Di kafe sebelah perusahaan Wiratama, Galen duduk berseberangan meja dengan perempuan berambut sebahu yang dia temui di depan gedung tadi.
Laki-laki itu sengaja mengajak Aoura berbicara berdua di sana, karena perempuan itu telah menyatakan perasaan padanya secara terang-terangan. Hal ini membuat sebuah pemikiran tiba-tiba muncul di otak Galen."Aku tau, kau tidak sungguh-sungguh mempunyai perasaan khusus padaku."Aoura segera menggeleng, dan menatap laki-laki di depannya penuh keyakinan. "Kenapa kau tidak mempercayaiku Galen?""Kita baru pertama bertemu, secepat itukah kau menyimpulkan perasaanmu?"Galen mengukir senyum miris. Dia tau, semenjak kakinya cacat, Galen tak pernah berharap lagi akan ada perempuan yang mencintainya dengan tulus. Walau dia tampan, tapi kebanyakan perempuan yang datang padanya hanya untuk memanfaatkan harta yang dia miliki."Kau dijodohkan dengan Sehan karena kepentingan bisnis antar keluarga. Apa karSatu Minggu kemudian ...Sehan baru saja selesai memasak makanan untuk sang istri tercinta. Liona tersenyum lebar saat melihat Sehan mulai menghidangkan dua piring makanan di atas meja. Tak menunggu lama, Liona langsung mengambil sendok dan melahap makanan di piringnya. Sehan yang tadinya nyaris mencicipi makanan sang istri lebih dulu, seketika mematung. Nyaris tak percaya. "Kau ... memakannya tanpa menunggu aku mencicipi lebih dulu?"Liona yang baru saja tersadar seketika membelalak takjub. "Aku memakannya tanpa menunggumu mencicipi lebih dulu?"Sehan mengangguk. Liona menutup mulutnya karena syok."Sehan, benarkah traumaku sudah hilang?"Sehan mengukir senyum senang. "Aku rasa memang begitu."Liona nyaris saja menangis haru. "Terimakasih Sehan, semua ini berkatmu.""Jangan berterimakasih padaku. Aku rasa, kamu bisa menjadi lebih baik seperti ini juga karena kamu mau berusaha."Liona tak me
Sore itu, Reno baru saja pulang dari tempat kerjanya. Entah kenapa, dia semakin tidak bisa tenang setelah melihat Aoura dan Galen kemarin. Reno tau, Aoura dan Galen tidak pernah dekat sebelumnya.Saat ini dia sengaja datang ke rumah Aoura untuk menemui perempuan itu. Belum sempat mengetuk pintu utama, perempuan yang dia ingin temui kebetulan justru keluar rumah."Reno?""Aoura aku ingin berbicara denganmu," ucap Reno langsung pada intinya. Dia kini menatap perempuan itu dengan sorot serius. "Kemarin aku melihatmu berbicara dengan pak Galen."Mata Aoura membelalak kaget. Dengan segera dia memperhatikan kanan-kirinya untuk memastikan keadaan di sekelilingnya. Aoura kemudian menarik tangan Reno, membawa laki-laki itu sedikit menjauh dari rumahnya. Jika sampai Gretta dan Darwin tau bahwa Aoura mendekati Galen, tentu Aoura langsung mendapatkan amarah."Apa kau mendengar pembicaraanku dengan Galen?" tanya Aoura memastikan.
Suara tepuk tangan menghiasi aula rapat Wiratama group. Beberapa tatapan kagum mengarah pada Sehan, setelah dia berhasil mempresentasikan visi misinya sebagai calon Presdir Wiratama group. Laki-laki itu dengan percaya diri, kembali duduk di kursinya bersampingan dengan sang kakak.Galen mulai panik, melihat para pemegang saham yang tampak menyukai keberadaan Sehan di sana. "Pak Galen, bagaimana pendapat anda? Apa anda juga setuju dengan rencana pak Sehan barusan? Anda sejak tadi tidak memberi tanggapan apapun?" tanya salah satu pemenang saham. Bagaimanapun selama ini Galen lah yang memimpin perusahaan, tentu mereka juga harus menghargai keberadaan Galen. Galen tak langsung menjawab. Dia berpikir sejenak, kalimat apa yang harus dia keluarkan dari mulutnya. Walau dia sangat tidak suka dengan keberadaan sang adik saat ini, namun Galen tetap harus menjaga sikap agar tidak terlihat membenci Sehan di hadapan para pemegang saham."T
Pintu utama terbuka, Liona yang sejak tadi gelisah menunggu kedatangan sang suami mulai bergegas menghampiri. "Sehan."Sehan baru saja memasuki rumah, langkahnya terhenti saat sang istri menyambutnya dengan raut khawatir. Sehan bisa menebak, pasti Liona juga sudah mengetahui berita yang menyebar. "Bagaimana? Aku sangat terkejut setelah melihat berita itu di ponsel, kenapa beritanya menyebar di saat seperti ini?"Tangan Sehan terulur, memegang bahu Liona untuk menenangkan. "Pemungutan suara ini akan diundur sampai aku menemukan siapa yang telah menyebar berita ini.""Benarkah?"Sehan mengangguk, menyakinkan. Tapi walau begitu Liona tetap saja tidak tenang."Kira-kira siapa yang telah melakukan semua ini Sehan? Apa ada orang lain yang mengetahui selain keluarga kita?"Sehan menggeleng tanda tidak tau. Tapi dia bisa menerka siapa dalang dibalik semua itu. "Pasti salah satu keluarga kita." Pandangan Seha
