Beranda / Romansa / Menikahi Calon Kakak Ipar / 45. Permintaan Terakhir Lanie

Share

45. Permintaan Terakhir Lanie

last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-06 18:34:27

“Alhamdulillah, pasien sudah melewati masa kritisnya, tetapi harus tetap dikontrol, usahakan pasien tidak boleh mendengarkan hal-hal yang bisa membuatnya terkejut karena itu bisa berakibat fatal.”

“Baik Dok, tetapi apakah Mbak Lanie sudah bisa pulang?” tanyanya lagi.

“Sekitar dua atau tiga hari lagi, mengingat pasien baru saja sadar dari komanya, dan kami akan memantau terus perkembangan pasien.”

“Jika laporan medisnya menunjukkan baik, kalian bisa membawanya pulang segera,” jelas Dokter itu tersenyum.

“Terima kasih Dok!”

“Sama-sama, hal ini juga berkat atas diri Mbak Lanie sendiri yang mau berusaha dalam dirinya dan tidak lupa mukjizat dari Allah SWT karena masih ingin Mbak Lanie hidup.”

“Baiklah saya tinggal dulu, dan saya juga mengucapkan selamat atas pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga samawa sakinah mawadah dan Warohmah.”

“Terima kasih, Dok,” sahut Tari tersenyum kecut.

Fajar yang tidak lepas memandang Tari yang begitu cantik dalam balutan hijab.

Wajahnya tidak bisa disem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   46. Kematian Lanie

    Lanie terus-menerus memohon kepada Fajar agar selalu menjaga dan mencintai Tari dengan sepuh hati.Pria tampan itu juga merasa serba salah, padahal rencana mereka setelah selesai acara ini, mereka akan membuat surat perjanjian.“Duh, bagaimana ini, nggak mungkin aku beritahu kalau kami hanya sebentar dalam pernikahan ini, tetapi Lanie memintanya dengan tulus dan penuh harapan kepadaku?”“Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya dalam hati.“Mas?”“Baiklah Lan, saya akan berusaha untuk bisa mencintai Tari, tetapi kamu harus tahu juga kalau cinta tidak bisa dipaksakan.”“Jika ternyata kami tidak cocok satu sama lain, kami tidak bisa bertahan hanya untuk kamu Lanie, itu akan membuat baik Tari dan saya lebih menderita, kamu paham kan?”“Iya Mas, tetapi aku yakin kalian bisa melewatinya dengan baik dan penuh cinta, aku sangat yakin kepada kalian,” sahutnya tersenyum.“Oke!”“Selamat menempuh hidup baru, Mas Fajar, semoga kalian langgeng selamanya sampai maut yang bisa memisahkan kalian!”Un

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   47. Godaan Kecupan Pertama

    Sampai dipakiran ternyata Tari baru menyadari kalau dia sangat dekat dengan Fajar dan melihat tangan kekar pria itu ada dibahunya.Sesaat Tari pun menyukainya saat di rangkul tetapi dia juga gengsi untuk mengatakannya duluan.“Ya Allah apakah benar yang dikatakan Mbak Lanie , kalau pria yang sudah bergelar suamiku ini adalah jodoh yang terbaik untuk Tari?”“Dari tampang sih nggak diragukan lagi gantengnya kebangetan, tetapi apakah dia juga punya rasa dengan Tari?”“Ehmm ... aku rasa tidak.”“Dia kan mati rasa dengan namanya cinta.”“Cinta sudah membuat hatinya membeku seperti es.”“Apakah dia juga mulai mencintaiku atau tidak ya?” “Apakah perlu diuji?”“Ah, aku kenapa, gengsi dong!”Tari mendongkak melihat wajah yang tampan itu, seketika dia pun merasa ada yang menggelitik hatinya dan tersenyum.“Hey ... Kamu kenapa kok senyum?”“Baru tahu ya kalau suamimu ini sangat tampan nan rupawan?” tanyanya dengan bangga.“Nggak tuh biasa saja, bukannya kamu yang terpesona melihatku yang cantik

