widya, tapi itu tidak mungkin. Dia tak akan mau mengotori tangannya.

"Si gembrot yang Anda bilang bahkan fisik dan hatinya lebih cantikan dia ketimbang Anda." Abimana menatap dingin sosok Widya.

Widya pura-pura terkejut, tapi langsung tertawa. Wanita itu mengabaikan sosok Abimana yang sejak tadi hanya diam di tempat. 

"Fisiknya lebih cantik dari aku? Yakin? Fisik berjerawat kayak gitu katanya cantik. Mata Mas katarak, ya? Sayang banget, ganteng tapi matanya bermasalah!" hina Widya yang merasa seolah dia ini adalah wanita paling cantik di dunia.

"Widya, ayo pulang. Aku masih ada urusan ini sama Mama!" Abimana yang sedikit malu dengan prilaku wanitanya pun lekas menarik tangan Widya untuk menjauh.

"Ish, Mas Abi. Aku masih belum puas ngatain lelaki sok ganteng itu!" rengek Widya manja.

"Sudah, diam!" bentak Abimana hingga membuat Widya kicep dan tak bersuara lagi. 

Setelah kepergian dua orang tak tau diri itu, Respati pun menuntun Hanifa untuk duduk kembali di gazebo. 

Ia bahkan sampai melepaskan masker yang gadis itu kenakan.

"Kenapa diam saja? Nggak di balas ucapan nyelekit nenek lampir itu?" tanya Respati. Dia sangat tak suka pada wanita yang sombong dan angkuh seperti Widya barusan. 

"Aku balas nanti setelah mengantongi akta cerai. Aku juga masih proses perawatan diri, Mas. Nanti juga akan ada waktunya aku berdiri angkuh di depan mereka, tapi nggak sekarang," balas Hanifa penuh tekad. 

Respati tersenyum bangga seraya menepuk beberapa kali kepala Hanifa. "Saya bangga sama kamu yang sudah berjuang sejauh ini," bisiknya lembut hingga membuat jantung Hanifa berdetak tak karuan.

Di sisi lain, Widya masih terus cemberut lantaran masih kesal dengan tingkah Abimana. Keduanya sekarang ini sudah berada di dalam mobil, bersiap untuk meninggalkan area klinik. 

"Nggak usah cemberut. Sudah dikasih perawatan mahal juga!" semprot Abimana.

"Masih pengen tas mahal, Mas." 

Abimana menggeleng. Bisa tekor dia jika terus menerus mengikuti kemauan si cantik nan aduhai ini. Cantik sih cantik, tapi selalu menguras kantong. Berbeda dengan Hanifa. Astaga, kenapa tiba-tiba Abimana malah memikirkan Hanifa, coba?

Bab terkait

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 7. Jelang Sidang Terakhir

    Abimana membawa Widya pulang ke kediaman orang tuanya. Ini dia lakukan supaya Widya tak banyak menguras uangnya. Bisa tekor dia nanti jika belum menikah saja, Widya sudah banyak maunya. Sudah dikasih perawatan gratis dari ujung rambut hingga kaki, tapi masih saja ingin tas mahal dan barang mewah lainnya. Sayangnya, sepertinya Abimana melupakan sesuatu. Mereka sudah janjian pada seseorang yang akan menghandle segala keperluan pernikahan. Widya dengan seenaknya bahkan memberitahukan orang tersebut supaya segera datang di kediaman calon mertuanya. Alhasil, belum ada setengah jam, rumah Santi sudah kedatangan tamu dan hal tersebut membuat Widya senang bukan kepalang. "Bisa tidak bahasnya nanti saja?" tanya Abimana yang masih belum terima jika uangnya akan kembali melayang."Nanti kapan, sih, Mas? Bentar lagi kita mau nikah loh ini. Tante nggak keberatan, kan?" tanya Widya meminta pendapat kepada Santi.Santi meneguk ludah dengan susah payah. Wanita paruh baya itu melirik ke arah sang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 8. Abimana Meminta Warisannya

