Share

Part 55. Kesaksian Sinta

Aku mengernyitkan dahi. Demi menuntaskan rasa penasaran aku segera keluar, Harry mengkor di belakangku. Kepalaku dipenuhi tanya ketika melihat siapa yang datang menemuiku.

"Sinta!" ucapku dengan kening mengerut.

Sinta membalikkan badannya saat mendengar suaraku. Bik Sarmi—ibunya Sinta pun melakukan hal yang sama.

"Maaf, Kak, pagi-pagi aku udah datang ke sini," ucap Sinta sendu. Dahinya masih terdapat bekas luka yang belum sembuh, setelah kecelakaan dua minggu yang lalu.

"Gak papa kok, Sin." Aku berusaha seramah mungkin, meski sakit itu masih membekas. Tak mungkin aku bersikap tak baik sedangkan Sinta datang bersama ibunya.

"Ada perlu apa, ya?" tanyaku masih dengan mimik tak mengerti.

"Makasih banyak, Na, udah mau nganterin Sinta ke rumah sakit tempo hari." Bik Sarmi yang berdiri di hadapanku bicara. Kulihat Sinta hanya terdiam dengan menunduk dalam.

"Masuk dulu aja, Bik. Biar lebih enak ngobrolnya." Tawarku. Aku membuka pintu lebih lebar untuk memudahkan mereka masuk. Bik Sarmi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status