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   48. Acara Tahlilan

    Tari merasa jengkel, dia pun langsung tidak menghiraukan Fajar yang masuk ke kamarnya.Fajar menghela napas panjang, hidupnya sekarang berubah setelah menikahi Tari. Ada perasaan marah, kesal dan kasihan.Fajar lalu membuka pakaiannya dan bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.Sebelumnya dia ingin mengambil handuk di dalam lemari berwarna merah muda itu. Dengan malas dia berjalan kearah itu dan langsung membukanya.Dan benar apa yang dikatakan eh Bu Nia kalau sebagian pakaiannya sudah berpindah tempat ke lemari merah muda itu.Setelah mengambil handuk dia pun ke kamar mandi. Sungguh dibuatnya terkejut kembali karena kamar mandi itu sangat wangi, bersih dan rapi walaupun lagi-lagi semuanya bernuansa merah muda.“Waw, gila nih cewek, walaupun gayanya macho, tetapi kamar mandi ini sangat bersih, tidak ada noda debu sedikit pun,” ucapnya sambil menempelkan jarinya untuk melihat ada debu atau tidak di tempat wastafel keramik itu.Fajar pun segera mengguyurkan tubuhnya dengan pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   49. Ingin Pulang Ke Rumah

    Tari memutar bola mata dengan malas, lalu dia beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.“Okelah kalau begitu akan kubuat kamu mencintaiku, Tari!” ucapnya dalam hati dan tersenyum.Pria tinggi lalu mengambil pakaiannya dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor.Dia pun tidak ingin berlama-lama di kamar itu, karena baginya waktu adalah uang selain itu tidak mau terlalu lama untuk tidak masuk ke kantor dan juga dia sudah sangat rindu dengan kamarnya sendiri.Di rumah Tari tepatnya di kamar mereka, Fajar begitu tersiksa selain harus tidur di sofa dan tidak bisa bebas.Fajar lalu mengambil ponselnya dan menghubungi langsung asistennya yang bernama Udin.Udin { Ya, Bos ada apa?}Fajar {Sore kita pulang ke rumah}Udin {Rumah yang mana Bos, bukannya ini kita sudah di rumahnya Bos?}Fajar { Kamu itu hampir sama sudah dengan Mami bawelnya keterlaluan, turuti saja apa yang saya bilang, paham?}Udin { I -iya Bos, maaf, terus apa yang harus saya lakukan, Bos?

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   50. Permintaan Bu Lanie

    “Apa maksudmu?”“Lepaskan .. sakit!” Tari berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menghindar dari pelukan Fajar yang terlalu kuat, membuat kulitnya menjadi merah.“Katakan, katakan siapa ingin kamu goda?” bentak Fajar.“Dengar jika kamu menyakiti, aku tidak akan segan-segan untuk berteriak!”“Sekarang kamu yang harus dengarkan perkataan saya, Tari!”“Saya tidak mau masalah ini terulang lagi, kamu kan bisa mengunci pintu kamar ini, atau kamu memang sengaja melakukan semua ini, agar saya mulai menyukai kamu, benarkan?” “Satu hal yang perlu kamu ingat Tari, saya tidak suka dibantah dan kamu harus menjaga kehormatan di mana pun kamu berada!”“Ingat itu!”Fajar lalu beralih ke meja rias tempat ponselnya diletakkan di sana.Dia lalu membuang muka kepada Tari dan pergi begitu saja dengan cara membanting pintu kamar.Sontak membuat Tari terkejut dan tentu saja wanita itu semakin membencinya.“Dasar Panda, dia membuatku lenganku sakit, awas saja nanti!”“Lebih baik aku tidak mau ikut ke rumahn