    "Memangnya, Mas mau minta apa?" tanya Hanifa terlampau penasaran."Tetap di sisi saya walau tujuan kamu sudah berhasil tercapai. Maksud saya, kamu tetap boleh tinggal di rumah kontrakan dan bekerja di klinik adik saya. Jangan mencari tempat lain, kami sudah nyaman dengan kehadiranmu!"Sebenarnya, bukan ini yang hendak Respati utarakan. Hanya saja, mungkin moment-nya belum tepat. Dia tak mau jika Hanifa mulai menjauh jika sampai tau apa yang sebenarnya Respati rasakan. Dengan kata lain, lelaki itu memiliki perasaan lebih terhadap Hanifa. "Mas. Aku nggak mungkin pergi begitu saja setelah aku sudah bergantung penuh sama Mas. Mungkin nanti kalau semisal Mas Pati sudah berkeluarga, aku bakal pergi. Soalnya nggak enak sama istrinya Mas nanti!""Kenapa harus tidak enak kalau semisal kamu yang menjadi orangnya?" kekeh Respati yang seketika langsung gelagapan sendiri."Maksudnya, Mas?" tanya Hanifa yang masih belum paham ketika diberi kode oleh lelaki gagah pemilik tempat fitness itu.Respati

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 9. Diberi Waktu Untuk Rujuk

    "Dengan berat hati saya mengatakan jika warisan ini lima puluh persen akan jatuh di tangan Mbak Nifa. Lima puluh persennya lagi akan disumbangkan di panti asuhan!""Nggak bisa gitu, Pak! Enak saja main disumbangun ke panti. Apalagi mau dikasih ke si gembrot! Enak saja. Hidup cuma sekali, masa iya harta mertua saya jatuh di tangan orang asing? Nggak bisa gitu! Nggak sudi saya!" Santi langsung mengamuk di tempat.Beberapa orang bahkan sampai merekam aksi wanita paruh baya itu. Sedangkan Abimana sudah malu bukan main dengan tingkah sang ibu. Dia juga sebenarnya ingin mengamuk, tapi berusaha ditahan. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa, Bu Santi. Saya hanya menyampaikan wasiat almarhum!" Bapak pengacara dengan sabar menjelaskan.Hanya saja, Santi yang kepalang murka bahkan langsung menangis sesenggukan di sini. "Saya susah payah ngelahirin cucu untuk mertua. Kenapa justru orang lain yang akan mendapatkan warisan? Kenapa dunia tidak adil?" Abimana sampai menutup wajahnya menggunakan buku m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 10. Heels Pemberian Camer?

    "Maksudnya, Mas?" tanya Hanifa dengan jantung yang berdebar hebat.Sebenarnya, gadis itu tau apa yang di maksud oleh Respati. Hanya saja, dia berusaha keras untuk menyangkal, walau sejujurnya dia juga sudah merasa sangat nyaman dengan semua ini.Namun, perlu diingat, Hanifa masih menyimpan nama Abimana di hatinya lantaran lelaki itu adalah cinta pertamanya. Melupakan masa lalu bukanlah hal yang gampang. Terlebih lagi, masa lalu menyakitkan yang pernah dia dapat dari mantan suaminya. Ibarat, cinta itu masih ada, walau hanya tersisa secuil di relung hati. Mungkin seiring berjalannya waktu, cinta itu akan menghilang. "Saya cin—"Ting!Respati memejamkan mata sejenak. Sedetik lagi dia bisa mengungkapkan rasa cintanya pada Hanifa, tapi bunyi notif ponselnya menghentikan semuanya. Ia pun menghela napas dan mulai membuka ponsel."Nifa. Saya harus pulang. Ada sesuatu yang harus saya urus. Saya pamit dulu, ya. Jangan lupa dibuka hadiah dari Ibu saya!" pamit Respati. Lelaki itu bahkan menyem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 11. Susah Rujuk karena Terlanjur Talak 3

