"Berani melakukanya maka berani mengakuinya, kamu sendiri salah, jangan berkata tutur kata orang yang bermasalah." Jawab Ayah Clara."Aku hanya ingin menayakan padamu, apa kamu tahu bahwa mereka sedang pacaran?" Ayah Sean masih menahan amarahnya."Aku tahu, aku tidak setuju!" Teriak Ayah Clara sembari memalingkan wajahnya."......" Sean dan Clara hanya terdiam tanpa kata sembarin menoleh kanan kiri melihat Ayah mereka yang bertengkar."Aku masih ada teman disisni, kalian pelan - pelan nikmati kunjungan kalian sja." Ayah Sean berbalik meninggalkan Ayah Clara yang maih kesal."Barang macam apa kamu ini, ini adalah pameran lukisan anaku, kamu jangan menganggap dirimu sebagai tuan rumah, selalu saja begitu!!!" Ayah Clara dengan kesal berteriak sembari mnegajungkan jari tengah ( tanda menghina)."Apa ini kecemburuan saingan cinta yang saling bertemu?" Ucap Sean dan Clara dalam hati.Keesokan harinya."Bos, Tuan besar ada yang ingin didiskusikan pada anda , segra turunlah." Vino menyusul Se
“Kenapa jalanmu tidak bersuara! apa kamu ingin mngjutkanku." Teriak Mama tiri sean dengan marah kepada pelayan.“Tadi saya sudah memanggil nyonya beberapa kali, Nyonya tiak menghiraukanku.” Pelayan menundukan kepala dengan sopan.“Bagaimana apakah kamu sudah memeriksa, apa yang sedang di lakukan Clara saat ini?” Tanya Mama tiri Sean.“Nona Clara saat ini sedang menggambar di kamar besar, di mana Tuan Muda melarang siapapun memasuki ruangan.“Bukankah itu kamar melukis, Mama Ratna, Sebelum meninggal? Sebenarny apa yang akan Sean lakukan?” Tanya Mama tiri Sean di dalam hati.“Haaaaaaaaaa…hantu!!!!” Mama Tiri Sean berteriak sembari menunjuk wanita di kejauhan mengunkan baju berlumuran warna merah.Villa Sean.“Nak, Apa Mama boleh memberishkan kamar itu. Aku merasa itu sedikit berdebu.” Tanya Mama tiri Sean, yang melihat Sean di depan pintu kamar Mama kandunya.“Tidak perlu, jika dirumah merasan searam, jangan samapai ada orang yang mendekatinya.” Sean menjawab dengan muka datar.“Baik,
"Anak kembar itu bukan Mamaku yang melahirkanya kan?" Tanya Sean."Bukan, saat adiku menikah, dia melahirkan anak kembar perempuan, dan di tolak oleh keluarga lainya." Ucap Laki - laki paruh baya sembari menundukan kepalanya."Ibuku tidak berdaya, juga tidak ingin Mamamu sedih kehilangan anaknya, ahirnya hanya bisa memberikan anak itu kepada Mamamu." Tamabahnya."....." Clarab terdiam tanpa kata."Oke, terimakasih kamu sudah memberitahuku kenyataannya." Sean merangkuln bahu Clara untuk menguatkanya.Didalam mobil yang melaju."Apa kamu mau pergi bertemu dengam orang tua kandungmu?" Sean memegsng tangan Clara dengan lembut."Sejujurnya, beberapa tahun inin yang menjagaku adalah Ayah,aku sudah menganggapnya sebagai saudara,sekarang atiba - tiba mengetahui indentitas diri sendiri rasanya tidak terbiasa." Clara berusaha tersenyum menceritakan suasana hatinya."Cuaca bagus hari ini, aku menjakmu ke gunung untuk membuat seketsa bagaimana? kebetulan aku ada perlu. makan siang kita kerrstor
"Heheh, Saat itu aku sudah memeriksanya, adalah keuangan dari arsistektur." Clara dengan bangga menceritakan investigasinya."Apa kamu curiga, bahwa uang ini ada hubunganya dengan EL dan Cleo?" Tanya Sean."Setelah dipikir - pikir, aku selalu merasa bahwa Mama tirimu tidak dapat menggunakan begitu bahyak uang, dia mengguankan yayasan untuk menransfer uang satu per satu, dan itu pasgti diberikan kepada Cleo." Clara mengangguk - angukan keplanya."Menurutmu buat apa dia mengambil uang sebanyak ini?" Sean spontan berdiri."Menurutku jika bukan judi, makan menghirup narkoba." Clara menerka - nerka dengan wajah berfikir."Ini adalah petunjuk, jangan khawatir, Cleo, aku akan menbiarkan dia membayar apa yang sudah dia lakukan." Sean tersenyum jahat.Villa Atmaja, Kamer Cleo."Tok..tok...tok." Sean mengetuk kamar Cleo."Siapa?" Cleo dengan marah membukakan pintu."Hali Tuan muda kedua, manajer memberimu anggur merah." Seam membawakan anggur merah di tanganya."Bruk..." Sean mendorong Cleo de