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   51. Selidik Bu Nia

    “Wanita itu sedang bermain di atas ranjang bersama suami Mami, papahnya Fajar!” Bu Nia dengan suara sedikit gemetar menjelaskan kepada Tari. Seketika Tari pun terkejut bukan main sampai-sapai mulutnya menganga.“A-apa?”“Maksud Mami kalau tunangan Mas Fajar itu selingkuh dengan Papi?” tanyanya memastikan.“Iya, itu yang terjadi saat itu dan kamu tahu jawabannya apa saat Fajar bertanya dengan mereka, mengapa mereka mengkhianati kami?”“Dia bilang kalau Fajar selama menjadi pacarnya tidak mau melakukan hubungan suami istri, sehingga dia mencari kepuasan dengan pria lain.”“Dan Papinya Fajar mengatakan kepada Mami kalau dia sudah bosan dengan Mami, tetapi tidak mau menceraikan Mami, karena dia bilang masih mencintai Mami.”“Wanita itu hanya untuk pelampiasan birahinya saja yang tidak bisa Mami wujudkan.”“Fajar sangat marah dan membuang semuanya, setelah itu Mami berencana menikahkan mereka dan membiarkan mereka berbulan madu secara gratis.”“Setelah kepulangan mereka dari bulan madu, M

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   52. Makanan Kesukaan Fajar

    “Oke, kalau begitu aku keluar dulu ada yang harus aku kerjakan,” ucapnya dan berlalu pergi meninggalkan mereka di kamar Tari.“Sudahlah Sayang, tidak perlu kamu mengingat kejadian yang sudah berlalu, karena bisa merusak hati kamu.”“Sekarang ada Mami, jadi kamu nggak sendirian lagi,” jelas Bu Nia tersenyum.“Baik Mami!”“Oh ya, makanan kesukaan Mas Fajar apa ya Mi?”“Pokoknya dijamin enak, Mami dan Mas Fajar tidak akan kecewa dengan masakan Tari,” pujinya.“Oh ya, baiklah Mami percaya kok.”“Fajar itu sebenarnya sangat menyukai semua masakan rumahan apa saja yang penting bersih dan higienis.”“Dia tidak ada pantangan, bisa di bilang pemakan segalanya, tetapi kalau Mami membuat satu jenis masakan ini dia bisa tambah berkali-kali,” jelasnya kepada Tari dengan tersenyum.“Memang Mas Fajar menyukai masakan apa, Ni?” tanyanya penasaran.“Fajar itu paling suka dengan masakan sambal goreng teri kacang sama tumis kangkung, ditambah sambal tomat., itu saja,” jelasnya kepada Tari.“Apa, maka

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   53. Kedatangan Pengacara

    Seketika wajah Bu Arumi dan Lili sedikit pucat dan malu, kalau sebenarnya Tari sendiri yang membantu Mbok Yem di dapur.“Ada apa Mah, Lila kenapa kalian terkejut seperti itu?”“Biasa aja kali.”“Mamah tahu setelah Mamah dan Papah meninggalkan kami, Tari dan Mbak Lanie selalu bangun pagi sebelum ayam berkokok atau pun azan berkumandang.”“Mamah tahu kenapa?”“Karena kami harus mencari sesuap nasi untuk di makan, Mbak Lanie sudah bekerja keras untuk bekerja di sebuah warung agar bisa memberi makan Tari.”“Sampai-sampai dirinya lupa dengan kata makan, bahkan tangan dan kakinya dibiarkan melepuh dan kasar hanya untuk bisa mendapatkan uang.”“Tari tidak boleh putus sekolah katanya, karena dia sudah mengorbankan pendidikannya hanya untuk Tari.”“Di saat itu Tari bersumpah apa pun yang Mbak Lanie minta sebisa mungkin Tari akan lakukan.”“Perjuangan Mbak Lanie tidak sampai di situ Mah, dia selalu melindungi Tari dari bahaya apa pun, bahkan dia rela nggak makan hanya untuk bisa Tari kenyang.”