    "Ma. Mama. Aku pusing, Ma. Ini gimana?" teriak Abimana yang kini sudah memasuki pekarangan rumah kedua orang tuanya.Santi yang mendengar teriakan sang anak pun gegas keluar rumah seraya berkacak pinggang. Sebal sekali rasanya ketika terus menerus direcoki oleh Abimana."Kamu kenapa, sih? Jangan bikin malu, ah! Nggak enak didengar tetangga. Kalau ada masalah yang mau dibicarakan, masuk rumah!" hardik Santi seraya menatap tajam ke arah sang anak.Abimana pun langsung masuk ke dalam rumah dengan wajah kusutnya. Entahlah, akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang menimpa calon duda itu. Hidupnya seolah tak tenang dan semuanya berantakan.Jika bukan karena harta warisan sialan itu, sudah pasti Abimana tak akan seperti ini."Aku capek, Ma!" keluh Abimana yang kini sudah duduk manis di sofa ruang tamu. "Kalau capek, ya, istirahat. Widya mana?" tanya Santi celingukan ketika tak melihat keberadaan calon menantu cantiknya. "Widya marah sama aku karena izin rujuk sama Hanifa. Mau di ajak nik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 12. Hari Terakhir Sidang Cerai

    Abimana terpaksa mengeluarkan banyak uang demi membelikan kalung emas seberat 10 gram untuk Widya. Saldo ATM miliknya semakin menipis. Apalagi, bulan ini dia bahkan sudah tak mendapatkan gaji dari kantor lantaran terlalu banyak libur. "Nggak usah cemberut gitu wajahnya. Emas bisa buat investasi, Mas. Kamu baru beli emas 10 gram saja mukanya sudah ngenes. Nanti juga aku bakal minta mahar jauh lebih gede dari ini!" celoteh Widya seraya mengusap lembut kalung yang sudah melingkar di lehernya.Wanita itu bahkan sampai mengikat rambutnya yang semula tergerai. Dia hanya ingin pamer pada Hanifa ketika sudah sampai di kantor pengadilan.Wajah Santi sejak tadi sudah sepet bukan main. Wanita paruh baya itu tentu merasa iri. Dia juga ingin dibelikan kalung oleh anaknya."Abi. Harusnya tadi beli dua. Mama juga mau!" bisik Santi, tapi di abaikan oleh Abimana.Beli satu kalung seberat 10 gram saja sudah membuat kantongnya semakin menipis. Apalagi jika membeli dua? Bisa habis total tabungan Abimana

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 13. Dituduh Operasi Plastik

    Tiga kali ketuk palu menandakan berakhirnya pernikahan antara Hanifa dan Abimana. Wajah semua orang yang ada di sana menunjukkan reaksi berbeda. Ada yang senang dengan hasil akhirnya. Ada pula yang merasa panas dan tak terima. Hanifa menitikkan air mata. Bukan air mata kepedihan, melainkan air mata bahagia lantaran dia sudah sampai di titik ini. Sudah sepenuhnya terlepas dari lelaki toxic seperti Abimana. Wanita itu bangkit dan berjalan mendekat ke arah Respati dan Kusuma yang memang sejak awal sudah menemaninya sejauh ini. "Terima kasih, Mas. Karena Mas dan keluarga, aku bisa sekuat ini," bisik Hanifa yang tak sungkan memeluk Respati di ruang persidangan."Foto dulu dong. Tunjukkan pada dunia kalau kamu sekarang ini janda perawan!" ujar Kusuma membuat pelukan antara saudara lelakinya dan Hanifa pun terlepas.Hanifa bahkan sudah mengantongi akta cerai. Dia sengaja menggandeng mesra lengan kekar Respati dan keduanya tersenyum di depan kamera.Lain halnya dengan Hanifa yang berbahagi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 14. Respati Minta Kiss

