Share

97. Pergi Diam-diam Lagi

Penulis: Niniluv
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 06:00:55

Pukul sebelas malam, Sehan terjaga. Dia menoleh, menatap sang istri yang masih terlelap di sampingnya. Sehan tersenyum gemas, lalu mengecup singkat kening perempuan itu. Dia lalu mulai beringsut duduk, dengan berhati-hati tanpa ingin mengusik tidur sang istri.

Dia kemudian memungut bajunya yang berserakan di lantai, lalu memakainya kembali.

Sehan ingat, malam ini dia memang harus pergi ke luar untuk menemui Matt. Dia tak mau menundanya terlalu lama, mengingat Liona sudah tidak sabar ingin semua masalahnya selesai. Sehan juga tak ingin membuat Liona terlalu lama berada dalam penderitaan ini.

Tangan Sehan perlahan terulur, mengusap pucuk kepala sang istri dengan penuh kasih sayang. Dia lalu berbisik lirih, "terimakasih untuk barusan. Aku terpaksa membuatmu tidur lebih dulu agar aku bisa menemui Matt tanpa sepengetahuanmu. Sementara ini, biarkan aku sendiri yang mencari jalan untuk mengeluarkanmu dari penderitaan ini. Maaf Liona."

Sehan kemudian be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   98. Tidak Terpikirkan

    "Gretta memang sudah memintaku untuk segera melenyapkan Liona. Tapi aku juga sudah mengatakan padanya, bahwa aku belum mempunyai ide untuk itu. Gretta juga tak mengatakan padaku, dengan cara seperti apa aku harus melenyapkan Liona. Jadi untuk saat ini, belum ada rencana untuk itu."Sehan sedikit merasa lega mendengar jawaban Matt. Paling tidak sekarang dia bisa fokus untuk memikirkan cara menemui Atharya. "Jika Gretta sudah memerintahkan mu, segera beritahu aku."***Pagi ini Sehan dan Liona dalam perjalanan menuju tempat Atharya dirawat.Kali ini Sehan terpaksa membawa Liona. Dia tak mempunyai alasan lain untuk membuat Liona tetap tinggal di rumah. "Bagaimana cara agar membuat kakek bisa keluar dari kamarnya? Dia pasti takut para penjaga di sana akan melapor ibu, jika kakek tidak mematuhi apa yang dilarang oleh ibu."Sehan mengangguk paham. Dia sudah bisa menebak hal itu sebelumnya. "Aku sudah meminta seseorang untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   99. Hampir

    "Aku tadi seperti melihat orang di sini." Liona memperhatikan sekitarnya. Saat dia nyaris mengikuti sang suami untuk memasuki rumah sang kakek, sekilas dia menatap bayangan hitam yang keluar dari halaman rumah Atharya. Namun saat Liona mengikutinya, dia tak menemukan apa-apa. Kini dia berdiri di tepi jalan, mendadak ponselnya berdering. Sebuah panggilan dari Sehan memenuhi layar ponselnya. Liona yakin, Sehan pasti sedang mencarinya saat ini. Dia kemudian bergegas untuk menjawab panggilan tersebut."Halo Sehan."'Liona kau ada di mana?'Suara Sehan terdengar begitu khawatir. Liona menghela nafas pelan. "Aku masih berada di sekitar rumah kakek. Tidak perlu khawatir, aku akan mendatangimu."Namun belum sempat melangkah, pandangan Liona justru terarah pada sang suami dari kejauhan yang juga tengah menatapnya. Liona mengukir senyum."Aku sudah ada di hadapanmu saat ini, tidak perlu khawatir.""Liona menyi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   100. Sebuah Pertanyaan