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09

Bab terbaru

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   67. Diakhiri Dengan Senyuman ( Tamat)

    “Sabar Sayang semua pasti akan baik-baik saja, aku saya yang menandatangani formulir itu,” ucap Fajar dengan lembut.Tari tidak bisa berkata-kata, lidahnya kelu, suaranya tercekat dan tubuhnya kaku, hanya linangan air mata yang selalu mengalir.Fajar lalu menandatangani formulir persetujuan operasi untuk Ibu Arumi. Dia pun memberitahukan kepada maminya kalau sahabatnya itu mengalami kecelakaan.Namun, Sayang tidak ada tiket yang cepat untuk datang ke Jakarta, sehingga dia harus menundanya sehari lagi. Setelah selesai menandatanginya formulir itu Fajar dan Udin pergi ke kamar jenazah untuk memastikan apakah itu benar Lili atau bukan. Sementara itu Fikri, Tante Zahra dan Farrel menemani Tari yang sedari tadi tidak berhenti menangis di pelukan Tante Zahra.Selang setengah jam berlalu akhirnya Bu Arumi masuk ruang operasi setelah prosedur semuanya sudah lengkap. Semua tampak tegang menunggu di luar kamar operasi. Udin dan Fikri sudah menyelesaikan semua administrasi dan pengurusan

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   66. Pertemuan Tari Dan Tante Zahra

    “Istri saya adalah salah satu anak Pak Handoko yang saya nikahi,” ucap Fajar membuat Bu Zahra terkejut sekaligus bahagia.“Apa maksud kam?”“Mentari Khairunnafiza adalah istri saya Bu.”“Dan di mana Lanie, apakah dia sudah menikah juga?” “Maaf Bu, Lanie sudah meninggal empat bulan yang lalu karena sakit jantung.”“Apa, Innalilahi waiinalihi Raji’un, kok bisa Nak Fajar, apakah mereka tidak tahu ?” tanyanya masih penasaran.“Assalamu’alaikum!” Suara seorang wanita yang lembut berhasil mengalihkan perhatian mereka.Tari terpaku begitu juga dengan Bu Zahra pandangan mereka bertemu, Bu Zahra beranjak dari tempat duduk berdiri, memperhatikan wajah itu yang sangat dia kenal walaupun sudah belasan tahun, terasa bulir-bulir air mata mereka bertemu dan berpelukan.“Tari, ya Allah Sayang akhirnya kita bertemu lagi? Apa kabarmu Nduk, kamu sekarang semakin cantik dan kata Mas ini kamu sudah menikah dengannya?” “Ya Allah, Tante nggak menyangka kalau kamu sudah secantik ini dan suamimu juga sa

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   65. Pencarian Tante Zahra

    “Pesanan Bos minta di belikan roti , katanya tadi pagi nggak sarapan,” ucap Joko sedikit berbisik.“Ya mau bagaimana sarapannya berbeda mana bisa kenyang?” protes Fikri menimpali.“Ah elo, kayak nggak pernah menjadi pengantin baru saja, Bos kan lagi jatuh cinta mungkin kalau Bos lihat batu seperti roti kali ya, atau kalau kita ganti roti itu jadi busa kasihan kalau batu kan keras, hihihi” ledeknya sambil cekikikan diikuti yang lain. Udin berinisiatif mengambilkan piring keluar bersama Joko.“Jo, kamu beli di mana itu roti, mahal nggak sih?” tanya Udin penasaran.Dekat warung sini, tadi sih saya coba satu enak banget dan kata pemilik warung itu, roti yang selalu di titipkan di warungnya selalu laris dan banyak peminatnya dan yang saya dengar dari pemilik warung itu juga kalau ibu yang membuat roti ini bisa menyekolahkan anaknya sampai kuliah loh, Pak Udin,” jelas Joko bersemangat.“Oh ya jadi penasaran, ya sudah ambilkan piring dulu buat Bos, saya juga mau coba seberapa enak itu roti

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   64. Aku Mencintaimu Mas Panda