    Menyanggupi tantangan dari Santi adalah suatu kebodohan dan hanya buang-buang waktu saja. Maka dari itu, Hanifa tentu saja menolak keras. Percuma juga membuktikan semuanya pada Santi yang bahkan tak memiliki kepentingan dengannya. "Maaf, waktu saya terlalu berharga untuk meladeni orang seperti Anda!" Sarkas Hanifa seraya menatap datar ke arah mantan mertuanya.Santi yang kepalang emosi pun langsung mendorong kasar tubuh Hanifa. Untungnya, Respati dengan sigap menahan tubuh tersebut hingga jatuh ke dalam dekapannya.Jantung mereka berdua berdetak tak karuan. Apalagi ketika posisi mereka yang sangat intim seperti ini. Bahkan, Hanifa mampu merasakan hembusan napas Respati. "Kamu nggak papa?" tanya Respati dengan nada khawatir."Nggak papa, Mas. Aku pengen pulang. Aku muak di sini!" balas Hanifa membuat Respati mengangguk. Keduanya pun mulai melepaskan diri masing-masing. Respati menarik tangan Hanifa supaya mendekat pada Kusuma."Dek, bawa Hanifa ke mobil. Kalian tunggu di sana."Kus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 62. Kepergok Mertua Saat Kissing

    "Aduh, menantu Mama kok tambah cantik, sih?" Hanifa dan Respati baru saja pulang langsung di hadang oleh Anisa. Wanita paruh baya itu sangat terkesima dengan penampilan baru sang menantu. Wajahnya semakin cantik dengan warna rambut yang dirubah menjadi sedikit kecoklatan. "Cocok, tidak, Ma?" Bukan Hanifa yang bertanya melainkan Respati. Jika boleh jujur, lelaki itu rasanya semakin tergila-gila dengan kecantikan sang istri yang paripurna. Dia sama sekali tak bisa melirik ke arah wanita lain lantaran istrinya sendiri saja sudah sangat menggoda seperti ini. Berkat bantuan Kusuma, Hanifa benar-benar bisa merawat diri dari ujung rambut hingga ujung kaki semuanya sangat mulus. "Cocok sekali. Pokoknya kalau Nifa mau pergi ke luar, kamu sebagai suami harus ikut. Jangan sampai lelaki di luaran sana kepincut sama kecantikan menantu Mama!"Hanifa tersipu malu. Suami dan mertuanya ini sangat berlebihan dalam memuji dirinya. "Sudah, jangan dipuji lagi, Ma. Nanti aku besar kepala, loh. Ini

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 61. Om Genit!

    Hanifa keluar lebih dulu dan berjalan santai menuju ruang tunggu untuk menunggu kedatangan sang suami yang mungkin sebentar lagi akan sampai. Semerbak aroma harum dari tubuh Hanifa rupanya membuat fokus pria paruh baya yang tak lain adalah Bowo, pun mulai menoleh dan mendapati sosok wanita cantik yang sedang duduk di ujung. Bowo bahkan sampai membasahi bibir bawahnya ketika melihat pemandangan yang begitu sayang untuk di lewatkan. Namun, pria paruh baya itu merasa sangat familiar dengan wajah cantik itu. Seolah tak asing untuk dirinya. "Cantik. Sudah melakukan biaya administrasi?"Hanifa terkejut bukan main dan sontak saja menoleh. Tangannya mengarah pada dirinya sendiri seolah bertanya apakah dia yang sedang di ajak bicara atau bukan?"Iya kamu. Kalau belum, Om bisa bayarkan sekalian Om bayar punya teman Om! Bagaimana?" tawar Bowo dengan tatapan laparnya.Hanifa sampai bergidik ngeri. Dia tak menyangka jika mantan Papa mertuanya punya saudara yang menjijikkan seperti ini. "Om lup

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 60. Calon Istri Ternyata Simpanan Om