"Sehan."Langkah Sehan dan Liona terhenti saat mereka berpapasan dengan Presdir Wiratama group. "Pagi-pagi sudah datang ke perusahaan, dan kau juga membawa istrimu?" Galen mengukir senyum, berusaha terlihat ramah di depan sepasang suami istri tersebut. "Kenapa tidak memberitahuku lebih dulu? Aku akan membatalkan rencana ku untuk bertemu klien di luar."Sehan tidak tersentuh dengan sambutan hangat dari Galen. Dia justru menatap kakaknya dengan sorot tajam. "Sebenarnya aku tidak ingin bertemu denganmu. Aku datang ke sini untuk menemui salah satu karyawanmu, yang telah berani menyebar berita dan membuat namaku dan Liona menjadi buruk!"Galen tertegun. "Maksudmu ... kau sudah menemukan orang yang menyebar berita kemarin? Aku yakin, pasti kau akan menemukannya dengan cepat. Siapa dia?"Sehan mengukir senyum sinis. Dia sudah muak dengan akting sang kakak. "Berhentilah berpura-pura tidak tau, kau pasti juga terlibat dalam rencana ini.
Sehan menjatuhkan tubuhnya ke sofa setelah baru saja sampai rumah. Dia mengusap wajahnya cukup kasar.Mengingat jawaban Reno tadi, dia semakin kesal. "Tapi aku yakin dia tidak sedang mengarang cerita, pasti ada seseorang yang memintanya untuk menyebarkan berita itu."Melihat suaminya yang tampak frustasi, Liona menghampiri dan duduk di sampingnya. "Kita tidak bisa terus mendesak Reno untuk mengatakan yang sebenarnya, jika ternyata kenyataannya memang seperti itu."Sehan menoleh. Perempuan itu menatapnya dengan sorot sedih, membuat Sehan jadi merasa bersalah. Pasti Liona sangat khawatir melihatnya seperti ini. Laki-laki itu kemudian menggenggam tangan Liona dengan erat. "Maaf aku telah membuatmu khawatir Liona."Liona menunduk. Tidak seharusnya sang suami meminta maaf padanya karena hal ini. "Aku lah yang membuatmu seperti ini Sehan. Maafkan aku."Sehan salah. Seharusnya dia bisa menyelesaikan masalah ini tanp
Sebuah berita baru saja rilis dan langsung menjadi trending topik hangat pagi ini."Reno salah satu karyawan Wiratama group, sekaligus mantan kekasih istri Sehan telah memberikan klarifikasi. Dia mengaku telah menyebarkan berita tentang pernikahan kontrak Sehan dan Liona. Dia tidak tahu, jika perjanjian kontrak antara Sehan dan Liona telah dibatalkan. Dia hanya mengikuti perintah seseorang yang memintanya menyebar berita itu, seseorang itu tak lain adalah Aoura adik Liona sendiri. Reno dan Liona dulu sempat ingin menikah dan berakhir batal karena Reno ketahuan mencintai Aoura. Reno mengaku sampai sekarang dia masih mencintai Aoura, dan rela melakukan apapun untuk Aoura. Ini satu-satunya cara yang bisa dia lakukan untuk membuat Aoura sadar betapa besar cintanya. Dia akhirnya memberikan klarifikasi jujur tentang berita ini karena dia sadar, apapun perjuangannya dia tidak akan diterima oleh Aoura. Reno merasa bersalah karena telah membuat nama Sehan dan Liona buruk demi kepent
Tidak seperti biasanya, hari ini Sehan tidak berniat untuk ke perusahaan pagi-pagi.Dia baru saja selesai mandi, dan langsung keluar dari kamar untuk mencari sang istri. Dia tidak sabar ingin melihat wajah Liona pagi ini, karena dia yakin pasti perempuan itu sudah mengetahui berita terbaru hari ini. Di ruang tengah, Sehan melihat Liona duduk di sofa sambil fokus pada ponsel di tangannya. Dengan langkah pelan tanpa menimbulkan suara, Sehan menghampiri. Lalu mengintip layar ponsel Liona, penasaran apa yang tengah perempuan itu perhatikan.Benar dugaannya, ternyata Liona tengah membaca berita klarifikasi dari Reno. Sehan tersenyum lebar. Dia lalu membungkukkan tubuhnya, mendekatkan bibirnya ke telinga sang istri. Berbisik, "semuanya sudah terungkap kan?"Liona tersentak kaget, dan langsung menoleh, hingga membuatnya nyaris mencium wajah Sehan. Sehan hanya menahan senyum, saat wajah Liona mulai memerah. Pandangan Sehan kini mulai