    Setelah kejadian barusan, Sehan langsung membawa Liona pulang ke rumah.Niatnya setelah sampai rumah, Sehan ingin langsung ke kamarnya untuk menenangkan diri. Namun dia teringat pada Liona, yang masih penasaran dengan ucapannya tadi. Laki-laki itu menoleh saat langkahnya nyaris sampai depan pintu kamar, dia kembali menatap Liona yang juga sudah ada di belakangnya. "Liona.""Iya," jawab Liona sambil mengukir senyum tipis. Dia berharap jika Sehan masih ingat dengan pertanyaannya tadi, dan segera menjelaskan."Kau makan apa?"Liona berkedip tak paham. "Apa?""Aku akan memasakkan makan siang untukmu. Jadi, kamu mau makan apa?" jawab Sehan berusaha menjelaskan. Dia sengaja berpura-pura melupakan pembicaraannya dengan Liona saat di luar tadi. Sehan tak mau istrinya itu terus mendesaknya untuk menjawab maksud dari ucapannya tadi."Aku ... ingin makan mie kuah saja."Sehan mengangguk paham. "Kalau begitu aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   101. Menunggu Kabar

    Keesokan harinya. Liona masih berada di rumah, duduk di sofa ruang tengah menunggu kabar dari sang suami. Karena kejadian kemarin, Sehan tak mau lagi membawa Liona pergi keluar rumah. Selama Sehan belum menemui Gretta, laki-laki itu meminta Liona untuk tetap berada di rumah. Sesekali Liona menatap layar ponselnya yang sejak tadi terus dia pegang, menunggu jika Sehan akan menelponnya. Suaminya itu masih mencari keberadaan Gretta dengan beberapa orang suruhannya. Tak lama, sebuah panggilan yang sejak tadi dia nantikan akhirnya memenuhi layar ponsel yang dia genggam. Dengan segera Liona langsung menjawabnya. "Halo Sehan, bagaimana?" tanya Liona penasaran. Dari ponsel itu dia mendengar, Sehan tengah menghela nafas berat.'Aku baru saja ke rumahnya, Aoura mengatakan bahwa Gretta sejak kemarin tidak pulang. Mungkin karena kejadian kemarin, Gretta takut aku mencarinya.'Liona mengangguk paham. Dia lalu kembali bertanya, "b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   102. Kenyataan Yang Kejam

    Perlahan mata Darwin terbuka saat mendengar suara yang tak begitu asing bertanya padanya. Dia lalu menoleh dan mendapati putri sulungnya sudah berdiri tak terlalu jauh dari sana. Darwin menghela nafas kasar. "Kenapa kau ke sini lagi? Kau ingin menuduh istriku lagi sebagai penjahat?"Liona mulai menghampiri Darwin dengan langkah pelan. Dia masih tak menyangka jika Darwin masih sebenci ini padanya."Ayah pasti masih meminum suplemen yang diberikan ibu, itu sebabnya kondisi ayah semakin memburuk." Liona tersenyum kosong. Dia menatap Darwin dengan sorot kasihan. "Kenapa ayah tidak mencoba berhenti meminum obat itu? Siapa tau kondisi ayah semakin baik.""Jika kau ke sini hanya untuk menuduh istriku, pergilah saja! Jangan muncul lagi di hadapanku."Liona menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Dia berusaha menguatkan hatinya agar tak terluka karena ucapan Darwin barusan."Ayah, apa ayah tau bahwa ibu saat ini memim

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   103. Tidak Mungkin

    'Bunda ...'Kepala Liona mendadak pusing. Suaranya saat masih kecil kini mendadak terngiang di telinganya. Dia memanggil bundanya?'Bunda kenapa?''Liona ...'Dada Liona sesak. Dia bisa mengingat sebuah suara wanita dengan lembut memanggilnya. Suara itu semakin lemah, namun Liona bisa mendengarnya dengan jelas. "Bunda?"Darwin tersenyum perih saat sang anak menyebut panggilan yang sering dia dengar dua puluh tahun lalu. "Kau selalu memanggil ibumu dengan sebutan bunda. Apa kau ingat?"Liona kembali meluruskan pandangannya pada sang ayah. Dia tak bisa mengingat jelas, hanya sebuah suara yang mendadak terngiang di telinganya. Namun dia tak mau mempercayai apa yang sang ayah katakan barusan. Liona segera menggeleng. "Aku tidak membunuh ibu kandungku sendiri ayah! Aku tidak mungkin membunuh perempuan yang telah melahirkanku!""Teruslah membela dirimu Liona. Kau sama saja dengan dulu, saat semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   104. Bukan Pembunuh