    Sesuai janji yang pernah di ucapkan oleh Respati atas usulan Anisa, lelaki itu membawa sang istri ke klinik kecantikan milik Kusuma. Jika dulu Hanifa bekerja di sini, maka sekarang wanita itu akan menikmati segala fasilitas di klinik tanpa menunggu traktiran dari mantan bosnya (Kusuma)"Mau ditunggu atau Mas boleh pergi sebentar?" tanya Respati pada sang istri.Hanifa tersenyum geli. Dia tak akan membiarkan suaminya sibuk menunggu dirinya yang perawatan. Sudah pasti akan memerlukan waktu yang cukup lama. "Kamu pergi saja, Mas, kalau memang ada kerjaan atau urusan apapun. Nanti kalau aku sudah selesai bisa kamu jemput, atau naik taksi juga boleh!" "Jangan naik taksi! Mas akan jemput kamu. Nanti kabari saja, ya, Sayang!" Hanifa mengangguk seraya memejamkan mata ketika Respati memberikan kecupan di kening. Setelahnya, Respati langsung pergi dari klinik tersebut dan membiarkan sang istri melakukan serangkaian perawatan. Hari ini Kusuma tidak datang ke klinik, tapi sudah mengabari pad

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 59. Simpanan Om

    Widya dengan terpaksa mengikuti langkah Abimana yang tengah mendekat ke arah penjual es teh di pinggir jalan. Wanita itu menatap jijik dan merasa tak nyaman."Pak. Es tehnya 1, ya!" ujar Abimana yang dibalas senyuman oleh penjual tersebut. Lelaki itu melirik ke arah Widya yang sudah merengut tak suka. Dia cukup paham jika gaya hidup kekasihnya ini sangat hedon. Bukan hanya dalam segi penampilan, tapi juga dengan makanan yang maunya makanan enak dan mahal. "Ini Mas pesanannya. Mbaknya tidak sekalian minum?" tanya penjual tersebut yang seketika membuat Widya mendelik."Maaf, ya, Pak. Saya anti minum minuman di pinggir jalan kayak gini!" balas Widya dengan angkuh.Untung saja si penjual sama sekali tak merasa tersinggung dan hanya menanggapi dengan senyuman teduh. "Harganya berapa, Pak?" tanya Abimana kalem."Lima ribu, Mas!"Abimana pun mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu yang tadi dia minta dari Widya. "Kembaliannya ambil saja, Pak!""Terima kasih, Mas. Semoga rezeki Mas meli

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 58. Memadu Kasih di Kamar Hotel

    Di tengah kesunyian malam, kedua insan itu masih sibuk dengan kegiatan panasnya. Sang istri hanya bisa mengeluarkan suara merdunya sementara sang suami masih berpacu dan bergerak dengan liar."Mas. Aku capek ...," cicit Hanifa seraya mencengkram kuat bahu sang suami yang masih dengan gagahnya bergerak di atas tubuhnya seolah stamina dari lelaki itu tiada habisnya. "Sebentar, Sayang. Sebentar lagi Mas akan keluar!" bisik sang suami seraya melabuhkan beberapa kecupan hangat di kening dan leher. Hanifa hanya bisa pasrah menuruti segala kemauan sang suami. Wanita itu lelah, bahkan sangat lelah. Ingatkan besok untuk memberikan jeweran panas di telinga sang suami."Mas. Aku mau sampai!" jerit Hanifa yang berakhir terisak hebat. Dia tak kuat menerima serangan demi serangan kenikmatan dari sang suami. "Tahan sebentar. Kita keluar bersama!" tekan Respati membuat Hanifa geleng-geleng kepala.Hanya hitungan detik, mereka kembali mendapatkan pelepasan yang beradu menjadi satu, hingga kegelapan

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 57. Memancing Hasrat Sang Suami

    Di sinilah kedua insan itu berada, di atas kapal layar yang sedang menyusuri sungai Seine. Respati sengaja membawa sang istri ke tempat yang tak kalah romantis ini supaya suasana hati Hanifa kembali membaik setelah tadi mengaku cemburu. Hanifa bahkan sudah melupakan rasa cemburunya tadi dan kini terus tersenyum memandang hamparan sungai tersebut dengan perasaan penuh haru. "Bagaimana perasaannya? Apa masih marah sama Mas?" tanya Respati penasaran dan dibalas gelengan oleh Hanifa. "Aku sayang kamu. Maaf kalau tingkahku tadi sangat kekanakan. Padahal niat kamu baik, Mas!" Hanifa menatap sendu ke arah suaminya yang kini hanya mengenakan kaos hitam saja, lantaran jaket besar lelaki itu sudah menutupi tubuhnya.Respati terkekeh dan tak lupa melabuhkan kecupan manis di pipi sang istri. Setelahnya, mereka duduk dengan posisi sang suami yang sedang mengukung tubuh istrinya dari belakang. "Mas justru suka kalau kamu seperti itu. Itu artinya, kamu cemburu!" bisik lelaki itu yang sejujurnya