"Kamu sungguh santai, dirumah sudah berantakan seperti ini?" Ucap Ayah Sean dengan marah."Rumah berantakan, apa kamu yang melakukanya? jika bukan kamu yang melakukanya, apa hubungannya dengan dirimu?" Sahut Clara sembari menengok ke arah Sean."..." Ayah Clara terdiam tanpa kata."Adi Atmaja, apa kamu tidak ingin menaktrirku minum teh?" Sahut Ayah Clara dari bekalang."Tempatnya sederhana terserah kamu mau apa tidak?" Tambah Ayah Clara.Tempat santai."Alexi, masalah sudah lewat begitu lama, teman - teman lama satu persatu sudah tidak ada, kita berbaikanlah." Ucap Ayah Sean membuka percakpan, melihat Ayah CLara menuangkan segelas teh di depanya."Boleh, beritahu diriku bagaimana Clara bisa mati." Ayah Clara meletakan teko di tanganya."....., Mamanya Sean, Ratna dia bunuh diri." Jawab Ayah Sean diam sejenak."..." Clara bersama Sean terdiam di kejauhan,mendengar jawaban Ayah Sean."Katamu Mamaku bunuh diri? kenapa bisa bunuh diri? dari awal kenapa tidak mnegatakanya, apa yang di semb
"Beritahu kepada mereka bahwa aku tidak sempat untuk pergi." Ucap Clara."Baik." Resepsionis menjawab masih dengan ekspresi tercengang."Bukankan Guru Clara dan juga Dion adalah muridn seperguruan? apakah hubungan mereka tida baik." Ucap resepsionis dalam hati."Adik sepertguruan , kiya dari sekolah yang sama, ini adalah pameran yang sangat penting bagiku, kamu tidak datang, apakah masih membenciku?" Dari belakang Dion mendekati Clara."Buat apa kamu kesini?" Clara menjawab dengan nada ketus."Akun keissni khusus untuk mengundangmu ke pameran, tak kusangkan tadi sudah mendengar penolakanmu." Jawab Dion dengan nada menyindir,"Kamu sudah mendengarnya, masih tidak mau pergi?" Clara menoleh dengan ekspesi menghina."Adik seperguruan, aku rasa kamu tidak perlu begitu untuk menarik perhatianku, hubungan di antra kita..." Dion menjawab dengan nada lembut menampilkan senyum terbaiknya."Tunggu! berhenti!" Clara dengan sigap menutup mulut Dion dengan tanganya."Kamu bilang apa? aku begitu te
"Stop...Selaian kaeyawan, dilarang masukdari belakang panggung!" Satpam memberhentikan langkahnya yang terus mengejar wanita yang mirip denganya."Apakah itu kamu?" Tanya Clara dalam hati.Kamar, Clara duduk di atas tempat tidur." Istriku, bagaimana dengan dramanya?" Tanya Sean berjalan menuju Clara."Iya, lumayan." Clara mernjawab dengan nada tidak semangat.Sean duduk disamping Clara." Hari ini sepertinya aku melihat kakaku." Clara membua cerita dengan semnagat."Kapan?" Sean terkejut."Di teater , meskipun tidak terlalu jelas, tapi aku yakin pasti dia!" Clara bercerita dengan semangat."Itu mungkin karyawan teater, atau orang yang datang untuk menonton, jika kamu ingin mencarinya, seharusnya tidak sulit..." Tanya Sean."Tidak, aku tidak ingin mencarinya." Clara menggelengkan kepalanya."Saat da melarikan diri dari pernikahan, tidak ada kabar sama sekali , pasti dia sudah merencanakanya dengan sangat baiak, sekarang sudah sesuai apa yang diimpikan , aku tidak ingin menggangunya."
"Ayah!" Sapa Clara sembaeri menoleh kerah belakang."Ayah, ini adlaah manajerku kak April.." Clara memperkenalkan manajernya."..." Manajernya senyum dengan ramah."Deg..." Ayah Clara tersipu malu, jantung berdetag dengan sangat kencang."Apakah Ayah sedang jatuh cinta?" Tanya Sean dalam hati melihat Ekspresi mertuanya."Ayah, jangan melamun!" Senggol Clata."Ahh." Ayah kembali tersadar."Halo, apa kabar? aku adalah Ayah Clara..." Ayah mengajukan jabatan tangan."Salam, Clara begitu imut, ternyata Ayahnya seoarang paman tampan." April membalas jabat tangan Ayah Clara."Lihat Ayah." Sean memberi kode Clara."Aaa!" Clara terkejut."Ayahku... suka dengan kak April." Ucap Clara dalam hati."Siapa yang bertanggung jawab disini? siapa yang mengizinkan kalian membuka pameran? apa kalian sekelompk orang yang mematuhi hukum!" Teriak pemuda beserta ajudanya mausk dengan berteriak."Ada apa?" Tanya Sean."Kita telah melaporkan kegiatan kita kepada persatuan museum seni, jadi kegiatan kita tida