"Anak kembar itu bukan Mamaku yang melahirkanya kan?" Tanya Sean."Bukan, saat adiku menikah, dia melahirkan anak kembar perempuan, dan di tolak oleh keluarga lainya." Ucap Laki - laki paruh baya sembari menundukan kepalanya."Ibuku tidak berdaya, juga tidak ingin Mamamu sedih kehilangan anaknya, ahirnya hanya bisa memberikan anak itu kepada Mamamu." Tamabahnya."....." Clarab terdiam tanpa kata."Oke, terimakasih kamu sudah memberitahuku kenyataannya." Sean merangkuln bahu Clara untuk menguatkanya.Didalam mobil yang melaju."Apa kamu mau pergi bertemu dengam orang tua kandungmu?" Sean memegsng tangan Clara dengan lembut."Sejujurnya, beberapa tahun inin yang menjagaku adalah Ayah,aku sudah menganggapnya sebagai saudara,sekarang atiba - tiba mengetahui indentitas diri sendiri rasanya tidak terbiasa." Clara berusaha tersenyum menceritakan suasana hatinya."Cuaca bagus hari ini, aku menjakmu ke gunung untuk membuat seketsa bagaimana? kebetulan aku ada perlu. makan siang kita kerrstor
"Heheh, Saat itu aku sudah memeriksanya, adalah keuangan dari arsistektur." Clara dengan bangga menceritakan investigasinya."Apa kamu curiga, bahwa uang ini ada hubunganya dengan EL dan Cleo?" Tanya Sean."Setelah dipikir - pikir, aku selalu merasa bahwa Mama tirimu tidak dapat menggunakan begitu bahyak uang, dia mengguankan yayasan untuk menransfer uang satu per satu, dan itu pasgti diberikan kepada Cleo." Clara mengangguk - angukan keplanya."Menurutmu buat apa dia mengambil uang sebanyak ini?" Sean spontan berdiri."Menurutku jika bukan judi, makan menghirup narkoba." Clara menerka - nerka dengan wajah berfikir."Ini adalah petunjuk, jangan khawatir, Cleo, aku akan menbiarkan dia membayar apa yang sudah dia lakukan." Sean tersenyum jahat.Villa Atmaja, Kamer Cleo."Tok..tok...tok." Sean mengetuk kamar Cleo."Siapa?" Cleo dengan marah membukakan pintu."Hali Tuan muda kedua, manajer memberimu anggur merah." Seam membawakan anggur merah di tanganya."Bruk..." Sean mendorong Cleo de
"Kamu sungguh santai, dirumah sudah berantakan seperti ini?" Ucap Ayah Sean dengan marah."Rumah berantakan, apa kamu yang melakukanya? jika bukan kamu yang melakukanya, apa hubungannya dengan dirimu?" Sahut Clara sembari menengok ke arah Sean."..." Ayah Clara terdiam tanpa kata."Adi Atmaja, apa kamu tidak ingin menaktrirku minum teh?" Sahut Ayah Clara dari bekalang."Tempatnya sederhana terserah kamu mau apa tidak?" Tambah Ayah Clara.Tempat santai."Alexi, masalah sudah lewat begitu lama, teman - teman lama satu persatu sudah tidak ada, kita berbaikanlah." Ucap Ayah Sean membuka percakpan, melihat Ayah CLara menuangkan segelas teh di depanya."Boleh, beritahu diriku bagaimana Clara bisa mati." Ayah Clara meletakan teko di tanganya."....., Mamanya Sean, Ratna dia bunuh diri." Jawab Ayah Sean diam sejenak."..." Clara bersama Sean terdiam di kejauhan,mendengar jawaban Ayah Sean."Katamu Mamaku bunuh diri? kenapa bisa bunuh diri? dari awal kenapa tidak mnegatakanya, apa yang di semb
"Beritahu kepada mereka bahwa aku tidak sempat untuk pergi." Ucap Clara."Baik." Resepsionis menjawab masih dengan ekspresi tercengang."Bukankan Guru Clara dan juga Dion adalah muridn seperguruan? apakah hubungan mereka tida baik." Ucap resepsionis dalam hati."Adik sepertguruan , kiya dari sekolah yang sama, ini adalah pameran yang sangat penting bagiku, kamu tidak datang, apakah masih membenciku?" Dari belakang Dion mendekati Clara."Buat apa kamu kesini?" Clara menjawab dengan nada ketus."Akun keissni khusus untuk mengundangmu ke pameran, tak kusangkan tadi sudah mendengar penolakanmu." Jawab Dion dengan nada menyindir,"Kamu sudah mendengarnya, masih tidak mau pergi?" Clara menoleh dengan ekspesi menghina."Adik seperguruan, aku rasa kamu tidak perlu begitu untuk menarik perhatianku, hubungan di antra kita..." Dion menjawab dengan nada lembut menampilkan senyum terbaiknya."Tunggu! berhenti!" Clara dengan sigap menutup mulut Dion dengan tanganya."Kamu bilang apa? aku begitu te
"Stop...Selaian kaeyawan, dilarang masukdari belakang panggung!" Satpam memberhentikan langkahnya yang terus mengejar wanita yang mirip denganya."Apakah itu kamu?" Tanya Clara dalam hati.Kamar, Clara duduk di atas tempat tidur." Istriku, bagaimana dengan dramanya?" Tanya Sean berjalan menuju Clara."Iya, lumayan." Clara mernjawab dengan nada tidak semangat.Sean duduk disamping Clara." Hari ini sepertinya aku melihat kakaku." Clara membua cerita dengan semnagat."Kapan?" Sean terkejut."Di teater , meskipun tidak terlalu jelas, tapi aku yakin pasti dia!" Clara bercerita dengan semangat."Itu mungkin karyawan teater, atau orang yang datang untuk menonton, jika kamu ingin mencarinya, seharusnya tidak sulit..." Tanya Sean."Tidak, aku tidak ingin mencarinya." Clara menggelengkan kepalanya."Saat da melarikan diri dari pernikahan, tidak ada kabar sama sekali , pasti dia sudah merencanakanya dengan sangat baiak, sekarang sudah sesuai apa yang diimpikan , aku tidak ingin menggangunya."