    “Kan cocok dengan kamu, Mas?” “Lah kenapa Sayang, itu kan panggilan kesayangan, berarti Tari sudah mulai sayang dong sama kamu, iya kan Tari?”“Uhuk ...uhuk ... “Tari tersedak dan Fajar berlari mengambilkan segelas air putih dan memberikannya kepada Tari.“Kamu nggak apa-apa, Sayang?” Bu Nia sangat khawatir.“Nggak apa-apa, Mami hanya batuk saja,” jawabnya pelan.“Ya sudah Mami pergi ke kamar dulu sudah mengantuk, dan kamu Fajar jangan membuat Tari sedih atau menangis, kalau sampai itu terjadi Mami akan menghukummu,” ancam Bu Nia.“Dan kamu Sayang, jika Panda besarmu ini susah diatur dan membuatmu marah dan menangis, kasih tahu Mami ya,” lanjutnya lagi.“Iya Mami.”Bu Nia bergegas pergi ke kamar, dia ingin anak dan menantunya lebih banyak waktu berdua agar saling menumbuhkan saling cinta.Fajar masih saja menatap laptopnya, tanpa melihat Tari kembali.“Mas bisa bantu kan?”“Ya ... tergantung.” “Tergantung apa memang?” “Tergantung pembayarannya.”“Maksudnya?”“Ayolah Sayang, s

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   63. Apakah Aku Mulai Jatuh Cinta

    “Mami, cepat katakan siapa yang sudah membuat Mami seperti ini?”“Udin, Fikri, apa kerja kalian, kenapa Mami menangis?” tanyanya dengan nada tinggi.“Lah kok kita sih Bos, seharian kan kita berdua ikut kerja sama Bos, dan bukannya ini hari Minggu ya Bos, kok rapi banget mau ke mana, Bos? Sedangkan nggak jadwal apa pun hari ini?” celetuk Udin saat melihat Fajar berpakaian tapi dan formal setiap pergi kerja.“Apa hari Minggu ...kenapa nggak bilang dari tadi sih, dan kamu Tari kenapa nggak kasih tahu kalau hari ini hari Minggu?” celetuknya kesal.“Duh Den Fajar segitunya efek tadi malam ya, sampai-sampai lupa sama hari,” goda Mbok Surti ikut tersenyum.Seketika Tari dan Fajar salah tingkah di buatnya, kedua pipi mereka kembali merona dan Bu Nia pun segera memeluk Fajar.Momen kebersamaan yang ditunjukkan oleh ibu dan anak itu membuat Tari merasa iri, dia tidak pernah pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya terlebih dari mamahnya sendiri.Bu Nia menyadari kalau Tari pasti meras

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   62. Penyesalan Yang Bahagia

    Menjelang subuh Tari terbangun, tetapi saat dia ingin pergi ke kamar mandi dia pun merasa kaget karena ada seorang pria di ranjang itu tanpa memakai apa pun. Rasa perih dan pegal di sekujur tubuh membuatnya bingung. Melihat seisi ruangan kamar itu juga berantakan.“Aduh ada apa denganku, kenapa semua tubuhku terasa remuk sekali dan augh ... kenapa perih dan sakit?” “Apa yang terjadi sebenarnya?”Tari menatap wajah itu dengan saksama lebih dekat ...lebih dekat lagi dan ...“Mas Pa—Panda?” “Mas bangun ...cepatan bangun kenapa kamu tidur nggak pakai baju sih?” “Apaan sih, Sayang, Mas masih ngantuk nih tadi malam kamu liar banget sih, seperti singa kelaparan, Mas kewalahan makanya capek banget, bentar lagi ya?” jawabnya pelan tanpa membuka matanya.“Terus apa yang kita lakukan tadi malam ya? Dan kenapa Mas nggak pakai baju?” tanyanya bingung.Mendengar pertanyaan istrinya barusan membuat Fajar semakin ingin memeluknya dan tersenyum bahagia.“Bukan nggak pakai baju lagi Sayang, di baw

