“Menduplikat hanya sebagai alasan saja, Aku ingin mengetahui penyebab sebenarnya kenapa Mama bisa meninggal. Dia pelukis favoritku.” Ayah Clara memasang wajah curiga. “Keluarga Adi Atmaja mengatakan bahwa dia tiba-tiba terserang penyakit jantung, Tapi saat aku bertemu dengannya dia masih baik-baik saja!” Tanbah Ayah Clara. “Kamu selalu ingin mencari tahu penyebab kematiannya? Jadi, kamu bukan menyuruh aku pergi ke keluarga Sian untuk mencari gambar, tapi mencari petunjuk?” Punggung teraa dinggin. “Sudah dibilang hanya kebetulan saja, dasar!” Ayah menghela nafas panjang. Caffe. “Hari ini aku pergi melihat Ayah, sekaligus menanyakan suatu hal padanya.” Ucap Clara ambari menikmati hidangan di depanya. “?” Sean terdiam penuh pertanyaan. “Sebelumnya bukan kamu penasaran kenapa dia berbohong padaku mengenai duplikasi lukisan kan?Katanya.. dia ingin mengetahui penyebab kematian mamamu.” Clara meletakan sendok di diatas meja. “Kamu juga curiga terhadap kematian namamu, beberapa tahu
“Kalau begitu kita pergi periksa saja.” Jawab Sean.Clara menganggukan kepala.Setelah menunggu lama ahirnya pemijat dan ahli obat tradisional datang.“Ini adalah Tuan Abdul tukang pijat tradisional dan obat herbal.” Bibi memperkenalkan diri.“Paman Abdul ini adalah anak dan menantu dari Nyonya, tolong anda periksa.” Bibi mempersilahkan.“Aduh anak muda, sungguh tidak menghargai badan sendiri.” Paman abdul memeriksa denyut nadi Clara, yang terbaring di kasur.“Tidak Paman Abdul, apa sangat parah?” Sean khawatir.“Apa pernah mengalami pilek parah?” Tanya paman abdul sembari berfikir.“Aku jatuh kedalam sungai…” Ucap Clara dalam hati dengan wajah panik.“Hati dan ginjalnya lemah, terlalu lelah, harus istirahat dengan baik.” Paman abdul menerangkan.“Terima kasih Paman.” Jawab Sean.“Nanti aku akan membuat resepku meminta istrimu rajin untuk meminumnya.” Jawab paman abdul.“Kata Mamamu kamu tidak suka bercanda aku mah Tapi aku lihat tidak seperti itu!” Tambah Paman abdul dengan terseny
Rumh Ayah Clara, Clara duduk antai bersama Ayahnya di ruang tamu."Anaku ahirnya akan membuka pameran lukisan." Ucap Ayah melihat karcis masuk pameran yang di berikan Clara."Tunggu kamu terkenal.. aku akan menjual lukisanmu dan pergi keliling dunia!" Tambah Ayah dengan bangga."Ayha terlalu percaya diri kepadaku." Clara menundukan kepala dengan tersenyum pesimis."Tentu saja , kamu kan anaku. jika dia bisa melihat hari ini pasti daia akan senang." Ayah menoleh ke arah Clara dengan ternsenyum senang."Ayah, dokter yang mmeriksa Mama Sean berkata, anaknya saat itu sepertinya sudag tidak bisa di pertahankan lagi, apa kamu benar melihatku lahir?" Clara menoleh ke arah Ayah."Saat aku sampau dirumah sakit..." Ayah berfikir sejenak."Kamy sampai di rumah sakit? bukankah ayah mengantarkanya kerumah sakit?" Clara terkejut."Iya aku yang mengantarkanya ke rumah sakit, karena harus bayar uang rawt inap ,lali aou pergi mencari ATM bank untuk mengambil uang." Ayah Clara bercerita panjang lebar.