    Dengan langkah cepat, Sehan menyusuri setiap lorong rumah sakit. Hingga sampai di sebuah ruang penanganan sementara, Sehan langsung menyelonong masuk begitu saja. "Sehan -"Sehan tak menghiraukan perempuan berambut sebahu yang memanggilnya. Dia langsung menghampiri istrinya yang terlihat memprihatinkan duduk di brankar pasien. "Apa yang terjadi padamu Liona?"Liona tak menjawab. Pandangannya terus menatap kosong ke depan. Ini mengingatkan Sehan pada saat dia menghampiri Liona di kantor polisi yang hampir terserempet mobil. Sehan juga ingat, Liona pernah seperti ini saat setelah menemui Darwin yang tengah di rawat waktu itu. Dia tau, Liona selalu seperti ini setiap melewati hal yang sangat berat. Hal inilah yang membuat Sehan semakin khawatir dengan perempuan tersebut. "Aku sudah mengatakan padamu, jangan keluar rumah sebelum aku kembali. Kenapa kau selalu melanggar perintahku Liona?"Sehan ingin memarahi Li

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   105. Masih Menjadi Pertanyaan

    Pintu kamar terbuka, Liona sama sekali tak menghiraukan kedatangan sang suami yang tengah membawakan makan malam untuknya ke kamar.Sehan lalu meletakkan nampan berisi makanan dan minuman untuk sang istri ke atas meja, samping tempat tidur. Sehan kemudian duduk di sisi kasur, samping Liona. "Aku sudah membuatkan bubur untukmu, sekarang kamu makan ya?"Liona menggeleng lemah. Dia telah kehilangan nafsu makannya."Liona, aku tidak mau melihatmu sakit. Bukankah kita harus menyelesaikan semua ini? Jika kamu sakit, aku tidak mungkin bisa menyelesaikannya dengan cepat."Liona masih diam. Dia berpikir, apa yang dikatakan Sehan memang tidak salah. Akhirnya dia mengangguk lemah, mau untuk memakan makanan yang telah diantarkan sang suami ke kamar.Sehan tersenyum lega. Kemudian mengambil semangkuk bubur yang berada di atas nampan, lalu menyuapkan satu sendok bubur ke arah Liona. Perempuan itu melahapnya.Di tengah Liona mengunyah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29

Bab terbaru

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   219. Bahagia - End

    Enam tahun kemudian ...Rumah keluarga Wiratama kini tampak ramai. Para tamu undangan mulai berdatangannya, dan banyak anak kecil membawa hadiah.Tepat hari ini, Arsen Wiratama berusia genap lima tahun. Semua orang merayakan ulang tahunya dengan kegembiraan. "Okey, selanjutnya adalah acara potong kue!"Semua anak dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, saat sang MC membacakan urutan acara selanjutnya. "Potong kuenya!""Potong kuenya!"Sorak anak-anak yang ada di sana. Dibantu dengan sang papa dan mamanya, Arsen mulai memotong kue ulang tahun di hadapannya. "Baik, kuenya sudah dipotong. Sekarang, Arsen ingin memberikan suapan pertama kuenya ke siapa ya?" tanya MC membuat semua orang di sana jadi penasaran tak sabar. Arsen menoleh ke kenan dan kirinya sesaat, mulai bingung."Arsen pasti ingin memberikan suapan pertama pada mama kan?" bisik Liona berusaha merayu putra kecilnya te

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   218. Hukuman

    Ke esok harinya, Sehan dan Galen duduk di jok belakang mobil. Sedangkan Dua pria berbadan kekar kekar duduk di jok depan mereka, dan satu pria itu mengemudikan mobil.Di depan mobil mereka, juga ada satu mobil lain yang menunjukan arah sekaligus mendampingi Sehan dan Galen.Setelah cukup lama, mereka telah sampai di sebuah bangunan beton yang tampak kusam. Menuju ke sana memerlukan waktu hampir tiga jam, letakkan memang sangat jauh dari pusat kota.Dua bodyguard yang ada dalam mobil tersebut keluar lebih dulu, lalu berdiri di sisi mobil, dan mengawasi sekitarnya.Sehan tak langsung keluar, dia menoleh ke samping, menatap sang kakak. "Kak Galen tidak mau menemuinya bersamaan langsung denganku?"Galen menggeleng. "Aku akan berbicara dengannya setelah kau selesai. Aku hanya ingin memarahinya karena sudah berani membuat kakiku tidak berfungsi, sedangkan kamu pasti banyak hal yang ingin dibicarakan bukan?"Sehan mengangguk m