"Ayah!" Sapa Clara sembaeri menoleh kerah belakang."Ayah, ini adlaah manajerku kak April.." Clara memperkenalkan manajernya."..." Manajernya senyum dengan ramah."Deg..." Ayah Clara tersipu malu, jantung berdetag dengan sangat kencang."Apakah Ayah sedang jatuh cinta?" Tanya Sean dalam hati melihat Ekspresi mertuanya."Ayah, jangan melamun!" Senggol Clata."Ahh." Ayah kembali tersadar."Halo, apa kabar? aku adalah Ayah Clara..." Ayah mengajukan jabatan tangan."Salam, Clara begitu imut, ternyata Ayahnya seoarang paman tampan." April membalas jabat tangan Ayah Clara."Lihat Ayah." Sean memberi kode Clara."Aaa!" Clara terkejut."Ayahku... suka dengan kak April." Ucap Clara dalam hati."Siapa yang bertanggung jawab disini? siapa yang mengizinkan kalian membuka pameran? apa kalian sekelompk orang yang mematuhi hukum!" Teriak pemuda beserta ajudanya mausk dengan berteriak."Ada apa?" Tanya Sean."Kita telah melaporkan kegiatan kita kepada persatuan museum seni, jadi kegiatan kita tida
"Aku selalu merasa, Mama tiri Sean memeiliki niat bururk." Ucap Clara dalam hati sembari berfikir sejenak. Pameran. " Tes..tes..tes." Suara air yang menetes dari sisa pemadam kebakaran tadi malam. "untuk kamu menyuruh orang untuk menurunkan blukisanya, kalau tidak semuanya pasti akan sudah basah kuyup dengan jumlah air yang sangat besar." Ucap April. "Pagi hari ada orang yang membuat masalah, malam hari terjadi kebakaran, bukankah kedua hal ini terlalu jelas untuk mnejadi sebuah kebetulan?' Tanya Clra dalam hati sembari memegang air yang berada di dinding. "Belum lagi pameran masih harus terus berlanjut, prioritas utama kita saaat ini adalah menemukan ruangan pameran baru." Ucap Clara menoleh kearah masnajernya. ruang pameran harus dipesan berbulan - bulan sebelumnya dulu, dan mungkin sulit bagi kita untuk menemukan ruang pameran yang sudah jadi sekarang." Tanya April. "Panti Asuhan bagaimana? didalamnya ada sebuah aula yang sangat besar, cukup untuk meletaklan beberapa lukisan
Keesokan hari setelah pertempuran ganas, Clara sudah berada di dalam mobil."Itriku, hari ini kamu uruslah pameran dengan baik, sepulang kerja aku akan menjemputmu." Ucap Sean dari luar mobil."Iya." Jawab Clara singkat.Pameran."Clara, ada orang yang mengirimkan bahan lukisan kemari." April memberi tahu."Bagaiman kabar Zee ahir - ahir ini?" Tanya Clara melihat sahabatnya Celia."Dia ua, meski masih merajuk karena kebebasanya masih terbatas, tapi dokter bilang kalau dua bulan lagi paku baja uang ada di pahanya diambil dan bisa mulai membaik." Jawab Cellia memghela nafas lega, sembari menyerahkan bahan melukis."Itu tidak begitu buruk, rumah kami sudah selesai di pasang perabotan, saat pindah nanti kalian..." Jawab Clara belum menyeleaikan ucapn ya."Dion disana." Cellia menunjuk bekang Clara."Apa kamu mengundanhya kemari." Tambah CLara."Tidak dundang." Clara malas menjawab."Adik seperrguruan , ku denga pameranmu terlah terjasi masalahdan pindah kemari, kalau kamu bilang kepadau,