"Berani melakukanya maka berani mengakuinya, kamu sendiri salah, jangan berkata tutur kata orang yang bermasalah." Jawab Ayah Clara."Aku hanya ingin menayakan padamu, apa kamu tahu bahwa mereka sedang pacaran?" Ayah Sean masih menahan amarahnya."Aku tahu, aku tidak setuju!" Teriak Ayah Clara sembari memalingkan wajahnya."......" Sean dan Clara hanya terdiam tanpa kata sembarin menoleh kanan kiri melihat Ayah mereka yang bertengkar."Aku masih ada teman disisni, kalian pelan - pelan nikmati kunjungan kalian sja." Ayah Sean berbalik meninggalkan Ayah Clara yang maih kesal."Barang macam apa kamu ini, ini adalah pameran lukisan anaku, kamu jangan menganggap dirimu sebagai tuan rumah, selalu saja begitu!!!" Ayah Clara dengan kesal berteriak sembari mnegajungkan jari tengah ( tanda menghina)."Apa ini kecemburuan saingan cinta yang saling bertemu?" Ucap Sean dan Clara dalam hati.Keesokan harinya."Bos, Tuan besar ada yang ingin didiskusikan pada anda , segra turunlah." Vino menyusul Se
“Kenapa jalanmu tidak bersuara! apa kamu ingin mngjutkanku." Teriak Mama tiri sean dengan marah kepada pelayan.“Tadi saya sudah memanggil nyonya beberapa kali, Nyonya tiak menghiraukanku.” Pelayan menundukan kepala dengan sopan.“Bagaimana apakah kamu sudah memeriksa, apa yang sedang di lakukan Clara saat ini?” Tanya Mama tiri Sean.“Nona Clara saat ini sedang menggambar di kamar besar, di mana Tuan Muda melarang siapapun memasuki ruangan.“Bukankah itu kamar melukis, Mama Ratna, Sebelum meninggal? Sebenarny apa yang akan Sean lakukan?” Tanya Mama tiri Sean di dalam hati.“Haaaaaaaaaa…hantu!!!!” Mama Tiri Sean berteriak sembari menunjuk wanita di kejauhan mengunkan baju berlumuran warna merah.Villa Sean.“Nak, Apa Mama boleh memberishkan kamar itu. Aku merasa itu sedikit berdebu.” Tanya Mama tiri Sean, yang melihat Sean di depan pintu kamar Mama kandunya.“Tidak perlu, jika dirumah merasan searam, jangan samapai ada orang yang mendekatinya.” Sean menjawab dengan muka datar.“Baik,
"Anak kembar itu bukan Mamaku yang melahirkanya kan?" Tanya Sean."Bukan, saat adiku menikah, dia melahirkan anak kembar perempuan, dan di tolak oleh keluarga lainya." Ucap Laki - laki paruh baya sembari menundukan kepalanya."Ibuku tidak berdaya, juga tidak ingin Mamamu sedih kehilangan anaknya, ahirnya hanya bisa memberikan anak itu kepada Mamamu." Tamabahnya."....." Clarab terdiam tanpa kata."Oke, terimakasih kamu sudah memberitahuku kenyataannya." Sean merangkuln bahu Clara untuk menguatkanya.Didalam mobil yang melaju."Apa kamu mau pergi bertemu dengam orang tua kandungmu?" Sean memegsng tangan Clara dengan lembut."Sejujurnya, beberapa tahun inin yang menjagaku adalah Ayah,aku sudah menganggapnya sebagai saudara,sekarang atiba - tiba mengetahui indentitas diri sendiri rasanya tidak terbiasa." Clara berusaha tersenyum menceritakan suasana hatinya."Cuaca bagus hari ini, aku menjakmu ke gunung untuk membuat seketsa bagaimana? kebetulan aku ada perlu. makan siang kita kerrstor
"Heheh, Saat itu aku sudah memeriksanya, adalah keuangan dari arsistektur." Clara dengan bangga menceritakan investigasinya."Apa kamu curiga, bahwa uang ini ada hubunganya dengan EL dan Cleo?" Tanya Sean."Setelah dipikir - pikir, aku selalu merasa bahwa Mama tirimu tidak dapat menggunakan begitu bahyak uang, dia mengguankan yayasan untuk menransfer uang satu per satu, dan itu pasgti diberikan kepada Cleo." Clara mengangguk - angukan keplanya."Menurutmu buat apa dia mengambil uang sebanyak ini?" Sean spontan berdiri."Menurutku jika bukan judi, makan menghirup narkoba." Clara menerka - nerka dengan wajah berfikir."Ini adalah petunjuk, jangan khawatir, Cleo, aku akan menbiarkan dia membayar apa yang sudah dia lakukan." Sean tersenyum jahat.Villa Atmaja, Kamer Cleo."Tok..tok...tok." Sean mengetuk kamar Cleo."Siapa?" Cleo dengan marah membukakan pintu."Hali Tuan muda kedua, manajer memberimu anggur merah." Seam membawakan anggur merah di tanganya."Bruk..." Sean mendorong Cleo de
"Kamu sungguh santai, dirumah sudah berantakan seperti ini?" Ucap Ayah Sean dengan marah."Rumah berantakan, apa kamu yang melakukanya? jika bukan kamu yang melakukanya, apa hubungannya dengan dirimu?" Sahut Clara sembari menengok ke arah Sean."..." Ayah Clara terdiam tanpa kata."Adi Atmaja, apa kamu tidak ingin menaktrirku minum teh?" Sahut Ayah Clara dari bekalang."Tempatnya sederhana terserah kamu mau apa tidak?" Tambah Ayah Clara.Tempat santai."Alexi, masalah sudah lewat begitu lama, teman - teman lama satu persatu sudah tidak ada, kita berbaikanlah." Ucap Ayah Sean membuka percakpan, melihat Ayah CLara menuangkan segelas teh di depanya."Boleh, beritahu diriku bagaimana Clara bisa mati." Ayah Clara meletakan teko di tanganya."....., Mamanya Sean, Ratna dia bunuh diri." Jawab Ayah Sean diam sejenak."..." Clara bersama Sean terdiam di kejauhan,mendengar jawaban Ayah Sean."Katamu Mamaku bunuh diri? kenapa bisa bunuh diri? dari awal kenapa tidak mnegatakanya, apa yang di semb