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   217. Pernikahan Aoura

    Di sebuah gedung besar, sebuah pesta pernikahan dilaksanakan dengan tema yang begitu sangat sederhana. Tamu undangan hanya terbatas, yaitu para rekan kerja dan sahabat-sahabatnya dari mempelai pria. Reno dan Aoura berdiri berdampingan, bersalaman dan menyambut para tamu dengan ramah.Hingga kedatangan Darwin bersama anak dan mantunya, berhasil mengalihkan perhatian semua orang di sana. Beberapa orang yang dilalui oleh mereka tersenyum menyapa. Tentu karena kebanyakan tamu undangan di sana adalah karyawan Wiratama group, jadi mereka begitu menghormati Darwin dan Liona, terutama Sehan.Melihat tiga orang penting itu berjalan ke arahnya, tangan Aoura mendadak berkeringat dingin. Dia lalu menyenggol lengan Reno di sampingnya, dan berbisik protes. "Kau juga mengundang ayah?""Tentu saja, bagaimana pun dia juga pernah menjadi ayah untukmu. Kita harus menghargainya dengan mengundangnya ke pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura pah

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   216. Membujuk

    Satu Minggu kemudian. Liona dan Sehan sudah berpakaian rapi, bersiap untuk berangkat ke acara pernikahan Aoura dan Reno. "Sudah siap?" tanya Sehan memastikan saat sang istri baru saja keluar dari kamar. Liona tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu, kita berangkat sekarang."Sehan dan Liona berjalan keluar rumah. Saat ini mereka sudah berada di rumah mereka sendiri. Sehan memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dua hari lalu, setelah Sehan berhasil meyakinkan Joana bahwa keadaannya sudah membaik.Mobil yang mereka tumpangi kini mulai melaju, meninggalkan halaman rumah. Tak langsung menuju gedung acara pernikahan, Sehan dan Liona meminta sang suami untuk mengantarkannya lebih dulu ke rumah Darwin. "Bukankah ayah pasti juga diundang oleh Aoura?" tanya Liona penasaran.Sehan menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya. "Entahlah, aku juga tidak tau. Bahkan setelah meninggalkan rumah ayahmu, seperti

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   215. Ingatan Itu sudah lama kembali

    Setelah sampai di depan kamar yang mereka sewa. Sehan menurunkan Liona dari gendongannya. Laki-laki itu kemudian membuka pintu di hadapannya menggunakan key card yang baru saja dia kantongi.Setelan pintu terbuka, Liona masuk lebih dulu ke dalam sana, diikuti Sehan di belakangnya. Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, memperhatikan ruangan tersebut dengan seksama. "Sepertinya tidak ada yang berubah, ini masih sama seperti saat aku datang ke sini pertama kalinya."Sehan menghentikan langkahnya di samping sang istri, dia menatap wajah Liona yang tampak bahagia itu sesaat, sebelum akhirnya ikut memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Sehan memang tidak pernah merubah tampilan ruangan itu. Sejak dulu masih sama, tetap begitu-begitu saja. Namun Sehan tak pernah bosan dengan tampilan yang seperti itu. "Lagi pula, aku jarang ke sini lagi setelah menikah denganmu. Dulu, aku menyewa kamar ini untuk tempat istirahatku, ji