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 56. Kissing and Jealous

    Baru saja membuka pintu balkon, keduanya sudah disuguhi dengan pemandangan menara eiffel yang begitu memanjakan mata. Hanifa tersenyum sumringah seraya merentangkan tangan menikmati semilir angin yang berhembus di pagi hari. Respati yang tadinya berada di samping, kini langsung berpindah ke belakang tubuh sang istri. Memeluk wanitanya dengan begitu erat. Sang empu yang mendapat serangan mendadak pun justru memilih untuk menyenderkan tubuhnya di pundak sang suami."Mas. Aku bahagia, terima kasih banyak. Sekalinya ke luar negeri, aku bisa mengunjungi tempat indah seperti ini. Apalagi saat di Maldives lalu. Semuanya sangat indah." Suara Hanifa mendayu membuat Respati tersenyum lebar. "Tidak perlu berterima kasih. Sebisa mungkin Mas akan buat kamu bahagia, Sayang!" bisik lelaki itu seraya memberikan beberapa kecupan di pipi sang istri. Keduanya sama-sama menikmati moment indah lewat balkon hotel yang harga sewanya sangat fantasy. Beberapa saat kemudian, Respati dan Hanifa sudah siap

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 55. Morning Kiss

    Hanifa sudah melupakan semua rasa sesak di dada ketika mengingat semua tentang kedua orang tuanya yang dengan tega membiarkan dia sendirian sejak kecil. Bahkan, wajah keduanya saja sudah wanita itu lupakan sejak lama.Sekarang, waktunya bersenang-senang untuk menikmati bulan madu dengan sang suami. Malam ini pun Hanifa berniat untuk menyenangkan sang suami. Wanita itu sudah berada di dalam kamar mandi dengan membawa satu set lingerie pemberian dari Kusuma. Lingerie kali ini ia pilih warna hitam. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang lumayan putih untuk ukuran orang Indonesia yang kebanyakan berkulit kuning langsat. Mungkin juga karena dia selalu rutin perawatan selama proses perceraiannya dulu sampai sekarang ini. "Dek. Masih lama di dalam kamar? Nanti masuk angin, loh!" Suara Respati menggema seraya tangannya sibuk mengetuk pintu kamar mandi.Lihatlah, hal sekecil ini saja Respati sudah bisa membuat Hanifa tersenyum cerah. Lelaki itu selalu bisa membuat jantung istrinya berdeta

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 54. Bulan Madu (3) Kissing On the Beach

    Hanifa beberapa kali menghela napas ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Sebentar lagi ia dan sang suami akan pergi ke tepi pantai dan outfit yang ia kenakan justru long dress berlengan panjang pilihan Respati. "Kenapa mukanya cemberut begitu, hm? Sudah cantik begini juga!" Respati datang dan langsung merengkuh erat tubuh Hanifa dari belakang. Lelaki itu mengamati penampilan sang istri yang menurutnya sangat cantik. "Masa mau ke pantai pakai kayak gini, Mas? Kayak mau ke kondangan saja pakai long dress!" gerutu Hanifa. Jangan lupakan, bibir wanita itu sudah merengut.Respati menghela napas. Lelaki itu lekas membalikkan tubuh sang istri hingga kini keduanya saling berhadapan. "Lihat Mas!"Hanifa yang merajuk bahkan justru menoleh ke arah samping. Enggan sekali untuk melihat wajah suaminya yang menurutnya sanga menyebalkan. "Sayang, lihat Mas dulu sini!" Respati memegang dagu sang istri hingga wajah cantik itu ia tolehkan dengan amat hati-hati supaya menatap ke arahnya. "Denga

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status