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   61. Sengatan Listrik Bersama

    Sesuai rencana semula Bu Nia sudah membeli obat itu. Hari ini Fajar pulang cepat karena di hari Sabtu. Pekerjaannya pun tidak terlalu banyak sehingga dia ingin sekali pulang cepat.Begitu juga dengan Tari yang pulang cepat karena merasa sedikit pusing dan tidak enak badan.Bu Nia yang sudah tahu kebiasaan anaknya untuk minum teh setelah makan malam, dengan racikan tangan Bu Nia, secara diam-diam telah memasukkan obat itu. Mbok Surti yang merupakan asisten rumah tangganya pun ikut andil dalam rencana ini.“Mbok, pokoknya setelah saya pergi selama seminggu ini usahakan Mbok mencampurkan obat ini ke minuman mereka, saya tidak sabar untuk bisa mempunyai cucu dari mereka.”“Bu, tetapi apakah ini tidak berbahaya untuk kesehatan mereka, nanti kalau over dosis bagaimana?” tanya Mbok Surti khawatir.“Kita kan memberikan kepada mereka itu dosis kecil lagian cuma untuk seminggu saja, yang penting mereka sudah menyatu, dan saling terbuka, mereka itu gengsinya aja di gede in , mereka sama-sama

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   60. Terpesona

    “Terus kenapa Mas juga langsung tidur dan tidak membangunkan aku, dan kenapa tangan Mas sudah melingkar di pinggangku tanpa seizin yang punya?” tanya balik Tari tak mau kalah dengan Fajar.“Tetap kamu yang salah pokoknya, sudah nggak usah di bahas.” “Oh ya sudah mau magrib aku mandi duluan atau kamu mau mandi bareng sama suamimu yang tampan ini?” Fajar kembali mengandalkan jurusnya untuk membuat Tari salah tingkah.Dan tepat sasaran wajah Tari kembali memerah seperti tomat, dia tidak menyangka pria yang fi hadapannya ini ternyata tidak sedingin yang dia bayangkan.Dengan wajah melongo dan terdiam, kesempatan Fajar kembali mencium bibir ranum Tari seketika membuat wanita cantik itu terkejut.“Mas ... apaan sih, nyosor melulu dasar mesum akurat,” ucap tari kesal.“Kenapa, salah cium istri sendiri itu lebih pahala ketimbang cium wanita lain, kamu mau aku gandengan dengan wanita lain mungkin Clara misalnya,” ledek Fajar tersenyum.“Dengar ya awas saja kamu mendekati wanita itu, aku bisa

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   59. Tidur Bersama

    Sampai di rumah Fajar, Tari langsung di sambut oleh beberapa pelayan rumah dengan ramah. Mbok Darmi asisten rumah tangga itu pun segera mengantar majikannya menuju kamar Fajar yang ada di lantai dua.“Istrinya Den Fajar cantik banget, kalau aku sih suka yang ini daripada yang menor itu, sudah nggak jelas, pelakor pula.”“Untung saja Den Fajar nggak jadi menikah dengan wanita itu, kau nggak habis kita di makan hidup-hidup sama dia,” ucap salah satu pelayan rumah itu dengan berbisik-bisik.“Benar juga sih, syukur Alhamdulillah deh kalau begitu,” sahut yang lainnya.“Ayo Neng, Mbok tunjukan kamar Den Fajar,” ucapnya sembari tersenyum.“Terima kasih, Mbok,” sahutnya sembari mengikuti Mbok Darmi dan menaiki anak tangga perlahan-lahan, sedangkan Udin membawakan koper Tari dan mengikuti mereka.Tari memasuki ruangan kamar yang begitu luas, dia pun tidak menyangka kamar seorang Fajar Ali Wardana begitu apik , rapi dan bersih.Semua perabotan di dalamnya pun tersusun dengan rapi tanpa ad

DMCA.com Protection Status