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   214. Reka Adegan

    Setelah pergi dari rumah Reno, Sehan dan Liona kembali melanjutkan perjalanannya. Kini mobil yang Sehan kemudikan telah sampai di depan gedung hotel Wiratama, seperti apa yang Liona minta. Entah, Sehan belum mengerti kenapa istrinya mengajaknya ke sana. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan Liona?" tanya Sehan yang semakin penasaran. Namun Liona masih tak mau menjawabnya, perempuan itu hanya tersenyum saja. Liona kemudian keluar lebih dulu dari mobil, Sehan hanya mengikutinya. Hingga mereka memasuki gedung tersebut, dan Sehan terus mengikuti Liona dari belakang. Perempuan itu berjalan menuju restoran yang ada di lantai dua hotel tersebut. Hingga sampai di salah satu kursi pengunjung yang terletak di dekat jendela kaca gedung tersebut, Liona menarik Sehan dan memaksa laki-laki itu untuk duduk di sana. Sehan yang sejak tadi masih kebingungan, hanya menurut mengikuti apa yang sang istri lakukan padanya. Setelah Sehan duduk di s

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   213. Kado Untuk Ibu Hamil

    Aoura mengarahkan pandangannya pada Sehan sesaat. Tampak terkejut setelah mendengar pertanyaan Sehan barusan. Aoura lalu menatap Reno, meminta penjelasan. Reno paham apa maksud Aoura. Dia menghela nafas pelan sesaat, lalu menjelaskan, "aku sudah mengatakan semuanya pada pak Sehan.""Kenapa kau memberitahu banyak orang?""Pak Sehan adalah orang penting di tempatku bekerja, tidak mungkin aku tidak akan mengundangnya di pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura paham."Jadi, apa kau tidak berniat untuk mengundangku?" tanya Sehan pada Aoura. Perempuan itu hanya diam. Sehan lalu mengimbuhkan, "jika Reno menikah tanpa memberitahu atasan di perusahaannya, maka dia tidak akan mendapatkan hadiah istimewa dari perusahaan."Aoura menatap Sehan dengan sorot berbinar. Tentu saja saat mendengar kata 'hadiah' suasana hatinya seketika berubah senang. "Benarkah? A-aku pasti akan mengundangmu Sehan."Reno menghela nafas pelan.

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   212. Menemui Kembali

    Seperti apa yang Liona katakan tadi malam. Perempuan itu akan mengajak suaminya ke suatu tempat, pagi ini.Namun sebelum menuju tempat yang Liona maksud, perempuan itu meminta Sehan untuk singgah lebih dulu ke rumah Reno. Sehan tau apa maksud tujuan Liona menemui Reno dan Aoura.Hingga sesampainya di sana. Sehan mengetuk pintu sebuah kontrakan sederhana yang dia singgahi bersama sang istri. Tak lama kemudian, seorang laki-laki keluar dari kontrakan tersebut.Laki-laki itu menatap Sehan dan Liona dengan sorot terkejut. "Pak Sehan? Liona?""Pagi Reno. Apa kedatangan kami menganggu waktumu saat ini?"Reno tak langsung menjawab. Dia justru berpikir sejenak, sambil berusaha menebak apa tujuan sepasang suami istri tersebut datang ke tempat tinggalnya. Terakhir Sehan dan Liona datang ke sana, untuk bertemu dengan Aoura. "Pak Sehan datang sepagi ini ke rumah saya, tentu membuat saya cukup terkejut. Tapi kedatangan pak Sehan sa

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   211. Kehidupan Yang Tenang

    Pintu kamar terbuka, Liona yang saat itu sedang menyisir rambut di depan kaca menoleh sesaat.Sehan tersenyum, lalu menutup pintu kamarnya kembali. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam bersama keluarga yang lain, namun setelah selesai Liona langsung ke kamar, sedangkan Sehan masih berbincang dengan Joana dan Galen. "Sudah selesai berbicara dengan nenek dan kak Galen?" tanya Liona memastikan. Sehan mengangguk mengiyakan. Perempuan itu menatap cermin dan melanjutkan menyisir rambutnya. Sehan melangkah menghampiri, lalu memeluk pinggang Liona dari belakang. Sesekali memberikan usapan kecil pada perut buncit sang istri. Membuat Liona seketika menghentikan kegiatannya untuk menyisir rambut. Dia menatap wajah Sehan melalu cermin di hadapannya, senyum bahagia masih terukir di bibir laki-laki itu. Membuat Liona yang menatapnya juga ikut senang."Sepertinya setelah kamu sadar dari koma, kehidupan ini sangat menyenangkan untuk kita berdua.

DMCA.com Protection Status