Share

Bab 19

“Aku tidak butuh surat apapun dari lelaki bajingan seperti Adiwilaga!”

Emosi Pak Ibrahim tak kunjung mereda. Semakin menjadi-jadi bagai deburan ombak yang sedang pasang. Kemarahan dan kekecewaan pada Papanya yang tumbuh sejak kecil membuatnya tak mau mendengar apapun cerita tentang sosok pria bernama Adiwilaga. Pak Ibrahim sangat muak.

"Tuan, jangan begitu. Seburuk apapun perbuatan yang telah dilakukan Papa, ada darahnya yang mengalir dalam tubuhmu, Tuan Ibrahim!”

Pak Ibrahim berdecak, memalingkan muka. Napasnya memburu karena emosi telah menguasai diri. Ibu Sinta mengelus bahu suaminya agar tetap tenang.

“Kalian tunggu sebentar, aku akan mengambil surat itu dulu.”

Tergesa-gesa Abimanyu masuk ke dalam rumah, meninggalkan Pak Ibrahim dan istrinya. Kesempatan itu dimanfaatkan Pak Ibrahim untuk pergi. Dia benar-benar tidak mau berurusan dengan Bapak atau masa lalunya.

Masuk ke dalam rumah, Abimanyu langsung ke ruang kerjanya. Mengambil surat berisi lima lembar kertas yang ditulis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status